Eksposisi Kisah Para Rasul
oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
KISAH RASUL 28:1-16
I) Paulus di Malta (ay 1-10).
1) Mereka
tiba di pantai, selamat dari badai (ay1), sesuai dengan Firman Tuhan yang
diberikan melalui seorang malaikat kepada Paulus (Kis 27:22-25).
Memang bagaimanapun tidak masuk akalnya firman / janji yang
Tuhan berikan, firman / janji itu pasti terjadi. Tuhan yang setia itu tidak
bisa berdusta (Ibr 6:18), dan Ia mahakuasa untuk melaksanakan semua firman
/ janjiNya.
2) Keramahan
penduduk Malta (ay 2).
Kalau orang kafir bisa punya hospitality
/ keramahan seperti ini, maka adalah sesuatu yang memalukan kalau orang kristen
tidak mempunyainya!
Adalah penting bagi kita untuk belajar doktrin yang tinggi,
tetapi kalau hal praktis yang sederhana seperti ini tidak ada pada kita, kita
betul-betul menjadi seperti orang Farisi dan ahli Taurat!
3) Paulus
dan ular (ay 3-6).
a) Paulus
mau ikut mengumpulkan ranting (ay 3), menunjukkan kerendahan hati dan
kerajinannya!
Penerapan:
Maukah saudara melakukan pelayanan yang rendah / sederhana? Atau
saudara merasa gengsi saudara diusik kalau saudara melakukan itu? Atau kemalasan
saudara menyebabkan saudara lebih senang membiarkan orang lain yang mnelakukan
pelayanan itu?
b) Peristiwa
dimana Paulus ‘digigit’ ular.
Dalam Kitab Suci Indonesia, ay 3 akhir berbunyi: “... keluarlah
seekor ular beludak karena panasnya api itu, lalu menggigit tangannya”.
Ada banyak penafsir yang mengatakan bahwa ular itu betul-betul
menggigit Paulus. Ini memang memungkinkan. Dan kalau ular itu memang menggigit
Paulus, dan Paulus tidak menderita apa-apa akibat gigitan itu, maka peristiwa
ini merupakan penggenapan dari janji Tuhan dalam Luk 10:19 dan
Mark 16:18 (tetapi ayat terakhir ini termasuk dalam bagian yang diragukan
keasliannya).
Tetapi sebetulnya dalam text ini tidak ada kata yang secara
jelas menunjukkan bahwa ular berbisa itu menggigit Paulus.
Kata Yunani yang diterjemahkan ‘menggigit’ dalam akhir ay 3
adalah KATHEPSEN, yang sebetulnya berarti ‘To
join one’s self to’ (= menggabungkan diri sendiri pada), to touch (= menyentuh), to adhere to (= melekat / menempel
pada).
Perhatikan juga terjemahan dari beberapa Kitab Suci bahasa
Inggris:
KJV: ‘fastened itself on his hand ... the venomous beast hang on his hand’ (= melekat /
mengaitkan dirinya sendiri pada tangannya ... binatang berbisa itu tergantung pada tangannya).
NIV: ‘fastened itself on his hand ... the snake hanging from his hand’ (= melekat / mengaitkan dirinya
sendiri pada tangannya ... ular itu bergantung
dari tangannya).
RSV/NASB: ‘fastened on his hand ... the creature hanging from his hand’ (= melekat / mengaitkan diri pada tangannya ... makhluk itu bergantung dari tangannya).
Jadi, bisa saja sebetulnya ular itu cuma melingkari tangan
Paulus, tetapi orang-orang mengira bahwa ular itu menggigit Paulus.
Adam Clarke: “Though the
viper fastened on Paul’s hand, it does not appear that it really bit him; but
the Maltese supposed that it had, because they saw it fasten on his hand” (= sekalipun
ular beludak itu melekat pada tangan Paulus, kelihatannya ular itu tidak
betul-betul menggigitnya; tetapi orang-orang Malta itu mengira bahwa ular itu
menggigitnya karena mereka melihat ular itu melekat pada tangannya).
c) Akibat
‘gigitan’ ular pada tangan Paulus itu, orang-orang Malta itu mengira bahwa
Paulus adalah seorang pembunuh, yang sekalipun lepas dari badai, tapi tetap
dikejar oleh Dewi Keadilan (ay 4).
·
’Dewi keadilan’ seharusnya adalah ‘justice’ (NASB), tetapi diterjemahkan
dengan huruf besar oleh NIV (‘Justice’),
dan Ironside menganggap bahwa ini adalah nama dewi.
·
Tanggapan orang-orang Malta ini menunjukkan
bahwa orang pada umumnya menganggap bahwa orang benar itu mujur dan orang jahat
itu pasti kena bencana. Pandangan yang salah ini didasarkan pada pandangan
bahwa seluruh pahala dan hukuman diterima
seseorang dalam dunia ini! Padahal sebetulnya, baik pahala maupun hukuman yang
diterima seseorang dalam dunia ini, hanyalah sebagian kecil (bahasa jawa:
icip-icip) dari seluruh hukuman / pahala. Nanti pada pengadilan akhir jaman
barulah seluruh hukuman / pahala diberikan kepada manusia. Dan karenanya, dalam
dunia ini bisa saja ada orang yang benar tetapi rasanya terus kena bencana, dan
sebaliknya, bisa saja ada orang yang jahat yang rasanya terus ‘diberkati’. Bdk.
Maz 73:1-20 Luk 16:19-26.
Penerapan:
Kalau saudara sadar bahwa hidup saudara tidak benar di hadapan
Tuhan, janganlah menghibur diri hanya karena hidup saudara tidak kena bencana.
Sadarilah bahwa seluruh hukuman saudara menantikan saudara pada akhir jaman,
kecuali saudara mau bertobat dan percaya kepada Kristus, yang telah mati untuk
membayar hutang dosa saudara!
Sebaliknya, kalau saudara sudah percaya dan ikut Tuhan Yesus
dengan sungguh-sungguh, tetapi saudara merasa bahwa hidup saudara terus kena
bencana, maka teruslah bertekun dalam mengikut Tuhan. Percayalah bahwa kalau
Tuhan mengijinkan semua bencana itu menimpa saudara, itu pasti membawa manfaat
bagi saudara. Dan percayalah bahwa seluruh pahala saudara menantikan saudara
pada akhir jaman, dan pasti akan menjadi milik saudara, asal saudara terus
bertekun dalam iman saudara kepada Tuhan Yesus.
·
Orang-orang Malta itu terlalu cepat
menyimpulkan! Belajarlah dari hal ini untuk tidak jump to the conclusion (= meloncat pada kesimpulan / menyimpulkan
terlalu cepat), apalagi kalau itu berhubungan dengan kesimpulan yang negatif
tentang diri seseorang.
Penerapan:
*
ada orang laki-laki mendekati seorang
perempuan, dan kita langsung menganggap orang laki-laki itu ‘naksir’!
*
ada orang laki-laki menggoncengkan perempuan
yang bukan istrinya, kita anggap orang itu main gila. Siapa tahu orang
laki-laki itu hanya sekedar menolong si perempuan pada saat ia menjumpai si
perempuan kegembosan ban?
*
khususnya, jangan jump to the conclusion pada waktu mendengar gossip! Misalnya ada
desas desus tentang Pendeta tertentu, kita langsung menganggap Pendeta itu
brengsek! (bdk. 1Tim 5:19).
Ironside memberikan cerita tentang adanya gossip tentang seorang
pendeta yang katanya istrinya menghadiri kebaktian gereja sesat, dan pendeta
itu lalu marah dan mendatangi kebaktian itu lalu menarik / menyeret istrinya
pada rambutnya. Pendeta itu lalu menjelaskan di mimbar bahwa istrinya tak
pernah pergi ke kebaktian gereja sesat, dan ia tak pernah menyeret istrinya
pada rambutnya, dan bahkan ia belum pernah punya istri!
d) Melihat
bahwa Paulus tidak apa-apa, penduduk pulau itu sekali lagi jump to the conclusion secara salah, yaitu dimana mereka menganggap
Paulus sebagai dewa (ay 6).
Penerapan:
Orang yang sering jump to
the conclusion akan sering harus mengubah pendapat / konklusinya, dan ini
kadang-kadang bisa memalukan. Karena itu jangan jump to the conclusion!!
4) Paulus
menyembuhkan penyakit (ay 7-10).
a) Gubernur
pulau itu juga sangat ramah! (ay 7).
b) Keramahan
gubernur itu dibalas oleh Tuhan dengan menyembuhkan ayah gubernur itu melalui
Paulus (ay 8).
c) Penyembuhan
Paulus terhadap ayah gubernur menyebabkan banyak orang sakit di Malta datang
kepada Paulus dan merekapun disembuhkan (ay 9).
Tetapi ingat bahwa Paulus tidak selalu bisa melakukan ini pada
seadanya orang sakit. Bdk. 1Tim 5:23
2Tim 4:20.
d) Mereka
membalas kebaikan Paulus dengan menyediakan semua keperluan Paulus dan
rombongannya (ay 10).
Aneh, biasanya orang yang menerima kesembuhan / berkat jasmani,
lebih berterima kasih dari pada orang yang menerima kesembuhan / berkat rohani!
Apakah saudara lebih mementingkan berkat jasmani dari pada berkat rohani?
II) Paulus sampai di Roma (ay 11-16).
1) Setelah 3
bulan, rombongan Paulus berangkat (ay 11).
Mereka naik kapal yang ‘memakai lambang DIOSKURI’ (ay 11b).
KJV: Castor and Pollux
(= Castor dan Pollux).
RSV/NASB/NKJV: the Twin
Brothers (= saudara kembar).
NIV: the twin gods Castor
and Pollux (= dewa kembar Castor dan Pollux).
Mengapa terjemahannya bisa kacau dan sangat berbeda seperti ini?
Karena kata Yunani yang dipakai adalah DIOSKOUROIS, yang artinya adalah the twin sons of Zeus [DIOS adalah
bentuk genitive dari Zeus (= milik
Zeus); KOUROI adalah bentuk jamak dari KOUROS, yang artinya adalah son / boy (= anak laki-laki)]. Dan dalam
kepercayaan kafir saat itu dipercaya bahwa dewa Zeus punya anak kembar yang
bernama Castor dan Pollux (Catatan: orang Romawi menyebut Zeus ini Jupiter).
Jadi jelaslah bahwa Paulus naik suatu kapal yang berlambangkan
berhala / dewa. Hal ini tidak memberikan kerugian apa-apa terhadap Paulus,
karena hal ini ada di luar kekuasaannya.
Penerapan:
·
Jangan takut pada berhala yang ada di rumah
saudara kalau itu memang di luar kekuasaan saudara. Misalnya kalau orang tua
saudara yang memiliki / memelihara berhala itu. Jangan menganggap bahwa berhala
itu dihuni roh jahat yang bisa menyebabkan saudara dikutuk Tuhan, tidak
bertumbuh dalam iman, dsb.
Tetapi kalau berhala itu ada di dalam kekuasaan saudara, saudara
harus menghancurkannya. Saudara tidak boleh menyimpannya (Ul 7:25-26) ataupun
memberikannya kepada orang lain atau menjualnya (bdk. Kis 19:19).
·
Bagaimana kalau gereja kita mengadakan Camp /
Retreat di vila yang penuh dengan gambar berhala? Sebaiknya jangan, karena bisa
menjatuhkan orang lain ke dalam dosa, dan bisa merugikan kalau dilihat /
dibicarakan orang! Bdk. 1Kor 8:7-13.
2) Pada
waktu mereka sampai di Putioli, mereka bertemu dengan orang-orang kristen di
sana, yang mengundang mereka untuk tinggal selama 7 hari bersama-sama mereka
(ay 14).
Lalu pada waktu mereka berangkat dari Putioli ke Roma,
orang-orang kristen Roma datang menjumpai mereka sampai di Forum Apius dan Tres
Taberne (ay 15), padahal jarak Roma - Tres Taberne kira-kira sepertiga
jarak Roma - Putioli, sedangkan jarak Roma - Forum Apius kira-kira setengah
dari jarak Roma - Putioli.
Sebagai perbandingan pada jaman ini, kalau ada hamba Tuhan mau
datang dari Malang ke Surabaya, dimana ada jemaat Surabaya yang mau menjemput
hamba Tuhan itu sampai ke Pandaan / Porong?
Orang-orang kristen Putioli dan Roma mau melakukan hal-hal ini
bagi Paulus, padahal:
·
mereka tidak segereja / tidak kenal Paulus
secara pribadi!
·
pada saat itu, diketahui sebagai orang kristen
bisa sangat berbahaya / merugikan!
Perhatikan juga effek positif kunjungan orang Roma itu terhadap
Paulus (ay 15b), dan ini menunjukkan bahwa kasih, kesatuan, saling
mempedulikan, mau repot / berkorban demi orang kristen yang lain, adalah
sesuatu yang mutlak penting!
Penerapan:
Apakah saudara betul-betul merasakan kesatuan dengan sesama
orang kristen yang lain?
Bagaimana
sikap saudara kalau ada jemaat sakit / masuk rumah sakit? Atau kalau ada jemaat
yang kematian anggota keluarganya? Maukah menolong / menyumbang dan mengunjungi
/ menghibur?
email us at : gkri_exodus@lycos.com