Eksposisi Kisah Para Rasul
oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
KISAH
RASUL 20:13-38
I)
Dari Troas ke Miletus.
1) Paulus berjalan kaki, sedangkan
teman-temannya naik kapal (ay 13).
Mengapa?
Ada beberapa kemungkinan:
a) Karena
kesehatannya (Calvin).
b) Karena mau menemui
orang-orang tertentu.
c) Karena mau
sendirian dengan Tuhan.
Yesus
juga melakukan hal seperti ini dalam Mat 14:22-23, dimana Ia memisahkan
diri dari murid-muridNya supaya bisa berdoa sendirian. Ini memang merupakan
sesuatu yang penting bagi kita! Ingat bahwa Kitab Suci menggambarkan hubungan
antara Tuhan dengan kita sebagai sepasang mempelai / kekasih. Itu jelas
menunjukkan bahwa kita harus mempunyai waktu untuk sendirian dengan Tuhan.
Apakah
saudara selalu rajin dan tekun dalam bersaat teduh, dimana saudara bisa berdoa
dan membaca Firman Tuhan secara pribadi? Ada banyak hal yang bisa menyebabkan
saudara tidak / kurang memberi waktu untuk sendirian bersama Tuhan:
·
saudara begitu sibuk dengan dunia (pekerjaan,
pelajaran sekolah, TV, pacaran, hobby, dsb), sehingga tidak ada waktu untuk
sendirian dengan Tuhan. Kalau ini adalah kasus saudara, maka bacalah
Yak 4:4 dan 1Yoh 2:15-17! Ingat juga bahwa Tuhan tidak senang adalah
‘allah lain’ dalam hidup saudara (Kel 20:3).
·
saudara sibuk dengan pelayanan sehingga tidak
ada waktu untuk Tuhan. Kalau ini adalah kasus saudara, maka bacalah Luk
10:38-42!
·
saudara memang tidak / kurang mengasihi Tuhan.
Mungkin
ini sebetulnya merupakan alasan utama mengapa banyak orang tidak mau
menyediakan waktu untuk sendirian dengan Tuhan. Kalau ini adalah kasus saudara,
maka renungkanlah bagaimana Yesus sudah mengalami penderitaan yang begitu hebat
dan bahkan sudah mati di kayu salib untuk saudara, karena cintaNya kepada saudara!
Tidakkah saudara harus membalas kasih dan pengorbananNya yang begitu besar bagi
saudara?
2) Dalam
ay 16 dikatakan bahwa Paulus ingin sampai di Yerusalem sebelum hari
Pentakosta.
a) Pentakosta
adalah hari raya Yahudi.
Yang
dimaksud dengan hari Pentakosta di sini bukanlah hari turunnya Roh Kudus,
tetapi salah satu dari tiga hari raya orang Yahudi, yang terjadi 7 minggu atau
50 hari setelah Passover (= Paskah
Perjanjian Lama, yaitu keluarnya Israel dari Mesir).
Hari
Pentakosta ini juga mempunyai nama-nama lain, seperti:
·
hari raya menuai (Kel 23:16).
·
hari hulu hasil (Bil 28:26).
·
hari raya tujuh minggu (Kel 34:22 Ul 16:10,16 2Taw 8:13).
Kalau
saudara mau tahu lebih banyak tentang hari Pentakosta ini, bacalah Kel
23:16 Im 23:15-22 Bil 28:26-31 Ul 16:9-12.
b) Paulus
melihat kesempatan untuk memberitakan Injil dan ia memanfaatkan kesempatan itu.
Paulus
ingin sampai di Yerusalem sebelum hari Pentakosta, karena pada hari itu,
orang-orang Yahudi dari segala penjuru berkumpul di Yerusalem (bdk. Kis 2:5-11),
sehingga tentu merupakan kesempatan yang sangat baik untuk memberitakan Injil.
Ini menunjukkan bahwa Paulus mempunyai mata yang tajam untuk melihat kesempatan
untuk memberitakan Injil, dan ia selalu berusaha untuk memanfaatkan setiap
kesempatan untuk memberitakan Injil!
Sebetulnya
dalam hidup kita ada banyak kesempatan untuk memberitakan Injil. Tetapi
seringkali mata kita tidak melihat kesempatan itu. Atau sekalipun mata kita
melihat, kita tidak berani untuk memanfaatkan kesempatan itu dengan betul-betul
memberitakan Injil.
Karena
itu, berdoalah supaya Tuhan membuka mata saudara sehingga bisa melihat
kesempatan itu, dan supaya Tuhan memberikan saudara keberanian dan pimpinan
untuk bisa memanfaatkan kesempatan itu!
II)
Pembicaraan dengan para penatua Efesus.
Dari
bagian ini kita bisa belajar tentang diri / kehidupan Paulus dan pelayanannya.
A) Diri
/ kehidupan Paulus.
1) Paulus
adalah orang yang rendah hati (ay 19).
Adalah
sesuatu yang aneh bahwa ada seorang yang rendah hati bisa mengakui bahwa ia
adalah orang yang rendah hati! Biasanya orang yang rendah hati tidak menyadari
kalau ia rendah hati, dan kalaupun ia menyadari hal itu, ia tidak akan
mengatakan kepada orang lain bahwa ia adalah orang yang rendah hati. Tidak ada
yang lebih menggelikan / tidak masuk akal dari pada orang rendah hati yang
menyombongkan kerendahan hatinya!
Memang
Yesus sendiri mengatakan bahwa Ia adalah orang yang rendah hati
(Mat 11:29), tetapi mungkin sekali Yesus bisa seperti itu, karena Ia
adalah manusia dan sekaligus juga adalah Allah!
Sebetulnya,
sekalipun Paulus memang rendah hati, tetapi ia tidak mengatakan bahwa dirinya
rendah hati. Ia mengatakan bahwa ia melayani Tuhan dengan rendah hati
(ay 19). Melayani dengan rendah hati artinya:
a) Ia banyak berdoa dalam melayani.
Ia
tidak bersandar pada kekuatan, kepandaian, kemampuan, ataupun pada karunianya
sendiri, tetapi kepada Allah (bdk. 1Kor 2:4 2Kor 1:8-9 2Kor
12:7-10).
Penerapan:
Apakah
saudara banyak berdoa dalam pelayanan saudara? Apakah saudara berdoa kalau
saudara:
·
mau / sedang memberitakan Injil?
·
mau mengajak orang ke gereja?
·
mau mengajar sekolah minggu?
·
mau menyanyi dalam paduan suara / vocal group?
·
mau melayani sebagai pemimpin liturgi?
Ingat
bahwa tanpa Tuhan saudara tidak bisa melakukan apapun, tetapi dengan Tuhan
saudara bisa melakukan apapun (bdk. Yoh 15:5 Fil 4:13)!
b) Ia tidak menjadi diktator dalam
gereja (bdk. 1Pet 5:2-3).
Ingat
bahwa Tuhan tidak pernah memberi mandat kepada 1 orang tunggal untuk menjadi penguasa
gereja! Dan karena itu, gereja harus diperintah oleh sekelompok orang, yaitu
tua-tua / majelis, dan bukannya dikuasai dan diatur oleh 1 orang tunggal, baik
orang itu adalah Pendeta, atau ketua majelis, donatur yang besar dsb!
Kalau
saudara adalah seorang diktator, atau kalau saudara mempunyai keinginan supaya
semua orang dalam gereja saudara tunduk kepada saudara, maka ingatlah bahwa
Paulus, yang adalah seorang rasul, tidak menjadi diktator dalam melayani gereja
itu! Karena itu, bertobatlah dari kediktatoran / keinginan saudara untuk
menjadi penguasa dalam gereja, dan maulah melayani Tuhan dengan rendah hati
(bdk. Mat 20:26-28 Yoh 13:14-16)!
2) Paulus
adalah orang yang penuh dengan kasih dan beban dalam pelayanannya.
Ini
terlihat dari seringnya ia mencucurkan air mata dalam pelayanannya (ay
19,31 2Kor 2:4 Fil 3:18).
Banyak
orang menganggap bahwa air mata menunjukkan kelemahan, tetapi ini jelas
merupakan sesuatu yang salah! Ingat bahwa Paulus sering mencucurkan air mata,
dan Yesuspun juga menangis dalam Yoh 11:35.
Boleh
jadi saudara sering mencucurkan air mata karena penderitaan dalam hidup
saudara, tetapi pernahkah saudara mencucurkan air mata:
·
dalam melayani Tuhan / memberitakan Injil?
·
dalam berdoa untuk orang-orang yang belum
bertobat?
·
dalam berdoa untuk gereja saudara, hamba-hamba
Tuhan, dan orang kristen yang lain?
Kalau
selama ini saudara aktif dalam gereja, tetapi hati saudara dingin tanpa kasih
dan beban, maka sadarilah bahwa itu bukanlah kehidupan yang Tuhan kehendaki
(bdk. Wah 2:1-7)! Mintalah ampun atas semua itu kepada Tuhan, dan mintalah
Ia mengubahkan saudara menjadi orang yang penuh kasih dan beban dalam
pelayanan!
3) Paulus
adalah orang yang mati bagi dirinya sendiri, dan hidup bagi Allah (ay 22-24).
a) Ia pergi ke Yerusalem sebagai
‘tawanan Roh’ (ay 22a).
NASB:
‘bound in spirit’ (= diikat dalam
roh).
NIV:
‘compelled by the Spirit’ (= didorong
oleh Roh).
Artinya:
ia pergi ke Yerusalem karena dorongan Roh Kudus.
Ini
sudah menunjukkan bahwa ia tidak hidup menuruti keinginannya sendiri, tetapi
menuruti keinginan Roh Kudus / Tuhan.
Bagaimana
dengan saudara? Kalau saudara tahu bahwa kehendak saudara bertentangan /
berbeda dengan kehendak Tuhan, apakah saudara mentaati kehendak Tuhan?
b) Ia tidak
tahu apa yang akan terjadi padanya di Yerusalem, tetapi ia tahu bahwa dalam
setiap kota Roh Kudus mengingatkan bahwa penjara dan sengsara menantikan dia
(ay 22b-23). Tetapi hal ini tidak membuat Paulus menolak pimpinan Roh Kudus
itu!
Coba
bayangkan kalau saudara disuruh oleh Tuhan untuk memberitakan Injil ke suatu
kota, dan Tuhan berkata bahwa saudara bukan hanya akan sengsara di sana, tetapi
saudara bahkan akan masuk penjara. Apakah saudara tetap mau pergi ke kota itu?
c) Ia berkata
bahwa ia tidak menghiraukan nyawanya sedikitpun, asal ia dapat menyelesaikan
tugas yang Yesus berikan kepadanya (ay 24).
Kata-kata
‘tak menghiraukan nyawaku’ tidak berarti bahwa Paulus tidak menjaga hidupnya
dengan baik. Artinya adalah: ia rela mengorbankan nyawanya demi Tuhan (bdk. Mat
16:25)!
Penerapan:
Apakah
saudara hidup untuk diri saudara sendiri, atau untuk Tuhan? Berapa banyak waktu
/ tenaga / pikiran / uang yang saudara gunakan untuk diri sendiri, keluarga
dsb? Berapa banyak yang saudara gunakan untuk Tuhan? Ingat bahwa kalau saudara
hidup untuk diri sendiri, saudara tidak akan bisa hidup untuk Tuhan!
4) Paulus
adalah orang yang tidak tamak (ay 33-35).
a) Dalam
ay 33 disebutkan bahwa ia tidak mengingini perak atau emas atau pakaian dari
siapapun juga.
Pada
jaman itu orang menyimpan harta bukan hanya dalam bentuk emas dan perak, tetapi
juga dalam bentuk pakaian yang indah dan mahal. Karena itu maka dalam Mat
6:19-20 saudara melihat bahwa harta bisa dirusak oleh ngengat. Tetapi baik perak
atau emas atau pakaian tidaklah diinginkan oleh Paulus!
Calvin
juga adalah orang seperti itu. Philip Schaff, seorang ahli sejarah mengatakan
tentang Calvin sebagai berikut:
·
“Riches and
honors had no charms for him. He soared far above filthy lucre and worldly
ambition. His only ambition was that pure and holy ambition to serve God to the
best of his ability” (= Kekayaan dan kehormatan tidak mempunyai daya tarik
baginya. Ia membubung tinggi di atas uang yang kotor dan ambisi duniawi. Satu-satunya
ambisinya adalah ambisi yang suci dan murni untuk melayani Allah dengan
sebaik-baiknya) - ‘History
of the Christian Church’ , vol VIII, hal 838.
·
“When Pope Pius
IV heard of his death he paid him this tribute: ‘The strength of that heretic
consisted in this, - that money never had the slightest charm for him. If I had
such servants, my dominions would extend from sea to sea’” (= Ketika Paus
Pius IV mendengar tentang kematiannya ia memberikan penghormatan ini: ‘Kekuatan
dari orang sesat ini adalah hal ini, - bahwa uang tidak pernah mempunyai daya
tarik yang paling kecil sekalipun untuknya. Jika saya mempunyai pelayan-pelayan
seperti itu, daerah kekuasaanku akan meluas dari laut ke laut’)
- ‘History of the Christian Church’ ,
vol VIII, hal 839.
Penerapan:
Setiap
saudara, apalagi kalau saudara adalah seorang hamba Tuhan, harus meniru Paulus
dan Calvin dalam hal ini!
Catatan:
mungkin saudara heran mengapa saya tahu-tahu membicarakan Calvin di sini. Ini
saya lakukan karena adanya pendeta-pendeta, yang tanpa tahu siapa Calvin yang
sebenarnya, bagai-mana kehidupannya, dan apa yang telah ia lakukan, dan
bagaimana pelayanannya dan ajarannya, telah mengecam dan bahkan memfitnah
Calvin.
b) Ay 33
ini cocok dengan kata-kata Paulus dalam 2Kor 12:14b yang berbunyi: “Sebab bukan
hartamu yang kucari, melainkan kamu sendiri”. Paulus tidak
seperti para nabi palsu yang selalu mencari keuntungan! Dengan sikap seperti
itu, andaikata Paulus hidup pada jaman ini, ia pasti tidak akan naik Boxer atau
BMW!
c) Paulus bekerja sendiri untuk
mencukupi kebutuhannya (ay 34).
Ini
hanya ia lakukan dalam gereja-gereja tertentu, karena ada alasan-alasan
tertentu! Tetapi secara umum, gereja harus mencukupi kebutuhan hidup hamba
Tuhan sehingga hamba Tuhan itu bisa berkonsentrasi penuh dalam pelayanannya
(1Kor 9:5-12a,13-14).
d) Paulus
bahkan juga mencukupi kebutuhan teman-temannya (ay 34b).
Dengan
demikian ia memberikan teladan untuk memberi kepada orang yang membutuhkan, dan
dengan demikian ia mentaati ajaran Tuhan Yesus sendiri yang berbunyi: “Adalah lebih
berbahagia memberi dari pada menerima” (ay 35).
KJV/RSV/NIV/NASB:
‘It is more blessed to give than
to receive’ (= Adalah lebih diberkati memberi dari pada menerima).
Perlu
diketahui bahwa dalam ke empat kitab Injil, yaitu Matius, Markus, Lukas dan
Yohanes, kata-kata Yesus ini tidak ada, karena mereka memang tidak mencatat
semua kata-kata / tindakan Yesus (bdk. Yoh 20:30 21:25). Karena itu jelaslah bahwa Paulus mendapatkan
kata-kata itu secara lisan (dari mulut ke mulut).
Bisakah
saudara menghayati kata-kata Yesus itu?
B) Pelayanan
Paulus.
1) Ia
menekankan penginjilan (ay 21,24).
a) ‘Bersaksi’ (ay 21).
NIV:
‘declared’ (= menyatakan). Ini kurang
tepat!
NASB:
‘solemnly testifying’ (= memberikan
kesaksian dengan sungguh-sungguh / serius).
Penerapan:
Saudara
boleh jadi tidak bisa mengajar / berkhotbah, tetapi saudara seharusnya bisa
menceritakan kepada orang-orang di sekitar saudara bagaimana saudara ‘bertemu’
dengan Kristus sehingga saudara menjadi orang kristen! Kalau saudara bisa
menceritakan hal-hal yang lain seperti film yang saudara tonton, pengalaman
pergi ke luar kota / negeri dsb, maka adalah sesuatu yang aneh kalau saudara
tidak bisa menceritakan bagaimana saudara bertemu dengan Kristus!
b) Dalam
memberitakan Injil, Paulus menekankan 2 hal yaitu per-tobatan dan iman (ay 21).
Penerapan:
·
Apakah saudara sendiri sudah percaya kepada
Yesus sebagai Juruselamat saudara? Dan apakah iman saudara itu saudara buktikan
dengan pertobatan saudara dari dosa?
·
Kalau saudara memberitakan Injil dan yang
saudara lakukan hanyalah menegur dosa dan memperbaiki kelakuan orang-orang di
sekitar saudara, maka saudara hanya memberitakan ‘pertobatan’ saja, dan ini
bukan penginjilan yang benar!
Ingatlah bahwa manusia tidak dibenarkan karena
perbuatan baik / ketaatan, tetapi karena iman (Ro 3:27-28 Gal 2:16a,21 Ef 2:8-9)! Ini secara khusus perlu
diperhatikan oleh hamba Tuhan / guru sekolah minggu / guru agama yang hanya
mengajar moral dan etika tetapi tidak mendorong orang untuk percaya kepada
Yesus sebagai Juruselamat!
·
Sebaliknya, kalau dalam pekabaran Injil
saudara hanya menekankan supaya orang percaya kepada Yesus, tetapi saudara
tidak menuntut supaya mereka bertobat dari dosa, maka saudara melakukan
‘penginjilan murahan’ yang tidak lengkap! Dalam hal ini saudara perlu menyadari
bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati (Yak 2:17,26). Jadi, sekalipun yang
menyebabkan kita diselamatkan itu adalah iman kita saja (bukan iman + perbuatan
baik / ketataan), tetapi adanya perbuatan baik / ketaatan itu membuktikan
kesejatian iman kita.
c) Dalam ay 24 ada kata-kata
‘garis akhir’.
Ini
menunjukkan bahwa Paulus melakukan pekabaran Injil yang ditugaskan Yesus
kepadanya seakan-akan ia sedang mengikuti lomba lari. Artinya: ia betul-betul
mati-matian dalam memberitakan Injil!
Renungkan:
Apakah saudara sendiri juga mati-matian dalam memberitakan Injil? Atau saudara
hanya mati-matian dalam mencari uang?
d) Karena ia
sudah mati-matian dalam memberitakan Injil, maka ia bisa berkata bahwa ia ‘bersih, tak
bersalah terhadap siapapun yang akan binasa’ (ay 26 bdk.
2Kor 4:3-4 Yeh 3:18-19).
Secara
implicit ini menunjukkan bahwa kalau saudara lalai dalam memberitakan Injil,
saudara bersalah terhadap orang di sekitar saudara, yang binasa / masuk neraka
karena tidak pernah mendengar Injil dari saudara (Yeh 3:18-19)! Karena itu,
mati-matianlah dalam memberitakan Injil!
2) Ia
menekankan pengajaran Firman Tuhan (ay 20,27).
a) Ia ‘tidak lalai’ dalam memberitakan
Firman Tuhan (ay 20,27).
Lit:
‘kept back nothing’ (= tidak menahan
apapun).
Orang
kristen, bahkan hamba Tuhan, sering menahan Firman Tuhan karena:
·
malu, karena ia sendiri belum bisa
melakukannya.
Ini salah. Hamba Tuhan memang harus berusaha
melakukan apa yang ia ajarkan, tetapi kalau ia belum bisa melakukannya ia tetap
harus mengajarkannya. Ia adalah ‘pemberita Firman Tuhan’, bukan ‘pemberita
Firman Tuhan yang sudah bisa ia lakukan’!
·
sungkan. Misalnya:
*
pada saat mau menegur seseorang dari dosanya.
*
pada saat memberitakan sesuatu yang
kelihatannya menguntungkan dirinya sendiri, seperti memberitakan 1Kor
9:4-14 1Tim 5:17-18 Ibr 13:17 dsb.
·
takut. Misalnya pada waktu memberitakan Yesus
sebagai satu-satunya jalan ke surga.
·
menganggap remeh bagian Firman Tuhan tertentu!
Ingat bahwa yang kecil dari Kitab Suci tetap adalah Firman Tuhan! Memang dalam
Kitab Suci ada bagian yang sangat penting dan ada bagian yang kurang penting,
sehingga ada bagian yang harus didahulukan dan lebih ditekankan, tetapi tidak
ada bagian yang boleh diabaikan / diremehkan!
b) Pada saat
Paulus memberitakan Firman Tuhan, maka ia memberitakan ‘apa yang berguna’ bagi
pendengarnya (ay 20).
Ada
banyak hamba Tuhan hanya memberitakan apa yang diinginkan / menyenangkan jemaatnya.
Misalnya, dengan tidak mengajarkan pelajaran yang bersifat doktrinal (yang
dianggap sebagai momok oleh banyak orang kristen), tetapi mengajarkan hal-hal
yang praktis saja!
Tetapi
seharusnya hamba Tuhan memberitakan ‘apa yang berguna’ bagi jemaatnya, bahkan
sekalipun apa yang berguna itu menyakitkan atau tidak menyenangkan bagi
jemaatnya!
Illustrasi:
Orang tua yang bijaksana tidak akan memberikan seadanya makanan yang disenangi
/ diinginkan anaknya, karena itu bahkan akan merusak anaknya (bayangkan kalau
anaknya hanya mau permen dan es krim)! Ia seharusnya memberikan yang ia anggap
berguna untuk anaknya, bahkan sekalipun itu tidak disukai oleh anaknya!
c) Ay 20b:
‘baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu’.
Kata-kata
‘perkumpulan-perkumpulan’ seharusnya tidak ada.
NIV:
‘have taught publicly and from house to
house’ (= telah mengajar di muka umum dan dari rumah ke rumah).
NASB:
‘teaching you publicly and from house to
house’ (= mengajar engkau di muka umum dan dari rumah ke rumah).
Ini
menunjukkan bahwa Paulus juga melakukan perkunjungan, dan pada waktu
perkunjungan itu ia mengajar Firman Tuhan!
Penerapan:
·
Kalau saudara sebagai hamba Tuhan / guru
sekolah minggu mengunjungi jemaat / anak-anak saudara, maka janganlah melulu
berbicara tentang hal duniawi / jasmani, tetapi juga tentang hal rohani!
·
Kalau saudara adalah jemaat, maulah
dikunjungi, dan maulah berbicara tentang hal-hal rohani seperti pertobatan
saudara, pertumbuhan iman saudara, saat teduh saudara, penginjilan pribadi yang
saudara lakukan dsb. Di samping itu maulah untuk mendapat teguran secara
pribadi!
Calvin
mengatakan bahwa jemaat yang hanya mau mendengar kata-kata pendetanya dari
mimbar, tetapi menjadi marah pada saat ditegur secara pribadi oleh pendetanya,
lebih mirip beruang dari pada domba!
d) Paulus memberitakan ‘seluruh maksud
Allah’ (ay 27).
Artinya:
ia memberitakan seluruh Firman Tuhan! Ini memang mungkin tidak berarti bahwa ia
sudah mengajarkan setiap ayat Kitab Suci kepada mereka. Ini berarti bahwa ia
sudah mengajarkan setiap pokok yang penting kepada mereka.
Untuk
bisa memberitakan seluruh firman Tuhan, maka:
·
Ia membutuhkan waktu yang cukup lama
(ay 31 bdk. Kis 19:8-10).
·
Ia berkonsentrasi pada satu gereja, artinya:
ia hanya melayani tempat itu (ay 18: ‘aku hidup di antara kamu sejak hari
pertama aku tiba di Asia ini’).
Penerapan:
¨
Banyak pendeta hanya berkhotbah 1 x sebulan di
gerejanya sendiri, dan selebihnya berkhotbah di gereja-gereja lain. Tetapi,
kalau Paulus saja membutuhkan waktu 3 tahun untuk melakukan hal itu, padahal
saat itu hanya ada Perjanjian Lama, maka bagaimana pendeta jaman ini, setelah
Kitab Suci bertambah dengan Perjanjian Baru, bisa memberitakan seluruh firman
Tuhan kepada jemaatnya dengan cara ‘keluyuran’ seperti itu?
A.
T. Robertson mengatakan:
“One of the saddest things about the present situation is
the restlessness of preachers to go elsewhere instead of devoting themselves
wholly to the task where they are” (= satu dari hal-hal yang paling
menyedihkan dari situasi jaman ini adalah keaktifan pengkhotbah-pengkhotbah
untuk pergi ke tempat lain dan bukannya membaktikan diri mereka sepenuhnya pada
tugas dimana mereka berada).
¨
Bagi saudara yang adalah jemaat, kalau pendeta
saudara harus memberitakan seluruh Firman Tuhan, maka jelas bahwa saudara
harus mau belajar seluruh Firman Tuhan! Kalau saudara hanya datang dalam
kebaktian saja, dan tidak dalam Pemahaman Alkitab (atau sebaliknya), maka
sekalipun pendeta saudara memberitakan seluruh Firman Tuhan, saudara tetap
hanya mendapat setengah Firman Tuhan! Belum lagi kalau saudara sering membolos!
Karena itu, maulah datang secara rutin dalam Kebaktian dan Pemahaman Alkitab!
Kesimpulan:
Paulus betul-betul
mempunyai kehidupan dan pelayanan yang hebat! Maukah saudara berusaha meniru
dia dalam kedua hal itu? Jangan hanya menekankan kehidupan yang saleh, tetapi
mengabaikan pelayanan. Juga janganlah hanya menekankan pelayanan, tetapi mengabaikan
kesalehan hidup. Lakukanlah kedua-duanya!
email us at : gkri_exodus@lycos.com