Eksposisi Kitab Kejadian
oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
KEJADIAN 23:1-20
I) Kematian Sara.
1) Sara mati
pada usia 127 tahun di Kiryat Arba / Hebron (ay 1-2).
a)
Ia adalah
satu-satunya perempuan dalam Kitab Suci yang disebutkan umurnya pada saat mati.
Ini menunjukkan bahwa ia adalah perempuan yang sangat penting.
b)
Mungkin
pada saat itu Abraham sudah meninggalkan Bersyeba (22:19) dan kembali ke
Hebron, tempat dimana ia dulu sudah pernah tinggal (13:18).
2) Abraham
menangisi Sara (ay 2b).
a) Jangan
menganggap hal ini sebagai dosa.
Ada orang yang menggunakan Fil 4:4 (‘bersukacitalah
senantiasa’) untuk mengatakan bahwa semua kesedihan adalah dosa. Tetapi
bandingkan pandangan ini dengan:
·
Yoh 11:35
yang menunjukkan bahwa Yesus menangis.
·
Ro 12:15b
yang berbunyi: “menangislah
dengan orang yang menangis”.
·
Mat 5:4
yang berbunyi: “Berbahagialah
orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur”.
Semua ini jelas menunjukkan bahwa ada saat-saat tertentu dimana
kita boleh, bahkan harus, bersedih hati.
Calvin bahkan mengatakan bahwa kalau dalam situasi seperti itu
(situasi Abraham, yang kematian istri) seseorang bisa tidak sedih, itu adalah
suatu kebiadaban!
b) Abraham
tetap cinta kepada istrinya pada saat istrinya itu mati!
Dalam Kej 12:4, dikatakan bahwa Abraham berusia 75 tahun,
dan itu berarti Sara berusia 65 tahun. Kalau dihitung dari saat itu saja sampai
pada saat kematian Sara, maka mereka sudah menikah 62 tahun! Padahal jelas
mereka sudah menikah sebelum Kej 12. Jadi mungkin sekali mereka sudah
menikah selama 75 - 100 tahun! Dan Abraham masih tetap mencintai istrinya!
Penerapan:
Apakah saudara tetap mencintai suami / istri saudara? Andaikata
suami / istri saudara meninggal, bagaimana kira-kira sikap saudara? Sedih? Acuh
tak acuh? Atau bahkan bersukacita karena bisa kawin lagi? Ingatlah bahwa ikatan
suami istri adalah ikatan yang paling kuat di antara dua orang manusia, yang
bahkan lebih kuat dan harus lebih diutamakan dari pada ikatan antara orang tua
dan anak (bdk. Kej 2:24
Ef 5:31). Dan Tuhan jelas sekali menghendaki bahwa suami istri itu
saling mencintai. Karena itu, kalau saudara tidak / kurang mencintai suami /
istri saudara, apalagi kalau saudara membencinya, maka itu berarti bahwa
saudara hidup di dalam dosa! Maukah saudara mengakui dosa itu kepada Tuhan dan
memintaNya untuk menolong saudara supaya bisa mengasihi suami / istri saudara
dengan kasih yang semula?
3) Sekalipun
kematian Sara menyebabkan Abraham sedih dan menangis / meratap, tetapi ia bisa
menguasai perasaannya dan ia tidak sedih secara berlarut-larut (ay 3).
Ini berbeda sekali dengan kesedihan Yakub yang berlarut-larut
karena ‘kematian Yusuf’, dimana ia secara sengaja menolak semua penghiburan
(37:33-35).
Penerapan:
Memang ada hal-hal tertentu yang selayaknya membuat saudara
sedih, seperti kematian orang yang saudara cintai, adanya dosa dalam hidup
saudara / orang lain, adanya banyak hal yang tidak baik / penyesatan dalam
gereja, penghancuran gereja dan penganiayaan terhadap orang kristen oleh
orang-orang yang anti kristen, dsb. Tetapi bagaimanapun juga, jangan biarkan
kesedihan itu menguasai saudara secara berlarut-larut! Kesedihan yang
berlarut-larut itu akan melumpuhkan kehidupan rohani maupun jasmani saudara!
Dan ini tidak akan menyenangkan siapapun juga kecuali setan!
II) Abraham membeli gua Makhpela.
A) Pertentangan
antara ay 4-20 ini dengan Kis 7:16.
Dalam bagian ini dikatakan bahwa Abraham membeli gua Makhpela
dari Efron orang Het, sedangkan dalam Kis 7:16 dikatakan bahwa
Abraham membeli kuburan di Sikhem dari anak-anak Hemor! Mengapa 2
bagian ini bertentangan?
Ada 2 kemungkinan cara pengharmonisan:
1) Ay 4-20
dan Kis 7:16 menceritakan 2 peristiwa yang berbeda.
Jadi Abraham pernah 2 x membeli kuburan, yang pertama adalah gua
Makhpela dari Efron orang Het dan yang kedua adalah kuburan di Sikhem dari
anak-anak Hemor.
Keberatan terhadap hal ini: Kej 33:19 menunjukkan bahwa
Yakublah yang melakukan pembelian tanah di Sikhem dari anak-anak Hemor! Kalau
Abraham memang sudah pernah membelinya, mengapa Yakub harus membelinya lagi?
2) Dalam
Kis 7:16 (yang merupakan khotbah / pembelaan Stefanus di hadapan Mahkamah
Agama Yahudi), Stefanus menceritakan sejarah secara salah. Kata ‘Abraham’
seharusnya adalah ‘Yakub’ (bdk. Kej 33:19 Yos 24:32).
Saya lebih condong pada penafsiran ini.
Catatan:
ini tidak berarti bahwa Kitab Sucinya salah! Mengapa bisa begitu? Karena:
a) Yang
salah adalah Stefanus! Sekalipun Stefanus saat itu sedang dikuasai / dipenuhi
Roh Kudus (Kis 6:5 7:50), itu
tidak berarti bahwa kata-katanya infallible
dan inerrant (= pasti benar dan sama
sekali tak ada kesalahannya). Yang bisa infallible
dan inerrant hanyalah penulis-penulis
Kitab Suci yang menulis dibawah pengilhaman Roh Kudus!
b) Lukas,
sebagai penulis dari kitab Kisah Para Rasul, menuliskan kata-kata yang salah
dari Stefanus secara akurat. Dan karena itu, ia menceritakan peristiwa
itu dengan benar, sehingga Kitab Sucinya tetap benar!
Masih ada problem yang lain lagi dalam Kis 7:15-16, karena
di situ kelihatannya Yakubpun dikuburkan di Sikhem, sedangkan sebetulnya Yakub
dikuburkan di gua Makhpela sesuai dengan pesannya sebelum mati
(Kej 47:29-30 49:29-32 50:12-13). Tetapi problem ini bisa diselesaikan
dengan menafsirkan bahwa kata ‘mereka’ dalam Kis 7:16 bukan menunjuk pada
‘Yakub dan nenek moyang Israel’, tetapi hanya menunjuk kepada ‘nenek moyang
Israel’ saja, yaitu Yusuf dan saudara-saudaranya. Ini cocok karena Yusuf,
sekalipun mula-mula dikuburkan di Mesir, tetapi sesuai dengan pesannya
(Kej 50:25 Ibr 11:22), akhirnya tulang-tulangnya dibawa oleh bangsa Israel
(Kel 13:19) dan dikuburkan di Sikhem (Yos 24:32). Tentang penguburan
saudara-saudara Yusuf, memang tidak pernah diceritakan dalam Kitab Suci, tetapi
mungkin sekali tulang-tulang mereka ikut dibawa dan dikuburkan di Sikhem
bersama-sama dengan tulang-tulang Yusuf.
B) Pembelian gua
Makhpela (ay 4-20).
1) Abraham
berusaha mendapatkan ‘kuburan milik’ di tanah orang Het, yang terletak di
Kanaan (ay 3,4,19).
2) Orang-orang
Het menjawab Abraham dengan ay 5-6.
Ada beberapa kemungkinan tentang kata-kata mereka:
a) Mereka
betul-betul mengucapkannya dengan tulus.
b) Mereka
mengucapkannya dengan sopan santun timur, yang berarti bahwa mereka mau
memberikan kuburan itu, tetapi tentu saja Abraham harus membeli kuburan itu.
c) Ini
jawaban diplomatis, yang menunjukkan bahwa mereka mengijinkan Abraham
menguburkan istrinya di tanah mereka, tetapi mereka tidak mengijinkan Abraham
memiliki tanah itu
3) Dialog
Abraham dengan Efron (ay 10-15).
Kalau kita meninjau kata-kata Efron dalam ay 10-11,14-15
secara sepintas lalu, maka kita mungkin akan mempunyai kesan yang baik sekali
tentang Efron. Tetapi kata-kata Efron ini juga mempunyai beberapa kemungkinan:
a) Ia
memang dengan tulus ingin memberikan tanahnya kepada Abraham, dan hanya mau
menerima uang pembayaran setelah Abraham mendesaknya.
b) Ini hanya
sopan santun timur saja.
Seorang penafsir mengatakan kata-kata ini:
“Orientals offer you as a gift
whatever you admire; they do not expect that you will take it” (= orang-orang Timur menawarkan kepadamu sebagai hadiah
apapun yang engkau kagumi; mereka tidak mengharapkan bahwa engkau mau mengambilnya
/ menerimanya).
Sekalipun kata-kata ini tentu tidak berlaku untuk seadanya orang
Timur, tetapi harus diakui bahwa ada banyak orang Timur yang sering melakukan
kata-kata di atas! Misalnya: ada banyak tuan / nyonya rumah yang kalau makan
bersama tamu, lalu mendesak tamu itu untuk menghabiskan semua makanan. Tetapi
kalau tamu itu betul-betul melakukan apa yang mereka minta, maka mereka menjadi
jengkel!
Harus saudara ingat bahwa hal ini, sekalipun merupakan tradisi,
tetapi jelas merupakan sesuatu dusta / kemunafikan, sehingga jelas tidak sesuai
dengan Kitab Suci dan harus dibuang dari hidup kita!
c) Ini
adalah taktik yang licik yang diselubungi dengan sopan santun timur.
Saya setuju dengan pandangan ini. Alasannya:
·
Abraham
ingin cuma guanya saja (ay 9), tetapi Efron ‘memberikan’ gua dan ladang
(ay 11). Jelas bahwa ia tidak mau menjual hanya guanya saja. Ia ingin
menjual gua dan ladang supaya mendapat untung yang lebih banyak dari Abraham
yang kaya itu. Tetapi taktik licik ini ia sembunyikan dibalik sopan santun
timur dengan berkata bahwa ia ‘memberikan’ gua dan ladang itu kepada Abraham
(ay 11).
·
mayoritas
penafsir menganggap bahwa harga 400 syikal (ay 15) itu tinggi. Kalau mula-mula
ia betul-betul ingin memberikan gua dan ladang itu kepada Abraham, dan akhirnya
ia mau menerima pembayaran hanya karena Abraham mendesaknya, maka tidak mungkin
ia memberikan harga yang tinggi!
Penerapan:
Apakah saudara sering berusaha mencari keuntungan dari
penderitaan orang lain seperti yang dilakukan oleh Efron? Misalnya:
*
membeli
sesuatu dengan harga jauh dibawah standard, hanya karena pemilik barang itu
butuh uang.
*
menjual
sesuatu dengan harga jauh diatas harga standard, hanya karena si pembeli sangat
membutuhkannya. Ini seperti yang Yakub lakukan terhadap Esau (Kej 25:29-34).
Melakukan hal-hal seperti ini merupakan hal yang umum dalam
dunia ini, dan kalau saudara melakukannya mungkin tidak ada orang yang akan
menyalahkan saudara! Tetapi harus saudara ingat bahwa standard hidup kita bukanlah
pandangan atau tingkah laku manusia yang lain, tetapi Kitab Suci! Dan tindakan
itu jelas tidak sesuai dengan Kitab Suci (bdk. Mat 7:12 Mat 22:39).
·
Perhatikan
ay 16 yang berbunyi: “Lalu Abraham menerima usul Efron, maka ditimbangnyalah
perak untuk Efron, sebanyak yang dimintanya ...”.
Sebetulnya, kata-kata ‘usul’ dan ‘dimintanya’ merupakan
terjemahan yang tidak benar. Terjemahan yang seharusnya adalah seperti pada
NASB yang berbunyi: “And Abraham listened to
Ephron; and Abraham weighed out the silver which he had named ...” (= dan Abraham
mendengarkan Efron, dan Abraham menimbang perak yang disebutkannya ...).
Tetapi, bagaimanapun juga, secara implicit ay 16 ini menunjukkan bahwa kata-kata Efron dalam
ay 15 itu hanya basa-basi belaka, dan arti sebenarnya adalah bahwa ia
menawarkan gua dan ladangnya dengan harga 400 syikal perak.
·
kalau
dari 3 argumentasi di atas sudah terlihat dengan jelas bahwa Efron menggunakan
taktik yang licik yang diselubungi dengan sopan santun timur, maka mungkin
sekali bahwa pada saat ia mengatakan akan memberikan gua dan tanah untuk
Abraham, itupun juga dilandasi suatu taktik, yaitu supaya Abraham merasa
sungkan untuk menawar harga yang ia usulkan nanti. Demikian juga kata-katanya
dalam ay 15 yang berbunyi ‘... harga 400 syikal perak, apa artinya itu bagi kita?’. Ini pasti ia ucapkan supaya Abraham sungkan
menawar!
Kesimpulan:
setelah menyelidiki kata-kata Efron dengan teliti, maka bagaimana anggapan saudara
tentang diri Efron? Ia adalah orang brengsek bukan? Kalau demikian, janganlah
meniru dia, dan belajarlah membuang segala dusta dan kemunafikan dari hidup
saudara!
C) Hal-hal lain yang
bisa kita pelajari dari pembelian kuburan ini.
1) Abraham
mau mempunyai ‘kuburan milik’! Dan kuburan ini akhirnya menjadi kuburan Abraham
dan keluarga / keturunannya.
·
Abraham
juga dikubur di sana (25:7-10).
·
Ishak,
Ribka, dan Lea juga dikubur di sana (35:29 49:31-32), tetapi Rahel tidak
(35:19-20).
·
Yakub
juga dikubur di sana (50:12-13) sesuai dengan pesannya sebelum mati (47:29-30
49:29-32).
a) Saya
berpendapat bahwa ini tidak menunjukkan / berarti bahwa orang kristen
yang mati harus dikubur.
Ada banyak orang mengatakan bahwa orang kristen yang mati tidak
boleh dikremasi / dibakar, tetapi harus dikubur. Alasan mereka adalah:
¨
api
menyimbolkan hukuman.
Terhadap
alasan ini perlu saya ingatkan bahwa dalam Kitab Suci ‘api’ tidak selalu
menyimbolkan hukuman, bisa berarti sekedar api (hurufiah), bahkan bisa menyimbolkan
Roh Kudus, Firman Tuhan dan bahkan pengudusan. Dan saya tidak melihat alasan
mengapa kalau kita membakar mayat api itu harus diartikan sebagai hukuman! Ini
betul-betul pandangan yang bodoh!
¨
tubuh
yang dibakar itu hancur menjadi abu sehingga nanti tidak bisa dibangkitkan.
Saya
berpendapat bahwa ini merupakan alasan yang lebih bodoh lagi dan bahkan
bersifat merendahkan kekuasaan Tuhan. Tidak bisakah Tuhan membangkitkan orang
yang sudah hancur menjadi abu? Disamping itu perlu kita ingat bahwa:
*
orang yang
dikuburkanpun lama kelamaan juga akan hancur.
*
ada
orang kristen yang mati karena terbakar, atau mati syahid dengan cara dibakar,
atau terkena ledakan, atau dimakan binatang buas. Apakah mereka ini juga tidak
bisa dibangkitkan?
¨
dalam
Kitab Suci tidak ada orang saleh yang dibakar, dan orang yang dibakar hanyalah
orang jahat.
Terhadap
alasan ini saya ingin menjawab sebagai berikut:
*
bahwa
dalam Kitab Suci tidak ada orang saleh / percaya yang dibakar, dan bahwa dalam
Kitab Suci yang mayatnya dibakar hanyalah orang jahat, tidak berarti bahwa
orang saleh / percaya tidak boleh dibakar.
*
pada
jaman Kitab Suci manusia di dunia hanya sedikit, sehingga tidak sukar mencari
tanah untuk kuburan. Karena itu tidak aneh kalau orang-orang saleh itu dikubur
dan bukannya dibakar. Tetapi jaman sekarang, apalagi puluhan atau ratusan tahun
yang mendatang, manusia menjadi begitu banyak, sehingga sukar mencari tanah
untuk kuburan. Karena itu kremasi / pembakaran mayat lebih praktis dan lebih
tepat untuk digunakan.
*
Yonatan
adalah orang saleh, tetapi mayatnya dibakar (1Sam 31:12).
Dalam seluruh Kitab Suci, saya berpendapat bahwa tidak ada ayat
manapun yang cukup kuat untuk dipakai sebagai dasar untuk melarang orang
kristen dibakar / dikremasi!
b) Ini
menunjukkan bahwa Abraham tidak mau Sara, dirinya sendiri dan keluarganya
dikubur bercampur dengan orang lain / kafir. Sampai matipun Abraham membatasi
diri dengan orang kafir!
Penerapan:
¨
Sekalipun
kita boleh bergaul dengan orang kafir, tetapi kita tidak boleh bergaul secara
sembarangan / tanpa batas, apalagi kawin campur dengan orang kafir.
Bandingkan dengan 2Kor 6:14 yang berbunyi: “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak
seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat
antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan
gelap?”.
¨
Ada
orang kristen yang lebih senang bergaul dengan orang kafir dari pada dengan
sesama orang kristen. Ini pasti orang kristen yang tidak normal! Bagaimana
mungkin anak Allah bisa lebih senang bergaul dengan anak setan dari pada dengan
sesama anak Allah? Karena itu, berusahalah untuk meluangkan waktu (sebelum dan
sesudah Kebaktian / Pemahaman Alkitab, dalam acara Perjamuan Kasih, Persekutuan
Rumah Tangga dsb) untuk bersekutu dengan sesama saudara seiman!
2) Abraham
berkeras untuk membeli / membayar harga gua dan ladang itu! Andaikatapun Efron
dengan tulus mau memberikan gua dan ladangnya, Abraham tidak akan mau
menerimanya. Mengapa?
·
supaya kuburan
itu menjadi miliknya yang pasti / sah, dan lain kali tidak lagi diganggu gugat.
·
supaya
ia tidak berhutang budi kepada orang kafir.
Tetapi, ini juga menunjukkan bahwa Abraham tidak tamak dan tidak
cinta uang (bdk. 14:21-24).
Penerapan:
Jangan tamak / cinta uang sehingga senang mendapatkan sesuatu
yang gratis! Seringkali apa yang gratis mempunyai ‘ekor’ yang mahal!
3) Pembelian
tanah untuk menjadi kuburan keluarga di Kanaan, di tanah yang dijanjikan Tuhan
kepada Abraham untuk menjadi milik keturunannya, menunjukkan iman Abraham pada
janji Tuhan! Ia yakin bahwa nanti keturunannya akan memiliki Kanaan, dan karena
itu ia ingin supaya dirinya dan keturunannya dikubur di sana. Jadi, pada saat
kematian istripun, Abraham bisa menunjukkan imannya kepada Tuhan dan firmanNya!
Penerapan:
Mungkin gampang untuk beriman kepada Tuhan dan firmanNya pada
saat hidup saudara serba lancar. Tetapi bagaimana kalau saudara sedang
menderita atau mengalami berbagai macam problem? Maukah saudara untuk tetap
beriman kepada Tuhan dan firmanNya dalam situasi seperti itu?
4) Kitab
Kejadian ditulis oleh Musa dalam perjalanan dari Mesir ke Kanaan. Bagian
tentang pembelian kuburan ini, yang menunjukkan iman Abraham kepada Tuhan dan
firmanNya, penting sekali bagi bangsa Israel saat itu, karena mereka sedang
menuju tanah perjanjian itu!
Jelas bahwa Musa menunjukkan iman Abraham kepada bangsa Israel,
supaya merekapun bisa beriman seperti Abraham!
Penerapan:
Hidup kuatir maupun hidup beriman adalah sesuatu yang bisa
‘menular’ kepada orang-orang yang menyaksikan / mendengarnya. Karena itu
berusahalah untuk hidup beriman seperti Abraham! Maukah saudara?
-AMIN-