oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
Pendahuluan:
Pada tgl 31 Oktober 1517, Martin Luther memaku pintu gereja di Wittenberg, Jerman, dengan 95 thesisnya. Karena itu, sampai saat ini tgl 31 Oktober diperingati sebagai Hari Reformasi. Salah satu semboyan dari Reformasi ialah Sola Scriptura, yang berarti Only Scripture (= hanya Kitab Suci). Mengapa Reformasi itu begitu menekankan Kitab Suci? Karena gereja saat itu sudah menyimpang dari Kitab Suci, yang adalah Firman Allah.
Bahwa Kitab Suci adalah Firman Allah sebetulnya bisa terlihat dari 2Tim 3:16.
Tetapi 2Tim 3:16 terjemahan Indonesia berbunyi: ‘Segala tulisan yang diilhamkan Allah’. Ini salah terjemahan, sehingga tidak bisa menunjukkan bahwa Kitab Suci adalah Firman Allah.
NASB: ‘All Scripture is inspired by God’ (= seluruh Kitab Suci diilhamkan oleh Allah). Ini jelas menunjukkan bahwa Kitab Suci adalah Firman Allah.
Apa sebetulnya tujuan Tuhan
memberikan Kitab Suci / Firman Allah kepada kita? Tentu karena Kitab Suci
/ Firman Allah adalah sesuatu yang bermanfaat!
I. Manfaat Kitab Suci / Firman Allah.
Kitab Suci / Firman Allah bisa memberikan hikmat yang bisa menuntun / mengarahkan orang yang belum percaya pada keselamatan oleh iman kepada Kristus.
Dalam 2Tim 3:15 dikatakan: ‘... Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus’. Ini lagi-lagi merupakan terjemahan yang kurang tepat.
NASB: ‘... the sacred writings which are able to give you the wisdom that leads to salvation through faith which is in Christ Jesus’ (= tulisan-tulisan kudus yang bisa memberimu hikmat yang memimpin pada keselamatan melalui iman di dalam Kristus Yesus).
Ada 2 hal yang bisa kita pelajari
dari ayat ini:
Contoh kebodohan-kebodohan itu:
Kitab Suci bukan hanya menunjukkan bahwa manusia itu berdosa dan karena itu akan dihukum di neraka. Kitab Suci juga menunjukkan bahwa Allah telah menyediakan jalan keluarnya, dan itu bisa kita lihat dari sederetan ajaran-ajaran ini:
Dalam 2Tim 3:16-17 dikatakan bahwa Kitab Suci / Firman Allah itu bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan, dan mendidik orang dalam kebenaran. Ini membuat orang berdosa yang sudah diselamatkan itu makin baik hidupnya.
Ini adalah urut-urutan yang benar. Orangnya sudah selamat, baru diajar untuk berbuat baik! Bukan sebaliknya!
Penerapan:
Pdt / majelis / pengurus gereja
harus melihat kebutuhan rohani dari jemaat. Kalau banyak dari jemaat yang
masih kristen KTP, maka tidak ada gunanya bagi mereka kalau diberi pelajaran
untuk menumbuhkan iman, menyucikan hidup dsb. Mereka perlu diinjili lebih
dulu, baru diajar untuk hidup baik!
Kita harus memberitakan Firman Allah (4:2). Bagaimanapun hebatnya manfaat dari Kitab Suci / Firman Allah, tetapi kalau tidak diberitakan, semua itu menjadi sia-sia sama sekali!
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
2. Orang harus belajar Firman Allah lebih dulu, baru memberitakannya. Banyak orang yang beranggapan bahwa para rasul tidak pernah sekolah theologia, tetapi tetap bisa memberitakan Firman Allah. Tetapi perlu saudara ingat bahwa:
John Stott mengatakan bahwa ada orang yang pernah datang kepada Dr Billy Graham dan bertanya: "Kalau engkau bisa mengulang seluruh hidupmu, apakah ada perubahan-perubahan yang akan engkau lakukan?". Billy Graham menjawab: "Ya!". Orang itu bertanya lagi: "Perubahan apa?". Billy Graham berkata: "Aku akan mengurangi khotbah, dan memperbanyak study tentang Firman Tuhan".
Kalau Dr. Billy Graham saja merasa bahwa ia terlalu banyak pelayanan dan kurang dalam belajar Firman, bagaimana dengan saudara?
Illustrasi:
Seorang Pdt pernah mengatakan bahwa orang kristen itu seperti got / selokan. Kalau hanya menerima air, tetapi tidak mengeluarkan air (got yang buntu), maka got itu akan berbau tidak enak, menjadi sarang nyamuk dsb. Ini seperti orang kristen yang terus belajar Firman Tuhan, tetapi tidak pernah mau memberitakannya. Jemaat sering jatuh dalam kesalahan ini! Tetapi sebaliknya, kalau got itu hanya mengeluarkan air, tetapi tidak pernah menerima air, maka got itu akan kering. Ini seperti orang kristen yang terus memberitakan Firman Tuhan, sehingga tak sempat belajar Firman Tuhan untuk dirinya sendiri. Ia pasti akan kering, dan akhirnya tidak bisa memberikan apa-apa lagi! Hamba Tuhan sering jatuh dalam kesalahan ini (bdk. Luk 10:38-42).
4. Ini merupakan panggilan yang mulia.
Ada banyak orang menganggap bahwa pekerjaan seorang hamba Tuhan itu rendah. Tetapi ini salah, karena memberitakan Firman Tuhan adalah tugas / pekerjaan yang mulia. Karena selain kita menyelamatkan orang yang akan masuk neraka, kita juga menjadi juru bicara Tuhan, Raja di atas segala raja dan Tuhan di atas segala Tuhan, pencipta, penguasa dan pemilik seluruh alam semesta ini!
Karena itu ada orang yang mengatakan: "God had only one Son, and He made Him a preacher" (= Allah hanya mempunyai satu Anak, dan Ia membuatNya menjadi seorang pengkhotbah).
Seorang lain mengatakan: "If God calls you to be a preacher, do not stoop down to be a king!" (= Kalau Allah memanggilmu menjadi seorang pengkhotbah, janganlah merendahkan diri dengan menjadi seorang raja!).
Penerapan:
Kalau saudara dipanggil oleh Tuhan untuk memberitakan Firman Tuhan, baik sebagai pendeta, pengkhotbah, guru sekolah minggu dsb, maka apa reaksi saudara? Takut? Ingatlah bahwa itu tugas yang mulia! Dan karena itu terjanglah rasa takut itu dengan menyadari bahwa saudara melakukan sesuatu yang sangat mulia! Dan kalau saudara sudah memberitakan Firman Tuhan, tetapi karena hal-hal tertentu saudara ingin berhenti, pikirkanlah bahwa dengan berhenti saudara menolak tugas mulia dari Tuhan itu!
5. Pada waktu memberitakan Firman Tuhan, kita harus menyadari bahwa Kitab Suci bermanfaat untuk orang percaya maupun belum percaya. Karena itu, kita harus:
Pdt maupun majelis
/ pengurus gereja harus mengatur sehingga dalam gereja ada keseimbangan
antara pemberitaan Injil dan pengajaran Firman Tuhan!
Ada 2 hal yang perlu kita ketahui dari 2Tim 4:3-4 ini:
Hal ini dinyatakan dengan kata-kata:
Penerapan:
Apakah saudara sering tidak betah dalam mendengar Firman Tuhan?
Mungkin pada saat saudara mendengar khotbah / Firman Tuhan, saudara tidak pernah betul-betul menutup telinga saudara (karena sungkan?). Tetapi pernahkah saudara sengaja menutup telinga hati saudara atau sengaja tidak mau memperhatikan Firman Tuhan, karena saudara ‘terserang’ oleh Firman Tuhan itu?
Orang-orang ini membenci kebenaran
/ Firman Tuhan karena kebenaran sering menyakitkan! Ingat bahwa Firman
Tuhan berfungsi antara lain untuk menyatakan kesalahan (3:16), dan hamba
Tuhan harus menyatakan kesalahan dan menegur (4:2)!
NIV: ‘teachers to say what their itching ears want to hear’ (= guru-guru untuk mengatakan apa yang ingin didengar oleh telinga mereka yang gatal).
Artinya: mereka mencari guru yang ajarannya menyenangkan mereka (bdk. Yes 30:9-11 Yer 23:17 1Raja-raja 22:5-23,28!).
Perlu diingat bahwa tidak semua ajaran yang menyenangkan itu adalah ajaran yang salah! Dalam 4:2 ada kata ‘nasihatilah’. Ini jelas bisa merupakan suatu penghiburan, dan penghiburan adalah sesuatu yang menyenangkan.
Jadi, Pdt bisa saja kadang-kadang memberikan ajaran yang menyenangkan. Tetapi kalau saudara sebagai jemaat hanya mau mendengar ajaran yang menyenangkan, maka saudara menggenapi nubuat Paulus ini!
Contoh ajaran menyenangkan yang salah:
b. Dongeng (4:4).
Di sini lagi-lagi harus dingat bahwa tidak semua dongeng itu adalah salah. Yesus sendiri banyak memberikan dongeng (perumpamaan), tetapi melalui dongeng itu Ia sering menyerang tokoh-tokoh Yahudi (bdk. Mat 21:45-46). Nabi Natan juga menggunakan dongeng dalam menegur Daud (2Sam 12:1-7).
Tetapi bagaimanapun juga semua pengkhotbah harus mengingat bahwa: bahan baku / utama dari suatu khotbah adalah Firman Tuhan / Kitab Suci dan penjelasan / penguraian ayat-ayat tersebut. Sedangkan dongeng, kesaksian, lelucon dsb adalah bumbu!
Kalau pengkhotbah menghadapi jemaat dengan tingkat pendidikan dan kerohanian yang rendah, maka tidak salah untuk memperbanyak dongeng, kesaksian, illustrasi, penerapan dsb. Tetapi bagaimanapun juga, Firman Tuhan harus tetap menjadi bahan utama / bahan baku khotbahnya!
Ada banyak ‘hamba Tuhan’ yang
khotbahnya betul-betul dipenuhi dengan dongeng (kadang-kadang mencapai
95%!), dan ia lalu menaburkan beberapa ayat di dalam khotbah itu! Ini jelas
bukan khotbah! Tetapi aneh, sesuai dengan nubuat Paulus dalam 4:3-4 itu,
jaman sekarang banyak ‘orang kristen’ senang dengan ‘khotbah’ seperti itu!
Ini sama seperti orang yang senang pada junk food (= makanan
yang tak bergizi seperti permen, coklat dsb)! Ini
juga sama seperti kambing yang suka pada sampah!
Tadi sudah kita lihat bahwa tugas Pdt / hamba Tuhan adalah memberitakan Firman Tuhan. Tetapi juga sudah kita lihat bahwa selera jemaat pada umumnya, bukanlah Firman Tuhan / kebenaran, tetapi hal-hal yang menyenangkan / dongeng.
Jadi, sekarang kita melihat adanya kontras yang sangat besar antara apa yang seharusnya dilakukan oleh Pdt / hamba Tuhan, dan apa yang diinginkan oleh jemaat pada umumnya.
Apa akibat dari kontras ini?
Ada 2 hal yang perlu kita perhatikan:
Analogi:
Kalau saudara memberi makan anak saudara apakah saudara akan memberikan apapun yang diinginkan anak itu, atau yang saudara anggap berguna untuk dia?
b. Hamba Tuhan yang bukannya menuruti kehendak Tuhan tetapi menuruti keinginan jemaatnya, bukanlah hamba Tuhan (bdk. Gal 1:10!).
2. Terus memberitakan Firman Tuhan sebagaimana mestinya (4:5).
Juga perhatikan 4:2 yang mengatakan ‘beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya’!