Bisakah Orang Kristen Kehilangan Keselamatan?
oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.
Bisakah orang kristen
kehilangan Keselamatan?
1) Setiap
orang membutuhkan keselamatan.
Mengapa?
a) Karena
setiap orang adalah orang berdosa (Ro 3:23).
Bukan cuma sekedar berdosa sedikit tetapi sangat berdosa.
Misalnya perintah untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap kekuatan,
segenap jiwa, mungkin sekali tidak ada yang pernah melakukan dengan sempurna.
Itu berarti, ditinjau dari hukum itu saja, kita berbuat dosa setiap saat.
b) Perbuatan
baik tidak bisa menghapus dosa. Mengapa?
1. Karena
manusia di luar Kristus itu sama sekali tidak bisa berbuat baik.
Karena kita lahir sebagai orang yang berdosa, maka kita
mempunyai kecenderungan untuk berbuat dosa. Ini bisa terlihat dari ayat-ayat di
bawah ini:
Kej 6:5 - “Ketika dilihat TUHAN bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan
bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,
...”.
Kej 8:21b - “Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun
yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya”.
Illustrasi:
Makhluk yang lahir sebagai monyet akan secara otomatis melakukan hal-hal yang
biasa dilakukan oleh monyet. Demikian juga makhluk yang dilahirkan sebagai orang
berdosa akan secara otomatis melakukan hal-hal yang biasa dilakukan oleh orang
berdosa.
Sebetulnya, manusia berdosa itu bukan hanya cenderung
kepada dosa, tetapi bahkan sama sekali tidak bisa berbuat baik, dan selalu berbuat
dosa saja. Ini sebetulnya sudah terlihat dari Kej 6:5 di atas, tetapi lebih
terlihat lagi dari Tit 1:15 yang berbunyi: “Bagi
orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatupun
tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis”.
Ini menunjukkan bahwa segala sesuatu yang dilakukan orang
yang tidak beriman adalah dosa. Jadi, tindakan-tindakan yang kelihatannya baik
sekalipun (seperti menolong orang miskin, dsb) tetap dianggap dosa. Mengapa?
a. Karena
tindakan itu tidak dilakukan berdasarkan kasih kepada Allah / Yesus.
Yoh 14:15 - “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala
perintahKu”.
b. Karena
tindakan itu tidak dilakukan untuk memuliakan Allah.
1Kor 10:31: “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau
melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah”.
Suatu ‘ketaatan / perbuatan
baik’, yang dilakukan oleh orang yang tidak percaya kepada Yesus, dan dilakukan
bukan karena hati yang mengasihi Tuhan, dan dilakukan bukan untuk kemuliaan
Allah, pada dasarnya adalah ‘ketaatan / perbuatan baik’ yang dilakukan tanpa
mempedulikan Allah. Sekarang pikirkan sendiri, bisakah perbuatan demikian
disebut baik?
2. Kalaupun
ia bisa berbuat baik, perbuatan baik itu tidak bisa menghapuskan dosa.
Bahwa dosa tidak bisa ditebus dengan perbuatan baik,
dinyatakan oleh Gal 2:16,21 yang berbunyi: “Kamu tahu, bahwa tidak
seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya
oleh karena iman dalam Kristus Yesus ... sekiranya ada kebenaran oleh hukum
Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus”.
Illustrasi:
Seseorang ditangkap polisi karena melanggar peraturan lalu lintas dan 1 minggu
setelahnya harus menghadap ke pengadilan. Dalam waktu satu minggu itu ia lalu
banyak berbuat baik untuk menebus dosanya. Ia menolong tetangga, memberi uang
kepada pengemis, dsb. Pada waktu persidangan, ia membawa semua orang kepada
siapa ia sudah melakukan kebaikan itu sebagai saksi. Pada waktu hakim bertanya:
‘Benarkah saudara melanggar peraturan lalu lintas?’, ia lalu menjawab: ‘Benar
pak hakim, tetapi saya sudah banyak berbuat baik untuk menebus dosa saya. Ini
saksi-saksinya’. Sekarang pikirkan sendiri, kalau hakim itu waras, apakah hakim
itu akan membebaskan orang itu? Jawabnya jelas adalah ‘tidak’! Jadi terlihat
bahwa dalam hukum duniapun kebaikan tidak bisa menutup / menebus / menghapus
dosa! Demikian juga dengan dalam hukum Tuhan / Kitab Suci!
2) Yesus
sudah memberikan jalan keselamatan kepada manusia berdosa itu, dengan jalan
menjadi manusia, menderita dan mati di kayu salib, untuk menebus dosa-dosa
manusia. Dengan itu Ia menjadi satu-satunya jalan keselamatan (Yoh 14:6 Kis 4:12 1Yoh 5:11-12).
3) Kita
bisa diselamatkan, karena ‘iman saja’ (Sola Fide), bukan karena ‘perbuatan
baik’ atau karena ‘iman + perbuatan baik’.
Bahwa Kitab Suci memang mengajarkan bahwa perbuatan baik
tidak punya andil dalam keselamatan, terlihat dari ayat-ayat di bawah ini:
·
Gal 2:16 - “Kamu tahu, bahwa tidak
seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya
oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab
itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh
karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat.
Sebab: ‘tidak ada seorangpun yang dibenarkan’ oleh karena melakukan hukum
Taurat”.
·
Ro 9:30-32
- “Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Ini: bahwa
bangsa-bangsa lain yang tidak mengejar kebenaran, telah memperoleh kebenaran,
yaitu kebenaran karena iman. Tetapi: bahwa Israel, sungguhpun mengejar
hukum yang akan mendatangkan kebenaran, tidaklah sampai kepada hukum itu.
Mengapa tidak? Karena Israel mengejarnya bukan karena iman, tetapi karena
perbuatan”.
·
Fil 3:7-9
- “Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang
kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena
pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh
karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah,
supaya aku memperoleh Kristus, dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranKu
sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena
kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan
berdasarkan kepercayaan”.
Karena iman itu sendiri adalah pemberian Allah (Fil
1:29), maka jelas bahwa seluruh keselamatan merupakan anugerah. Dan karena itu
kita percaya bukan hanya kepada SOLA FIDE (= hanya iman), tetapi juga kepada
SOLA GRATIA (= hanya kasih karunia), karena kedua hal itu berhubungan sangat
dekat, dan sama-sama bertentangan dengan ajaran yang mengatakan adanya andil
manusia dalam memperoleh keselamatan.
Ef 2:8-9 - “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman;
itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil
pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri”.
Ro 3:24,27-28 - “dan oleh kasih karunia Allah telah dibenarkan
dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. ... Jika
demikian, apa dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan
perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman! Karena kami yakin, bahwa
manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat”.
Ro 4:2-5 - “Sebab jikalau Abraham
dibenarkan karena perbuatannya, maka ia beroleh dasar untuk bermegah, tetapi
tidak di hadapan Allah. Sebab apakah dikatakan nas Kitab Suci? ‘Lalu
percayalah Abraham kepada Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya
sebagai kebenaran.’ Kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak
diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya. Tetapi kalau ada
orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang
durhaka, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran”.
4) Iman
yang sejati / sungguh-sungguh memang harus diikuti oleh pertobatan dari dosa /
perubahan hidup (Yak 2:17,26).
Mengapa demikian? Karena orang yang betul-betul percaya
kepada Yesus, pasti menerima Roh Kudus (Yoh 7:38-39 Ef 1:13-14), dan Roh Kudus itu
akan menguduskan / menyucikan hidup orang itu (Gal 5:22-23).
Kalau ada orang yang mengatakan bahwa dirinya adalah
orang percaya, tetapi hidupnya tidak berubah, maka itu menunjukkan bahwa ia
tidak mempunyai Roh Kudus. Dan kalau ia tidak mempunyai Roh Kudus, itu berarti
ia belum percaya.
Sekalipun iman yang sejati pasti diikuti oleh adanya
ketaatan / perbuatan baik / pengudusan, tetapi yang menyebabkan kita
diselamatkan adalah imannya, dan sama sekali bukan perbuatan baiknya.
Illustrasi:
sakit ® obat ® sembuh ®
olah raga / bekerja
dosa ® iman ® selamat ®
taat / berbuat baik
Apa yang menyebabkan sembuh? Tentu saja obat, bukan olah
raga / bekerja. Olah raga / bekerja hanya merupakan bukti bahwa orang itu sudah
sembuh. Karena itu kalau seseorang berkata bahwa ia sudah minum obat dan sudah
sembuh, tetapi ia tetap tidak bisa berolah raga / bekerja, maka pasti ada yang
salah dengan obatnya.
Demikian juga dengan orang berdosa. Ia selamat karena
iman, bukan karena perbuatan baik. Tetapi kalau seseorang berkata bahwa ia
sudah beriman dan sudah selamat, tetapi dalam hidupnya sama sekali tidak ada perbuatan
baik / ketaatan, maka pasti ada yang salah dengan imannya.
Juga kalau kita melihat pada garis waktu, maka akan
terlihat dengan jelas bahwa imanlah, dan bukannya perbuatan baik, yang
menyebabkan kita diselamatkan, karena keselamatannya telah terjadi sebelum
perbuatan baik.
-----------------------------------------------------------------------------------------
tak ada perbuatan
baik ada perbuatan baik
(total depravity)
selamat
Luk 19:9 - “Kata Yesus kepadanya: ‘Hari
ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak
Abraham.”.
Kesimpulan dari bagian ini: keselamatan hanya karena
iman, dan itu betul-betul merupakan anugerah murni!
email
us at : gkri_exodus@lycos.com