oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.
III) Dalam persoalan doktrin
Alkitab.
Dalam acara tanya jawab di Hotel Sahid, April 1999, Bambang Noorsena secara terang-terangan menolak beberapa hal yang merupakan ciri khas golongan yang Alkitabiah dan Injili, yaitu:
Ia berkata bahwa semboyan ini merupakan produk golongan Protestan sebagai reaksi terhadap golongan Roma Katolik. Sedangkan Gereja Orthodox Syria sudah ada sebelum Roma Katolik, dan bahkan ia sebut sebagai ‘mbahnya Katolik’, sehingga tidak mengenal hal ini.
Ada keanehan dalam sesumbar tentang ‘mbahnya Katolik’ ini, karena koran ‘Bangsa’ mengatakan bahwa Gereja Orthodox Syria lahir baru pada abad 18, sehingga tidak mungkin ada sebelum Katolik, apalagi menjadi ‘mbahnya Katolik’.
Koran ‘Bangsa’, hari Jum’at tanggal 26 Mei 2000: "KOS, menurut Syamsudduha, lahir pada akhir abad XVIII di Timur Tengah. Kelahiran KOS di Timur Tengah itu sebagai reaksi atas perkembangan Kristen di Eropa yang semangatnya mulai menurun" - hal 1, kolom 1-2.
Catatan: Drs. Syamsudduha adalah dosen Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Ampel Surabaya.
Satu pertanyaan yang harus ditanyakan dalam persoalan penolakan semboyan ‘Back to the Bible’ (= Kembali kepada Alkitab) ini adalah: kalau ia tidak mau kembali kepada Alkitab, lalu dengan otoritas apa / siapa ia mengajar, dan apa yang ia pakai sebagai dasar dalam mengajar?
2) Doktrin tentang ‘Inerrancy of the Bible’ (= Ketidakbersalahan Alkitab).
Ia secara terang-terangan
menyerang doktrin ini dengan mengatakan bahwa dalam Alkitab ada banyak
hal-hal yang bertentangan seperti:
Tanggapan saya: Ini menunjukkan kebodohan dan kesesatan Bambang Noorsena. Perlu diingat bahwa pada jaman itu ada banyak orang yang namanya sama, dan perlu juga dilihat bagian paralel dari 2Sam 21 itu, yaitu 1Taw 20:5 yang mengatakan bahwa orang yang dibunuh oleh Elhanan itu bernama Lahmi dan merupakan saudara dari Goliat yang dibunuh oleh Daud dalam 1Sam 17.
b) Maz 45:7 (‘Takhtamu kepunyaan Allah’) bertentangan dengan Ibr 1:8 (‘TakhtaMu, ya Allah’).
Tanggapan saya: Maz 45:7 itu salah terjemahan. Perhatikan terjemahan-terjemahan bahasa Inggris dari Maz 45:7 (Ps 45:6) di bawah ini:
KJV/NASB: ‘Thy throne, O God’ (= TakhtaMu, ya Allah).
RSV: ‘Your divine throne’ (= Takhta ilahiMu). Ini ngawur.
NIV: ‘Your throne, O God’ (= TakhtaMu, ya Allah).
Jadi, sebetulnya Maz 45:7 itu persis sama dengan Ibr 1:8.
Sebagai orang
yang mengerti bahasa Ibrani, Bambang Noorsena pasti tahu bahwa Maz 45:7
itu salah terjemahan, tetapi ia tetap menggunakan ayat yang salah terjemahan
itu untuk membuktikan pandangannya bahwa Alkitab ada salahnya. Ini merupakan
kesesatan / penyesatan yang disengaja!
William G.
T. Shedd: "One or the other view of the Scriptures must
be adopted; either that they were originally inerrant and infallible, or
that they were originally errant and fallible. The first view is that of
the church in all ages: the last is that of the rationalist in all ages.
He who adopts the first view, will naturally bend all his efforts to eliminate
the errors of copyists and harmonize discrepancies, and thereby bring the
existing manuscripts nearer to the original autographs. By this process,
the errors and discrepancies gradually diminish, and belief in the infallibility
of Scripture is strengthened. He who adopts the second view, will naturally
bend all his efforts to perpetuate the mistakes of scribes, and exaggerate
and establish discrepancies. By this process, the errors and discrepancies
gradually increase, and disbelief in the infallibility of Scripture is
strengthened" (= Salah satu dari pandangan-pandangan
tentang Kitab Suci ini harus diterima; atau Kitab Suci orisinilnya itu
tidak bersalah, atau Kitab Suci orisinilnya itu bersalah. Pandangan pertama
adalah pandangan dari gereja dalam segala jaman: pandangan yang terakhir
adalah pandangan dari para rasionalis dalam segala jaman. Ia yang menerima
pandangan pertama, secara alamiah akan berusaha untuk menyingkirkan kesalahan-kesalahan
dari para penyalin dan mengharmoniskan ketidaksesuaian-ketidaksesuaian,
dan dengan itu membawa manuscript itu lebih dekat kepada autograph yang
orisinil. Melalui proses ini, kesalahan-kesalahan dan ketidaksesuaian-ketidaksesuaian
berkurang secara bertahap, dan kepercayaan terhadap ketidakbersalahan Kitab
Suci dikuatkan. Ia yang menerima pandangan yang kedua, secara alamiah akan
berusaha untuk mengabadikan / menghidupkan terus-menerus kesalahan-kesalahan
dari ahli-ahli Taurat / para penyalin, dan melebih-lebihkan dan meneguhkan
ketidaksesuaian-ketidaksesuaian itu. Melalui proses ini, kesalahan-kesalahan
dan ketidaksesuaian-ketidaksesuaian bertambah secara bertahap, dan ketidakpercayaan
kepada ketidakbersalahan Kitab Suci dikuatkan)
- ‘Calvinism: Pure and Mixed’, hal 137.