oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
I. Latar belakang / pendahuluan (ay 1):
Pada tahun 722 SM Israel / Kerajaan Utara dikalahkan oleh Asyur dan orang-orang Israel diangkut ke dalam pembuangan. Pada tahun 587 SM Yehuda / Kerajaan Selatan dikalahkan oleh Babilonia dan orang-orang Yehuda diangkut ke dalam pembuangan. Di antara tahun 538-444 SM, orang-orang Yehuda kembali dari pembuangan. Sedangkan Maleakhi menulis kitabnya kira-kira pada tahun 440 SM. Jadi, Maleakhi menulis kitabnya untuk orang-orang Yehuda sesudah kembali dari pembuangan. Jadi, kata 'Israel' dalam ay 1 menunjuk kepada orang-orang Yehuda yang kembali dari pembuangan.
2. Kerohanian pada saat itu betul-betul brengsek, baik imam-imamnya maupun rakyatnya.
Dosa-dosa mereka antara lain:
Penerapan:
Itu menyebabkan ada penafsir yang menganggap bahwa 'Maleakhi' sebetulnya bukanlah suatu nama. Penulis kitab ini hanya memperkenalkan diri sebagai 'utusan Allah', tetapi menyembunyikan identitasnya.
Calvin menganggap bahwa Maleakhi adalah julukan dari Ezra.
Siapa sebenarnya Maleakhi itu tidak diketahui dengan jelas.
4. 'Ucapan ilahi' (ay 1).
NIV/NASB/RSV: oracle (= ucapan ilahi / sabda dewa).
KJV/Lit: burden (= beban).
Kata bahasa Ibraninya adalah MASSA. Kata MASSA ini berasal dari kata kerja NASA, yang berarti to lift up (= mengangkat). Jadi MASSA berarti 'sesuatu yang diangkat', dan karena itu bisa diartikan 'beban'.
Lalu apa yang dimaksud dengan
'beban' itu? Ada bermacam-macam penafsiran:
Penerapan:
Kalau saudara adalah orang yang senang melakukan kecaman, dalam arti saudara menikmati (enjoy) saat pengecaman itu, maka ada sesuatu yang tidak beres dengan kerohanian saudara! Jelas bahwa saudara sedang kekurangan kasih! Bereskan dulu kerohanian saudara, baru mengecam orang lain (bdk. Mat 7:1-5)!
b. Kata ini menunjukkan bahwa Maleakhi menyampaikan Firman Tuhan dengan beban, dalam arti yang sama seperti kalau kita berkata: orang itu mempunyai beban untuk melayani.
Penerapan:
Apakah saudara adalah orang yang melayani Tuhan / memberitakan Firman Tuhan dengan beban? Atau saudara melayani Tuhan hanya sebagai suatu rutinitas, dengan acuh tak acuh, terpaksa, berat hati, asal-asalan, dsb?
Maleakhi dipakai oleh Tuhan untuk menyampaikan Firman Tuhan. Tuhan sebetulnya tidak membutuhkan manusia, karena Dia bisa berbicara secara langsung atau memakai seorang malaikat. Tetapi biasanya Ia tetap menggunakan manusia untuk menyampaikan Firman Tuhan.
Tujuan ay 1 ini adalah untuk menunjukkan bahwa yang disampaikan oleh Maleakhi ini adalah Firman Tuhan yang tidak bisa disamakan seperti khotbah-khotbah jaman sekarang ini.
Ada 2 pandangan extrim / salah
tentang khotbah jaman sekarang:
Adanya faktor manusia dalam penyampaian / penulisan Kitab Suci / Firman Tuhan, menyebabkan orang-orang dari golongan Liberal mengatakan bahwa Kitab Suci / Firman Tuhan sudah bercampur dengan kesalahan, sehingga tidak lagi infallible & inerrant.
Terhadap pandangan sesat dari golongan Liberal ini ada 2 hal yang bisa kita katakan sebagai jawaban:
"A light that passes through the coloured glass of a cathedral window, we are told, is light from heaven, but is stained by the tints of the glass through which it passes; so any word of God which is passed through the mind and soul of a man must come out discoloured by the personality through which it is given, and just to that degree ceases to be the pure word of God. But what if this personality has itself been formed by God into precisely the personality it is, for the express purpose of communicating to the word given through it just the colouring which it gives it? What if the colours of the stained-glass window have been designed by the architect for express purpose of giving to the light that floods the cathedral precisely the tone and quality it receives from them? What if the word of God that comes to His people is framed by God into the word of God it is, precisely by means of the qualities of the men formed by Him for the purpose, through which it is given?".
Sinar yang masuk ke dalam katedral melalui kaca berwarna dari jendela katedral, telah dinodai / dikotori oleh warna kaca yang ia lewati. Orang (Liberal) lalu menganalogikan: demikian juga setiap firman Allah yang melewati / melalui pikiran dan jiwa manusia pasti keluarnya sudah dikotori oleh kepribadian melalui mana firman diberikan, dan pada saat itu tidak lagi merupakan firman Allah yang murni. Tetapi Warfield lalu berargumentasi: Bagaimana kalau warna dari kaca jendela itu telah direncanakan oleh arsitek untuk memberikan warna dalam katedral persis seperti yang ia kehendaki? Bagaimana kalau kepribadian manusia, yang dipakai oleh Allah untuk menyampaikan firmanNya itu, telah dibentuk oleh Allah menjadi suatu kepribadian yang cocok persis untuk menyampaikan firman yang diberikan kepadanya?
Ay 2: 'Aku mengasihi engkau'.
Dalam bahasa Ibraninya ini ada dalam bentuk past tense (= waktu lampau).
NIV menterjemahkan 'I have loved you' (= Aku telah mengasihi engkau).
Ini tidak berarti bahwa Allah
hanya mengasihi Israel pada jaman dahulu, tetapi tidak lagi pada saat itu.
Allah tetap mengasihi pada saat itu! Darimana kita bisa mengetahui hal
itu?
Jadi, kalau dahulu Ia mengasihi Israel, sekarangpun Ia pasti mengasihi Israel!
Penerapan:
Pada saat saudara jatuh ke dalam dosa, apakah saudara sering mengira bahwa Allah tidak mengasihi saudara lagi? Itu adalah bisikan setan yang ingin membuat saudara putus asa dan bahkan makin menjauh dari Tuhan. Tuhan tidak pernah berubah dalam kasihNya kepada saudara! Kalau dahulu, pada waktu saudara masih adalah anak setan, saudara dikasihi, dipanggil, dan diselamatkan oleh Allah, maka tidak mungkin sekarang setelah saudara menjadi anakNya, saudara justru dibuang oleh Allah (bdk. Ro 5:8-10).
b. Allah mau berbicara / menegur Israel melalui Maleakhi.
Itu berarti bahwa Ia masih mengasihi Israel. Kalau Ia tidak mengasihi, maka Ia tidak akan menegur (Ibr 12:5b-6 Amsal 3:11-12).
Penerapan:
Setiap saudara mendengar teguran
melalui khotbah, saat teduh, dsb, ingatlah bahwa itu menunjukkan kalau
Allah mengasihi saudara. Karena itu jangan keraskan hati saudara!
Kalimat ini tidak betul-betul diucapkan oleh orang Israel. Maleakhi hanya 'membaca' pikiran mereka. Maleakhi menyusun kitabnya dalam bentuk dialog / debat.
b. Orang Israel tahu / mengerti Kitab Suci tetapi masih menyangsikan kasih Allah. Karena apa?
Kalau situasi dan kondisi di
sekitar saudara kelihatannya tidak cocok dengan Firman atau janji Tuhan,
maukah saudara tetap percaya pada Firman / janji Tuhan itu?
Ay 4 yang menunjukkan bahwa Tuhan akan menghancurkan usaha Edom untuk bangkit kembali, akan terjadi dan akan dilihat oleh Israel (bdk. ay 5 - 'matamu akan melihat').
Ini kontras sekali dengan sebutan 'holy land' (= tanah kudus) bagi Kanaan / Israel.
NIV: 'Great is the LORD - even beyond the border of Israel' (= Maha besar TUHAN - bahkan sampai melampaui perbatasan Israel).
Tetapi, kata bahasa Ibraninya (yaitu MEAL) bisa berarti above, over, upon (= atas / di atas). Jadi arti kalimat ini adalah: 'TUHAN maha besar atas daerah Israel'.
Jadi ay 5 ini menunjukkan kasih Allah kepada Israel, bukan kepada Edom / non Israel.
Tafsiran ini lebih cocok dengan kontex (karena kontex ini justru menunjukkan kasih Allah kepada Israel, dan tidak kepada Edom / non Israel).
Juga tafsiran ini didukung
oleh Septuaginta / LXX (Perjanjian Lama yang diterjemahkan ke bahasa Yunani)
dan Latin Vulgate.
Dalam bagian ini Maleakhi ingin
berkata : 'bandingkan nasibmu dengan Edom. Nasibmu masih jauh lebih baik
dari nasih mereka. Jadi, itu merupakan bukti kalau Allah mengasihi kamu'.
Penerapan:
Kalau menghadapi gereja / orang kristen yang rusak, jangan terus menerus menegur atau 'mengancam' mereka dengan hukuman Allah! Beritakanlah kasih Allah terlebih dulu, khususnya yang Ia tunjukkan di kayu salib! Dengan kata lain, beritakanlah Injil kepada mereka dan tekankanlah kasih Allah / Kristus kepada mereka
Kalau saudara masih sering membolos ke kebaktian / Bible Study, sering tidak saat teduh, memelihara dosa-dosa tertentu, mengeluarkan uang / tenaga / pikiran / waktu sesedikit mungkin untuk Tuhan, maka saudara bukanlah orang yang mengasihi Tuhan. Itu bisa terjadi karena saudara tidak / kurang menyadari kasih Tuhan.
Supaya saudara bisa sadar / percaya akan kasih Allah kepada saudara:
Maleakhi mengajak bangsa Israel melihat ke belakang, kepada Yakub, Esau, Edom, dsb.
Kita juga bisa melihat ke belakang, kepada salib / pengorbanan Kristus di atas kayu salib untuk menebus dosa-dosa saudara. Itu bukti kasih Allah kepada saudara (bdk. Ro 5:8)!
2. Lihatlah pada predestinasi / pemilihan yang dilakukan oleh Allah atas diri saudara.
Maleakhi mengajak Israel melihat pada pemilihan Yakub dan Israel.
Kita juga perlu melihat hal itu. Saudara bisa menjadi orang kristen karena Allah telah memilih / menentukan saudara untuk menjadi anakNya, dan dalam pemilihan itu Ia memilih saudara sedikitpun bukan karena adanya kebaikan apapun dalam diri saudara (bdk. Ef 1:4,5,11 Ro 9:11,15-18). Dan itu adalah bukti bahwa Ia mengasihi saudara.
Maleakhi mengajak Israel untuk membandingkan diri dengan Edom.
Kita juga perlu melakukan hal itu, tetapi harus secara positif. Kita bisa melakukannya secara negatif, misalnya membandingkan diri kita dengan orang yang lebih kaya, lebih sehat, lebih cantik / ngganteng, dsb, dari diri kita. Ini salah! Mengapa tidak membandingkan diri dengan orang yang lebih miskin, lebih sakit, lebih menderita dari kita?
Tetapi, yang terutama kita harus membandingkan diri kita dengan orang lain / kafir, dalam hal rohani. Mungkin ada orang yang kaya, sehat, cantik, dsb, tetapi ia bukan anak Allah. Maka nasib saudara tetap jauh lebih baik dari dia. Itu menunjukkan bahwa Allah mengasihi saudara.
4. Percayalah kepada Firman Tuhan, bukan kepada perasaan saudara!
Contoh dari text kita ini: