Eksposisi Kisah Para Rasul
oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
KISAH
RASUL 21:1-16
I)
Perpisahan Paulus dengan tua-tua Efesus.
1) ‘Perpisahan yang berat’ (ay 1).
NIV/Lit:
‘After we had torn ourselves away from
them’ (= setelah kami merobek diri kami dari mereka).
Beratnya
perpisahan ini digambarkan menggunakan istilah merobek diri kami sendiri dari
mereka! Beratnya hati mereka untuk berpisah bisa saudara lihat dalam 20:36-38.
Semua ini jelas menunjukkan adanya kasih dan kesatuan yang hebat di antara
mereka.
Penerapan:
Apakah
saudara begitu mengasihi saudara seiman saudara sehingga berat kalau harus
berpisah? Selama ini dalam gereja kita telah ada beberapa saudara yang
meninggalkan kita untuk pindah ke luar kota. Bagaimana perasaan saudara tentang
hal itu? Merasa berat waktu mau berpisah? Merasa rindu setelah berpisah? Atau
merasa acuh tak acuh, atau bahkan merasa lega karena orang yang menjengkelkan
saudara itu sudah tidak perlu lagi saudara temui?
2) Sekalipun
merasa berat untuk berpisah, tetapi mereka tetap berpisah! Mengapa? Karena
dalam 20:22 kita sudah melihat bahwa Roh Kudus menyuruh / mendorong Paulus
untuk pergi ke Yerusalem.
Dari
semua ini terlihat bahwa sekalipun Paulus sangat mengasihi para penatua Efesus
itu, tetapi ini tidak menghalanginya untuk mentaati Tuhan, karena ia lebih
mengasihi Tuhan dari pada para penatua Efesus itu.
Penerapan:
Apakah
kasih saudara kepada keluarga / teman sering menjadi penghalang bagi saudara
untuk mentaati Tuhan?
II)
Paulus di Tirus.
1) Paulus mengunjungi orang-orang
kristen di sana (ay 4a).
Sekalipun
Paulus ada di sana hanya selama 7 hari, tetapi ia bukannya menghabiskan
waktunya untuk menjadi turis, tetapi untuk bersekutu dengan sesama saudara
seiman!
2) Paulus
tinggal di rumah orang-orang kristen, dan mereka mau memberi tumpangan bagi
Paulus (ay 4 bdk. ay 7,8,16).
Ini
menunjukkan bahwa pada jaman itu, betul-betul ada suasana kekeluargaan dan
kesatuan yang erat antara orang kristen yang satu dengan orang kristen yang
lain.
Pada
jaman ini, kalau orang kristen atau bahkan hamba Tuhan bepergian, mereka
bukannya tidur di rumah saudara seiman, tetapi di hotel! Ini bisa terjadi
karena kesalahan hamba Tuhannya, karena ada ‘hamba Tuhan’ yang meminta tidur di
hotel, dan ada ‘hamba Tuhan’ (baca: nabi palsu) yang bahkan menuntut untuk
tidur di hotel berbintang lima! Tetapi ini juga bisa terjadi karena kesalahan
orang kristennya. Banyak orang kristen tidak terlalu senang memberi tumpangan
kepada orang kristen yang lain / hamba Tuhan.
Penerapan:
Karena
jaman ini ada terlalu banyak orang kristen KTP, dan juga banyak penipu yang
menyamar / mengaku sebagai orang kristen, maka tentu tidak bijaksana untuk
memberi tumpangan kepada seadanya orang yang mengaku sebagai orang
kristen / hamba Tuhan. Tetapi kalau di gereja saudara ada hamba Tuhan yang
datang dari luar kota sehingga membutuhkan penginapan, maukah saudara memberi
tumpangan kepadanya di rumah saudara?
3) Oleh bisikan
Roh, murid-murid menasehati Paulus supaya tidak pergi ke Yerusalem, tetapi
Paulus menolak nasehat ini (ay 4b-6).
Ada
2 hal yang aneh di sini:
a) Bagaimana
mungkin dalam 20:22 Roh Kudus mendorong Paulus untuk pergi ke Yerusalem, dan
sekarang membisiki murid-murid itu untuk melarang Paulus pergi ke Yerusalem?
Roh Kudus yang sama tidak mungkin memberikan 2 nasehat / petunjuk yang
bertentangan!
b) Kalau
memang ini adalah bisikan dari Roh Kudus, bagaimana mungkin Paulus mengabaikan
nasehat itu?
Keanehan
ini akan terjawab dalam pembahasan ay 10-12 di bawah.
4) Perpisahan dengan murid-murid di
Tirus (ay 5-6).
Ada
2 hal yang indah di sini:
a) Seluruh
keluarga mereka kristen.
Ini jelas adalah sesuatu yang sangat indah!
Kalau saudara menginginkan hal ini, banyaklah mendoakan dan memberitakan Injil
kepada keluarga saudara yang belum percaya!
b) Murid-murid
itu, beserta dengan istri dan anak-anak mereka, mengantarkan Paulus untuk naik
ke kapal.
Kalau
jaman ini ada gereja mengundang hamba Tuhan dari luar kota, maka pada waktu
pulangnya, paling-paling hanya pendeta dan 1-2 orang majelis yang mengantarkan
hamba Tuhan itu ke airport. Tetapi saat itu Paulus diantarkan oleh semua murid,
beserta dengan istri dan anak-anak mereka! Ini lagi-lagi menunjukkan suasana
kekeluargaan dan kasih yang luar biasa yang terdapat di antara orang-orang
kristen jaman itu!
III)
Paulus di Kaisarea.
1) Saat itu ada 2 kota yang bernama
Kaisarea:
·
Kaisarea Filipi, yang terletak di utara
Yerusalem, dan berjarak sekitar 190 km dari Yerusalem.
·
Kaisarea, yang terletak di barat laut
Yerusalem, di tepi pantai, dan berjarak sekitar 80 km dari Yerusalem.
Kaisarea
yang dimaksudkan di sini adalah Kaisarea yang ke 2 ini.
2) Di Kaisarea Paulus tinggal di rumah
Filipus:
a) Filipus ini
adalah ‘satu dari ketujuh orang yang dipilih di Yerusalem’ (ay 8), atau
salah satu dari ketujuh orang yang dipilih menjadi diaken di Yerusalem (bdk.
Kis 6:5).
b) Mengapa
Filipus ini sekarang bisa ada di Kaisarea?
Dalam
Kis 8:1b,4 dikatakan bahwa karena adanya penganiayaan maka semua orang
kristen, kecuali rasul-rasul, tersebar keluar Yerusalem, dan mereka lalu
memberitakan Injil. Dari sini bisa kita ketahui bahwa Filipus juga termasuk di
antara orang yang tersebar itu (karena ia bukan rasul), dan ia tak pernah kembali
ke Yerusalem.
c) Dalam
ay 8 dikatakan bahwa Filipus ini adalah ‘pemberita Injil’ (NIV: ‘the evangelist’ ), sama seperti
Timotius (2Tim 4:5).
Ini
berbeda dengan penginjil jaman sekarang! Alasannya: dalam Ef 4:11 jabatan
‘pemberita Injil’ ini diletakkan di atas gembala / pendeta, dan pengajar dalam
gereja. Berdasarkan hal ini maka bisa disimpulkan bahwa ‘pemberita Injil’
adalah suatu jabatan dalam gereja abad I, yang lebih rendah dari rasul / nabi,
tetapi lebih tinggi dari pendeta, dan sama seperti rasul dan nabi, pada jaman
ini sudah tidak ada lagi.
Dengan
tinggal di Kaisarea yang berjarak cukup jauh dari Yerusalem, jelas sekali bahwa
Filipus sudah tidak lagi menjabat sebagai diaken dari gereja Yerusalem. Tetapi
ini tidak menunjukkan bahwa ia adalah orang yang tidak bertanggung jawab dalam
pelayanannya, karena ia meninggalkan kedudukan diaken itu untuk menduduki
jabatan yang lebih tinggi, yaitu ‘pemberita Injil’. Bahwa ia berkarunia untuk
memberitakan Injil, terlihat dari Kis 8:5-13,26-40.
d) Anak-anak
Filipus juga adalah orang-orang kristen (ay 9).
Ini
menunjukkan bahwa sekalipun Filipus aktif memberitakan Injil keluar (bahkan
kepada orang Samaria dan sida-sida Ethiopia - Kis 8), tetapi ia tidak
melalaikan tanggung jawabnya untuk membimbing keluarganya sendiri datang kepada
Tuhan!
Penerapan:
Ada
banyak orang kristen, khususnya hamba Tuhan, yang saking aktifnya melayani di
gereja, bezoek, memberitakan Injil di rumah sakit, penjara dsb, sampai mereka
melupakan tanggung jawabnya dalam membimbing keluarganya sendiri untuk datang
kepada Tuhan! Kalau saudara adalah orang kristen yang seperti itu, bertobatlah
dan sadarilah bahwa tanpa Kristus keluarga saudara akan masuk ke neraka!
3) Ada sesuatu
yang terjadi pada saat Paulus ada di rumah Filipus, yaitu datangnya nabi Agabus
untuk memberikan suatu nubuat (ay 10-12):
a) Agabus di
sini mungkin sekali adalah Agabus dalam Kis 11:28.
b) Nubuat
dengan peragaan seperti ini sering terjadi dalam Perjanjian Lama (bdk.
Yes 20:2 Yer 27:2 32:7 Yeh 12:5). Tetapi nabi-nabi palsupun meniru hal ini
(bdk. 1Raja 22:11 Yer 28:10-11).
c) Nubuat dari
Agabus ini ada dalam ay 11. Baca dan perhatikan baik-baik nubuatnya! Ia
hanya menubuatkan bahwa di Yerusalem Paulus akan ditangkap oleh orang Yahudi
dan diserahkan kepada bangsa-bangsa lain! Dalam nubuat itu Tuhan tidak melarang
Paulus untuk pergi ke Yerusalem.
Dan
lalu berdasarkan nubuat ini, murid-murid dan teman-teman Paulus lalu menasehati
Paulus untuk tidak pergi ke Yerusalem (ay 12).
Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan di sini:
·
ay 4b di atas juga harus ditafsirkan
seperti ini.
Jadi Roh Kudus hanya memberikan bisikan bahwa
Paulus akan ditangkap / menderita di Yerusalem, tetapi Roh Kudus tidak melarang
Paulus untuk pergi ke Yerusalem. Tetapi berdasarkan bisikan itu, murid-murid
lalu menasehati Paulus untuk tidak pergi ke Yerusalem.
·
Ingat bahwa setan juga sering menggunakan
Firman Tuhan yang disalah tafsirkan (bdk. Mat 4:6).
Contoh:
ada seorang pengkhotbah (Pdt. Robert Setio, Ph. D. dari GKI) yang menafsirkan
Pengkhotbah 1:9 sebagai berikut: kata-kata ‘tak ada sesuatu yang baru’ dalam
ayat itu ditafsirkan sebagai ‘tak ada sesuatu yang istimewa’. Dan karena itu,
agama kristen bukan agama yang istimewa, dan karena itu, orang beragama lainpun
bisa selamat. Ajaran ini jelas sesat karena bertentangan dengan
Yoh 14:6 Kis 4:12 1Yoh 5:11-12, tetapi ajaran ini
tetap bisa menggunakan ayat Kitab Suci (yang disalah tafsirkan).
Penerapan:
Jangan
terlalu cepat percaya pada ajaran yang punya dasar Kitab Suci. Perhatikan lebih
dulu apakah dasar Kitab Suci-nya ditafsirkan secara benar atau tidak!
·
Nasehat dari orang yang mengasihi kita, sekalipun
diberikan dengan motivasi yang baik, belum tentu benar, dan bahkan bisa datang
dari setan!
4) Keputusan Paulus (ay 13-14a).
a) Paulus
menolak nasehat itu.
·
Andaikata ia menuruti nasehat itu, apa yang
akan terjadi? Mungkin ia akan mengalami apa yang dialami oleh nabi dalam 1Raja
13:1-32!
·
Apa yang Paulus lakukan ini mirip dengan apa
yang Yesus lakukan. Pada saat Yesus mengatakan bahwa di Yerusalem ia akan
ditangkap dan dibunuh, dan Petrus menghalangiNya untuk pergi ke Yerusalem,
Yesus berkeras untuk pergi ke Yerusalem (Mat 16:21-23).
·
Paulus tetap menolak nasehat itu, sekalipun ia
sangat tersentuh hatinya oleh nasehat dan kasih mereka (ay 13: ‘menghancurkan
hatiku’).
Ini menunjukkan bahwa kita memang tidak boleh
hidup berdasarkan perasaan kita, tetapi berdasarkan Firman Tuhan!
b) Apakah
penolakan Paulus ini menunjukkan bahwa ia adalah orang yang tegar tengkuk /
keras kepala? Saya harus katakan bahwa kalau sikap Paulus ini dianggap sebagai
‘tegar tengkuk / keras kepala’, maka semua orang kristen harus bersikap ‘tegar
tengkuk / keras kepala’! Kalau saudara tahu / yakin bahwa Tuhan menghendaki
saudara melakukan sesuatu hal, maka saudara harus dengan ‘tegar tengkuk / keras
kepala’ menolak semua nasehat yang menyarankan saudara untuk tidak melakukan
hal itu!
c) Kata-kata
Paulus dalam ay 13b:
·
Ini mirip dengan kata-kata Petrus dalam
Luk 22:33, tetapi Petrus mengucapkannya dengan sombong dan dengan
bersandar pada dirinya sendiri, sedangkan Paulus mengucapkannya dengan bersandar
kepada Tuhan. Karena itu Petrus jatuh, tetapi Paulus tidak!
·
Ini menunjukkan bahwa adanya bahaya di depan
kita, tidak selalu berarti bahwa kita harus mundur / berhenti / mengubah arah
kita. Kadang-kadang Tuhan menghendaki supaya kita menerjang bahaya itu!
5) Sikap teman-teman Paulus (ay
14-16).
a) Mereka tidak
memaksa.
Apakah
saudara sering memaksa dalam memberikan nasehat? Ini berarti saudara tidak
menghargai hak asazi manusia!
b) Kelihatannya
teman-teman Paulus akhirnya sadar bahwa memang Tuhan menghendaki Paulus untuk
pergi ke Yerusalem, sekalipun akan ada bahaya di sana. Ini terlihat dari
kata-kata ‘jadilah kehendak Tuhan’ dalam ay 14b.
c) Tetap mau
ikut dengan Paulus (ay 15-16).
Padahal
kalau Paulus ditangkap di Yerusalem, jelas mereka sendiri bisa ditangkap juga.
Tetapi mereka toh tetap ikut dengan Paulus. Ini menunjukkan bahwa mereka bukan
hanya mau melayani Tuhan dalam pelayanan yang enak, tetapi juga dalam pelayanan
yang berat, dan yang penuh penderitaan / bahaya!
Penerapan:
Apakah
saudara selalu memilih pelayanan yang enak, yang menyenangkan hati saudara, dan
yang tidak menuntut pengorbanan apa-apa? Kalau ya, saudara bukan melayani
Tuhan, tetapi melayani diri saudara sendiri!
Kesimpulan:
Paulus dan orang-orang
kristen dalam text kita ini:
·
mati bagi diri mereka sendiri.
·
mengasihi saudara seiman seperti keluarga.
·
mengasihi Allah lebih dari semua.
Maukah saudara meniru
semua itu?
email us at : gkri_exodus@lycos.com