Bab 13
Perseverance of The Saints
Doktrin ini mengajarkan bahwa sekali kita selamat, kita tidak mungkin terhilang lagi untuk selama-lamanya. Doktrin ini jelas tidak dapat berdiri sendiri, melainkan merupakan suatu kesatuan dengan ke empat point Calvinisme yang lain. Kita mengakui bahwa kita tidak mampu berbuat baik (Total Depravity), tetapi Allah telah memilih untuk menyelamatkan kita (Unconditional Election), dan Kristus telah mati menebus semua dosa-dosa kita (Limited Atonement), serta Roh Kudus telah melahirbarukan kita sehingga membuat kita percaya dan bertobat (Irresistible Grace). Lalu, mungkinkah setelah melewati itu semua Allah lalu meninggalkan kita, menyuruh kita berjuang sendiri? Tidak mungkin!
Roma 5:8-10
Akan tetapi Allah menunjukkan kasihNya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. (9) Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darahNya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah. (10) Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian AnakNya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidupNya!
Dari ayat di atas sebenarnya sudah sangat gamblang bahwa sekali seseorang percaya (dengan sungguh-sungguh) maka kepastian keselamatannya akan terjamin. Inilah yang membedakan keKristenan dengan agama-agama lainnya. Agama-agama lain lebih mendasarkan keselamatan mereka kepada perbuatan baik mereka. Mereka menganggap bahwa perbuatan baik dapat menutupi dosa-dosa mereka. Pengertian ini jelas salah karena seorang hakim yang adil tidak akan membebaskan seseorang dari hukuman atas pelanggarannya hanya karena orang tersebut telah berbuat baik; apalagi Tuhan sebagai Hakim yang Maha Adil. Bagi yang percaya bahwa perbuatan baik dapat menetralisir dosa-dosa, mereka tidak akan mempunyai kepastian keselamatan sama sekali. Siapakah yang dapat menghitung segala dosa yang diperbuatnya sepanjang hidup (mulai bayi sampai mati) dan kemudian melakukan berbagai kebajikan yang lebih banyak untuk menebus dosa-dosa tsb? Tidak ada!
Dan apabila kita sebagai orang Kristen tidak percaya bahwa keselamatan kita terjamin, lalu apa bedanya kita dengan orang-orang kafir? Perlu dicatat bahwa hampir semua orang Arminian menolak doktrin ini.
Sekali anak Allah tetap anak Allah
Perubahan yang terjadi pada saat kelahiran baru, yaitu dari mati menjadi hidup, adalah perubahan yang sangat mendasar dan prinsip. Tidak ada suatu mahlukpun yang bebas mengubah sifat-sifat dasarnya sesuai dengan kemauan mereka, perubahan itu adalah hak tunggal dari sang Pencipta. Jadi, tanpa adanya mujijat dari Allah tidak ada seorangpun yang dapat membalikkan kelahiran baru tersebut sehingga mengakibatkan hilangnya hidup baru itu. Seorang anak manusia, meskipun dia diusir, dibenci atau bahkan dibunuh oleh orang tuanya, dia tidak akan kehilangan sonship (ke-anak-annya), dia tetap adalah anak (secara biologis) dari orang tuanya. Demikian juga seorang anak Allah, sekali dia menjadi anak Allah dia tidak akan kehilangan statusnya sebagai anak.
Orang Arminian percaya bahwa seseorang dapat menjadi anak Allah pada hari ini, kemudian menjadi anak setan pada keesokan harinya, dan status orang tersebut dapat terus-menerus berubah dengan cepatnya, secepat dia mengubah pikirannya. Arminianisme mengajarkan bahwa seseorang yang sudah dilahirbarukan oleh Roh Kudus, dibenarkan Allah, dan bahkan sudah memasuki tahap penyucian diri; masih dapat terhilang dan akhirnya binasa untuk selama-lamanya. Dan tentu saja, kehendak orang itulah yang menjadi faktor penentu semua ini.
Mungkinkah Allah yang Maha Kasih itu membiarkan anak-anak yang telah ditebusNya, murtad dan binasa? Tidak mungkin! Kita semua tahu bahwa orang-orang Kristen yang sudah berada di surga akan selalu dijaga/dipelihara (preserved) di dalam kesucian mereka. Dapatkah kita bayangkan bagaimana kacaunya surga apabila Allah tidak menjaga kesucian mereka? Dan apabila Allah mampu menjaga orang-orang kudusNya di surga tanpa melanggar kebebasan mereka, apakah tidak mungkin bagi Allah untuk menjaga/memelihara orang-orang kudusNya yang di bumi, juga tanpa melanggar kebebasan mereka?
Orang-orang percaya hidup di bawah Kasih Karunia
Alkitab mengajarkan bahwa penjagaan atas keselamatan kita bukanlah hasil usaha kita melainkan adalah karunia Allah. Di dalam Rom 6:14 Paulus mengajarkan bahwa orang-orang percaya tidak hidup di bawah hukum melainkan di bawah kasih karunia Allah.
Roma 6:14
Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia.
Roma 11:6
Tetapi jika hal itu terjadi karena kasih karunia, maka bukan lagi karena perbuatan, sebab jika tidak demikian, maka kasih karunia itu bukan lagi kasih karunia.
Dan karena kita hidup tidak di bawah hukum, maka kita tidak mungkin diadili karena pelanggaran kita. Jadi, dosa tidak mungkin menjadi penyebab kejatuhan kita, karena pelanggaran-pelanggaran tidak diperhitungkan lagi. Kita memang mungkin mengalami penderitaan karena dosa-dosa kita tetapi status penderitaan itu bukanlah sebagai hukuman dosa melainkan adalah suatu cara Allah untuk mendidik dan menyucikan kita.
Ibrani 12:5-6
Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak : "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkanNya; (6) karena Tuhan menghajar orang yang dikasihiNya , dan Ia menyesah orang yang diakuiNya sebagai anak."
Kasih Allah yang tidak terbatas dan abadi adalah jaminan bagi umatNya bahwa mereka tidak akan terhilang. Kasih ini bukanlah kasih yang selalu berubah-ubah melainkan adalah kasih yang setia. Kasih ini tidak didasarkan atas kebaikan kita sedikitpun.
1Yohanes 4:10
Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus AnakNya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.
Janji pemeliharaan Allah
Mungkinkah Allah yang Maha Kasih itu, yang telah menyerahkan AnakNya yang tunggal kepada kita, sehingga sang Anak merelakan nyawaNya demi menebus semua dosa-dosa kita, serta Roh Kudus yang telah melahirbarukan, mengajar dan mengingatkan kita; apakah mungkin keTiga oknum Allah TriTunggal ini kemudian lepas tangan dan membiarkan dunia ini memisahkan kita dari Mereka? Mari kita lihat apa yang diajarkan Kitab Suci.
Roma 8:32-39
Ia, yang tidak menyayangkan AnakNya sendiri, tetapi yang menyerahkanNya bagi kita semua, bagaimana mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? (33) Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? (34) Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita? (35) Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? (36) Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan." (37) Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. (38) Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang maupun yang akan datang, (39) atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu mahluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Yohanes 10:27-29
Domba-dombaKu mendengarkan suaraKu dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, (28) dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tanganKu. (29) BapaKu, yang memberikan mereka kepadaKu, lebih besar daripada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.
Khusus untuk ayat yang terakhir ini, banyak orang Arminian yang menganggap bahwa manusia masih bisa terlepas dari tangan Kristus (meskipun mereka mengakui bahwa hal itu sukar sekali). Pandangan ini begitu populernya sehingga rasanya perlu dibahas secara singkat. Orang-orang Arminian menganggap bahwa apabila si manusia yang ada di dalam genggaman tersebut memberontak dan meminta keluar (dengan menggunakan kedaulatan kehendak bebas mereka) maka Kristus akan melepaskan mereka. Hal ini sudah jelas adalah penafsiran yang ngawur karena:
1. Pada ayat ini dikatakan bahwa si domba pasti akan mendengarkan suara Yesus dan akan mengikut Dia. Apabila ada domba yang memang berniat untuk memberontak dari genggaman Yesus si gembala, maka dapat dipastikan bahwa domba tersebut tidak mendengar suara Yesus dan tidak mau menurut/mengikut Yesus. Ini menunjukkan bahwa domba tersebut tidak percaya kepada Yesus dan karena itu bukanlah satu diantara domba-dombaNya.
2. Dikatakan pula bahwa domba-domba tersebut mendapatkan hidup yang kekal (tidak akan terhilang) dan pasti tidak akan binasa, bagaimana mungkin Yesus dapat mengingkari janjiNya tersebut dengan membiarkan/melepaskan mereka ke tangan Iblis untuk binasa.
3. Pada ayat tersebut dikatakan bahwa tidak ada seorangpun yang akan merebut mereka dari tanganKu (Yesus). Kata "seorangpun" disini pasti termasuk diri orang yang ada di dalam genggamanNya. Ayat itu tidak berbunyi "tidak ada seorangpun yang akan merebut mereka dari tanganKu kecuali bagi mereka yang ada di dalam genggamanKu atau kecuali mereka sendiri menghendaki demikian".
4. Kalimat "tidak ada seorangpun yang dapat merebut mereka dari tangan Bapa" menunjukkan suatu ketidakmungkinan yang mutlak untuk bisa lepas dari tanganNya. Orang-orang Arminian yang menganggap bahwa manusia, bila dia memang menghendaki, dapat melepaskan diri dari genggaman Kristus, adalah terlalu memegahkan diri manusia dengan menganggap manusia lebih besar daripada Bapa dan Kristus (Bapa dan Kristus adalah satu, ayat 30). Dan manusia yang menganggap dirinya lebih besar dari Kristus adalah seorang pendusta besar atau seorang yang maha tolol, sebuah ciptaan yang tidak menyadari segala keterbatasannya.
5. Konteks dalam bagian ini bercerita tentang Yesus sebagai gembala dan orang yang berada di dalam genggamannya adalah dombanya. Kita tahu bahwa Yesus adalah gembala yang baik, bukankah tidak masuk akal bahwa seorang gembala yang baik akan menuruti permintaan dombanya yang sangat berbahaya. Sebagai seorang gembala yang baik Yesus akan selalu memikirkan apa yang terbaik bagi domba-dombaNya, apabila Dia rela melepas mereka dari tanganNya dan menyerahkan mereka kepada Iblis, bukankah penyerahan yang Dia lakukan tersebut adalah hal terburuk yang dapat menimpa si domba. Yesus adalah gembala yang baik, menafsirkan ayat di atas menurut pengertian orang Arminian adalah merupakan penghinaan bagi Dia, karena hal itu sama dengan mengatakan bahwa Dia adalah gembala yang bodoh yang tidak tahu apa yang baik bagi domba-dombaNya. Sebagai ilustrasi, seorang ayah yang baik apabila mendapati anaknya yang masih kecil (dengan pikiran yang jauh lebih terbatas dibandingkan dengan si ayah) meminta sebuah petasan untuk mainan, apakah dia akan menuruti hal itu, bukankah ayah yang normal akan menolak hal itu karena menganggap bahwa permintaan (petasan) tersebut terlalu berbahaya bagi diri si anak.
Kesetiaan kita adalah hasil kasih karunia Allah, Dialah yang menjaga kita, Dialah yang menyempurnakan ketaatan kita. Dia jugalah yang akan memberikan kita kekuatan disaat kita mengalami pencobaan.
1Korintus 10:13
Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya.
2Korintus 4:8,9,14
Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; (9) kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa. (14) Karena kami tahu, bahwa Ia, yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan kamu kepada diriNya.
2Tesalonika 3:3
Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat.
Mazmur 34:7
Orang yang tertindas ini berseru, dan TUHAN mendengar; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
Filipi 1:6
Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.
Mazmur 138:8
TUHAN akan menyelesaikannya bagiku! Ya TUHAN, kasih setiaMu untuk selama-lamanya; janganlah Kautinggalkan perbuatan tanganMu!
Roma 11:29
Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilanNya.
Ibrani 10:14
Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan.
2Timotius 4:18
Dan Tuhan akan melepaskan aku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku sehingga aku masuk ke dalam KerajaanNya di sorga. BagiNyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.
Yeremia 32:40
Aku akan mengikat perjanjian kekal dengan mereka, bahwa Aku tidak akan membelakangi mereka, melainkan akan berbuat baik kepada mereka; Aku akan menaruh takut kepadaKu ke dalam hati mereka, supaya mereka jangan menjauh dari padaKu.
Yehezkiel 11:19,20
Aku akan memberikan mereka hati yang lain dan roh yang baru di dalam batin mereka; juga Aku menjauhkan dari tubuh mereka hati yang keras dan memberikan mereka hati yang taat, (20) supaya mereka hidup menurut segala ketetapanKu dan peraturan-peraturanKu dengan setia; maka mereka akan menjadi umatKu dan Aku akan menjadi Allah mereka.
1Petrus 1:5
Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.
2Korintus 9:8
Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam berbagai kebajikan.
Roma 14:4
Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkan ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri.
Janji Allah tentang hidup kekal
Allah berjanji, bahwa pada saat seseorang percaya kepada Kristus, saat itu jugalah ia selamat. Keselamatan yang dimaksud disini adalah hidup yang kekal. Apalah artinya "hidup kekal" apabila pada keesokan harinya seseorang dapat terhilang dan murtad lagi. Jelas yang dimaksud dengan hidup kekal disini adalah suatu jaminan bebas dari hukuman neraka.
Yohanes 6:47
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal.
Yohanes 5:24
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataanKu dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak akan dihukum, sebab ia sudah pindah dari alam maut ke dalam hidup.
Yohanes 6:51
Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, ...
Yohanes 4:14
tetapi barangsiapa yang minum air yang Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang Kuberikan kepadanya akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang akan terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.
1Yohanes 5:11
Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam AnakNya.
1Yohanes 5:13
Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal.
Di dalam Mat 24:24 dengan jelas disiratkan bahwa orang-orang pilihan tidak mungkin disesatkan dan kemudian terhilang untuk selama-lamanya, oleh para mesias dan nabi-nabi palsu. Mereka tidak akan disesatkan meskipun para nabi palsu itu memberikan segala macam mujijat untuk menjatuhkan mereka.
Matius 24:24
Sebab Mesias-Mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka akan menyesatkan orang-orang pilihan juga.
Nama orang-orang pilihan tercantum di dalam Kitab Kehidupan
Alkitab, di dalam banyak bagian menceritakan tentang adanya sebuah Kitab Kehidupan, yaitu daftar orang-orang yang akan masuk ke surga. Kitab ini merupakan katalog yang berisi nama-nama orang-orang yang sudah pasti akan masuk surga. Mungkinkah Tuhan dapat salah tulis, dan secara tidak sengaja menulis nama seseorang yang sudah ditentukan binasa ke dalam kitab itu? Tidak mungkin! Karena apa artinya apabila nama kita sudah tertulis di dalam Kitab Kehidupan padahal kita tidak ditentukan untuk hidup? Jika benar demikian, maka sebutan Kitab Kehidupan jelas tidak tepat karena ada orang yang namanya sudah tertulis tetapi ternyata tidak akan hidup dan terhilang untuk selamanya. Dari argumentasi ini jelas sekali bahwa apabila seseorang telah tercatat namanya, maka keselamatannya sudah terjamin.
Lukas 10:20
Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga.
Filipi 4:3
Bahkan kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia: tolonglah mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan.
Wahyu 21:27
Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu.
Perlu dicatat bahwa baik di dalam Luk 10:20 maupun Fil 4:3, orang-orang yang dinyatakan tertulis di dalam Kitab Kehidupan itu adalah orang-orang yang masih hidup pada saat itu. Tetapi, mengapa Allah sudah menulis nama mereka ke dalam Kitab Kehidupan, bukankah menurut orang Arminian, semua orang punya kemungkinan untuk murtad? Mengapa Allah begitu yakin bahwa mereka akan masuk surga? Jelas bahwa Allah yang akan menjaga dan memelihara mereka sedemikian rupa sehingga di dalam pencobaan yang bagaimanapun beratnya mereka akan tetap setia.
Keberatan-keberatan terhadap doktrin ini
Mengapa orang Kristen yang sungguh-sungguh masih dapat jatuh ke dalam dosa?
Doktrin Perseverance of the saints percaya bahwa seorang Kristen sejati tidak akan bisa murtad (untuk selama-lamanya, sampai mati). Tetapi, doktrin ini sama sekali tidak pernah mengatakan bahwa dia tidak akan jatuh ke dalam dosa untuk sementara waktu. Hal ini memang sering terjadi di dalam suatu kehidupan Kristen. Jelas setan tidak akan pernah tinggal diam di dalam usahanya untuk menjatuhkan seorang Kristen, tetapi Allah tetap menjaga agar orang tersebut tidak sampai disesatkan. Atau dengan kata lain, seorang Kristen mungkin bisa mengalami kemunduran di dalam kehidupan imannya tetapi dia tidak akan pernah dikalahkan secara mutlak oleh setan.
Sebagai ilustrasi, seorang Kristen sejati digambarkan sebagai seorang yang sedang mendaki sebuah bukit, pandangannya selalu tertuju ke puncak bukit. Sesekali waktu dia mungkin terpaksa harus melangkah mundur, tetapi hal itu tidak akan mengubah tujuan perjalanannya, yaitu ke puncak. Sebaliknya, seorang kafir, akan berjalan ke bawah bukit, dan terus akan menuju kaki bukit tanpa bisa di rem lagi. Pada saat seseorang dilahirbarukan dia "dibalikkan" oleh Tuhan arah perjalanannya, dari menuju kebinasaan menjadi menuju hidup. Dari ilustrasi ini juga bisa terlihat bahwa perjalanan ke puncak bukit adalah perjalanan yang lebih berat dibandingkan apabila kita berjalan menuruni bukit. Perjalanan naik ini pasti akan mengalami lebih banyak hambatan.
Di dalam surat Romanya, rasul Pauluspun mengutarakan pengalaman pribadinya mengenai adanya suatu pergumulan terus menerus melawan keinginan daging (dosa) di dalam dirinya.
Roma 7:19-25
Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat. (20) Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku. (21) Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku. (22) Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, (23) tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku. (24) Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? (25) Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.
Jelas bahwa selama kita hidup di dunia ini, hidup adalah suatu perjuangan. Yesus sendiripun mengajarkan di dalam perumpamaan tentang domba yang hilang, bahwa seekor domba (menggambarkan seorang Kristen sejati) dapat untuk sementara waktu "tersesat", tetapi ia tidak akan pernah terhilang karena sang Gembala yang baik pasti akan mencarinya sampai dapat.
Di dalam perumpamaan Yesus tentang anak yang hilang di dalam Luk 15, kita dapat melihat banyak kesamaan antara kehidupan setiap orang pilihan dengan si anak yang hilang. Anak itu dapat, untuk sementara waktu, tergiur oleh dunia dan dibawa oleh hawa nafsunya untuk meninggalkan bapanya. Tetapi, pada suatu saat, dia akan menyadari akan kesalahannya dan bangkit serta berkata : "Bapa aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa", dan untuk membuktikan penyesalannya ia akan berkata : "Aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa." Sekembalinya dia kepada bapanya, apa yang ia dapatkan? Ia mendapatkan sambutan yang meriah, ia mendapatkan kasih bapanya yang tidak pernah berubah.
Perumpamaan ini jelas adalah perumpamaan Reformed. dari mana kita bisa tahu hal itu? Di dalam perumpamaan ini diceritakan bahwa yang hilang (untuk sementara) adalah anak, dan ini membuktikan bahwa selama kesesatan sementara itu sang anak tidak pernah sekalipun kehilangan statusnya sebagai "anak".
Mungkin masih ada yang bertanya, "lalu apa gunanya pemeliharaan itu apabila kita masih dapat terjatuh ke dalam dosa?". Allah mempunyai rencana yang baik bagi kita, dan segala apa yang terjadi kepada diri kita, pasti adalah demi kebaikan kita (Roma 8:28). Jadi, mungkin sekali Allah membiarkan kita jatuh untuk menyadarkan diri kita yang sudah lengah terhadap serangan setan.
Roma 8:28
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Selain itu, apapun yang terjadi atas diri kita adalah demi kemuliaan Allah. Tetapi mungkin akan ada yang bertanya, bagaimana mungkin suatu kejatuhan seorang Kristen dapat memuliakan Allah? Mengapa tidak bisa? Bukankah Alkitab jelas menyatakan bahwa kita selalu diingatkan akan kelemahan kita agar kita tidak memegahkan diri? Lebih dari itu, apabila kita sama sekali tidak pernah jatuh ke dalam dosa, dapat saudara bayangkan bahwa yang akan dikagumi dan dipuja oleh orang-orang di sekitar kita adalah "diri kita" dan bukannya Allah yang memberi kekuatan bagi saudara untuk bangkit dari kejatuhan itu. Di dalam 2Kor 4:7 dikatakan bahwa harta rohani kita memang sengaja diletakkan di dalam tubuh yang lemah ini supaya Allah yang dimuliakan.
2Korintus 4:7
Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.
Adanya ayat yang menyatakan bahwa seorang yang sudah selamat sekalipun masih dapat binasa
Memang ada ayat yang kelihatannya menentang doktrin Perseverance of The Saints. Ada dua ayat yang paling sering digunakan oleh orang Arminian untuk menyerang doktrin ini, yaitu 1Kor 8:11 dan Ibr 6:4-6. Mari kita lihat ayat yang pertama.
1Korintus 8:11
Dengan jalan demikian orang yang lemah, yaitu saudaramu, yang untuknya Kristus telah mati, menjadi binasa karena "pengetahuan"mu.
Di dalam ayat ini dikatakan bahwa "saudaramu, yang untuknya Kristus telah mati, menjadi binasa". Jelas yang dimaksud dengan saudara disini adalah seorang Kristen sejati. Lalu, bagaimana cara mengharmoniskan ayat semacam ini dengan doktrin Perseverance of The Saints? Calvinisme berpendapat bahwa ayat-ayat semacam ini merupakan ayat peringatan yang diberikan dengan nada yang keras agar orang Kristen menyadari betapa bahayanya apabila larangan itu dilanggar. Ayat ini menekankan beban tanggung jawab yang harus dipikul oleh orang Kristen.
Konteks dari seluruh pasal 1Kor 8 adalah tentang persembahan berhala. Di dalam pasal itu, Paulus mengajarkan bahwa sekalipun memakan persembahan berhala itu tidak apa-apa, tetapi demi saudaramu yang lemah, jangan kamu lakukan. Paulus mengajarkan agar kita tidak menjadi batu sandungan bagi saudara kita, dan menyebabkan saudara itu jatuh ke dalam dosa. Jadi, sama seperti peringatan di dalam Kis 27:31 (baca penjelasannya di dalam Bab 7 pada bagian Kepastian keselamatan dan tanggung jawab manusia), peringatan di sini, jelas sama sekali tidak berarti bahwa saudara tersebut benar-benar akan binasa ke dalam neraka.
Banyak ayat-ayat peringatan lain yang seolah-olah menentang doktrin Perseverance of The Saints tetapi semua ayat tersebut dapat diharmoniskan dengan cara yang sama.
Sekarang mari kita melihat ayat kedua, ayat ini merupakan ayat favorit orang Arminian di dalam menggagalkan doktrin Perseverance of The Saints Calvinisme. Ayat ini mungkin adalah ayat yang paling kuat di dalam argumentasi mereka.
Ibrani 6:4-6
Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia surgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, (5) dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, (6) namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi anak Allah bagi diri mereka dan menghinaNya di muka umum.
Ayat ini memang adalah suatu ayat yang sukar untuk ditafsirkan. Tetapi hal itu tidak berarti bahwa ayat ini tidak bisa ditafsirkan sedemikian rupa sehingga tidak menentang doktrin Reformed.
Hal yang perlu diingat adalah bahwa ayat inipun sebenarnya TIDAK dapat digunakan oleh orang Arminian untuk menyerang Calvinisme karena jika mereka menafsirkan bahwa orang di dalam ayat tersebut adalah Kristen Sejati yang murtad, lalu mengapa dalam ayat 6 dikatakan "tidak mungkin dibaharui lagi sedemikian, hingga mereka bertobat". Apakah Arminian percaya bahwa orang Kristen Sejati yang murtad tidak mungkin bertobat lagi? Jika ya, lalu dimana kehendak bebas orang itu?
Secara singkat, ayat ini menunjuk kepada seorang yang belum benar-benar Kristen. Mari kita lihat dengan lebih terinci, ciri-ciri dari orang yang dikatakan dapat murtad ini. Sebagai perbandingan, kita akan melihat apakah ciri-ciri ini ada pada diri Yudas Iskariot.
Ciri yang pertama adalah bahwa ia "pernah diterangi hatinya", ciri ini menunjukan bahwa orang tersebut pernah mendengar Injil, menerima panggilan Injil, dan mengaku percaya. Ciri ini sama sekali tidak menjamin kemurnian seseorang, karena Yudaspun pernah mendengar Injil, menerima undangan Kristus untuk mengikut Dia, dan mengaku percaya serta mengikut Yesus.
Ciri yang kedua adalah "mengecap karunia surgawi", kata karunia (Yn: dorea) disini tidak menunjuk kepada karunia-karunia Roh Kudus (Yn: charisma) melainkan menunjuk kepada sukacita yang dialami melalui persekutuan dengan sesama orang Kristen, pelayanan dan aktifitas gereja, serta sukacita di dalam keberhasilan dalam pelayanannya. Sekali lagi, ciri inipun tidak menjamin kemurnian seorang Kristen. Banyak orang Kristen (termasuk Yudas) yang merasakan kedamaian di dalam persekutuannya dengan sesama saudara seiman, juga aktif di dalam pelayanan di gerejanya, tetapi di luar gereja hidupnya sama sekali tidak menggambarkan seorang Kristen sejati.
Ciri yang ketiga adalah "pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus", ciri ini erat hubungannya dengan ciri yang ke lima yaitu "mengecap karunia-karunia dunia yang akan datang." Yudas pernah diberi kuasa mujijat di dalam Matius 10:1-4, yaitu pada waktu Yesus mengutus ke-12 muridnya untuk mengusir roh-roh jahat dan melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Jelas di dalam pelayanannya bersama ke-11 murid yang lain dia sudah mendapatkan bagian dalam Roh Kudus, dan dengan diberikannya kuasa mujizat kepada diri Yudas, dia sudah mengecap karunia-karunia dunia yang akan datang. Tetapi, apakah ciri inipun menjamin kemurnian seorang Kristen? Tidak!
Ciri yang keempat adalah "mengecap firman yang baik dari Allah". Yudaspun memenuhi ciri yang keempat ini. Mungkinkah Yudas belum pernah mengecap firman sedikitpun di dalam perjalanannya mengikut Yesus selama 3 tahun? Tidak mungkin! Dia jelas sudah pernah merasakannya. Dan sekali lagi terbukti bahwa ciri inipun bukanlah jaminan kesejatian seorang Kristen.
Begitu hebatnya keaktifan / keterlibatan / kesungguhan yang diperlihatkan oleh Yudas sehingga ke-11 murid yang lainpun (setelah hidup bersama selama 3 tahun) tidak pernah mengetahui kepalsuannya. Hal ini jelas terlihat pada saat Perjamuan Terakhir (Markus 14:17-20) dimana Yesus menyatakan bahwa seorang diantara murid-muridNya akan mengkhianati Dia, pada saat itu "sedihlah" hati murid-murid dan "seorang demi seorang berkata kepadaNya : Bukan aku, ya Tuhan?". Jelas, sampai saat-saat terakhirpun mereka tetap tidak mengetahui kepalsuan Yudas.
Bukankah semua ini mengingatkan kita kepada nubuat dari Tuhan Yesus di dalam Mat 7:22,23 dimana akan ada orang-orang yang begitu kelihatan serius dan sungguh-sungguh di dalam pelayanan mereka, padahal mereka adalah murid-murid atau orang Kristen palsu. Dan dari kalimat "Aku tidak pernah mengenal kamu" pada bagian ini, jelas menunjukkan bahwa orang-orang tersebut memang "tidak pernah" bertobat, mereka memang kelihatan sebagai orang Kristen, tetapi Kristus jelas "tidak mengenal" mereka. Jikalau mereka memang adalah orang Kristen asli yang lalu murtad, bukankah Kristus seharusnya berkata: "Aku dulu memang mengenal kamu, tetapi sekarang tidak lagi" ?
Matius 7:22,23
Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi namaMu, dan mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga? (23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Petrus di dalam 2Pet 2:21,22 menceritakan tentang orang-orangyang pernah "mengenal Jalan Kebaikan" tetapi kemudian berbalik meninggalkan jalan itu. Dengan kata lain, orang tersebut pernah mendengar Injil, pernah mendengar perintah untuk bertobat, tetapi mereka tidak pernah sungguh-sungguh bertobat. Dari mana kita bisa melihat hal itu? Di dalam ayat 22 Petrus menyebut mereka seperti "babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya". Dari perumpamaan ini terlihat bahwa "babi" tersebut hanya mengalami perubahan lahiriah saja, yaitu dia mandi sehingga kelihatan bersih. Tetapi, apakah sifat dasarnya berubah? Tidak, dia tetap adalah babi, dan sifat babi memang menyenangi kubangan yang kotor.
2Petrus 2:21,22
Karena itu bagi mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran dari pada mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka. (22) Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: "Anjing kembali ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya."
Dari semua ini kita bisa melihat bahwa "orang murtad" yang diceritakan di dalam Ibr 6:4-6 jelas bukanlah orang Kristen sejati. Dari ayat-ayat yang sudah kita lihat tadi, dapat kita pelajari betapa hebatnya pemalsuan yang dapat setan lakukan. Ia (setan) bahkan dapat menyamar sebagai Malaikat Terang, Mesias dan nabi palsu. Jadi, apabila Mesias (Kristus) pun dapat dipalsukan, dapat kita bayangkan betapa mudahnya bagi setan untuk memalsukan orang Kristen.
2Korintus 11:13-15
Sebab orang-orang itu adalah rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus. (14) Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang. (15) Jadi bukanlah suatu hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran. Kesudahan mereka akan setimpal dengan perbuatan mereka.
Markus 7:6,7
...Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari padaKu. (7) Percuma mereka beribadah kepadaKu, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.
Wahyu 2:2
...bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.
Wahyu 2:9
...dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis.
Wahyu 3:1
Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati!
Kita, sebagai manusia biasa memang seringkali tertipu oleh penampilan lahiriah. Rasul Yohanes di dalam surat 1Yoh 2:19 memberikan jalan keluar yang jelas untuk kasus-kasus seperti ini.
1Yohanes 2:19
Mereka memang berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk kepada kita.
Jadi, hanya mereka yang senantiasa setia dan bertekun bersama-sama dengan kita, adalah saudara kita, sedangkan "saudara-saudara" yang lain yang murtad dan terhilang, memang bukan dan tidak pernah menjadi saudara kita.
Memberikan peluang untuk berbuat dosa dengan bebas
Orang-orang Arminian sering menganggap bahwa karena Calvinisme percaya bahwa sekali selamat tetap selamat, maka orang akan bebas berbuat dosa, toh dia akan selamat. Mereka yang dapat mengatakan begitu adalah orang-orang yang sama sekali tidak mengerti doktrin Reformed ini. (baca tentang tanggung jawab manusia pada bab 7).
Dipandang dari sudut manusia, memang tidak ada seorangpun yang bisa memastikan keselamatan orang lain. Kita bukanlah Tuhan yang bisa menjenguk ke dalam isi hati manusia. Apabila seseorang mengaku bahwa dia seorang Kristen, bahwa dia sudah percaya, bahwa Roh Kudus sudah diam di dalam dia, dan oleh karena itu dia percaya bahwa keselamatannya tidak mungkin bisa hilang. Maka apa yang dikatakannya mungkin benar, tetapi, harus kita cek dulu buah imannya.
1Yohanes 3:6,9-10
Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia. (9) Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah. (10) Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya.
2Yohanes 1:9
Setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus, tetapi yang melangkah keluar dari situ, tidak memiliki Allah. Barangsiapa tinggal di dalam ajaran itu, ia memiliki Bapa maupun Anak.
Apabila ada seorang yang mengaku Kristen serta yakin akan keselamatannya, dapat berbuat dosa seenaknya, tanpa ada rasa bersalah, tanpa ada penyesalan, dan tanpa ada pengakuan atas segala dosa yang diperbuatnya, maka dapat dipastikan bahwa dia belum diselamatkan. Jelas bahwa Roh Kudus tidak diam di dalam dia. Bukankah salah satu tugas Roh Kudus adalah menyucikan kita, tetapi mengapa orang tersebut menjadi makin brengsek?
Selain itu, jelas bahwa dia pasti belum percaya atau beriman, karena Kitab Suci selalu menyuruh kita untuk taat, sedangkan dia melanggar seadanya larangan Alkitab seenaknya, bisakah orang seperti ini disebut orang percaya? Jelas tidak! Dia hanya mau percaya kepada hal-hal yang mengenakkan dia dan membuang hal-hal yang tidak disenanginya dari Alkitab, orang beginikah yang disebut Kristen?
Alkitab jelas mengatakan bahwa ketaatan dan perbuatan baik adalah buah dari iman, iman tanpa perbuatan adalah iman yang mati. Bagaimana mungkin orang tersebut mengaku bahwa dirinya adalah orang beriman tetapi buahnya tidak ada? Hanya ada satu kemungkinan, dia memang tidak / belum punya iman.
Yakobus 2:14
Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?
Jadi, doktrin "keselamatan tidak bisa hilang" ini sama sekali tidak akan mempengaruhi orang Kristen yang sejati di dalam mendorong mereka untuk berbuat dosa lebih leluasa. Sama sekali tidak.
Mungkin orang-orang Arminian yang takut bila dirinya leluasa dalam berbuat dosa, adalah karena mereka tidak yakin bahwa Roh Kudus dapat menyucikan diri manusia beriman, atau bahwa Roh Kudus tidak cukup berkuasa untuk menahan mereka untuk tidak menyalahgunakan kepastian tersebut. Atau bahkan, mungkin karena mereka sendiri tidak yakin bahwa mereka benar-benar sudah percaya/beriman atau bahwa Roh Kudus ada di dalam mereka.
Bukankah dengan berpandangan demikian, mereka menganggap Roh Kudus hanyalah suatu pribadi "pengangguran" yang menyerahkan segala sesuatu kepada keputusan manusia itu sendiri tanpa melakukan apapun untuk mengingatkannya? Lalu apa gunanya Roh Kudus dikirim untuk menolong kita?
Tetapi orang Calvinist percaya bahwa seorang Kristen sejati pasti akan selalu berjuang untuk taat, dengan bantuan / dorongan Roh Kudus tentunya. Orang tersebut tidak akan mempunyai pikiran untuk berbuat dosa seenaknya atau bermalas-malasan di dalam pelayanannya. Seorang Reformed menganggap keselamatannya adalah semata-mata kehendak dan karunia Tuhan. Hal ini membuat dia begitu bersyukur sehingga dia ingin membalas kasih Tuhan yang begitu besar terhadapnya, baik melalui pelayanannya maupun melalui ketaatannya.
Lain halnya dengan seorang Arminian yang merasa bahwa keselamatannya adalah hasil keputusannya sendiri, mungkin hal ini akan membuat mereka kurang menghargai keselamatan itu dan dengan mudah berbuat dosa seenaknya.
Ada ayat yang mengatakan bahwa nama pada Kitab Kehidupan masih dapat dihapus
Memang ada ayat yang kelihatannya menunjukkan bahwa nama yang sudah tertulis masih dapat dihapus (Wah 3:5 dan Keluaran 32:33).
Keluaran 32:33
Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa: "Siapa yang berdosa kepadaKu, nama orang itulah yang akan Kuhapuskan dari dalam kitabKu.
Wahyu 3:5
Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan BapaKu dan di hadapan para malaikatNya.
Ayat-ayat ini masih dapat diharmoniskan dengan doktrin-doktrin Calvinisme. Salah satu cara penafsiran yang memungkinkan adalah Antropomorphism, yaitu dimana Allah digambarkan sebagai manusia yang dapat berubah pikiran. Banyak ayat-ayat jenis Anthropomorphism yang jarang sekali kita sadari, misalnya ayat-ayat yang menggambarkan "mata Allah", "tangan Allah" dsb., Allah jelas adalah roh dan karena itu ia tidak mempunyai mata dan tangan. Lalu mengapa ayat-ayat ini mengatakan bahwa Allah mempunyai mata atau tangan, jelas supaya manusia bisa lebih mudah untuk mengerti tentang Allah.
Ada beberapa alasan mengapa kita tidak dapat menafsirkan bahwa ayat-ayat ini sungguh-sungguh terjadi:
1. Allah adalah mahluk yang sempurna, Dia tidak mungkin membuat kesalahan dengan menulis nama seseorang di dalam Kitab Kehidupan, padahal orang tersebut akan masuk neraka.
2. Allah adalah mahluk yang tidak bisa berubah, Dia tidak mungkin bisa berubah pikiran. Apabila Dia meralat rencanaNya, bukankah Dia sudah berubah?
3. Allah adalah mahluk yang Maha Bijaksana, Dia tidak mungkin melakukan sesuatu yang Dia jelas-jelas tahu tidak akan berguna. Dia sudah tahu siapa-siapa yang akan binasa dan siapa-siapa yang akan hidup, mungkinkah Dia menulis nama-nama mereka yang akan binasa di dalam Kitab Kehidupan padahal pada saat yang sama Dia tahu bahwa Dia harus menghapusnya lagi. Toh sebenarnya Dia sudah tahu bahwa Dia tidak memilih mereka, tidak menebus mereka apalagi melahirbarukan mereka. Bukankah dengan demikian Allah melakukan pekerjaan yang sia-sia? Bijaksanakah hal itu? Coba bayangkan, jika di dalam satu hari ada 1 juta orang yang berbuat dosa, bukankah pada hari itu Allah harus menghapus 1 juta nama dari BukuNya? Lalu, bagaimana dengan orang-orang yang bertobat pada hari itu, apakah Allah harus menulis nama-nama mereka? Kemudian, bagaimana bila orang-orang yang tadinya berbuat dosa, ternyata satu jam kemudian, bertobat dan menyesali dosa-dosa tersebut, bukankah Allah harus menulis lagi nama-nama orang itu? Manusiapun dapat menilai bahwa tindakan Allah yang menghapus, menulis, menghapus, menulis itu adalah tindakan yang tidak bijaksana, lebih-lebih lagi karena kita tahu bahwa Allah sebenarnya bisa/mampu menghindarkan hal itu.
4. Penafsiran bahwa Allah benar-benar menghapus nama seseorang dari Kitab Kehidupan jelas akan bertentangan dengan pernyataan di dalam Wah 13:8 dan Wah 17:8 bahwa nama dari orang-orang yang pasti binasa dinyatakan tidak tertulis sejak dunia dijadikan (NIV: have not been written from the creation of the world; tidak/belum pernah ditulis sejak penciptaan dunia).
Wahyu 13:8
Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih.
Wahyu 17:8
...Dan mereka yang diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan, akan heran, apabila mereka melihat, bahwa binatang itu telah ada ...
Jadi, dengan tidak ditulisnya nama-nama mereka, sudah tentu tidak ada yang harus dihapus dari Kitab Kehidupan.
5. Mari kita lihat Keluaran 32:32 untuk melihat konteks dari jawaban Tuhan kepada Musa di dalam Keluaran 32:33.
Keluaran 32:32
Tetapi sekarang, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu - dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis."
Dari ayat ini terlihat bahwa Tuhan, di dalam ayat 33, ikut menggunakan gaya bahasa yang dipakai Musa (penghapusan nama dari Kitab Kehidupan) agar Musa dapat mengerti maksudNya, yaitu bahwa hanya yang berdosa saja yang akan dihukum. Jadi, Allah tidak benar-benar memaksudkan bahwa nama seseorang yang sudah tertulis masih bisa dihapus.
Tetapi, mungkin ada yang bertanya, bukankah dengan berkata "akan Kuhapuskan" padahal Dia tidak pernah menghapus satu namapun, Tuhan sudah berdusta? Jelas tidak! Dari sudut pandang manusia memang nama orang-orang yang dulunya (kelihatan) setia mengikut Tuhan tetapi kemudian murtad, memang nama mereka kelihatan terhapus. Tetapi, dari sudut Tuhan tidaklah demikian. Sama halnya dengan ayat yang mengatakan bahwa Allah punya "tangan" (Yoh 10:28-29), apakah karena Allah adalah roh, dan karena itu Dia seharusnya tidak punya tangan, maka kita boleh bilang bahwa Allah telah berdusta kalau Ia mengatakan mempunyai tangan? Tidak, Tuhan seringkali menggunakan gaya bahasa semacam itu agar manusia lebih mudah mengerti maksudNya.
Jadi, kita tidak boleh menafsirkan ayat-ayat di atas (Kel 32:33 dan Wah 3:5) dengan mengabaikan seluruh Kitab Suci, karena hal itu akan menyebabkan timbulnya keraguan atas kesempurnaan Allah. Jika Allah bukanlah Allah yang sempurna, adalah wajar apabila Dia bisa berubah dan tidak Maha Bijaksana
Kesimpulan
Dari semua pembuktian ini, seharusnya kita sudah bisa melihat bahwa keselamatan orang-orang pilihan sebenarnya sangat terjamin. Tetapi, karena ajaran ini memang adalah ajaran yang Alkitabiah, maka masih banyak lagi bagian-bagian Alkitab yang mendukung lebih jauh tentang jaminan keselamatan itu.
Alkitab mengajarkan akan adanya suatu kesatuan antara Kristus dan jemaatNya. Kesatuan inilah yang merupakan jaminan keselamatan kita. Dapatkah kita bayangkan adanya seorang Kristen sejati yang merupakan bagian dari tubuh Kristus, terhilang dan di buang ke dalam neraka. Mungkinkah tubuh Kristus (gerejaNya) yang masuk ke surga adalah tubuh yang sudah cacat di sana-sini, kehilangan beberapa anggota tubuhNya? Jelas tidak! Kristus ada di dalam kita dan kita di dalamNya, apabila Kristus berada di surga, kita tidak mungkin bisa berada di neraka.
Yohanes 14:19,20
Tinggal sesaat lagi dan dunia tidak akan melihat Aku lagi, tetapi kamu melihat Aku, sebab Aku hidup dan kamupun akan hidup. Pada waktu itulah kamu akan tahu, bahwa Aku di dalam BapaKu dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.
Roma 8:10
Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran.
Galatia 2:20
namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.
Kolose 3:15
Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.
Efesus 5:29,30
Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat, (30) karena kita adalah anggota tubuhNya.
Di dalam perumpamaan tentang dua buah rumah yang dibangun dengan dasar berbeda, Yesus mengajarkan bahwa rumah yang didirikan di atas batu (Kristus) tidak akan roboh apabila dilanda banjir, tetapi rumah yang didirikan di atas pasir pasti akan rubuh. Dari perumpamaan ini, jelas bahwa Yesus menjamin kekuatan dari rumah yang didirikan di atas batu (diriNya). Jadi, darimanakah orang-orang Arminian menemukan suatu sistem baru dimana rumah-rumah yang didirikan di atas batu tetapi dapat rubuh dilanda banjir? Jelas, bukan dari Alkitab. Mari kita lihat ayatnya.
Matius 7:24-27
Setiap orang yang mendengar perkataanKu ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. (25) Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak akan rubuh sebab didirikan di atas batu. (26) Tetapi setiap orang yang mendengar perkataanKu ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh yang mendirikan rumahnya di atas pasir. (27) Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."
Di dalam Rom 8:34 dikatakan bahwa Kristus adalah Pembela kita. Dan di dalam Ibr 7:25 dikatakan bahwa Dia adalah Pengantara kita. Dari kedua ayat ini sebenarnya kita sudah bisa yakin bahwa doa-doa Kristus sebagai Pengantara dan Pembela kita pasti akan selalu di dengar oleh Bapa (Yoh 11:42), karena apabila tidak demikian maka ayat Ibr itu tidak akan berkata bahwa Ia "sanggup menyelamatkan dengan sempurna".
Roma 8:34
Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?
Ibrani 7:25
Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.
Yohanes 11:41,42
... "Bapa, Aku mengucap syukur kepadaMu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. (42) Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku."
Orang-orang Arminian yang mengajarkan bahwa orang Kristen dapat terhilang pasti tidak akan percaya akan kedua ayat ini. Mereka tidak mungkin percaya bahwa Yesus adalah Pembela dan Pengantara kita yang duduk di sebelah kanan Allah, dan bahwa Allah Bapa selalu mendengar doa-doaNya. Dengan kata lain, mereka menuduh bahwa Yesus berdusta. Tetapi, Calvinisme percaya sepenuhnya kepada apa yang dikatakan Alkitab, dan karena itu orang-orang Calvinist dapat merasa aman dan terhindar dari kebinasaan.
Bukankah, apabila mereka konsisten dengan ajaran mereka, mak orang-orang Arminian itu seharusnya menginginkan supaya mereka lekas-lekas dipanggil Tuhan saja? Bukankah dengan demikian, mereka tidak lagi mempunyai resiko kehilangan keselamatan mereka? Buat apa mereka meresikokan Kerajaan Surga yang sudah dimilikinya sekarang hanya demi kesenangan duniawi yang sebentar ini? Bukankah lebih baik apabila mereka cepat-cepat ditarik ke surga saja dari pada dibiarkan tergoda terus di dunia ini? Dan bukankah dengan membiarkan mereka hidup di dunia ini, Allah telah berbuat suatu kesalahan yang fatal yang dapat menyebabkan hilangnya anak-anak yang dikasihiNya itu?
Bagaimana mungkin seorang Arminian dapat bersukacita dan mempunyai damai sejahtera apabila setiap saat warisannya di dalam Kerajaan Surga dapat terampas oleh dunia? Mungkin sekali, kesalahan orang-orang Arminian di dalam doktrin ini adalah terletak di dalam kesombongan mereka, mereka menganggap bahwa merekalah yang berhak "memegang/menyimpan" warisan itu. Mereka menganggap diri mereka berdaulat di dalam menjaga harta warisan itu. Tetapi, tidak demikian dengan orang-orang Reformed, mereka tahu bahwa mereka tidak akan mampu menjaga harta itu, mereka tahu bahwa harus mempercayakan warisan mereka di tangan Allah Pencipta langit dan bumi.
email us at :
gkri_exodus@mailcity.com