oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
Kitab Suci menyebutkan
Kanaan sebagai suatu tanah yang berlimpah-limpah susu dan madunya (Kel
3:8). Dan kata Betlehem yg berarti ‘the house of bread’
(=rumah roti / lumbung), jelas menunjukkan
bahwa itu adalah tempat yg subur. Tetapi ternyata tempat itu mengalami
kelaparan (ay 1) dan kelaparan itu berlangsung cukup lama (ay 4b).
I. Mengapa ada kelaparan?
Kalau sdr mau melakukan sesuatu, apalagi itu adalah sesuatu yang penting, apakah sdr berdoa lebih dulu untuk meminta pimpinan Tuhan? Bacalah 1Sam 23:1-13 dan lihatlah bagaimana Daud meminta pimpinan Tuhan dalam setiap langkah yang akan dia lakukan!
b. Mereka tidak melakukan introspeksi.
Kesukaran bisa disebabkan karena dosa dan karena itu, pada saat kita mengalami kesukaran (apalagi yang berat dan rasanya tak tertahankan), sebaiknya kita mengintrospeksi / memeriksa hidup kita.
Contoh:
Nama Elimelekh berarti
‘My God is King’ (=Allahku adalah Raja),
tetapi kenyataannya, Ia tak hidup sesuai dengan arti dari namanya sendiri
Mereka meninggalkan tanah Kanaan yang adalah tanah perjanjian! Apakah kelaparan itu begitu hebat shg mereka terpaksa pindah? Rasa-rasanya tidak! Sebab orang-orang lain tidak pindah dan tetap bisa hidup.
Dari ay 19,21 kelihatannya mereka adalah orang yang terpandang dan kaya. Mungkin ini menyebabkan mereka tidak tahan penderitaan dan mereka lalu pindah.
b. Mahlon dan Kilyon kawin dengan orang Moab yaitu Rut dan Orpa (ay 4)
Kalau dalam jaman Perjanjian Baru Tuhan melarang orang kristen menikah dengan orang non kristen (2Kor 6:14), maka pada jaman Perjanjian Lama, orang Israel dilarang menikah dg orang kafir (Ul 7:1-4 Ul 23:3 Ezra 9:1-2 Neh 13:23-27)
Tetapi disini kita melihat kemahakuasaan Tuhan, yang bisa menggunakan semua ini untuk melaksanakan rencanaNya!
c. Mungkin sekali mereka mau menetap di Moab.
Memang mula-mula mereka hanya ingin tinggal di Moab untuk sementara. Ay 1 memang mengatakan: ‘untuk menetap di sana sebagai orang asing’. Tetapi terjemahan ini tidak benar! Bandingkan dengan terjemahan-terjemahan bahasa Inggis di bawah ini:
NIV: ‘live’
KJV/RSV/NASB: ‘sojourn’ (=tinggal untuk sementara)
Jadi, mereka pindah ke Moab bukan dengan tujuan untuk menetap di sana, tetapi hanya untuk tinggal di sana untuk sementara waktu saja.
Tetapi setelah mereka tinggal lama sekali di sana, apalagi Mahlon dan Kilyon sudah menikah dengan orang Moab, maka mungkin sekali mereka sudah krasan di sana dan merasa segan untuk kembali ke Kanaan
Kesimpulan:
Pada waktu menghadapi
kesukaran, mereka tidak berdoa, tidak meminta pimpinan Tuhan, tidak melakukan
introspeksi, tetapi mereka berusaha mengatasi kesukaran itu dengan kekuatan
dan cara mereka sendiri
Mula-mula mereka kelihatannya berhasil. Mereka diterima dengan baik oleh orang Moab. Bahkan Mahlon dan Kilyon kawin dengan perempuan Moab! Rasanya semua baik-baik saja!
Tetapi apa yang lalu terjadi? Ay 3,5 menunjukkan bahwa Elimelekh mati, demikian juga dengan Mahlon dan Kilyon, sehingga dari keluarga yang pindah ke Moab itu, hanya Naomi yang tersisa. Ia adalah seorang perempuan, sudah tua, janda, hidup di negara asing, dan ia miskin (ay 21)
Penerapan:
Kalau sdr menghadapi kesukaran dengan usaha dan cara sdr sendiri, bisa saja mula-mula sdr kelihatannya berhasil, tetapi akhirnya sdr pasti akan mengalami kehancuran / bencana yang lebih besar.
Kesimpulan:
Mereka gagal total! Hanya Allah yang bisa menolong! (Bacalah Maz 127:1)
Ay 6: ‘Tuhan telah memperhatikan umatNya dan memberikan makanan kepada mereka’
Apakah ini berarti bahwa pada waktu mengalami kesukaran, kita harus bersikap apatis / acuh tak acuh, atau berdoa saja tanpa melakukan apa-apa? Tentu saja tidak!
Kita harus:
Kalau ada dosa, bertobatlah!
2. Berdoa meminta pimpinan Tuhan
Ia adalah Gembala kita! Ia pasti mau memimpin kita asal kita mau meminta pimpinanNya!
3. Berusahalah sesuai dengan pimpinan Tuhan itu, tetapi bagaimanapun, harapan kita haruslah diletakkan pada Tuhan dan bukan pada usaha kita! (Baca Yes 40:29-31)