Eksposisi Kitab Kejadian
oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
Kejadian 41:1-57
I) 2 tahun yang gelap.
Ini betul-betul saat yang berat bagi Yusuf, karena titik terang
yang tadi ia harapkan (Kej 40:14-15) ternyata hilang.
Pulpit Commentary: “It is one thing to acknowledge the doctrine of God’s
providence, and quite another to feel it under pressure of trouble” (= Mengakui doktrin tentang Providence of God dan
merasakannya di bawah tekanan kesukaran adalah dua hal yang berbeda).
II) Yusuf menafsirkan mimpi Firaun.
1) Firaun
bermimpi dan tidak ada yang bisa menafsirkannya (ay 1-8):
a) Biasanya
Tuhan tidak menyatakan kehendakNya kepada orang kafir / orang yang bukan anak
Tuhan. Tetapi di sini, dan juga dalam Kej 40:5-19 (kepada juru minuman dan juru
roti), Ia menyatakan kehendakNya. Mengapa?
Calvin:
“Although
God designs his word especially for the Church, yet it ought not to be deemed
absurd that he sometimes admits even aliens into his school, though for an
inferior end” (= Sekalipun
Allah merencanakan firmanNya khususnya untuk Gereja, tetapi tidak perlu dianggap
mustahil kalau Ia kadang-kadang menerima orang asing dalam sekolahNya, sekalipun
untuk tujuan yang lebih rendah).
Jadi, Allah menyatakan kehendakNya kepada Firaun sebetulnya
bukanlah demi Firaun, tetapi:
·
Supaya
Yusuf keluar dari penjara.
·
Supaya
Gereja (Yakub dan keluarga) bisa terpelihara dalam 7 tahun kelaparan).
b) Firaun
diberi mimpi 2 x berturut-turut.
·
Tujuannya
supaya ia lebih memperhatikannya dan mencari artinya.
Ini
tentu tidak berarti bahwa kalau kita diberi petunjuk hanya 1 x lalu kita boleh tidak
memperhatikannya!
·
Dan
mimpi yang kedua, sekalipun artinya sama dengan mimpi yang pertama, tetapi
lebih jelas, karena mimpi pertama berbicara tentang sapi, sedangkan mimpi kedua
tentang gandum, yang lebih dekat dengan kelimpahan / kekurangan hasil bumi.
c) Firaun
menjadi gelisah hatinya (ay 8a), karena ia tahu mimpi itu ada artinya tetapi ia
tidak tahu apa arti mimpinya itu.
d) Ia
lalu menanyakan arti mimpinya kepada ahli / orang berilmu Mesir NIV/NASB: magicians and wise men (= tukang sihir
dan orang bijaksana).
Tetapi semua ahli / orang berilmu Mesir tidak dapat menjelaskan
arti mimpinya itu.
Ada beberapa hal yang bisa dipelajari dari sini:
·
Ada
sesuatu yang bagus dalam diri Firaun, yaitu ia berusaha untuk mengetahui arti
mimpinya itu.
Penerapan:
Kalau saudara sebagai orang kristen tidak
mengerti Kitab Suci, tetapi tidak ingin tahu / mencari tahu artinya, maka
saudara lebih brengsek dari Firaun! Karena itu datanglah dalam Pemahaman
Alkitab, dan maulah belajar buku-buku rohani!
·
Kesalahan
Firaun di sini adalah: Ia mendapat mimpi dari Tuhan, tetapi ia mencari penafsir
yang sesat. Ini seperti banyak orang kristen jaman sekarang, yang mendapat
Kitab Suci dari Tuhan, tetapi mencari guru yang sesat.
·
Setan
tidak bisa menggunakan para ahli Mesir itu untuk menyesatkan Firaun, karena
Tuhan yang mengatur semuanya. Dalam banyak kasus yang lain setan bisa melakukan
penyesatan dengan menggunakan guru-guru sesat, tetapi di sini tidak. Ini
menunjukkan bahwa kalau Tuhan mau meluruskan, maka setan tidak bisa membengkokkan
/ menyesatkan! Karena itu, kalau kita tidak sesat, itu pasti karena pekerjaan
Tuhan. Bersyukurlah dan pujilah Tuhan untuk itu!
2) Juru minuman menceritakan tentang
Yusuf (ay 9-13):
a) Ada 2
penafsiran tentang ‘kesalahanku’:
·
Kesalahan
yang ia maksudkan ialah kesalahan karena melupakan Yusuf selama 2 tahun.
·
Kesalahan
yang ia maksudkan ialah kesalahan yang menyebabkan ia dipenjara (Kej 40:1-4).
Kata-katanya dalam ay 10 yang berbunyi: ‘Waktu itu tuanku Firaun
murka kepada pegawai-pegawainya, dan menahan aku ...’ menunjukkan bahwa
penafsiran ke 2 inilah yang benar.
b) Juru
minuman lalu menceritakan tentang Yusuf kepada Firaun (ay 10-13).
Jadi kalau tadi, pada saat ‘waktu Tuhan’ belum sampai, juru
minuman itu lupa / melupakan Yusuf, maka sekarang pada saat ‘waktu Tuhan’ sudah
sampai, Tuhan mengatur dengan memberi mimpi kepada Firaun dsb, sehingga Yusuf
bisa menghadap Firaun, dan dibebaskan.
3) Yusuf
menafsirkan mimpi Firaun & memberikan nasehat (ay 14-36):
a) Kata-kata
Yusuf dalam ay 16 menunjukkan bahwa Yusuf tidak mau meninggikan /
memuliakan dirinya sendiri, tetapi meninggikan / memuliakan Allah.
b) Yusuf
lalu menafsirkan mimpi Firaun, dimana ia berkata bahwa akan datang 7 tahun
kelimpahan yang akan disusul oleh 7 tahun kelaparan (ay 25-32).
Suatu buku Saat Teduh mengomentari mimpi Firaun ini dengan mengatakan
sebagai berikut:
“There is a warning for us in that
dream, just as it stands. It is possible for the best years of our life, the
best experience, the best victories won, the best service rendered, to be
swallowed up by times of failure, defeat, dishonor, uselessness in the kingdom.
Some men’s lives of rare promise and rare achievement have ended so. It is
awful to think of, but it is true. Yet it is never necessary. S. D. Gordon has
said that the only assurance of safety against this tragedy is ‘fresh touch
with God,’ daily, hourly. The blessed, fruitful, victorious experience of
yesterday are not only of no value to me today, but they will actually be eaten
up or reversed by today’s failures, unless they serve as incentives to still
better, richer experiences today. ‘Fresh touch with God,‘ by abiding in Christ,
alone will keep the lean kine and the ill favored grain out of my life” (= Ada peringatan bagi kita dalam mimpi itu. Adalah
mungkin bahwa tahun-tahun terbaik dari hidup kita, pengalaman terbaik,
kemenangan terbaik, pelayanan terbaik, ditelan habis oleh saat-saat kegagalan,
kekalahan, kehinaan, ketidakbergunaan dalam kerajaan. Beberapa orang yang
hidupnya menjanjikan dan mengalami pencapaian yang jarang terjadi berakhir
seperti itu. Ini sesuatu yang mengerikan untuk dipikirkan, tetapi ini benar.
Tetapi ini tidak perlu / tidak harus terjadi. S. D. Gordon berkata bahwa
satu-satunya jaminan terhadap tragedi ini adalah ‘sentuhan segar dengan Allah’
setiap hari, setiap jam / saat. Pengalaman yang diberkati, berbuah dan penuh
kemenangan dari kemarin bukan hanya tidak ada harganya bagiku hari ini, tetapi
mereka akan betul-betul dimakan habis atau dibalikkan oleh kegagalan hari ini,
kecuali mereka berfungsi sebagai pendorong bagi pengalaman hari ini yang lebih
baik dan lebih kaya. Hanya ‘sentuhan segar dengan Allah’, dengan berada dalam
Kristus, yang akan menjaga lembu kurus dan gandum jelek di luar hidupku) - ‘Streams
in the Desert’, vol I, tgl 30 April.
Ini jelas mengharuskan setiap orang kristen, khususnya setiap
pelayan / hamba Tuhan, menjaga Saat Teduh pribadinya dengan sebaik-baiknya.
Apakah saudara melakukan hal ini?
c) Setelah
itu Yusuf lalu memberikan usul / nasehat untuk menghadapi 7 tahun kelaparan itu
(ay 33-36).
·
Ay 34:
1/5 bagian ini merupakan semacam pajak. Biasanya pajak tentu dibawah 1/5,
tetapi karena ini adalah sikon khusus maka pajak itu dinaikkan. Dan karena hal
itu terjadi pada masa kelimpahan, maka itu tidak memberatkan.
·
mengapa
pajaknya hanya 1/5 dan bukannya 1/2? Bagaimana bisa mencukupi pada masa
kekurangan nanti? Jawab: Bisa cukup ka-rena:
*
Dalam
masa kelaparan, orang cenderung mengirit bahan makanan.
*
Rakyat
Mesir juga menimbun / menyimpan bahan makanan sendiri.
*
1/5
bagian pada masa kelimpahan mungkin mendekati 1/2 pada masa biasa.
·
Menimbun
/ menyimpan pada masa kelimpahan tidak gampang, karena kelimpahan biasanya
menyebabkan orang jadi malas / santai.
Calvin:
“abundance
is commonly the mother of idleness”
(= kelimpahan biasanya adalah ibu dari kemalasan).
·
Kesimpulan
dari usul Yusuf ini: ada 2 hal yang perlu diperhatikan:
*
Kelimpahan
tidak boleh menyebabkan malas.
*
Kelimpahan
tidak boleh menyebabkan boros.
Penerapan:
Þ kalau saudara mengalami masa kelimpahan,
janganlah mem-boroskannya!
Þ kalau dalam masa kelimpahan jasmani kita harus
menimbun / menyimpan, maka demikian juga dalam masa kelimpahan rohani / Firman
Tuhan! Janganlah malas, dan timbunlah Firman Tuhan dalam hati saudara! Dengan
demikian kalau nanti terjadi masa kekurangan Firman Tuhan, setidaknya saudara
sudah mempunyai banyak Firman dalam hati saudara!
III) Peninggian Yusuf.
1) Firaun
bukan hanya menyetujui usul Yusuf (ay 37), tetapi bahkan:
a) Mengangkat
Yusuf untuk menjadi orang kedua diseluruh tanah Mesir (ay 40-44).
b) Mengangkat
Yusuf menjadi pelaksana usulnya sendiri (ay 38-39). Dan Yusuf menerima tugas
itu (ay 46-49).
Penerapan:
Ini kontras dengan rapat gereja, dimana banyak usul, tetapi
tidak ada yang mau melaksanakan, termasuk orang yang memberikan usul.
Sesuatu yang juga perlu diperhatikan adalah: setelah Yusuf
menerima tugas itu, Firaun tidak mau ikut mengurusi hal yang sudah ditugaskan
kepada Yusuf itu (ay 55).
Penerapan:
Kalau majelis mengangkat panitia / komisi, maka majelis harus
memberikan mandat, dan tidak boleh ikut campur kecuali terjadi hal-hal yang
sangat salah. Jangan menjadi majelis / pendeta / pe-mimpin gereja yang bersifat
diktator dan yang terus melakukan intervensi / veto dsb!
c) Memberikan
istri kepada Yusuf, sehingga Yusuf mendapatkan dua anak yang dinamakan Manasye
dan Efraim.
2) Saat itu
Yusuf berusia 30 tahun (ay 46).
Dari sini ada 2 hal yang bisa kita dapatkan:
a) Yusuf
menderita selama 13 tahun (bdk. Kej 37:2).
b) Setelah
ini Yusuf berbahagia / hidup enak selama 80 tahun (bdk. Kej 50:22).
Ini menunjukkan:
·
jalan
hidup orang kristen selalu melalui salib (dan ini bisa sangat lama!), baru ada
kebangkitan dan pemuliaan.
·
kebenaran
dari Ro 8:28.
Pada saat mengalami penderitaan, kita sering
tidak mengerti, mengapa harus mengalami semua itu. Mungkin sekali Yusuf juga
tidak mengerti mengapa ia harus menderita selama 13 tahun dan menyia-nyiakan
masa remajanya dalam perbudakan dan penjara, tetapi akhirnya ia mengerti dan
berbahagia. Karena itu, sekalipun saat ini kita tidak mengerti, kita harus tetap
beriman pada janji Tuhan dalam Ro 8:28.
·
Kebahagiaan
yang Tuhan berikan mengatasi penderitaan yang dialami oleh Yusuf. Ini mirip
dengan cerita tentang Ayub (bdk. Ayub 42:10-17). Memang kedua cerita ini hanya
bersifat descriptive, dan tidak boleh
dijadikan rumus / norma. Karenanya bisa saja seseorang dalam sepanjang hidupnya
terus menderita dan baru berbahagia di surga. Contoh: Lazarus
(Luk 16:19-31). Tetapi sebetulnya untuk Lazarus sekalipun berlaku bahwa
kebahagiaan yang Tuhan berikan mengatasi semua penderitaan yang telah dialami,
hanya saja kebahagiaan itu baru diberikan di surga (bdk. Ro 8:18 2Kor 4:17).
Ro 8:18 - “Sebab aku
yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan
kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita”.
2Kor 4:17 - “Sebab
penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal
yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami”.
Dan ingat, dua ayat ini bukan bersifat descriptive, tetapi didactic!
Karena itu, kalau saat ini saudara menderita, tetaplah setia
dalam mengikut Tuhan. Maka kebahagiaan yang jauh melebihi penderitaan saudara
akan saudara alami, atau di dunia ini, atau di surga.
-AMIN-