Eksposisi Kitab Kejadian
oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
KEJADIAN 17:1-27
I) Tuhan menampakkan diri kepada
Abram.
Untuk apa Tuhan
menampakkan diri kepada Abram?
1) Tuhan menampakkan diriNya kepada
Abram untuk menyatakan diriNya sebagai ‘Allah yang mahakuasa’ / EL SHADDAI
(ay 1).
Tujuannya adalah
untuk menguatkan iman Abram, karena sebentar lagi Tuhan akan memberikan janji
yang tidak masuk akal kepada Abram. Memang Tuhan sudah beberapa kali memberikan
janji tersebut, dan dari dulupun janji itu sudah tidak masuk akal. Tetapi
dengan bertambah tuanya Abram dan Sarai, maka janji Tuhan itu makin tidak
masuk akal. Supaya Abram bisa percaya pada janji yang tidak masuk akal itulah
maka Allah menyatakan diri sebagai Allah yang mahakuasa, yang bisa melakukan
apapun yang mustahil / tidak masuk akal.
2) Untuk memberikan perintah kepada
Abram (ay 1b).
Ay 1b:
‘hiduplah di hadapanKu dengan tidak bercela’.
Terjemahan ini
kurang tepat! Perhatikan terjemahan di bawah ini!
NIV/NASB: ‘walk
before Me, and be blameless’ (= berjalanlah di hadapanKu, dan jadilah tidak
bercacat).
Jadi, ada 2 hal yang
diperintahkan kepada Abram:
a) Ia harus selalu berjalan / hidup di
hadapan Allah.
Artinya: ia harus
selalu menyadari kehadiran Allah, dan bahwa Allah selalu memperhatikan dia.
Penerapan:
Kalau kita selalu
hidup di depan Allah, maka kita tidak akan berani melakukan dosa-dosa yang
biasanya kita lakukan. Kita berani berdusta, memfitnah, berzinah dsb, karena
kita ‘hidup di belakang Allah’!
b) Ia harus hidup tidak bercela.
Penerapan:
Saudarapun harus
hidup tidak bercela. Janganlah berbuat dosa dengan sengaja dengan alasan bahwa
di dunia ini kita tidak mungkin hidup menuruti Firman Tuhan sepenuhnya. Ingat
bahwa Firman Tu-han diberikan kepada kita, memang untuk ditaati di dunia,
bukan di bulan atau di surga!
3) Meneguhkan perjanjian (covenant)
yang sudah diberikan dalam Kej 15.
Bahwa perjanjian itu
harus diteguhkan berkali-kali, menunjukkan bahwa Allah tahu betapa lemahnya
iman kita pada janji Tuhan. Karena itu banyaklah berdoa dan membaca Firman
Tuhan supaya saudara bisa lebih percaya pada janji Tuhan.
II) Perjanjian Allah dengan Abram.
A) Ada hal-hal yang sama dengan perjanjian
yang lalu:
1) Tentang keturunan (ay 2,4,5,6).
Allah menjanjikan
bahwa Abram akan mendapatkan seorang anak, keturunan yang sangat banyak, yang
akan menjadi sejumlah besar bangsa.
Ini digenapi secara:
·
jasmani, karena Abram menjadi nenek moyang
dari bangsa-bangsa Israel, Edom, Arab, dan juga dari bangsa-bangsa yang diturunkan
oleh Ketura, istri Abram yang ke 3 (Kej 25:1-6).
·
rohani, karena semua orang kristen adalah
keturunan Abram secara rohani (Ro 4:16-17).
2) Tentang tanah Kanaan (ay 8).
B) Ada hal-hal yang tidak ada dalam
perjanjian yang lalu:
1) Abram akan menurunkan raja-raja
(ay 6b,16b,20b).
2) Abram akan mendapatkan anak dari
Sara (ay 16).
Selama 13 tahun
Abram tertipu dengan anak perjanjian yang palsu, yaitu Ismael. Karena adanya
Ismael, Abram tidak lagi mempunyai keinginan untuk mendapatkan anak dari Sarai.
Ia pasti tidak lagi berdoa untuk hal itu! Tetapi Allah tetap memberikan anak
kepada Abram melalui Sara, dan ini menunjukkan:
·
Kasih Allah kepada Abram.
·
Kesetiaan Allah terhadap janjiNya!
·
Rencana Allah tidak bisa gagal! Dosa dan
kesalahan kita sekalipun tidak bisa menggagalkan Rencana Allah!
3) Saat kelahiran anak (ay 21b).
Dari dulu Allah
hanya menjanjikan anak, tanpa menyatakan kapan anak itu akan lahir, tetapi
sekarang Allah menyatakan hal itu.
4) Nama anak itu, yaitu Ishak
(ay 19,21).
Ishak berarti ‘he
laughs’ (= ia tertawa); ini jelas diambil dari tertawanya Abram dalam
ay 17, bukan dari tertawanya Sara dalam Kej 18:12-15.
5) Perubahan nama.
a) Nama Abram diubah menjadi Abraham
(ay 5).
Abram berarti ‘the
high / exalted father’ (= bapa yang besar / mulia); sedangkan Abraham
berarti ‘the father of many / a multitude’ (= bapa dari banyak orang).
b) Sarai diubah menjadi Sara(h)
(ay 15).
Sarai berarti ‘my
princess’ (= putriku); sedangkan Sara(h) berarti ‘princess’ (=
putri).
6) Tanda perjanjian yaitu sunat
(ay 9-14).
a) Mengapa Allah memilih tanda itu?
Apa manfaatnya?
·
Tanda itu akan terlihat sekitar 5-10x / hari
(pada waktu mereka pergi ke belakang untuk buang air kecil). Jadi, ini adalah
suatu tanda yang sangat effektif untuk mengingatkan mereka bahwa mereka adalah
umat Allah.
·
Setiap kali mereka mau berzinah / kawin dengan
orang kafir, tanda itu akan terlihat dan akan mengingatkan mereka! Perlu
diingat bahwa banyak sekali agama-agama kafir yang mempraktekkan free sex
dalam upacara keagamaan mereka, sehingga tanda itu sekaligus bisa mencegah
mereka untuk mengikuti agama-agama kafir.
b) Tanda itu hanya diberikan kepada laki-laki
saja (ay 10b,12a,14a).
Mengapa?
·
karena tidak menyenangkan kalau dilakukan
terhadap perempuan.
·
ada yang mengatakan: untuk menunjukkan bahwa
semua yang diturunkan oleh laki-laki pasti berdosa, tetapi yang diturunkan dari
perempuan, belum tentu berdosa (Yesus hanya diturunkan dari perempuan, dan Ia
tidak berdosa!).
Tetapi saya tidak
setuju dengan point ini.
·
laki-laki adalah kepala perempuan
(1Kor 11:3) sehingga perempuan dianggap ada di dalam laki-laki. Jadi,
dengan memberi tanda pada laki-laki, maka perempuan dianggap sudah termasuk!
·
perempuan tidak terlalu dianggap / dihargai
pada jaman itu. Yang penting adalah laki-laki.
c) Anak laki-laki harus disunat pada
waktu berumur 8 hari (ay 12a).
·
Hukum ini ada lagi dalam Im 12:2-3. Dan
dalam Im 22:27 dikatakan bahwa seekor binatang baru boleh dipersembahkan
kepada Tuhan setelah berumur 8 hari. Jadi, rupa-rupanya 7 hari setelah
kelahiran, anak maupun binatang tersebut dianggap najis sehingga tidak boleh
disunat / dipersembahkan kepada Tuhan, dan baru pada hari ke 8 anak / binatang
itu boleh disunat / dipersembahkan kepada Tuhan.
·
Hukum ini dijadikan dasar dari baptisan bayi.
Sakramen sunat dalam
Perjanjian Lama digantikan dengan sakramen baptisan dalam Perjanjian Baru
(Kol 2:11-12). Kalau sunat, yang menandakan bahwa seseorang itu menjadi
umat Tuhan (ay 7,10-11,14), dilakukan terhadap bayi (yang jelas belum
beriman), maka jelas bahwa baptisan juga harus dilakukan terhadap anak / bayi!
d) Sunat dikatakan sebagai perjanjian
kekal (ay 13). Lalu mengapa dalam Perjanjian Baru sunat bisa diganti oleh
baptisan?
Jawab:
·
yang kekal bukan tanda sunat itu sendiri,
tetapi arti dari sunat itu, atau perjanjian antara Allah dengan umatNya.
·
sunat adalah TYPE dari baptisan. Karena itu
pada waktu ANTI-TYPEnya (yaitu baptisan) sudah datang, maka TYPEnya harus
disingkirkan!
·
bandingkan hal ini dengan Maz 132:13-14
yang mengatakan bahwa Bait Allah / Yerusalem (= Type dari gereja!) adalah
tempat Allah untuk selama-lamanya!
e) Orang laki-laki yang tidak disunat,
harus dilenyapkan (ay 14).
NIV: ‘will be cut
off from his people’ (= akan dipotong dari umatNya).
Ada yang mengartikan
bahwa sanksi ini berarti:
·
hukuman mati.
·
orang itu harus dikucilkan, dianggap bukan
umat Allah, dan orang itu tidak mendapat bagian dalam perjanjian dengan Allah.
Ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa orang itu akan mendapat kematian
kekal / masuk neraka.
Yang manapun arti
yang benar, yang jelas pengabaian terhadap sakramen sunat ini punya sanksi yang
berat! Bandingkan dengan Kel 4:24 dimana Musa mau dibunuh oleh Tuhan
karena tidak menyunat anaknya!
Penerapan:
Apakah saudara
sering meremehkan sakramen? Misalnya:
¨
dengan tidak membaptiskan anak saudara.
¨
dengan sengaja tidak mau ikut Perjamuan Kudus
tanpa alasan.
¨
dengan ikut Perjamuan Kudus dengan sembarangan
(bdk. 1Kor 11:27-31).
¨
dengan membiarkan anak saudara mengambil roti
/ anggur dalam Perjamuan Kudus sekedar untuk menyenangkan anak itu.
Jangan menganggap
enteng hal-hal seperti ini! Ingatlah bahwa Tuhan memberikan sanksi yang berat
terhadap pengabaian / peremehan sakramen!
III) Tanggapan Abram.
1) Abram percaya pada janji Tuhan /
firman Tuhan.
Hal ini terlihat
dari:
a) Ia sujud kepada Tuhan
(ay 3,17).
Dalam ay 17,
kata ‘tertunduklah’ merupakan terjemahan yang salah, karena kata bahasa Ibrani
yang dipakai persis sama dengan ay 3.
Sujudnya Abram ini
menunjukkan hormat dan sekaligus iman (penerimaan terhadap firman Tuhan).
b) Ia tertawa (ay 17).
Ada orang-orang yang
mengartikan bahwa Abram tertawa karena ia tidak percaya pada janji Tuhan. Lalu
ay 18 ditafsirkan: Abram mengusulkan sesuatu yang lebih masuk akal, yaitu
supaya Ismael diterima oleh Allah sebagai anak perjanjian.
Tetapi ada lebih
banyak penafsir yang mempercayai bahwa penafsiran tersebut adalah penafsiran
yang salah, dan bahwa tertawanya Abram tidak menunjukkan bahwa ia tidak
percaya, tetapi sebaliknya. Dasarnya:
·
Abram tidak ditegur seperti Sara dalam
Kej 18:12-15. Ini membuktikan bahwa sekalipun dua-dua tertawa, tetapi
hati mereka punya sikap yang berbeda terhadap janji Tuhan tersebut.
·
Ay 17 yang mengatakan: ‘Mungkinkah ...’
memang menunjukkan ketidakpercayaan, tetapi ayat ini kurang tepat terjemahannya.
Bandingkan dengan NIV yang menterjemahkan: ‘will a son be born ... will
Sarah bear a child ...’.(= akankah seorang anak laki-laki dilahirkan ... akankah
Sara melahirkan seorang anak ...). Ini bukan perwujudan dari ketidakpercayaan,
tetapi perwujudan dari perasaan sukacita dan surprise (= kejutan)!
·
Kalau ay 18 ditafsirkan sebagai usul
Abram supaya Ismael diterima sebagai anak perjanjian, maka tidak mungkin dalam
ay 20 Tuhan berkata bahwa Ia mendengarkan permintaan Abram tentang
Ismael!
Karena itu, dalam
ay 18 Abram bukannya meminta supaya Ismael dijadikan anak perjanjian! Ia
melihat bahwa dalam pembicaraan itu Tuhan sama sekali tidak menyebut-nyebut
Ismael, dan karena itu ia meminta supaya Tuhan tetap memberkati Ismael,
sekalipun Ismael bukan anak perjanjian. Permintaan Abram ini ditanggapi oleh
Tuhan dengan menegaskan lagi bahwa Ishaklah yang adalah anak perjanjian
(ay 19), dan bahwa Ismael akan diberkati sesuai dengan permintaan Abram
(ay 20).
·
Ro 4:19-21 jelas menunjukkan bahwa Abram
percaya dan bukannya ragu-ragu / bimbang terhadap janji Tuhan, sekalipun janji
Tuhan itu kelihatannya mustahil / tak masuk akal.
·
Yoh 8:56 mengatakan bahwa Abram bersukacita
ketika memandang ke depan kepada Yesus. Ada orang yang menghubungkan sukacita
dalam Yoh 8:56 ini dengan tertawanya Abram dalam Kej 17:17. Ini memang
suatu penafsiran yang memungkinkan, karena adanya anak perjanjian (Ishak),
berarti akan munculnya Mesias!
Kalau penafsiran ini
benar, ini membuktikan bahwa Abram tertawa bukan karena tidak percaya, tetapi
karena sukacita / iman!
2) Abram taat secara total dan
langsung pada Firman Tuhan.
a) Langsung.
Ay 17 Abram
sudah menyebut istrinya Sara, bukan lagi Sarai!
Ay 23 ia
melaksanakan penyunatan pada hari itu juga!
Penerapan:
Dalam hal apa
saudara menunda ketaatan saudara? Dalam hal melayani Tuhan? Dalam memberikan
perpuluhan? Dalam hal mengampuni orang yang bersalah kepada saudara?
Bertobatlah dan taatlah secara langsung! Menunda berarti tidak taat!
b) Total.
·
ia menyunat semua laki-laki tanpa kecuali,
termasuk Ismael (Jadi, Ismael tidak dibuang secara total dari perjanjian Tuhan.
Ia termasuk dalam perjanjian, dan masuk menjadi umat Allah, sampai ia sendiri,
secara sengaja memutuskan dirinya dari perjanjian Allah tersebut).
Tentang hal ini ada
jejaknya dalam sejarah:
*
Bangsa Yahudi (keturunan Ishak) maupun Arab
(keturunan Ismael) sama-sama melakukan sunat karena alasan agama.
*
Orang Arab / Islam disunat pada usia 13 tahun
(bdk. ay 25).
·
ia mengubah namanya dan nama Sarai.
·
·ia memberikan nama Ishak kepada anak Sara itu
(Kej 21:3).
Penutup:
Abraham mendapat janji Tuhan yang tidak masuk
akal, tetapi ia percaya. Ia juga mendapat perintah Allah yang cukup berat,
tetapi ia taat (langsung dan total).
Bagaimana dengan saudara? Maukah saudara
percaya pada setiap janji Tuhan? Maukah saudara taat (langsung dan total) pada
setiap perintah Tuhan?
-AMIN-