Eksposisi Kisah Para Rasul
oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
KISAH RASUL 20:1-12
I) Dari Efesus ke Troas.
1) Sebelum
meninggalkan Efesus, Paulus menguatkan murid-murid di Efesus (ay 1).
Jelas bahwa huru hara yang terjadi di Efesus dalam Kis 19
menyebabkan banyak orang kristen Efesus menjadi takut. Karena itu maka Paulus
menguatkan mereka, jelas dengan menggunakan Firman Tuhan.
Penerapan:
Pada saat kita mundur, takut, lemah, jatuh dsb, maka kita justru
membutuhkan Firman Tuhan untuk menguatkan kita kembali! Karena itu jangan
justru makin menjauhi Firman Tuhan, baik dalam Kebaktian, Pemahaman Alkitab,
maupun Saat Teduh pribadi!
Kesaksian: suatu hari saya merasa sumpek dan bingung
karena problem-problem dalam gereja. Besoknya pada waktu saya bersaat teduh,
saya berdoa tentang hal itu dan meminta petunjuk dari Tuhan melalui Firman-Nya,
dan Firman Tuhan yang saya dapatkan dari saat teduh itu diambil dari Nahum 1:3,
yang dalam terjemahan KJV berbunyi: “The Lord hath
his way in the whirlwind and in the storm” (= Tuhan mempunyai jalanNya dalam puting
beliung dan dalam badai). Jadi, sekalipun bagi manusia tidak ada
jalan, tetapi bagi Tuhan selalu ada jalan! Ayat itu langsung ‘berbicara’ kepada
saya dan menghibur / menguatkan saya!
2) Paulus
menjelajahi Makedonia dan menguatkan orang-orang kristen di sana (ay 2).
Paulus sendiri yang dulu memberitakan Injil di sana, dan
sekarang ia kembali ke sana untuk meneguhkan iman mereka. Ini sesuai dengan
perintah Yesus untuk memberitakan Injil dan mengajar (Mat 28:19).
Penerapan:
Tugas saudara bukan hanya memberitakan Injil, tetapi juga
mengajar untuk menumbuhkan iman orang yang sudah bertobat. Kalau saudara
sendiri tidak bisa mengajar, setidaknya saudara bisa mengajak orang itu datang
ke Pemahaman Alkitab supaya ia bisa belajar Firman Tuhan dan bertumbuh dalam
iman.
3) Ia
mau pergi ke Siria, tetapi karena adanya usaha pembunuhan terhadap dirinya, ia
lalu kembali ke Makedonia dan lalu pergi ke Troas (ay 3,6).
Ini menunjukkan bahwa hidup Paulus penuh dengan penderitaan dan
bahaya. Mengapa? Karena ia selalu memberitakan Injil dan hidup sesuai dengan
kehendak Tuhan, sehingga setan menyerang dia habis-habisan.
Penerapan:
Apakah hidup saudara aman-aman saja? Mungkin sekali setan tidak
menyerang saudara karena saudara tidak pernah memberitakan Injil! Atau saudara
memberitakan Injil juga, tetapi saudara menyeleksi orang-orang yang akan
diinjili, dan saudara hanya memberitakan Injil kepada orang yang ‘aman’ untuk
diinjili! Hidup juga bisa ‘aman’ karena saudara selalu berkompromi dengan dosa
/ dunia.
II) Pelayanan Paulus di Troas.
1) Mereka
bertemu pada hari ke 1 dalam minggu itu (ay 7 bdk. Yoh 20:19,26 1Kor 16:2). Hari yang pertama
adalah hari Minggu. Sekalipun hari Sabat seharusnya adalah hari ke 7, yang
adalah hari Sabtu, tetapi sejak kebangkitan Yesus yang terjadi pada hari
Minggu, maka gereja-gereja abad I bertemu / beribadah pada hari Minggu! Dan
karena itu, sekalipun dalam Kitab Suci tidak ada ayat yang secara explicit mengubah hari kebaktian dari
Sabtu menjadi Minggu, tetapi berbakti pada hari Minggu jelas merupakan sesuatu
yang alkitabiah!
2) Mereka
memecah-mecahkan roti (ay 7,11).
Ada yang mengatakan bahwa ini hanya menunjuk pada Perjamuan
Kudus, tetapi ada juga yang menganggap bahwa ini menunjuk pada Perjamuan Kudus,
dan Perjamuan Kasih (love-feast)
sekaligus.
3) Di
ruang pertemuan mereka ada banyak lampu (ay 8).
Ada 2 hal yang bisa kita pelajari dari sini:
a) Dalam
ruangan untuk kebaktian kita harus mengatur suasana ruangan sehingga mendukung
pengajaran / penerimaan Firman Tuhan. Ada cukup banyak hal yang bisa kita
perhatikan seperti:
·
Penerangan yang cukup. Ini penting baik untuk
pengkhotbahnya maupun untuk jemaatnya dalam membaca Kitab Suci. Ada gereja yang
sengaja diberi penerangan yang suram, mungkin supaya lebih romantis / artistik.
Tetapi ingat bahwa gereja adalah tempat belajar Firman Tuhan, dan gereja yang
penerangannya suram, pasti tidak bisa terlalu menekankan pengajaran Firman
Tuhan!
·
Penggunaan AC. Cuaca panas membuat jemaat
mendengarkan Firman Tuhan sambil kipasan, dan juga membuat pengkhotbah
bercucuran keringat. Semua ini bisa merusak konsentrasi baik dari pengkhotbah
maupun jemaat. Penggunaan AC bisa mengatasi problem ini, dan karena itu jangan
menganggap penggunaan AC ini sebagai suatu kemewahan, atau sebagai perwujudan
dari ketidakmauan menderita (kepanasan) bagi Tuhan.
·
Akustik ruangan. Ruangan yang menggema pasti
menyukarkan orang untuk mendengar Firman Tuhan. Saya tidak mengerti mengapa ada
gereja yang membiarkan hal seperti ini terjadi dalam gerejanya, dan tidak
berusaha memperbaikinya, padahal mereka mempunyai cukup uang untuk itu. Ini
pasti menunjukkan bahwa gereja itu tidak terlalu mementingkan pemberitaan
Firman Tuhan.
·
Sound-system.
Sound-system yang jelek, juga bisa
mengacaukan pemberitaan / penerimaan Firman Tuhan. Juga microphone yang diberikan tanpa stand,
bisa menganggu pemberita firman dalam memberitakan firman, karena tangannya
harus membuka Kitab Suci dan catatan khotbah dan juga memegang microphone itu.
·
Banyaknya nyamuk. Adalah sesuatu yang
mengherankan bahwa ada banyak gereja penuh dengan nyamuk, dan gereja itu membiarkan
hal itu begitu saja. Ini tidak bisa dibiarkan, karena inipun mengganggu
konsentrasi jemaat baik pada waktu berdoa maupun mendengar Firman Tuhan. Kita
bisa menanganinya dengan melakukan penyemprotan secara rutin, atau dengan
menggunakan Baygon Electric / obat nyamuk.
·
Tempat duduk yang enak. Tempat duduk yang
tidak enak bisa mengganggu, tetapi tempat duduk yang terlalu enak juga
bisa menyebabkan jemaat tidur di gereja!
·
Ketenangan. Ada gereja yang mengadakan
Pemahaman Alkitab pada jam yang sama dengan latihan paduan suara, sehingga
ketenangan dalam suasana Pemahaman Alkitab menjadi kacau. Ini lagi-lagi adalah
gereja yang tidak mementingkan Firman Tuhan.
b) Bahwa
Lukas sebagai penulis Kisah Rasul bisa menuliskan kalau saat itu digunakan
banyak lampu, membuktikan bahwa ia adalah saksi mata, dan ia tidak mendapat
cerita ini dari orang lain (karena tak mungkin orang menceritakan hal yang
begitu remeh seperti ini).
Bahwa Lukas adalah saksi mata juga terlihat dari ay 5 yang
mulai mengubah kata ganti orang ‘mereka’ menjadi ‘kami’. Tadinya penggunaan
kata ‘kami’ berhenti pada Kis 16:17, yang menunjukkan bahwa Lukas berpisah
dengan Paulus. Sekarang, mulai ay 5, kembali digunakan kata ‘kami’ yang
menunjukkan bahwa Lukas kembali bergabung dengan Paulus.
4) Paulus
berkhotbah sangat lama.
a) Lamanya
khotbah Paulus.
Dalam ay 7 dikatakan ia berkhotbah sampai tengah malam
(tidak diketahui kapan mulainya). Lalu dalam ay 11 dikatakan ia berkhotbah
terus sampai pagi!
Seorang penafsir mengatakan bahwa kota Troas terletak di 40
derajad Lintang Utara, dan saat itu adalah masa Paskah (ay 6a,16b) dan itu
adalah sekitar awal Mei. Pada saat itu di sana, matahari terbenam pada pk. 7
malam dan terbit pada pk. 5 pagi. Kalau kita anggap bahwa Paulus mulai
berkhotbah pk. 9 malam sampai pk. 5 pagi, itu berarti ia berkhotbah selama 8
jam. Kalaupun terputus di tengah jalan karena peristiwa kematian Eutikhus dan
pemecahan roti, paling-paling dipotong sekitar 2 jam. Jadi Paulus berkhotbah
selama 6 jam!
Seseorang mengatakan: “That
which would be unwise as a rule is allowable as an exception” (= Apa yang
tidak bijaksana kalau diterapkan sebagai peraturan, diijinkan sebagai
perkecualian).
Saya setuju dengan kata-kata ini! Memang tidak bijaksana untuk
berkhotbah selama 6 jam dalam tiap kebaktian! Tetapi bahwa pada saat itu
jemaat bisa mendengar selama 6 jam, itu betul-betul menunjukkan kerohanian dan
kerinduan pada Firman Tuhan yang luar biasa! Bagaimana kalau dibandingkan
dengan diri saudara?
b) Cara
Paulus menyampaikan Firman Tuhan.
Mungkin
sekali di sini Paulus tidak berkhotbah dengan sistim 1 arah (ia bicara dan
jemaat mendengar), tetapi dengan sistim 2 arah, sekalipun tentu saja Paulus
yang lebih banyak berbicara.
Ini
terlihat dari kata ‘berbicara’ dalam ay 7 yang bahasa Yunaninya adalah
DIELEGETO, dan kata ‘berbicara’ dalam ay 9 yang bahasa Yunaninya adalah DIALEGOMENOU.
Kedua kata Yunani ini mempunyai akar kata yang sama yaitu DIALEGOMAI, yang
berarti ‘to discuss, to debate’ (=
mendiskusikan, mendebatkan).
Ada
2 hal yang perlu diperhatikan dalam pemberitaan Firman Tuhan yang menggunakan
sistim diskusi:
·
Sistim diskusi memang memungkinkan pemberitaan
Firman Tuhan lebih lama, asalkan semua orang mau terlibat. Kalau ada yang tidak
mau terlibat, maka biasanya mereka jadi mengantuk.
·
Sistim ini baru bisa jalan kalau:
*
pemimpinnya berkarunia untuk mengarahkan
diskusi itu.
*
orang-orangnya punya pengertian Firman Tuhan
yang baik.
Karena
itu, pertimbangkanlah hal-hal di atas itu lebih dulu sebelum saudara ‘asal
meniru’ sistim ini.
5) Peristiwa Eutikhus (ay 9-12).
a) Ia duduk di
jendela (ay 9a), mungkin karena ruangan penuh / tempat duduk tidak cukup.
b) Ia
mengantuk lalu tertidur (ay 9b).
Mengapa
ini bisa terjadi?
·
saat itu sudah terlalu malam. Tetapi mengapa
hanya dia saja yang mengantuk dan tertidur sedangkan yang lain tidak?
·
mungkin karena Paulus amat lama berbicara (ay
9). Ada orang-orang yang bahkan menyalahkan Paulus. Tetapi saya tidak setuju
karena:
*
Setelah peristiwa Eutikhus, Paulus bahkan
meneruskan khotbahnya sampai pagi (ay 11).
*
Orang-orang yang lain bisa tetap mendengar.
·
mungkin karena ia lelah bekerja sepanjang
hari. Ini tidak membenarkan dia, karena itu adalah hari Minggu yang seharusnya
adalah hari istirahat!
·
mungkin karena ia duduk di jendela. Dalam
ruangan mungkin panas dan pengap. Tetapi karena ia duduk di jendela, ia terkena
angin yang sejuk, sehingga ngantuk dan tertidur. Karena itu pada waktu mencari
tempat duduk dalam gereja kita juga perlu memilih. Mungkin perlu memperhatikan
sorotan angin dari AC, dan menjauhi orang yang selalu mengajak bicara pada
waktu kebaktian / khotbah.
·
mungkin karena ia tidak / kurang rindu pada
Firman Tuhan!
c) Ia
jatuh dari lantai 3 (ay 9c).
Yang
dipersoalkan adalah: apakah Eutikhus mati atau tidak?
·
Ada yang mengatakan: tidak!
Keil
& Delitzsch, dalam tafsirannya tentang 1Raja-raja 17:17-24,
mengatakan: “the youth mentioned in Acts 20:10 was only
apparently dead” (= anak muda yang disebutkan dalam Kis 20:10 hanya
kelihatannya saja mati).
Alasannya:
dalam ay 10 dikatakan bahwa ‘ia masih hidup’ [Lit: ‘for the soul of him is in him’ (= karena jiwanya ada dalam dia)].
·
Mayoritas penafsir mengatakan: ya!
Alasannya:
*
untuk apa peristiwa ini diceritakan kalau
Paulus hanya menyembuhkan orang yang pingsan? Tetapi kalau Eutikhus betul-betul
mati, maka ini adalah peristiwa pembangkitan orang mati, yang merupakan mujijat
yang besar, sehingga layak untuk diceritakan di sini.
*
kalau Eutikhus pingsan, untuk apa Paulus
merebahkan diri di atasnya? Apakah tindakan ini tidak malah membunuh Eutikhus?
Tetapi kalau Eutikhus mati, maka tindakan Paulus ini meniru Elia dan Elisa yang
pernah membangkitkan orang mati dengan cara seperti itu (1Raja 17:21 2Raja 4:34). Tetapi ini tentu
tidak berarti bahwa saudara boleh meniru hal ini!
*
ay 9d mengatakan bahwa ‘ia sudah mati’.
Ingat
bahwa penulis Kisah Rasul adalah Lukas yang adalah seorang tabib / dokter (Kol 4:14),
dan tadi sudah kita lihat bahwa ia adalah seorang saksi mata! Tidak mungkin ia
tidak bisa membedakan antara orang mati dan orang pingsan!
*
ay 12 mengatakan bahwa ‘mereka
mengantarkan orang muda itu hidup ke rumahnya’. Penekanan ‘hidup’ ini
secara implicit menunjukkan bahwa
tadinya ia mati.
Tetapi,
kalau pada saat itu ia memang sudah mati, mengapa ay 10 mengatakan bahwa
ia masih hidup / jiwanya masih ada di dalam dia? Mungkin kata-kata ini
diucapkan oleh Paulus dalam arti yang sama seperti waktu Yesus berkata tentang
anak Yairus (yang pada saat itu jelas sudah mati): ‘... ia tidak mati, tetapi tidur’
(Luk 8:52b Mat 9:24 Mark 5:39b). Apa artinya? Artinya
adalah: ia memang mati, tetapi ia bisa dibangkitkan.
d) Sekalipun
Eutikhus berhasil dibangkitkan kembali, tetapi jelas bahwa hal ini mengajar
kepada dia maupun kepada kita, untuk tidak mengantuk / tidur pada waktu
mendengar Firman Tuhan!
Karena
itu mari kita lihat macam-macam hal yang bisa membuat kita mengantuk pada waktu
mendengar Firman Tuhan, dan bagaimana cara mengatasinya:
·
Kurang tidur. Ini sering terjadi pada jemaat
dalam kebaktian Minggu pagi, kalau malamnya mereka tidur terlalu malam (nonton
TV, acara malam minggu dsb).
Cara
mengatasi: kuasai diri untuk tidur lebih pagi; minum kopi; ikut kebaktian sore.
·
Lelah. Ini sering terjadi kalau saudara
bekerja pada hari Minggu, atau keluar kota dulu baru pergi ke kebaktian sore.
Cara
mengatasi: sadarilah bahwa pada hari Sabat kita diharuskan untuk
beristirahat. Tetapi juga ingat bahwa istirahat itu diberikan oleh Tuhan dengan
tujuan supaya kita bisa berbakti! Kalau saudara piknik dsb sehingga saudara
tidak bisa berbakti dengan baik, maka saudara sudah menyalahgunakan hari
istirahat itu!
·
Obat yang membuat kita mengantuk. Banyak obat
flu / batuk (dan juga obat-obat lain) yang bisa membuat kebanyakan orang mengantuk.
Karena itu sedapat mungkin janganlah minum obat-obat seperti itu sebelum acara
pemberitaan Firman Tuhan.
·
Kesehatan yang jelek. Gangguan kesehatan
tertentu, seperti kurang darah dsb, juga bisa membuat orang jadi mudah
mengantuk. Karena itu, kita harus menjaga / memperbaiki kesehatan kita dengan
obat, vitamin, olah raga, makanan bergizi, atau bahkan dengan diet (tergantung
dari penyakitnya).
·
Perut yang kenyang. Memang perut yang sangat
lapar juga bisa mengganggu konsentrasi! Tetapi perut yang terlalu kenyang
menyebabkan kita mengantuk. Karena itu lebih baik makan tetapi tidak sampai
terlalu kenyang.
·
Pengkhotbah yang jelek. Suara pengkhotbah yang
monotoon, atau isi khotbah yang tidak karuan, pasti menyulitkan konsentrasi.
Cara
mengatasi: jangan pilih pengkhotbah seperti itu!
·
Saudara tidak / kurang rindu Firman Tuhan.
Cara
mengatasi: datanglah kepada Kristus dan bertobatlah dari segala dosa-dosa
saudara, maka saudara akan menerima keselamatan dan sekaligus Roh Kudus, yang
akan memberikan kerinduan terhadap Firman Tuhan dalam diri saudara!
Maukah saudara berusaha
untuk selalu segar / penuh konsentrasi pada waktu mendengar Firman Tuhan?
email us at : gkri_exodus@lycos.com