Eksposisi Kisah
Para Rasul
oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
KISAH PARA RASUL 4:32-5:11
I) Keindahan gereja abad pertama.
1) Ada kesatuan
(4:32).
Dalam Kis 4:4 dikatakan
bahwa jumlah jemaat sudah mencapai 5000 orang, tetapi mereka toh bisa bersatu.
Dan kesatuan ini bukan hanya kesatuan secara lahiriah saja (dipersatukan
oleh organisasi atau sekedar kumpul-kumpul), tetapi merupakan kesatuan
hati / pikiran (4:32). Kesatuan seperti ini memang merupakan kehendak Tuhan
untuk orang-orang Kristen (Fil 2:2 Yoh 17:20-21).
Mengapa mereka bisa
bersatu?
a) Karena ada Pemberitaan
Injil (4:33a).
Ini menyebabkan orang-orang
itu betul-betul bertobat dan datang kepada Kristus. Mereka bukan orang-orang
Kristen KTP, tetapi orang kristen sejati yang memiliki Roh Kudus, dan Roh
Kudus inilah yang mempersatukan mereka.
b) Karena ada pengajaran
Firman Tuhan yang kuat (Kis 2:42).
Pengajaran Firman
Tuhan mempersatukan cara berpikir, tujuan dan motivasi mereka sehingga
mereka bisa bersatu.
c) Karena ada penganiayaan
terhadap gereja / orang kristen (Kis 3-4).
Ini menyebabkan orang
kristen KTP memilih untuk keluar dari gereja. Dan penganiayaan ini juga
menyebabkan orang-orang kristen yang dianiaya ini makin bersatu.
Penerapan:
Jadi, ada 3 unsur
pemersatu, yaitu Pemberitaan Injil, pengajaran Firman Tuhan, dan penganiayaan.
Kalau dalam gereja saudara tidak ada Pemberitaan Injil ataupun pengajaran
Firman Tuhan yang baik, maka jangan harapkan akan ada kesatuan / kesehatian.
Tetapi bisa saja bahwa suatu gereja ada banyak Pemberitaan Injil dan Firman
Tuhan, tetapi masih kurang kesatuan. Gereja yang seperti itu harus bertobat,
karena kalau tidak maka Tuhan akan memaksa mereka bersatu melalui pemberian
penganiayaan.
2) Ada kasih.
Banyak orang menganggap
lawan dari ‘kasih’ adalah ‘benci’. Ini tidak sepenuhnya benar. Lawan kata
dari ‘kasih’ adalah ‘selfishness / egoisme’.
Ini terlihat dari:
-
1Kor 13:4-5 - "Kasih
... tidak mencari keuntungan diri sendiri ...".
-
Gal 5:22-23 menyebutkan
9 hal yang merupakan buah Roh dimana yang pertama adalah kasih, sedangkan
Gal 5:19-21 menyebutkan sederetan hal yang merupakan perbuatan daging (kontras
dengan buah Roh), dan salah satu di antaranya adalah ‘kepentingan diri
sendiri’ (Gal 5:20).
Pada jemaat abad
pertama, tidak ada egoisme (ay 32b). Ini menunjukkan bahwa mereka betul-betul
penuh dengan kasih! Saling mengasihi dan membuang egoisme memang adalah
perintah Kitab Suci yang harus di-taati oleh semua orang kristen (Fil 2:3-8).
Penerapan:
Apakah pada saudara
ada kasih atau ada egoisme? Pada waktu makan bersama, apakah saudara memikirkan
orang lain? Atau saudara mengambil makanan tanpa mempedulikan apakah yang
lain akan kebagian atau tidak? (Bdk. 1Kor 11:20-22). Kalau ada saudara
seiman yang menderita (sakit, miskin, problem keluarga, musibah, dsb),
apakah saudara peduli atau acuh tak acuh?
3) Kesatuan dan kasih
itu ada wujudnya (4:34-37).
Kesatuan dan kasih
mereka bukan hanya sekedar bersifat teoritis / hanya di mulut saja (bdk.
Yak 2:15-16 1Yoh 3:18). Orang-orang kaya menjual rumah dan tanah untuk
membantu orang miskin, padahal hal semacam itu bukanlah suatu keharusan.
Tidak ada perintah dari rasul supaya mereka menjual rumah dan tanah untuk
menolong orang miskin (bdk. Kis 5:4). Tetapi mereka toh melakukan hal itu!
Mereka betul-betul bebas dari sifat kikir / pelit / tamak. Bagaimana dengan
saudara?
II) Cacat dalam gereja abad pertama.
Mungkin setelah Kis
4:34-37 terjadi, orang banyak lalu memuji orang-orang yang telah menjual
tanah / rumahnya untuk menolong orang miskin. Ini menyebabkan Ananias dan
Safira lalu ikut-ikutan menjual tanah / rumah dan mempersembahkan sebagian
hasil penjualan kepada rasul-rasul. Dosa mereka bukan terletak pada persembahan
yang hanya sebagian itu, tetapi karena mereka berdusta dan mengatakan bahwa
itu adalah seluruh hasil penjualan tanah / rumah mereka. Jadi dosa mereka
adalah:
1) Motivasi yang
salah dalam memberi.
Orang-orang dalam
Kis 4:34-37 memberi karena unselfishness / tidak ada egoisme. Tetapi
Ananias dan Safira justru memberi karena selfishness / egoisme.
Mereka memberi karena mereka ingin dipuji (bdk. Mat 6:2-4).
Penerapan:
Apakah saudara sering
memberi dengan motivasi yang bersifat egois? Misalnya:
-
memberi supaya diberkati
Tuhan secara berlipat ganda.
-
memberi supaya tidak
dihukum Tuhan.
-
memberi supaya ada damai
dan sukacita dalam hati.
-
memberi karena malu
kalau tidak memberi.
2) Dusta (5:3,4b,8).
3) Dosa ini disepakati
dan direncanakan bersama-sama (ay 4b,9).
III) Hukuman Tuhan.
1) Kata-kata Petrus,
atau lebih tepat, kata-kata Tuhan melalui Petrus.
Ay 3-4 - "Tetapi
Petrus berkata: ‘Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau
mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu?
Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah
dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan
perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai
Allah".
Ada beberapa hal yang
bisa kita pelajari dari bagian ini:
a) Petrus tahu
kejahatan mereka (ay 3-4).
Dalam Kitab Suci
sering terjadi bahwa seorang hamba Tuhan bisa tahu kejahatan seseorang,
tentu karena Tuhan memberitahu dia. Tetapi:
-
ini tidak berarti bahwa
seorang hamba Tuhan harus selalu tahu kejahatan orang lain. Kalau Tuhan
tidak memberitahu, tentu hamba Tuhan itu tidak akan tahu. Ada banyak kasus
dimana seorang hamba Tuhan tidak tahu kejahatan orang, seperti:
-
Waktu Ishak didustai
oleh Yakub dan Ribka (Kej 27:18-29).
-
Waktu Yakub didustai
anak-anaknya (Kej 37:31-35).
-
Waktu Yosua didustai
oleh orang Gibeon (Yosua 9).
-
11 rasul tidak tahu
kejahatan / pengkhianatan Yudas Iskariot.
-
ini juga tidak berarti
bahwa orang yang bisa tahu kejahatan / isi hati orang lain, pasti adalah
hamba Tuhan. Bisa saja ia tahu karena menggunakan kuasa gelap (seperti
telepati, dsb).
b) Dari kata-kata
Petrus ini terlihat bahwa Roh Kudus adalah Allah sendiri, karena dalam
ay 3 Petrus berkata ‘engkau mendustai Roh Kudus’
tetapi dalam ay 4 Petrus berkata
‘Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah’,
dan dalam ay 9 Petrus berkata: ‘Mengapa kamu berdua bersepakat
untuk mencobai Roh Tuhan?’.
c) Dosa kepada manusia
sama dengan dosa kepada Allah.
Sebetulnya Ananias dan
Safira berdusta kepada manusia. Mungkin sekali mereka mengatakan kepada
Petrus bahwa yang mereka persembahkan adalah seluruh hasil penjualan tanah
mereka. Tetapi toh Petrus berkata: bahwa ‘mereka mendustai Roh Kudus /
Allah’ (ay 3-4) dan ‘mencobai Roh Tuhan’ (ay 9).
Ada banyak orang yang
kalau berbuat dosa, beranggapan bahwa dosa itu tidak ada hubungannya dengan
Allah. Mungkin ia beranggapan bahwa hanya dosa-dosa tertentu yang berhubungan
dengan Allah, seperti kalau ia membolos dari kebaktian, atau kalau ia tidak
memberi persembahan persepuluhan, atau kalau ia menyembah berhala, dsb.
Tetapi dosa-dosa yang lain, seperti berdusta, tidak tunduk kepada suami,
tidak mengasihi istri, tidak hormat kepada orang tua, bahkan berzinah,
dsb, ia anggap merupakan dosa antara manusia dengan manusia. Tetapi ini
jelas tidak benar. Semua dosa adalah dosa kepada Allah. Bandingkan ini
juga dengan doa pengakuan dosa raja Daud dalam Maz 51 yang merupakan pengakuan
dosanya karena berzinah dengan Batsyeba, membunuh Uria dsb. Ia berkata
dalam Maz 51:6: "Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah
aku telah ber-dosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat".
d) Dari kata-kata ‘hatimu
dikuasai Iblis’ terlihat dengan jelas
bahwa Iblis / setan selalu ikut campur dalam terjadinya dosa. Tetapi perhatikan
juga bahwa Petrus tidak lalu menengking ‘roh dusta’ atau ‘roh kesombongan’
atau ‘roh ingin dipuji’ dari diri Ananias. Sebaliknya Petrus (dan juga
Tuhan) tetap menyalahkan Ananias maupun Safira. Ini terlihat dari:
-
Ay 3-4: ‘engkau
mendustai Roh Kudus ... engkau merencanakan perbuatan itu ... Engkau
bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah’.
-
Ay 9: ‘Mengapa
kamu berdua bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan?’
-
hukuman mati kepada
mereka berdua (ay 5,10).
Contoh lain: Adam
dan Hawa jatuh ke dalam dosa karena godaan Iblis, tetapi Adam dan Hawa
tetap bertanggung jawab atas dosanya dan mereka dihukum (Kej 3).
Jadi, sekalipun seseorang
berbuat dosa karena godaan setan, orang itu sendiri yang berbuat dosa,
dan ia tetap bertanggung jawab atas dosanya. Kita tidak boleh menjadikan
roh jahat sebagai kambing hitam, dan melemparkan semua tanggung jawab kepada
roh jahat itu.
2) Ananias dihukum mati
dan dikubur (ay 5-6), dan sebentar lagi Safira yang juga berdusta (ay 7-8)
mengikuti jejak suaminya (ay 9-10).
Penerapan:
Kalau selama ini saudara
adalah orang yang meremehkan dusta, renungkan hukuman Tuhan kepada kedua
pendusta ini, dan bertobatlah!
Ada orang yang mempertanyakan:
mengapa Allah bertindak begitu keras terhadap Ananias dan Safira? Jawabnya:
a) Allah itu berdaulat,
dan karena itu Ia berhak untuk menghukum pada saat dan dengan cara yang
Ia kehendaki. Ia berhak untuk berbelaskasihan dan menunda penghukuman supaya
orang itu bertobat (Ro 2:4), tetapi ia juga berhak untuk langsung menghukum.
Bdk. Ro 9:15 yang berbunyi: "Sebab Ia berfirman kepada Musa:
‘Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan
dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati’".
b) Kitab Suci tidak
menceritakan kehidupan Ananias dan Safira sebelum saat ini. Mungkin Ananias
dan Safira sudah lama hidup dalam dosa, dan Allah sudah lama bersabar terhadap
mereka. Tetapi mereka tetap tidak bertobat, dan karena itu sekarang Allah
menghukum mereka. Faktor ini juga harus kita perhitungkan dalam kasus-kasus
lain dimana Allah tidak memberikan peringatan / kesempatan bertobat, tetapi
langsung menghukum seseorang dengan keras, yaitu dengan hukuman mati. Misalnya
kasus Uza dalam 2Sam 6:6-7.
c) Saat itu gereja
baru berdiri sehingga harus ada disiplin yang keras supaya yang lain menjadi
takut untuk berbuat dosa (perhatikan ay 5b,11 dimana dikatakan bahwa orang-orang
menjadi takut).
Penutup / kesimpulan:
Sebagus-bagusnya
gereja, karena gereja terdiri dari manusia berdosa, pasti tetap ada cacatnya.
Tetapi Allah tidak mau membiarkan cacat itu. Allah ingin gereja dimurnikan.
Karena itu mari kita melihat dalam diri kita, secara individuil maupun
kolektif, untuk melihat hal-hal jelek apa yang masih ada. Sebelum Allah
menghajar / menghukum, marilah kita bertobat dan menyucikan diri kita dari
segala hal yang tidak sesuai kehendak Tuhan. Maukah saudara?
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@mailcity.com