Khotbah
Pekabaran Injil
oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.
1) Mereka
tidak percaya akan hari Tuhan (kedatangan Kristus yang kedua-kalinya), kiamat,
penghakiman akhir jaman, dsb.
Argumentasi mereka:
a) Dari
janji Tuhan.
·
Mereka tahu tentang adanya
janji Tuhan Yesus untuk datang kedua-kalinya (ay 4a).
·
Rupanya mereka juga tahu
bahwa beberapa dari janji-janji itu kelihatannya menunjukkan bahwa Kristus akan
segera datang untuk keduakalinya (Mat 10:23 Mat 16:28 Mat 24:34).
b) Dari
tidak berubahnya dunia / alam semesta (ay 4b).
Mereka berkata: sejak penciptaan, sampai bapa-bapa
leluhur mati, dan bahkan sampai sekarang, segala sesuatu (alam semesta / dunia)
tetap seperti semula. Jadi sampai kapanpun pasti juga tetap akan seperti ini.
2) Mereka
bukan hanya tidak percaya pada hari Tuhan, tetapi lebih dari itu mereka
melontarkan ejekan-ejekan (ay 3-4).
3) Mereka
hidup menuruti hawa nafsunya (ay 3b).
Ketidakpercayaan mereka akan kedatangan Kristus
keduakalinya, menyebabkan mereka tidak percaya pada penghakiman akhir jaman,
dan ini menyebabkan mereka secara bebas hidup menuruti hawa nafsunya.
Dari sini terlihat bahwa kesalahan pemikiran secara
doktrinal seringkali menyebabkan hidup yang salah / berdosa (bdk. 1Kor 15:32).
Michael Green (Tyndale): “There is an indissoluble link between conduct and conviction” (= Ada hubungan yang tidak
bisa diputuskan antara tingkah laku dan keyakinan).
Penerapan:
Karena itu dalam gereja hamba Tuhan harus mau mengajar
doktrin, dan jemaat harus mau belajar doktrin, misalnya doktrin Allah
Tritunggal, Kristologi, Predestinasi, doktrin akhir jaman, dsb. Firman Tuhan
yang praktis memang penting, tetapi jika saudara hanya mau mendengar yang
praktis, maka nanti saudara tidak akan bisa / mau menjalankan yang praktis itu,
kalau saudara tidak mempunyai pengertian doktrinal yang baik!
1) Jawaban
Petrus terhadap argumentasi para pengejek itu.
a) Tentang
tidak berubahnya alam semesta / dunia (ay 5-7).
NIV/NASB: ‘the earth was formed out of water
and by water’ (= bumi dibentuk dari air dan oleh air).
KJV: ‘the earth standing out of the water and
in the water’ (= bumi menonjol dari air dan dalam air).
Kata Yunaninya: SUNESTOSA. Dalam Kol 1:17 versi KJV kata
yang sama diterjemahkan ‘consist’.
Ini menunjuk pada Kej 1:2-10. Bdk. Maz 136:6a Maz 24:2.
Pulpit Commentary: “Of course, neither St.
Peter nor Moses is speaking in the language of science; their object was, not
to teach scientific truth, but to present the great fact of creation in an
aspect suitable to our poor capacities” (= Tentu saja, baik Petrus
maupun Musa tidak berbicara dalam bahasa ilmiah; tujuan mereka bukan
mengajarkan kebenaran ilmiah, tetapi menyatakan fakta besar tentang penciptaan
dalam aspek yang sesuai dengan kapasitas kita yang rendah).
Calvin: “the history of the deluge
is an abundantly sufficient witness that the whole order of nature is governed
by the sole power of God” (= sejarah air bah merupakan saksi yang lebih dari cukup bahwa
seluruh keteraturan alam diperintah / diatur hanya oleh kuasa Allah).
Sebetulnya semua ini sudah diketahui oleh para pengejek,
tetapi Petrus mengatakan bahwa mereka sengaja tidak mau tahu (ay 5).
Orang berdosa sering sengaja
tidak mau tahu, karena pengetahuan itu mengganggu / menggelisahkan mereka.
Dengan tidak mau tahu, maka mereka bisa berdosa / menuruti hawa nafsu mereka
dengan ‘lebih tenteram’.
Misalnya mereka tidak mau tahu
bahwa dirinya adalah orang berdosa. Tidak mau tahu bahwa bagaimanapun ia
berusaha berbuat baik, ia tetap penuh dengan dosa. Tidak mau tahu bahwa Allah
itu adil dan suci, dan pasti menghukum manusia berdosa, dsb. Tetapi
ketidak-mau-tahuan ini seperti orang sakit kanker yang tidak mau tahu akan
kankernya! Ketidak-mau-tahuannya itu justru akan membunuhnya.
b) Tentang
kelalaian Tuhan dalam menepati janjiNya (ay 8-9).
Ketidakterbatasan Tuhan oleh waktu ini menyebabkan
‘ayat-ayat yang seakan-akan menunjukkan bahwa Tuhan akan segera datang
keduakalinya itu’ dan ‘tidak datang-datangnya Tuhan’ tidak bertentangan.
Catatan: hati-hati
dengan penafsiran salah dari ay 8, yang menafsirkan 6 hari penciptaan sebagai
6000 tahun.
Þ kehendak Allah di sini tidak menunjuk pada Rencana Kekal
dari Allah, tetapi hanya menunjukkan pada sesuatu yang menyenangkan Allah kalau
itu terjadi.
Seorang penafsir (Pulpit Commentary) mengatakan bahwa
lebih tepat diterjemahkan ‘tidak menginginkan’ dari pada ‘tidak menghendaki’.
Bandingkan juga dengan Yeh 18:23,32 dan Yeh 33:11 yang
mengatakan bahwa Allah tidak berkenan dengan kematian orang fasik.
Þ perhatikan bahwa mulai ay 3 Petrus berbicara tentang
pengejek-pengejek. Dan Petrus selalu menggunakan kata ‘nya’ (Inggris: ‘their’)
dan ‘mereka’ (Inggris: ‘they’). Tetapi mulai ay 8 ia mulai berbicara
tentang orang kristen, dan ia terus menggunakan kata ‘kamu’ atau ‘mu’ (ay 8,9,11,14,15).
Jadi, mulai ay 8 itu kontex pembicaraan menyoroti orang kristen, dan karena itu
‘semua orang’ dalam ay 9 menunjuk pada ‘semua orang kristen’ / semua orang
pilihan.
*
Penundaan / kelambanan ini
disebabkan karena kesabaran Allah.
Dalam 1Pet 3:20 dibicarakan tentang kesabaran Allah
sebelum air bah, dan sekarang dalam 2Pet 3:9 dibicarakan tentang kesabaran
Allah sebelum kedatangan Kristus yang kedua-kalinya.
Michael Green (Tyndale): “Not impotence but mercy is the reason for God’s delay” (= Bukan ketidakmampuan
tetapi belas kasihan adalah alasan penundaan Allah).
a) Dalam
bahasa Yunaninya, kata Yunani HEXEI [= ‘will come’ (= akan datang)]
diletakkan di awal ay 10. Ini untuk menekankan kepastian kedatangan Kristus!
b) Seperti
pencuri (ay 10).
Persamaan dengan pencuri ini hanya dalam satu hal, yaitu:
sama-sama datang pada saat yang tidak terduga / pada saat orang tidak siap
sedia (bdk. Mat 24:42-44 1Tes 5:2-3 Wah 3:3).
Calvin: “This has been added, that
the faithful might be always watching, and not promise to-morrow to themselves” (= Ini ditambahkan, supaya
orang yang setia / orang kristen selalu berjaga-jaga, dan tidak menjanjikan
besok pada diri mereka sendiri).
c) Semua
akan dihancurkan (ay 10-13 bdk. Wah 20:11b).
Ini bertentangan dengan ajaran Saksi Yehovah yang
mengatakan bahwa kita nanti akan tinggal di bumi ini yang sudah disempurnakan.
d) Akan
ada langit dan bumi yang baru dimana terdapat kebenaran (ay 13 bdk. Wah 21:1).
Tidak ada lagi dosa, setan, pencobaan, ketidakadilan,
ketidakbenaran, dsb.
1) Anggap
kesabaran Tuhan sebagai kesempatan untuk beroleh kese-lamatan (ay 15a).
Dalam bahasa Yunaninya kata ‘kesabaran’ dalam ay 15 sama
dengan kata ‘sabar’ dalam ay 9. Kesabaran Tuhan adalah kesempatan untuk
memperoleh keselamatan.
Saudara bisa menggunakan kesempatan itu dengan baik,
yaitu dengan datang dan percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Dia
sudah mati di salib untuk menebus dosa saudara. Jangan sia-siakan penebusan
ini, jangan sia-siakan darahNya yang sudah dicurahkan, jangan sia-siakan penderitaan
dan kematianNya. Datanglah dan terimalah Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat
saudara!
Kis 10:43 - “Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya
kepadaNya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena namaNya”.
Saudara bisa menyia-nyiakan kesempatan ini dengan:
·
tetap menjadi orang kafir.
·
tetap menjadi orang kristen
KTP, yaitu pergi ke gereja, dibaptis, dsb, tetapi tidak percaya kepada Kristus
sebagai Tuhan dan Juruselamat, tidak peduli Kristus dan tidak mempunyai
hubungan pribadi dengan Kristus.
2) Menantikan
kedatangan Tuhan yang keduakalinya (ay 12,14).
Dalam komentarnya tentang Yudas 21, Thomas Manton berkata:
“Love quickeneth desire:
2Peter 3:12, ‘Looking for and hastening to the coming of the Lord’. ... A
harlot would have her husband defer his coming, but a chaste spouse thinketh he
can never come soon enough. They that go a-whoring after the world, neither
desire Christ’s coming, nor love his appearing; but ‘the Spirit of the bride
saith, Come.’ They that love God look for it, Phil. 3:20, long for it, 2Tim.
4:8: they ‘love his appearing.’” (= Kasih menimbulkan kerinduan: 2Pet 3:12,
‘menantikan dan tergesa-gesa pada kedatangan Tu-han’. ... Seorang pelacur
menginginkan suaminya menunda kedatangannya / kepulangannya (bdk. Amsal 7:19-20), tetapi pasangan yang suci / murni berpikir
bahwa ia tidak pernah bisa pulang cukup pagi. Mereka yang melacur mengikuti
dunia ini, tidak menginginkan kedatangan Kristus, dan juga tidak mengasihi /
menyenangi pemunculanNya; tetapi ‘Roh dari pengantin perempuan berkata,
Datanglah’ (Wah 22:17). Mereka yang mengasihi
Allah menantikannya, Fil 3:20, merindukannya, 2Tim 4:8: mereka ‘mengasihi
pemunculanNya’).
Thomas Manton melanjutkan:
“This now informeth us what
a difference there is between a child of God and wicked men. They wish this day
would never come, and would be glad in their hearts to hear such news. The
thought of Christ’s coming is their burden and torment. They have the spirit of
the devil in them: ‘Art thou come to torment us before our time’? Mat. 8:29” (= Ini menginformasikan
kita betapa besar perbedaan antara anak Allah dan orang-orang jahat. Mereka
berharap hari itu tidak pernah datang, dan akan gembira dalam hati mereka
mendengar kabar seperti itu. Pemikiran tentang kedatangan Kristus adalah beban
dan siksaan mereka. Mereka mempunyai roh / semangat / pemikiran dari setan
dalam diri mereka: ‘Apakah Engkau datang untuk menyiksa kami sebelum waktunya?’
Mat 8:29).
Penerapan:
Jangan membiarkan krisis ekonomi menyebabkan saudara
melupakan / mengabaikan kedatangan Kristus yang keduakalinya, dan tidak
berjaga-jaga, tetapi terus mencari uang!
3) Mempercepat
kedatangan hari itu (ay 12).
a) Dengan
memberitakan Injil.
Allah ‘menunda’ kedatangan Yesus karena Ia ingin semua
orang bertobat. Karena itu kalau kita ingin ‘mempercepat’ kedatangan Yesus,
kita harus rajin memberitakan Injil (bdk. Mat 24:14).
b) Dengan
doa.
Kita juga bisa mempercepat dengan doa. Kata-kata
‘datanglah kerajaanMu’ dalam doa Bapa Kami (Mat 6:10), mencakup hal ini.
Catatan: baik pada
waktu dikatakan ‘menunda’ atau ‘mempercepat’ hari Tuhan, semua ini dari sudut
pandangan manusia. Dari sudut pandang Tuhan, hari Tuhan sudah Ia tetapkan dan
tidak akan berubah.
4) Menguduskan
diri (ay 11,14).
Seorang penafsir mengatakan bahwa dalam 2Pet 2:13
dikatakan bahwa nabi-nabi palsu itu adalah ‘kotoran dan noda’ (Yunani: SPILOI
KAI MOMOI); sedangkan dalam 1Pet 1:19 dikatakan bahwa Yesus ‘tak bernoda dan
tak bercacat’ (AMOMOU KAI ASPILOU). Jadi kedua kata Yunani itu dibalik, dan
lalu ditambahi huruf A, yang berarti ‘tidak’ (kata KAI artinya ‘dan’). Sekarang
dalam ay 14 ini kita disuruh berusaha supaya tak bercacat dan tak bernoda
(ASPILOI KAI AMOMETOI), berarti kita harus hidup seperti Kristus (bdk. 1Yoh
2:6).
Sekarang perlu direnungkan: kita hidup seperti nabi-nabi
palsu itu atau seperti Kristus?
Calvin: “He, then, who waits for
new heavens, must begin with renewal as to himself, and diligently aspire after
it; but they who cleave to their own filth, think nothing, it is certain, of
God’s Kingdom, and have no taste for anything but for this corrupt world” (= Maka, ia yang
menantikan langit yang baru, harus mulai dengan pembaharuan berkenaan dengan
dirinya sendiri, dan dengan rajin / tekun mencarinya / merindukannya; tetapi
mereka yang memegang erat-erat kotorannya sendiri, pasti tidak berpikir apa-apa
tentang Kerajaan Allah, dan tidak mempunyai selera untuk apapun selain dunia
yang jahat ini).
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com