Khotbah Pekabaran Injil
oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.
Penjahat yang bertobat
LUKAS 23:39-43
I) Penjahat yang menghujat Kristus.
1) Penjahat-penjahat itu ‘digantung’ (ay 39).
Dari istilah ‘digantung’ ini Adam Clarke menafsirkan bahwa berbeda dengan Kristus yang betul-betul disalibkan (dipaku pada kayu salib), maka penjahat-penjahat itu hanya diikatkan pada kayu salib, dan karena itu Kristus mati lebih cepat dari mereka (Yoh 19:31-33).
Tetapi saya tidak setuju dengan penafsiran Adam Clarke ini karena:
Kesimpulannya: kata ‘disalibkan’ dan ‘digantung’ digunakan secara inter-changeable (= bisa dibolak balik). Bdk. juga dengan Gal 3:13b.
2) ‘Menghujat’ (ay 39).
Mat 27:44 dan Mark 15:32 menggunakan kata ‘mencela’, Luk 23:39 menggunakan kata yang jauh lebih keras yaitu ‘menghujat’. Ini menun-jukkan bahwa:
Apakah saudara adalah orang yang bertekun dalam dosa seperti penjahat ini?
3) Hujatannya (ay 39).
a) ‘Bukankah Engkau adalah Kristus?’.
Ini jelas diucapkan dengan nada mengejek, dan karena itu justru me-nunjukkan ketidakpercayaannya bahwa Yesus adalah Kristus / Mesias.
b) ‘Selamatkanlah diriMu dan kami’.
Sekalipun ini juga bisa diucapkan sebagai ejekan, tetapi mungkin sekali dalam dirinya ada keinginan untuk betul-betul diselamatkan oleh Yesus.
Dua pernyataan tersebut di atas adalah dua pernyataan yang kontradiksi! Ia tidak percaya Yesus, tetapi ia ingin diselamatkan. Itu mustahil bisa terjadi, karena Yesus sendiri berkata:
Penerapan:
Kalau saudara tidak percaya kepada Yesus, jangan berharap saudara bisa selamat! Kalau saudara ingin selamat, percayalah dan datanglah kepada Yesus! Ia adalah satu-satunya jalan ke surga (Yoh 14:6 Kis 4:12 1Yoh 5:11-12).
II) Penjahat yang bertobat.
1) Dalam Mat 27:44 / Mark 15:32 dikatakan bahwa kedua penjahat itu mencela Yesus, tetapi dalam Luk 23:39-42 dikatakan bahwa hanya satu penjahat yang menghujat Yesus, sedangkan yang satunya justru menegur temannya itu, dan lalu menyatakan imannya kepada Yesus.
Bagaimana cara mengharmoniskan Mat 27:44 / Mark 15:32 dengan Luk 23:39-42? Ada beberapa cara:
a) Calvin menganggap bahwa Matius dan Markus menggunakan gaya bahasa synecdoche, dimana sekalipun mereka menuliskan seluruh-nya (kedua penjahat), tetapi yang mereka maksudkan adalah seba-gian (salah satu penjahat).
Gaya bahasa seperti ini sering dipakai bahkan dalam pembicaraan sehari-hari, misalnya: kalau kesebelasan sepak bola Indonesia kalah, maka orang berkata ‘Indonesia kalah’.
b) Dalam Kitab Suci kadang-kadang plural / jamak bisa diartikan singular / tunggal.
Contoh: kata ‘mereka’ dalam Mat 2:20 jelas menunjuk pada satu orang, yaitu Herodes (Mat 2:19).
c) Matius dan Markus hanya menceritakan bagian awalnya, sedangkan Lukas hanya menceritakan bagian akhirnya.
Jadi, mula-mula kedua penjahat itu mencela Yesus (Mat 27:44 / Mark 15:32), tetapi akhirnya salah satu bertobat, dan yang satunya bahkan menjadi bertambah jahat sehingga lalu menghujat Yesus, dan ini menyebabkan penjahat yang bertobat itu menegur dia (Luk 23:39-41).
Saya condong pada penafsiran yang ke 3 ini.
2) Faktor-faktor yang menghalangi dan mendukung pertobatannya.
a) Faktor yang menghalangi pertobatannya: Yesus yang mengaku sebagai Anak Allah, Mesias, Raja, dan Juruselamat itu, pada saat itu sedang tergantung dengan tidak berdaya di atas kayu salib. Menurut logika duniawi, ini tentu hal yang menggelikan!
b) Faktor-faktor yang mendukung pertobatannya:
Ini menunjukkan bahwa dalam memberitakan Injil kita juga perlu memberitakan tentang keadilan Allah, hukuman Allah, kengerian neraka dsb, supaya orang yang kita injili itu menjadi takut dan bertobat.
Kalau saja kita bisa mempunyai sikap dan kesucian seperti ini, maka pasti kitapun akan menarik banyak orang datang kepada Yesus! Maukah saudara berusaha meneladani sikap dan kehi-dupan Yesus?
Ini suatu hal yang harus selalu kita pikirkan pada saat kita mem-beritakan Injil dan ditolak. Sekalipun pada saat itu orang yang kita injili itu menolak, tetapi tetap ada kemungkinan bahwa dikemudian hari ia bertobat. Jadi jangan kecewa, putus asa, apalagi berhenti dalam memberitakan Injil, pada waktu saudara mengalami pe-nolakan.
Ini jelas harus ada karena tanpa ini tidak seorangpun bisa datang kepada Yesus (bdk. Yoh 6:44,65 1Kor 12:3).
3) Imannya.
a) Imannya terlihat dari:
Ada banyak orang hanya menyoroti kasih Allah saja, sehingga mereka mengabaikan keadilan dan penghukuman Allah! Bagai-mana dengan saudara?
Apakah saudara menganggap diri saudara baik dan layak masuk surga? Kalau ya, saudara justru pasti akan masuk neraka!
Dengan demikian ia pasti juga percaya bahwa claim Yesus, yang menyatakan diriNya sebagai Mesias dan Anak Allah, pasti juga benar.
Apakah saudara percaya akan hal-hal ini?
Mengomentari ayat ini Calvin berkata: kalau penjahat itu bisa menerima Yesus sebagai Raja pada saat Yesus sedang terpaku di atas kayu salib, maka celakalah kita kalau sekarang setelah Yesus bangkit, naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah, kita tidak menerimaNya sebagai Raja dalam kehidupan kita.
Perhatikan bahwa ia tidak mempersoalkan keselamatan jasmani-nya seperti penjahat yang pertama (ay 39), tetapi mempersoalkan jiwanya setelah ia mati!
Jaman sekarang ada begitu banyak gereja / hamba Tuhan, orang kristen yang hanya menekankan manfaat Yesus bagi hidup sekarang ini, seperti memberikan kesembuhan, memberikan berkat / kekayaan, menolong dari problem dsb. Kalau saudara adalah orang seperti ini, maka renungkan kata-kata Paulus dalam 1Kor 15:19 yang berbunyi:
"Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia".
Renungkanlah: apakah saudara sudah percaya kepada Yesus demi keselamatan jiwa saudara pada hidup yang akan datang?
b) Bukti imannya:
Sekalipun hidup penjahat ini sudah tinggal sangat singkat, tetapi tetap saja ada pengudusan yang membuktikan kesejatian imannya.
Ada banyak orang yang tidak berani menegur anaknya yang mela-kukan kesalahan yang dulu ia sendiri juga lakukan (misalnya tidak jujur dalam ulangan). Tetapi penjahat ini, baru saja mencela Yesus, tetapi sekarang berani menegur temannya yang menghujat Yesus. Ini sesuatu yang luar biasa!
Berbeda dengan Yakobus dan Yohanes yang minta duduk di kiri dan kanan Yesus (Mark 10:35-37), penjahat ini hanya minta ‘diingat’ oleh Yesus (ay 42).
Ini harus kita tiru, bahkan kalau dalam hidup ini kita sudah banyak melakukan banyak hal untuk Tuhan (bdk. Luk 17:7-10).
Penerapan: adanya pengudusan menunjukkan kesejatian iman pen-jahat itu (bdk. Yak 2:17,26). Bagaimana dengan iman saudara? Apa-kah juga disertai dengan pengudusan / perbuatan baik / ketaatan yang membuktikan kesejatiannya? Kalau tidak, jangan pernah mimpi bahwa saudara akan diselamatkan!
III) Jawaban Yesus (ay 43).
1) Ketika dicela / dihujat, Yesus tidak menjawab; tetapi pada waktu Ia melihat ada penjahat yang membutuhkan Firman Tuhan, bimbingan dan hiburan, Ia menjawabnya! Kalau kita mungkin terbalik! Pada saat ada orang mencela, kita menjawabnya, tetapi pada waktu ada orang membu-tuhkan Firman Tuhan, hiburan dan bimbingan, kita bungkam seribu bahasa!
Juga perlu saudara perhatikan bahwa kata-kata Yesus ini bukan sekedar hiburan kosong yang tidak benar! Ini adalah kebenaran, yang pasti melegakan sekali bagi penjahat itu.
Penerapan:
Berusahalah untuk menghibur orang, tetapi jangan memberikan hiburan kosong yang tidak benar. Itu sama dengan dusta!
2) Perhatikan bahwa dalam penderitaan yang luar biasa hebatnya, dan dalam detik-detik terakhir hidupNya, Yesus tetap melayani BapaNya dan sesama manusiaNya.
Berbeda dengan penjahat yang pertama, yang bertekun dalam dosa sampai pada akhir hidupnya, maka Yesus tekun dalam berbuat baik / melayani sampai pada akhir hidupNya!
Penerapan:
Apakah saudara bertekun dalam berbuat baik / melayani, atau dalam berbuat dosa?
3) Firdaus adalah surga, bukan tempat penantian.
Dasarnya: Kata ‘Firdaus’ berasal dari kata bahasa Yunani PARADEISOS, yang dalam bahasa Inggris diterjemahkan paradise (= surga).
Kata Yunani itu muncul hanya 3 x dalam Perjanjian Baru, yaitu dalam Luk 23:43 ini, dalam 2Kor 12:4 dan dalam Wah 2:7.
Kalau dalam 2 ayat itu Firdaus menunjuk pada surga, maka jelas bahwa dalam Luk 23:43 juga harus diartikan sebagai surga!
Kalau Firdaus menunjuk pada surga, maka ini menunjukkan bahwa:
a) Pada saat Yesus mati, Ia langsung pergi ke surga (bdk. Luk 23:46).
Dengan demikian jelaslah bahwa Yesus tidak turun kemana-mana, baik ke neraka, kerajaan maut ataupun tempat penantian!
Kalau demikian, apa artinya kata-kata ‘turun ke neraka / kerajaan maut’ dalam 12 Pengakuan Iman Rasuli? Calvin mengatakan bahwa kalimat ini menunjuk pada penderitaan rohani yang dialami oleh Yesus, pada saat Ia masih hidup / terpancang di atas kayu salib, tepatnya pada saat Ia berteriak ‘Eli, Eli, lama sabakhtani?’. Ingat bahwa di neraka orang terpisah dari Allah (bdk. 2Tes 1:9). Karena itu, pada saat Yesus terpisah dari Allah, Ia dikatakan ‘turun ke neraka’.
Jadi Calvin beranggapan bahwa 12 Pengakuan Iman Rasuli itu mula-mula menunjukkan penderitaan Yesus secara jasmani yang terlihat oleh mata manusia, yaitu ‘menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, mati dan dikuburkan’. Setelah itu 12 Pengakuan Iman Rasuli itu menunjukkan penderitaan Yesus secara rohani yang tidak terlihat oleh mata manusia, yaitu ‘turun ke neraka’.
Keberatan: kalau memang Yesus langsung kesurga pada saat mati, mengapa setelah Ia bangkit Ia mengatakan bahwa Ia belum pergi kepada Bapa (Yoh 20:17)?
Jawab: Kata-kata ‘janganlah engkau memegang Aku’ dalam Yoh 20:17 tidak mungkin berarti bahwa Ia tidak mau disentuh oleh Maria Magdalena, karena Ia membiarkan murid-murid dan perempuan-perempuan yang lain menyentuhNya setelah Ia kebangkitanNya (Mat 28:9b Luk 24:39-40 Yoh 20:27). Jadi kata-kata itu maksudnya adalah ‘jangan menahan / nggandoli Aku’.
Dengan demikian kata-kata ‘belum pergi kepada Bapa’ tidak menunjuk ke belakang (antara kematian dan kebangkitan), tetapi menunjuk ke depan, pada kenaikanNya ke surga (perhatikan Yoh 20:17b yang jelas berbicara tentang kenaikanNya ke surga).
Jadi Yesus, yang tahu bahwa Maria Magdalena itu bermaksud mena-han Dia selama-lamanya di dunia ini, lalu berkata ‘Jangan menahan / nggandoli Aku, karena Aku harus naik ke surga / pergi kepada Bapa!’
Dengan demikian, Yoh 20:17 ini tidak menunjukkan bahwa antara kematian dan kebangkitan, Yesus tidak pergi ke surga!
b) Pada saat mati, penjahat yang bertobat itu (dan juga semua orang yang betul-betul percaya kepada Yesus) langsung masuk ke surga (hanya roh / jiwanya, sedangkan tubuhnya menunggu kedatangan Kristus yang keduakalinya).
Ini menunjukkan bahwa:
Kalau memang Firdaus berarti tempat penantian, dan penjahat itu masuk tempat penantian lebih dulu, itu berarti bahwa Kristus juga pergi ke tempat penantian (karena Ia berkata: ‘... hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus’). Apa gerangan yang Ia lakukan di tempat penantian?
Perhatikan juga bahwa penjahat itu hanya minta supaya Kristus mengingat Dia. Kapan? Pada saat Kristus datang kembali! Tetapi bagaimana jawaban Yesus? ‘Engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus’! Kapan? ‘Hari ini’!
c) Penjahat itu selamat / masuk surga sekalipun ia bertobat pada saat terakhir hidupnya.
Memang, selama saudara masih hidup, saudara bisa bertobat dan datang kepada Yesus, dan saudara akan diselamatkan. Tetapi, jangan secara sengaja menunda pertobatan saudara sampai pada detik terakhir hidup saudara! Ingat bahwa:
Bagaimana kalau saudara mati secara mendadak dan tidak sempat bertobat? Saudara akan masuk ke neraka sekali dan selama-lamanya, dan pada saat itu, segala penyesalan / pertobatan tidak ada gunanya.
Kalau saudara sengaja menunda pertobatan saudara dengan maksud supaya saudara bisa menikmati dosa dalam dunia, dan tetap masuk surga, maka ingatlah dan renungkan baik-baik Gal 6:7 ini!
Karena itu, kalau saat ini saudara belum sungguh-sungguh percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara, datanglah dan percayalah kepada Dia sekarang juga! Sama seperti Yesus mau menerima penjahat yang bertobat itu, Ia pasti juga mau menerima saudara, bagaimanapun jahatnya dan berdosanya hidup saudara selama ini!
-AMIN-
email us at :
gkri_exodus@mailcity.com