Eksposisi Kisah Para Rasul
oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
KISAH RASUL 28:17-31
I) Pembicaraan I dengan orang-orang Yahudi (ay 17-22).
1) Penjelasan
Paulus (ay 17-20).
Tujuan kata-kata Paulus dalam ay 17-20 adalah menjelaskan kepada
orang-orang Yahudi di Roma tentang persoalannya (karena Paulus mengira mereka
pasti sudah di ‘bakar’ oleh orang-orang Yahudi dari Yerusalem), supaya mereka
tidak membenci dia, dan ia bisa memberitakan Injil kepada mereka.
Untuk itu ia menjelaskan bahwa:
·
ia tidak bersalah terhadap bangsa Israel
maupun adat istiadat nenek moyang mereka (ay 17b), tetapi sekalipun demikian,
ia ditangkap dan diserahkan kepada orang Romawi.
·
orang Romawi tidak mendapatkan kesalahan
apapun pada dia (ay 18) sehingga orang Romawi bermaksud melepaskan dia.
·
orang Yahudi menentang pembebasan Paulus itu,
sehingga Paulus terpaksa naik banding, tetapi bukan dengan maksud untuk mengadukan
bangsanya (ay 19).
·
ia dibelenggu karena pengharapan Israel, yaitu
Mesias (ay 20).
Ada 2 hal yang bisa kita dapatkan dari sini:
a) Sebagai
orang kristen kita tidak boleh membiarkan begitu saja nama baik kita difitnah
orang, karena hal itu bisa merugikan pelayanan kita. Kita boleh membela diri
dengan menangkis segala fitnahan itu, asal kita melakukannya bukan untuk
kepentingan diri kita sendiri, tetapi demi kemuliaan Tuhan.
Hati-hati dalam menafsirkan ayat-ayat seperti Mat 5:11 Mat 5:39 Luk 6:22 1Pet
2:12,15,22-23 yang seolah-olah menunjukkan bahwa menghadapi fitnahan / tuduhan apapun
kita harus berdiam diri dan tidak boleh membela diri. Sebetulnya ayat-ayat itu
hanya menunjukkan bahwa kita tidak boleh membalas kejahatan dengan kejahatan,
tetapi tidak berarti bahwa kita tidak boleh membela diri.
b) Kita
harus berusaha membina hubungan baik dengan sesama, antara lain dengan membuang
prasangka yang tidak benar dalam diri mereka tentang kita. Dengan adanya
hubungan baik itu kita lebih bisa diterima dalam pekabaran Injil.
Penerapan:
·
seringkah saudara berusaha mengadakan /
memulai hubungan baik, misalnya dengan mengajak seseorang untuk berkenalan?
·
apakah saudara membina hubungan baik dengan
sesama (keluarga, teman sekerja, teman sekolah, tetangga, dsb), supaya saudara
bisa memberitakan Injil kepada mereka? Hal apa yang saudara lakukan untuk
membina hubungan baik itu? Berbincang-bincang dengan mereka? Makan bersama?
Pergi bersama?
·
seringkah saudara, tanpa ada perlunya,
menjengkelkan orang sehingga merusak hubungan baik, sehingga menyebabkan
saudara tidak bisa memberitakan Injil kepada mereka? Misalnya: tahu orangnya
tak senang digoda, tetapi tetap digoda.
·
salah satu hal yang merusak hubungan baik,
adalah terlalu banyak menegur dosa (apalagi dosa yang remeh), dan terlalu
banyak memperdebatkan pandangan salah (yang tidak terlalu penting) pada diri
orang lain. Ini akan menimbulkan kesan bahwa saudara adalah orang yang cerewet
/ usil!
2) Jawaban
orang Yahudi (ay 21-22).
a) Mereka
tidak menerima surat / utusan dari Yerusalem untuk memberitahu mereka tentang
tuduhan terhadap Paulus (ay 21).
Jadi rupanya, setelah Paulus naik banding kepada kaisar, orang
Yahudi dari Yerusalem itu menjadi putus asa, dan mereka lalu menghentikan usaha
mereka untuk mengejar dan membunuh Paulus.
b) Mereka
mau mendengar Paulus berbicara tentang kekristenan (ay 22), karena mereka
mendengar bahwa kekristenan dimusuhi dimana-mana. Ini menunjukkan:
·
orang kristen dimusuhi adalah hal yang biasa!
Itu bahkan tanda bahwa kita adalah kristen sejati (1Pet 4:14). Tetapi awas,
jangan hal ini menyebabkan kita lalu sengaja mencari musuh!
·
sekalipun disini kontroversi menyebabkan orang
Yahudi itu mau mendengar Paulus, tentu tidak berarti bahwa kita harus sengaja
mencari kontroversi!
II) Pembicaraan II dengan orang-orang Yahudi (ay 23-29).
1) Paulus
menerangkan dan memberi kesaksian kepada mereka tentang kekristenan (ay 23b).
a) Paulus
bersedia menjelaskan, dan ia melakukannya dari pagi sampai malam (ay 23c).
Hal-hal yang perlu kita soroti:
·
Kesediaan Paulus dalam menjelaskan tentang
kekristenan adalah sesuatu yang baik, yang harus ada dalam diri setiap orang
kristen.
Penerapan:
Kalau saudara ditanya seperti Paulus, bersediakah saudara menjelaskan?
Atau menolak karena takut? Atau menolak karena merasa tidak mampu? Bdk.
1Pet 3:15 yang jelas memerintahkan kita untuk memberi pertanggungan jawab
tentang pengharapan kita kepada orang yang memintanya dari kita!
Ini merupakan kesempatan untuk memberitakan Injil yang tidak
boleh kita tolak / sia-siakan!
·
Hal lain yang juga perlu kita soroti adalah:
adalah sesuatu yang luar biasa, bahwa sekalipun baru saja mengalami banyak penderitaan
yang hebat, Paulus masih berkobar-kobar dalam melayani Tuhan / memberitakan
Injil!
Penerapan:
Di tengah-tengah banyak kesukaran / penderitaan yang hebat,
masihkah saudara berkobar-kobar dalam melayani Tuhan / memberitakan Injil? Ada
banyak orang kristen, yang sekalipun tidak mengalami banyak penderitaan /
kesukaran yang terlalu berarti, tetap tidak berkobar-kobar dalam melayani Tuhan
/ memberitakan Injil. Saudara harus malu kalau saudara adalah orang yang
seperti ini!
·
Bahwa Paulus menjelaskan dari pagi sampai
malam, menunjukkan bahwa ada banyak hal yang harus dijelaskan dalam pemberitaan
Injil! Memang dalam keadaan terpaksa (waktu yang hanya sedikit), kita bisa saja
memberitakan Injil secara singkat. Tetapi kalau kita mau memberitakan seluruh
Injil, kita membutuhkan waktu yang cukup panjang!
b) Hal-hal
yang dijelaskan oleh Paulus (ay 23b):
·
tentang Kerajaan Allah (= gereja).
·
tentang Yesus.
Kalau saudara memberitakan Injil, jelaskanlah tentang Yesus!
Bukan dalam kemampuan Yesus untuk melakukan mujijat / menyembuhkan orang sakit,
tetapi terutama keilahianNya, kematianNya untuk menebus dosa, kebangkitanNya,
keberadaanNya sebagai satu-satunya jalan ke surga, dsb.
c) Cara
Paulus menjelaskan (ay 23b).
·
Ia ‘berusaha meyakinkan’ (ay 23b).
Jelas ia berdebat / berargumentasi!
Kalau memberitakan Injil, jangan berkata ‘pokoknya percayalah’,
atau ‘pokoknya Yesus adalah satu-satunya jalan’. Saudara harus menjelaskan mengapa
ia harus percaya, apa akibatnya kalau ia percaya / tidak percaya, mengapa Yesus
adalah satu-satunya jalan ke surga, dsb.
·
Ia menggunakan Firman Tuhan (ay 23b).
‘Hukum Musa dan kitab para nabi’ (ay 23b) jelas menunjuk
pada Perjanjian Lama / Firman Tuhan saat itu.
Dalam memberitakan Injil, jangan menggunakan Kitab Suci agama
lain, filsafat, kata pendeta, dogma gereja, kesaksian / pengalaman, illustrasi,
sebagai dasar. Gunakan Firman Tuhan yang adalah pedang roh (Ef 6:17).
2) Hasil
dari pemberitaan Injil yang dilakukan oleh Paulus: ada yang percaya dan ada
yang tidak (ay 24-25a,29).
·
Orang-orang Yahudi itu, yang tadinya kelihatan
rindu pada Firman Tuhan / kebenaran, ternyata banyak yang tegar tengkuk dan
tidak mau bertobat. Ini ‘kerinduan’ Firman Tuhan yang bersifat daging!
·
Sekarang orang-orang Yahudi terpecah menjadi 2
(bdk. ay 29).
Memang dalam Mat 10:34-36 sudah dikatakan bahwa Yesus
datang bukan untuk membawa damai, tetapi pedang! Ini bukan salahnya Paulus
ataupun kekristenan / Yesus! Ini adalah kesalahan dari orang yang menolak
Injil!
3) Sikap
/ reaksi Paulus terhadap mereka yang menolak Injil / Yesus (ay 25b-28).
Beberapa hal yang bisa dipelajari dari sini:
a) Paulus
mengutip Yes 6:9-10 (Yes 6:9-10 dikutip 5 x dalam Perjanjian Baru, yaitu
dalam Mat 13:14 / Mark 4:12 / Luk 8:10 Yoh 12:40
Kis 28:26-27).
Ada banyak doktrin yang penting yang bisa didapatkan dari sini:
·
doktrin tentang Kitab Suci.
Ay 25b mengatakan: ‘firman yang disampaikan Roh Kudus
kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi Yesaya’. Ini menunjukkan
bahwa Yesaya diilhami Roh Kudus pada waktu menyampaikan / menuliskan bagian
ini! Bdk. 2Tim3:16.
Catatan: Adanya faktor manusia dalam penulisan Kitab
Suci / Firman Tuhan, tidak menyebabkan Firman Tuhannya bercampur dengan
kesalahan, seperti yang diajarkan oleh banyak orang Liberal pada saat ini!
E. J. Young, dalam bukunya yang berjudul “Thy Word Is Truth”, mengutip kata-kata B. B. Warfield sebagai
berikut:
“A light that passes through the coloured
glass of a cathedral window, we are told, is light from heaven, but is stained
by the tints of the glass through which it passes; so any word of God which is
passed through the mind and soul of a man must come out discoloured by the
personality through which it is given, and just to that degree ceases to be the
pure word of God. But what if this personality has itself been formed by God
into precisely the personality it is, for the express purpose of communicating
to the word given through it just the colouring which it gives it? What if the
colours of the stained-glass window have been designed by the architect for
express purpose of giving to the light that floods the cathedral precisely the
tone and quality it receives from them? What if the word of God that comes to
His people is framed by God into the word of God it is, precisely by means of
the qualities of the men formed by Him for the purpose, through which it is
given?” (hal 64).
Penjelasan
kata-kata Warfield ini: sinar yang masuk ke dalam katedral melalui kaca
berwarna dari jendela katedral, telah dinodai / dikotori oleh warna kaca yang
ia lewati. Orang lalu mengambil analogi: demikian juga setiap firman Allah yang
melewati / melalui pikiran dan jiwa manusia pasti keluarnya sudah dikotori oleh
kepribadian melalui mana firman diberikan, dan pada saat itu tidak lagi
merupakan firman Allah yang murni. Tetapi Warfield lalu berargumentasi:
Bagaimana kalau warna dari kaca jendela itu telah direncanakan oleh arsitek
untuk memberikan warna dalam katedral persis seperti yang ia kehendaki?
Bagaimana kalau kepribadian manusia, yang dipakai oleh Allah untuk menyampaikan
firmanNya itu, telah dibentuk oleh Allah menjadi suatu kepribadian yang cocok
persis untuk menyampaikan firman yang diberikan kepadanya?
·
doktrin tentang keilahian Roh Kudus.
Dalam
Yes 6:9 dikatakan bahwa itu adalah ‘firmanNya’, dimana kata ‘Nya’ menunjuk
kepada Tuhan. Tetapi dalam Kis 28:25 Paulus berkata bahwa itu adalah
firman yang disampaikan ‘Roh Kudus’. Ini membuktikan Roh Kudus adalah Tuhan /
Allah sendiri!
·
doktrin tentang reprobation (= penentuan binasa terhadap orang-orang tertentu).
Catatan:
Bahwa doktrin tentang reprobation ini
merupakan ajaran Kitab Suci, terlihat dari ayat-ayat seperti
Amsal 16:4
Yoh 17:12
Ro 9:13,17-18,21-22
1Pet 2:8 Yudas 4. Juga
doktrin tentang reprobation ini
merupakan konsekwensi logis dari doktrin tentang election (= pemilihan orang-orang tertentu untuk diselamatkan).
Ada
2 hal yang berhubungan dengan doktrin tentang reprobation dalam bagian ini:
*
Terhadap orang reprobate ini Firman Tuhan disampaikan bukan untuk mempertobatkan
mereka (hal ini terlihat dari kata-kata ‘... jangan ... berbalik sehingga Aku
menyembuhkan mereka’ - ay 27b), tetapi untuk membuat mereka tidak
punya dalih / alasan.
Calvin:
“By this we gather that the Word of God is
not set before all men that they may return to soundness of mind; but that the
eternal voice soundeth in the ears of many, without the effectual working of
the Spirit, only that they may be made inexcusable” (= dari sini
kita dapatkan bahwa Firman Allah tidak diberikan kepada semua orang supaya
mereka bisa kembali pada pikiran yang sehat; tetapi bahwa suara yang kekal
berbunyi di telinga banyak orang, tanpa pekerjaan yang effektif dari Roh, hanya
supaya mereka tidak punya dalih / alasan).
*
Sekalipun Allah menentukan orangnya binasa,
tetapi mereka menolak Kristus dengan kemauan mereka sendiri, dan karena itu
mereka bertanggung jawab terhadap penolakan itu!
Calvin:
“Though he setteth down both things
distinctly, that God is the author of their blindness, and that yet,
notwithstanding, they shut their own eyes, and become blind of their own
accord; as these two things do very well agree together” (= sekalipun
ia menuliskan kedua hal dengan jelas, bahwa Allah adalah pencipta / sumber kebutaan
mereka, dan bahwa sekalipun demikian, mereka menutup mata mereka sendiri, dan
menjadi buta karena kehendak mereka sendiri; karena kedua hal ini cocok satu
dengan yang lain).
Melihat
ajaran ini, kita bisa merasakan bahwa menjadi orang yang termasuk reprobate betul-betul merupakan hal yang
mengerikan. Kalau saudara adalah orang yang percaya kepada Yesus, maka saudara
pasti bukan termasuk reprobate tetapi
termasuk elect. Renungkan hal itu,
dan bersyukurlah atas hal itu!
b) Tujuan
Paulus mengutip Yes 6:9-10.
·
mengecam penolakan orang-orang Yahudi itu
terhadap Kristus.
Ini
menunjukkan bahwa penolakan terhadap Yesus / Injil adalah dosa, tidak peduli
apakah orangnya tidak mau atau tidak bisa percaya!
Ay 26-27
menunjukkan bahwa mereka yang menolak itu adalah reprobate, yang pasti tidak akan mau dan tidak akan bisa percaya,
tetapi mereka toh dikecam! Bdk. Yoh 12:39-40.
Catatan:
jangan meniru Paulus dengan mencap setiap orang yang menolak Injil sebagai reprobate. Paulus bisa melakukan hal ini
karena ia diilhami, tetapi kita tidak! Ingat bahwa orang yang termasuk electpun bisa saja mula-mula menolak
Injil, tetapi akhirnya bertobat.
·
menunjukkan kepada orang Yahudi yang percaya,
bahwa semua itu ditentukan / diatur oleh Allah. Dengan demikian mereka tidak
kecil hati melihat banyak orang yang tidak percaya.
III)
Dua tahun di Roma (ay 30-31).
1) Ay 30-31 ini menggenapi:
·
Kis 23:11.
Ia
mendapatkan banyak jiwa selama 2 tahun itu, antara lain, orang-orang di istana
(Fil 4:22) dan Onesimus (Filemon 10). Bdk. 2Tim 2:9 - Paulus terbelenggu,
tetapi Firman Allah tidak!
·
Kis 1:8.
Ada
banyak penafsir yang mengatakan bahwa dengan sampainya Paulus / Injil di Roma,
maka Kis 1:8, yang merupakan thema dari seluruh kitab Kisah Rasul, sudah
tergenapi.
2) Barclay
mengatakan bahwa dalam 2 tahun itu ia menulis surat Filipi, Efesus, Kolose,
Filemon. Barnes’ Notes menambahkan surat 2 Timotius.
Jelas
bahwa dalam penjara sekalipun, Paulus adalah orang yang sangat produktif!
Penerapan:
Bagaimana
dengan saudara? Kalau saudara adalah orang yang tidak produktif, padahal
saudara adalah orang bebas, maka saudara menyia-nyiakan kebebasan itu!
3) Lukas tidak
melanjutkan cerita ini, tetapi para penafsir dan ahli sejarah mengatakan bahwa:
Setelah
2 tahun ini, Paulus menghadap kaisar dan karena orang Yahudi Yerusalem tidak
melanjutkan tuntutan (bdk. ay 21), maka Paulus dibebaskan. Lalu ia
melakukan perjalanan misionaris lagi, dan kembali ke Roma pada tahun 64 Masehi.
Saat itu ada kebakaran di Roma, yang dilakukan oleh Nero, tetapi Nero menuduh
orang-orang kristen yang melakukan. Nero menangkapi dan membunuhi orang kristen,
dan Paulus ikut dipenggal saat itu.
Penutup:
Kita sudah melihat
penginjilan / penyebaran kekristenan dalam Kisah Rasul, oleh gereja abad I,
khususnya oleh Paulus, yang bahkan rela mengorbankan nyawanya demi Kristus.
Maukah saudara melanjutkan penginjilan itu?
email us at : gkri_exodus@lycos.com