Eksposisi Kisah Para Rasul
oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
KISAH
RASUL 11:1-18
Jelas terlihat bahwa ada
pertentangan / pertikaian dalam gereja. Ini merupakan sesuatu yang lumrah. Yang
penting adalah bagaimana menghadapi / membereskan pertentangan tersebut. Untuk
bisa mengetahui hal itu, mari kita menyoroti kedua pihak yang bertikai secara
bergantian.
I)
Petrus.
Ia
mendapat suatu kebenaran yang baru dari Tuhan (Kis 10:10-16,28,34-35) dan ia
mau bertindak sesuai dengan kebenaran yang baru itu sehingga:
·
ia mau pergi ke rumah Kornelius.
·
ia mau memberitakan Injil kepada Kornelius dan
keluarganya.
·
ia mau membaptis Kornelius dan keluarganya.
Tetapi
gara-gara hal ini, Petrus lalu mendapat serangan dalam Kis 11 ini.
Pulpit
Commentary: “The individual
with a fresh truth must expect opposition” (= orang dengan kebenaran yang segar /
baru harus mengharapkan tantangan).
II)
Orang dari golongan bersunat (ay 2).
1) Ini bukan
sekedar berarti orang Yahudi, karena gereja saat itu semua anggotanya adalah
orang Yahudi. Orang-orang yang disebut ‘orang-orang dari golongan bersunat’
adalah orang Yahudi kristen yang fanatik terhadap sunat.
2) Mereka
mendengar tentang peristiwa Petrus dan Kornelius (ay 1).
Perhatikan
bahwa kabar angin yang tidak lengkap sering menjadi sumber pertentangan dan
kesalahpahaman! Kebenaran yang cuma setengah (half truth) bisa merupakan dusta. Karena itu hati-hati pada waktu
mendengar berita dari seseorang.
3) Mereka mempunyai kepercayaan yang
salah:
·
orang Yahudi tidak boleh bergaul dengan non
Yahudi.
·
non Yahudi tidak mungkin selamat.
Ini
jelas merupakan suatu kesombongan dan fanatisme yang salah. Ini menyebabkan
pada waktu mereka mendengar bahwa bangsa-bangsa lain menerima Firman Allah,
mereka bukannya senang tetapi marah.
Penerapan:
Ini
suatu peringatan bagi kita untuk tidak fanatik terhadap hal-hal yang salah atau
pada tradisi-tradisi yang tidak mempunyai dasar Kitab Suci. Semua ini bisa
menimbulkan pertentangan yang tidak berguna.
4) Mereka mempunyai semangat (zeal) untuk memperbaiki ‘hal yang
salah’.
Karena
itu mereka langsung berbicara kepada Petrus (ay 2-3). Ada banyak orang
kristen, pada waktu mengetahui adanya sesuatu yang salah dalam gereja, lalu
mengambil sikap:
·
tidak peduli / masa bodoh. Ini orang yang
tidak mempunyai semangat.
·
menggerutu dalam hati.
·
ngrasani / membuat gossip di belakang
orangnya.
Hati-hati dengan dosa ngrasani ini khususnya
dalam persekutuan doa! Dalam persekutuan doa, sering kita membicarakan
kesalahan seseorang, bukan dengan tujuan ngrasani tetapi untuk didoakan, tetapi
akhirnya menjadi tindakan ngrasani.
·
menulis surat kaleng. Ini tidak alkitabiah
karena bertentangan dengan Mat 18:15-17.
Mereka
tidak melakukan hal-hal yang salah di atas ini. Mereka langsung mengatakannya
kepada Petrus sendiri! Ini merupakan tindakan yang bagus sekali, karena sering
sekali dengan tindakan ini pertentangan bisa dibereskan!
III)
Sikap Petrus pada waktu dikritik.
1) Tidak marah.
Padahal
Petrus adalah rasul! Itu adalah jabatan tertinggi dalam gereja! Bisa saja ia
marah, lalu ‘menggeser’ orang-orang dari golongan bersunat itu dari jabatan
mereka dalam gereja. Tetapi ia tidak melakukan tindakan itu. Ia bahkan sama
sekali tidak marah. Mengapa Petrus tidak marah?
a) Karena ia
rendah hati. Orang yang sombong senang dipuji, tetapi menjadi marah kalau
diserang / dikritik.
b) Karena
tadinya ia sendiri mempunyai sikap yang sama dengan orang-orang Yahudi itu, dan
karena itu ia bisa mengerti sikap mereka.
Penerapan:
Kalau
saudara melihat kesalahan orang lain, cobalah periksa apakah saudara sendiri
tidak pernah melakukan kesalahan yang sama. Ini bisa menghindarkan saudara dari
kemarahan.
Maukah
saudara meniru sikap Petrus pada waktu saudara dikritik / diserang?
2) Tidak mau
tunduk sekalipun ia hanya seorang diri dan ia menghadapi banyak orang.
Ingat
bahwa:
·
orang yang berpegang pada kebenaran bukan
berarti bahwa ia tegar tengkuk.
·
kebenaran tidak tergantung pada suara
terbanyak.
Apakah
saudara berani mempertahankan kebenaran kalau saudara ditentang banyak orang?
Ingat bahwa sekalipun kita harus cinta damai
(Mat 5:9 Ro 12:18), tetapi
kita tidak boleh mengorbankan kebenaran demi terciptanya perdamaian!
3) Petrus menceritakan seluruh cerita
dengan lengkap (ay 4-17).
Ay
4: ‘segala sesuatu’. Ini menunjukkan cerita lengkap.
Ia
tahu bahwa orang-orang itu cuma mendengar kabar angin yang pasti tidak lengkap.
Dan ia juga tahu bahwa orang-orang yang tahu cuma sebagian akan mempunyai
kecondongan untuk salah paham dsb. Karena itu sekarang ia menceritakan cerita
lengkapnya.
Tujuan
penceritaan: supaya orang-orang itu tahu bahwa seluruh peristiwa dalam Kis 10
itu berasal dari Allah dan merupakan kehendak Allah.
·
ay 5-10: penglihatan itu dari Tuhan
(perhatikan ay 9b).
·
ay 11-12: Petrus pergi karena diperintah oleh
Roh Kudus.
·
ay 13-14: Kornelius memanggil Petrus karena
diperintah oleh malaikat (dari Tuhan).
·
ay 15-16:
*
peristiwa itu sama dengan Pentakosta dalam Kis
2.
*
peristiwa itu sesuai dengan kata-kata Yesus
dalam Kis 1:5.
·
ay 17: kesimpulan dari Petrus.
Ay 17b
(lit): ‘who was I to hinder God?’ (=
siapakah aku sehingga menghalangi Allah?).
NIV:
‘who was I to think that I could oppose
God?’ (= siapakah aku sehingga berpikir bahwa aku bisa melawan Allah?).
Ada
3 hal yang perlu diperhatikan dari kalimat ini:
*
kalau saat itu Petrus tidak mau membaptis atau
kalau ia menunda baptisan, ia menentang Allah.
*
pertanyaan ‘siapakah aku?’ membuat kita rendah
hati.
*
ay 17b itu secara tidak langsung
menyerang orang-orang dari golongan bersunat itu dengan kata-kata: kalau aku
saja tidak berhak menentang Allah, siapakah kamu sehingga berani melarang aku
membaptis?
IV)
Sikap dari golongan bersunat.
1) Mau mendengar (ay 18).
Tadi
Petrus mau mendengar kritikan mereka, sekarang mereka mau mendengar penjelasan
dari Petrus. Jadi kedua pihak sama-sama mau mendengar! Ini suatu hal yang
penting supaya suatu pertikaian bisa dibereskan! Sering sekali pada waktu
berdebat, kita tidak bisa mendengar karena:
·
sombong, tidak menghargai pandangan orang
lain.
·
marah.
·
hanya mau bicara tetapi tidak mau mendengar.
·
yakin dirinya tidak mungkin salah (siapakah
saudara sehingga tidak mungkin salah?
Ini
semua salah dan tidak akan membereskan pertikaian. Belajarlah untuk mendengar
kritikan / penjelasan dari pihak yang lain dan itu akan menolong sekali untuk
membereskan pertentangan!
2) Mau mengerti dan percaya cerita
Petrus tersebut.
Mengapa?
Mungkin karena mereka percaya bahwa sebagai rasul, Petrus tidak mungkin
berdusta. Tetapi lebih-lebih lagi karena Petrus mempunyai 6 saksi (ay 12). Ini
menyebabkan mereka akhirnya sadar bahwa seluruh peristiwa dalam Kis 10 itu
memang adalah kehendak Tuhan.
Awas!
Jangan sembarangan percaya kepada orang yang berkata bahwa ia melakukan ini dan
itu karena mendapat ‘pimpinan ilahi’.
3) Mereka tunduk dan memuji Tuhan (ay
18).
Mereka
sadar bahwa kebenaran ada di pihak Petrus dan mereka tunduk.
Ini
menunjukkan bahwa dalam diri mereka ada kesalehan, kerendahan hati, dan ketundukan
pada Firman Tuhan / kebenaran. Dan ini menjadi kunci sehingga pertikaian bisa
dibereskan.
Ada
banyak orang kristen yang pada waktu berdebat merasa dirinya salah, tetapi
terus berusaha untuk ‘mbulet’ dan tidak mau mengakui kesalahannya. Ini bukan
orang yang mencari kebenaran, dan ini menyebabkan pertikaian tidak mungkin
beres!
Penutup:
Cerita ini berakhir
dengan Happy End. Tetapi banyak pertentangan yang berakhir dengan Dead End.
Apakah suatu pertentangan akan berakhir dengan Happy End atau Dead End, itu
tergantung apakah pihak-pihak yang bertentangan mau meneladani hal-hal yang
baik dalam cerita di atas. Maukah saudara?
email us at : gkri_exodus@lycos.com