Toronto Blessing : Alkitabiahkah?
oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.
TORONTO BLESSING
IV)Serangan terhadap Toronto Blessing:
1)Di balik gerakan Toronto Blessing ini ada tokoh-tokoh yang
kerohaniannya, atau bahkan kekristenannya, sangat perlu diragukan.
a)John Wimber.
Gereja Vineyard didirikan oleh John Wimber. Sekalipun John Arnott
tidak sama dengan John Wimber, tetapi karena John Arnott tergabung dalam
gereja yang didirikan oleh John Wimber, maka mestinya ada kesamaan di antara
mereka.
Peter Masters, dalam bukunya yang berjudul The Healing Epidemic,
hal 36-51,181-182 memberikan banyak komentar tentang John Wimber, antara
lain:
# "John Wimber was a jazz musician converted through a
house group in the 1960s. His conversion to Christ (described on a Signs
and Wonders cassette tape) does not sound much like the experience of a
person under conviction, whose heart opens to an awareness of personal
sinfulness, and then to glorious Gospel light. He tells of how he became
a Christian while bawling histerically in response to his wife's conversion.
According to his own account, his spiritual experience was born in total
mental confusion and emotional frustration" [= John Wimber dulunya
adalah seorang musisi jazz yang bertobat melalui grup rumah dalam tahun
1960an. Pertobatannya kepada Kristus (digambarkan dalam kaset 'Signs and
Wonders') tidak mirip dengan pengalaman orang yang ada dibawah keyakinan,
yang hatinya terbuka terhadap kesadaran akan keberdosaan pribadi, dan lalu
terbuka pada terang Injil yang mulia. Ia menceritakan bagaimana ia menjadi
orang kristen sementara ia berteriak / menangis secara histeris sebagai
reaksi terhadap pertobatan istrinya. Menurut ceritanya sendiri, pengalaman
rohaninya dilahirkan dalam kebingungan mental secara total dan keputusasaan
emosi] - p 41.
# John Wimber bukanlah orang yang menghormati / bersandar pada
otoritas dari Kitab Suci sebagai Firman Allah, tetapi sebaliknya ia lebih
bersandar pada mimpi, pengelihatan, nubuat, bahasa Roh, kata-kata langsung
dari Allah dsb.
# John Wimber juga adalah orang yang 'anti rasio dan ilmu pengetahuan'. Ia berpendapat bahwa kontrol pikiran perlu dibuang supaya kita bisa lebih terbuka terhadap mimpi, pengelihatan dan pesan-pesan langsung dari Allah.
Peter Masters menunjukkan hal ini dengan mengutip kata-kata John Wimber yang berkata:
"Fear of losing control is threathening to most Western Christians"
(= rasa takut kehilangan kontrol adalah sesuatu yang mengancam / menakutkan
bagi kebanyakan orang barat kristen).
Peter Master melanjutkan lagi:
"He insists that we must overcome our fears, because rational
control must be forfeited for tongue-speaking to occur; for soaring ecstatic
sensations to be felt in worship; for messages from God to be received
directly into the mind, and for miraculous events to happen, such as healings"
[= Ia (John Wimber) berkeras bahwa kita harus mengalahkan rasa takut kita,
karena kontrol pikiran harus ditinggalkan supaya bahasa lidah / Roh bisa
terjadi; supaya rasa gembira yang luar biasa dapat dirasakan dalam kebaktian;
supaya pesan-pesan Allah dapat diterima langsung pada otak, dan supaya
mujijat-mujijat, seperti kesembuhan, bisa terjadi] - Peter Masters, The
Healing Epidemic, pp 181-182.
# "One of the most serious (and blasphemous) aspects of
teachers like Wimber is that they are ready and willing to diminish the
Lord Jesus Christ in their desperation to find some shred of biblical support
for what they do. In his healing seminars Wimber repeatedly denies the
true and essential deity of Christ when he claims the ministry of Christ
as a pattern for his own work. In the most explicit way he denies our Lord's
divine character, detracting from His power and glory and reducing Him
virtually to the level of an ordinary person. According to Wimber, Christ
did not possess the personal power to read thoughts or to know the outcome
of events" [= Salah satu aspek yang paling serius (dan juga paling
bersifat menghujat) dari guru-guru seperti Wimber, adalah bahwa mereka
siap dan mau untuk mengecilkan Tuhan Yesus Kristus dalam keputusasaan mereka
untuk mencari beberapa cabikan / irisan dasar Kitab Suci untuk apa yang
mereka lakukan. Dalam seminar-seminar kesembuhannya, Wimber berulang-ulang
menyangkal keilahian yang benar dan hakiki dari Kristus ketika ia menyatakan
pelayanan Kristus sebagai pola pekerjaannya sendiri. Dengan cara yang paling
explicit, ia menyangkal karakter ilahi dari Tuhan kita, mengurangi / memotong
dari kuasa dan kemuliaanNya dan benar-benar mengurangi Dia sampai pada
tingkat seorang pribadi biasa. Menurut Wimber, Kristus tidak mempunyai
kuasa pribadi untuk membaca pikiran atau untuk mengetahui hasil akhir suatu
kejadian] - p 46.
# "..., John Wimber drags the Lord's mighty works down
to the level of his own high-failure-rate psychological cures. He obviously
does not think that Christ accomplished anything better than the puny 'works'
which present-day healers claim. Wimber even justifies his failures in
healing by asserting that Jesus had the same problem! He makes a blasphemous
assessment of Christ's restoring of sight to a blind man (Mark 8:22-25).
Wimber says that the Lord effected this healing in two stages because He
failed at the first attempt" [= ..., John Wimber menarik ke bawah
pekerjaan-pekerjaan yang hebat dari Tuhan sampai pada tingkat dari kesembuhan
psikologisnya sendiri yang mengalami banyak kegagalan. Jelas sekali bahwa
ia tidak berpendapat bahwa Kristus mencapai sesuatu apapun dengan cara
yang lebih baik dari 'pekerjaan-pekerjaan' yang kecil yang diclaim oleh
penyembuh-penyembuh jaman ini. Wimber bahkan membenarkan kegagalannya dalam
menyembuhkan dengan menegaskan bahwa Yesuspun mempunyai problem yang sama!
Ia membuat penilaian yang menghujat tentang pemulihan pengelihatan yang
dilakukan oleh Kristus terhadap orang buta (Markus 8:22-25). Wimber
berkata bahwa Tuhan melakukan penyembuhan ini dalam 2 tahap karena Ia gagal
pada usaha yang pertama] - p 48 - Ini dikutip oleh Peter Masters dari:
Signs and Wonders cassette 1984/8167, no 5, issued by Vineyard Fellowship
International.
Dan Peter Masters dan John C. Whitcomb dalam buku mereka yang berjudul
The Charismatic Phenomenon, hal 65, berkata sebagai berikut:
"Charismatic healer John Wimber writes of his encounter with
ten German theological students who questioned elements of his teaching.
He invited them to try, by way of experiment, to invite the Holy Spirit
to minister healing and renewal to them. He records that they chuckled
and said, 'Sure, why not?' To their surprise they experienced extraordinary
things which Wimber ascribes to the power of God. He asked one young man,
who was rather tall, and standing bolt upright, 'Do you feel anything?'
The young man said, 'No, nothing.' John Wimber replied, 'That's strange,
because I believe the Holy Spirit is on you. Why don't you sit down?' The
young man answered, 'I can't sit down. I can't move. I don't feel anything,
and I can't move.'" (= Penyembuh Kharismatik John Wimber menulis
tentang pertemuannya dengan sepuluh mahasiswa theologia Jerman yang menanyakan
elemen-elemen pengajarannya. Ia mengundang mereka untuk mencoba, melalui
pengalaman, untuk mengundang Roh Kudus untuk melayani penyembuhan dan pembaharuan
kepada mereka. Ia mencatat bahwa mereka tertawa kecil dan berkata: 'Tentu,
mengapa tidak?' Merupakan suatu kejutan bagi mereka bahwa mereka mengalami
hal-hal luar biasa / aneh yang oleh Wimber dianggap berasal dari kuasa
Allah. Ia bertanya kepada seorang muda, yang agak tinggi, dan berdiri tegak:
'Apakah kamu merasa sesuatu?' Orang muda itu menjawab: 'Tidak, tidak sama
sekali'. John Wimber menjawab: 'Itu aneh, karena aku percaya Roh Kudus
ada padamu. Mengapa kamu tidak duduk?' Orang muda itu menjawab: 'Aku tidak
bisa duduk. Aku tidak bisa bergerak. Aku tidak merasa apa-apa, dan aku
tidak bisa bergerak').
Dari kutipan-kutipan ini terlihat jelas bahwa John Wimber adalah orang
kristen brengsek yang jauh lebih pantas disebut 'nabi palsu' dari pada
'hamba Tuhan'! Dan dari gereja yang didirikan / dipimpin oleh orang yang
seperti inilah Toronto Blessing itu muncul! Untuk ini kita perlu
mengingat kata-kata Tuhan Yesus dalam Mat 7:16-18 sebagai berikut:
"Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah
ara dari rumput duri? Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah
yang baik, sedang pohon yang tidak baik akan menghasilkan buah yang tidak
baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik,
ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik".
Catatan: Perlu saudara ketahui bahwa kedua buku di atas (The Healing
Epidemic dan The Charismatic Phenomenon), dari mana kutipan-kutipan
tentang John Wimber diambil, telah beredar lama sebelum Toronto Blessing
ada!
b)Rodney Howard-browne.
Majalah Bahana April 1995, hal 18-19, mengatakan bahwa sebetulnya inilah
tokoh terutama dalam terjadinya Toronto Blessing, karena ialah orang
pertama yang mengalami Toronto Blessing sebelum hal itu terjadi
di Toronto. Ialah yang mendoakan Pdt. Randy Clark dari Gereja Vineyard
di St. Louis, Missouri, yaitu orang yang akhirnya memimpin Kebaktian Kebangunan
Rohani di Toronto, dan meledak menjadi Toronto Blessing.
Sekarang mari kita melihat bagaimana Rodney Howard-browne mendapatkan
Toronto Blessing ini. Dalam Majalah Bahana April 1995 diceritakan
sebagai berikut:
"Rodney dilahirkan pada 12 Juni 1961 di Port Elizabeth, Afrika Selatan dari keluarga penganut Pantekosta yang taat. Sejak kecil dia sudah terbiasa menyaksikan mukjizat dalam kehidupan ayah dan ibunya yang mendalam kehidupan doanya. Dia menyerahkan hidupnya kepada Kristus pada usia 5 tahun dan mengalami baptisan Roh Kudus tiga tahun kemudian.
Pada musim panas tahun 1979 dia berdoa berjam-jam untuk mengalami hubungan pribadi yang lebih intim dengan Allah. Di saat pergumulan rohani hebat itu dia berdoa dengan nekad, 'Jika Engkau tidak turun ke sini dan menjamah saya, saya akan naik ke sana dan menjamah-Mu.'
Tiba-tiba dia merasakan seluruh tubuhnya seperti terbakar. Dia mulai tertawa tanpa bisa dikendalikan. Kemudian dia menangis dan mulai berbahasa lidah.
'Saya baru saja mendapat arus listrik surgawi,' tulisnya belakangan
di bukunya, The Touch of God (jamahan Allah). Dan sejak saat itu saya rindu
untuk membagikan apa yang saya dapatkan kepada orang lain'" (hal
18)
Alangkah berbedanya doa Rodney yang begitu kurang ajar / memaksa Tuhan, dibandingkan dengan doa Yesus di taman Getsemani.
Mat 26:39 - "Ya BapaKu, jikalau sekiranya mungkin, biarlah
cawan ini lalu dari padaKu, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki,
melainkan seperti yang Engkau kehendaki".
Bisakah saudara percaya bahwa Allah mau mengabulkan doa yang begitu
kurang ajar dan memaksa? Saya pernah membaca tentang suatu peristiwa dimana
ada seorang Katolik Kharismatik, yang berdoa meminta bahasa Roh. Setelah
cukup lama berdoa tanpa mendapat jawaban, maka ia lalu berdoa: "Yesus,
berikan aku bahasa Roh sekarang juga, atau akan aku laporkan kepada ibuMu
(Maria)". Dan saat itu juga ia menerima bahasa Roh. Bisakah saudara
percaya bahwa Allahlah yang mengabulkan doa orang ini maupun doa Rodney
Howard-browne?
Dan kalau jawaban doa Rodney Howard-browne, yang akhirnya menjadi Toronto
Blessing itu, bukan berasal dari Allah, maka itu pasti berasal dari
setan! Jangan merasa heran melihat setan mengabulkan doa yang dinaikkan
secara salah. Ia melakukan hal itu supaya orang itu terus berdoa dengan
cara yang salah itu!
2)Dikatakan bahwa sampai September 1994 saja, sudah ada 200.000 orang, 10.000 diantaranya adalah hamba-hamba Tuhan, pergi ke Toronto untuk mendapatkan Toronto Blessing. Dan para hamba Tuhan ini lalu bisa 'menularkan' Toronto Blessing ini kepada jemaat di gereja masing-masing. Beberapa orang menyebut ini sebagai 'mentransfer Roh'!
Baik penekanan Toronto sebagai tempat untuk menerima berkat, maupun
adanya pen-transfer Roh, adalah sesuatu yang tidak Alkitabiah! Mengapa?
a)Tentang pen-transfer Roh.
Kitab Suci tidak mengajarkan tentang dibutuhkannya seorang pen- transfer
Roh untuk memberikan Roh Kudus kepada orang percaya. Tetapi Kitab Suci
mengajarkan bahwa asal seseorang percaya kepada Yesus, ia pasti menerima
Roh Kudus (Kis 2:38 Gal 3:1-5 Ef 1:13).
Memang dalam Kitab Suci, ada 2 bagian yang seolah-olah menunjukkan bahwa
memang dibutuhkan adanya seorang pen-transfer Roh, yaitu Kis 8:14-17
dan Kis 19:1-7. Tetapi benarkah 2 bagian Kitab Suci ini mengajar demikian?
Mari kita perhatikan penjelasan tentang 2 bagian ini.
# Kis 8:14-17.
Orang-orang Samaria dalam bacaan ini dikatakan sudah percaya, tetapi
mereka baru menerima Roh Kudus setelah Petrus dan Yohanes datang kepada
mereka dan menumpangkan tangan di atas mereka. Apakah disini Petrus dan
Yohanes berfungsi sebagai pen-transfer Roh?
Ada 2 tafsiran tentang bagian ini:
$ Calvin menafsirkan bahwa yang diberikan disini bukanlah Roh Kudusnya sendiri, tetapi karunia-karunia Roh Kudus.
Alasannya:
-adanya selang waktu antara saat seseorang percaya kepada Yesus dan saat ia menerima Roh Kudus, merupakan sesuatu yang bertentangan dengan Ef 1:13 Yoh 7:38-39 Ro 8:9.
-dalam Kis 8:18 'Roh Kudus' itu bisa dilihat oleh Simon Magus. Roh Kudus tak mungkin bisa dilihat, tetapi karunia- karunia Roh Kudus, seperti bahasa Roh, nubuat dsb, bisa terlihat (bdk. Kis 10:45-46).
-dalam Kis 8:20 hal itu disebut sebagai 'karunia Allah'.
$ John Stott menganggap bahwa yang diberikan saat itu memang adalah Roh Kudusnya sendiri.
Tetapi ia melanjutkan dengan mengatakan bahwa ini adalah bagian yang istimewa / lain daripada yang lain. Keistimewaannya terlihat dari datangnya rasul-rasul kepada orang- orang Samaria itu. Tak ada peristiwa lain dimana seseorang percaya kepada Yesus lalu perlu didatangi rasul untuk diberi Roh Kudus.
Lalu mengapa dalam Kis 8:14-17 rasul-rasul perlu didatangkan? Karena yang diinjili saat itu adalah orang Samaria (Kis 8:5,14). Orang Samaria sangat bermusuhan dengan orang Yahudi (bdk. Luk 9:51-56 Yoh 4:9 Yoh 8:48). Kalau orang Samaria masuk ke dalam gereja begitu saja, maka bisa dipastikan hal itu akan memecah gereja menjadi golongan Yahudi dan golongan Samaria. Untuk mencegah terjadinya perpecahan seperti itu, maka Allah menahan Roh KudusNya (tidak memberikan Roh KudusNya waktu orang-orang itu percaya). Lalu Allah mengutus rasul-rasul Yahudi untuk datang ke sana dan mendoakan / menumpangi tangan, dan barulah orang-orang Samaria itu menerima Roh Kudus. Dengan demikian orang Samaria itu akan menerima otoritas rasul-rasul Yahudi itu, dan orang-orang Yahudi yang tahu bahwa orang Samaria menerima Roh Kudus melalui doa / penumpangan tangan rasul-rasul Yahudi, akan menerima orang-orang Samaria itu. Dengan demikian perpecahan dalam gereja bisa dihindarkan.
Jadi jelas bahwa rasul-rasul datang ke sana bukan untuk men-transfer
Roh, tetapi untuk mempersatukan Yahudi dan Samaria dalam gereja.
John Stott juga berpendapat bahwa peristiwa ini tidak akan terulang
lagi. Dasarnya? Karena dalam Kitab Suci, memang tidak pernah terulang lagi.
Jadi, orang Samaria dianggap sebagai wakil dari semua bangsa-bangsa lain
- John Stott, Baptism & Fulness, pp 31-34.
Yang manapun dari 2 penafsiran di atas yang saudara terima, tidak menunjukkan
bahwa Kis 8:14-17 mengajarkan perlunya seorang pen-transfer
Roh pada jaman ini!
# Kis 19:1-7.
Ada 2 hal yang perlu diperhatikan tentang orang-orang ini:
$ Orang-orang itu berkata bahwa mereka belum pernah mendengar tentang Roh Kudus (ay 2).
$ Mereka hanya dibaptis dengan baptisan Yohanes (ay 3).
Ini jelas menunjukkan bahwa orang-orang itu belum betul-betul kristen. Rupa-rupanya mereka 'bertobat' karena penginjilan yang tidak sempurna dari Apolos (bdk. Kis 18:24-26). Karena itu Paulus memberitakan Injil lagi kepada mereka dan menyuruh mereka percaya kepada Yesus (Kis 19:4). Ini menyebabkan mereka bertobat / percaya kepada Yesus dan menerima Roh Kudus.
Jadi jelas bahwa disini Paulus tidak berfungsi sebagai seorang pen-transfer
Roh, tetapi sebagai seorang pemberita Injil.
Kesimpulannya: baik Kis 8:14-17 maupun Kis 19:1-7 tidak mengajarkan
bahwa pada jaman ini dibutuhkan seorang pen-transfer Roh!
b)Tentang penekanan tempat.
Dalam peristiwa Pentakosta / pencurahan Roh Kudus yang terjadi di Yerusalem
saja (Kis 2:1-13), orang tidak perlu pergi ke Yerusalem untuk bisa
menerima Roh Kudus. Sebaliknya, setiap orang yang percaya kepada Yesus,
dimanapun ia berada, akan langsung menerima Roh Kudus! Bdk. Ef 1:13 Ro
8:9b.
Dalam Perjanjian Lama, 'tempat' memang memegang peranan penting dalam
agama / ibadah. Dari Ul 16:16, terlihat bahwa pada jaman Perjanjian
Lama, 3 x dalam setahun, yaitu pada hari-hari raya tertentu, orang Israel
laki-laki harus pergi menghadap Tuhan, ke tempat dimana Kemah Suci atau
Bait Allah berada. Mulai jaman raja Salomo, karena Bait Allah sudah menetap
di Yerusalem, maka mereka harus pergi ke Yerusalem.
Tetapi sekarang mari kita perhatikan pembicaraan antara Yesus dengan
perempuan Samaria dalam Yoh 4. Dalam Yoh 4:20 perempuan Samaria
itu mempersoalkan tempat yang benar untuk menyembah Allah. Mengapa? Karena
dalam hal ini ada pertentangan antara orang Yahudi dengan orang Samaria.
Orang Yahudi, sesuai dengan Firman Tuhan dalam Perjanjian Lama, mengatakan
bahwa orang harus berbakti di Yerusalem. Sedangkan orang Samaria berbakti
di gunung Gerizim.
Yesus menjawabnya: "Percayalah kepadaKu, hai perempuan, saatnya
akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini (Gunung Gerizim)
dan bukan juga di Yerusalem. ... Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba
sekarang bahwa penyembah- penyembah benar akan menyembah dalam roh dan
kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian"
(Yoh 4:21,23).
Dengan kata-kata ini jelas bahwa Yesus mengajarkan bahwa dalam jaman
Perjanjian Baru, yaitu setelah kematian dan kebangkitanNya, 'tempat' tidak
lagi dipentingkan dalam agama / ibadah. Mementingkan 'tempat tertentu'
merupakan suatu penyembahan yang bersifat lahiriah, dan ini dikontraskan
dengan penyembahan dalam roh yang diinginkan oleh Bapa (baca Yoh 4:23-24).
Sekarang, dalam Toronto Blessing ini, orang-orang kristen tertentu mau kembali mempersoalkan 'tempat tertentu', yaitu Toronto, dimana seseorang bisa mendapatkan berkat Tuhan. Ini berarti mereka melawan ajaran Yesus, dan mereka mau kembali ke sistim penyembahan lahiriah pada jaman Perjanjian Lama!
Kita sudah melihat bahwa pada hari Pentakosta, dimana Roh Kudus dicurahkan
untuk pertamakalinya di Yerusalem, orang tidak perlu pergi ke Yerusalem
untuk menerima Roh Kudus, dan juga tidak dibutuhkan seorang pen-transfer
Roh. Sekarang pertanyaannya adalah: mengapa sekarang untuk menerima Toronto
Blessing dibutuhkan hal-hal itu? Bukankah ini menunjukkan bahwa gerakan
Toronto Blessing itu tidak cocok dengan gerakan / cara kerja Roh
Kudus dalam Kitab Suci? Bukankah itu menunjukkan bahwa gerakan Toronto
Blessing ini menyimpang dari Kitab Suci?
3)Tuhan menghendaki ketertiban dalam kebaktian.
Hal ini terlihat dari 1Kor 14:33,40 yang berbunyi sebagai berikut:
"Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera.
... Tetapi segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur".
Hal ini harus dihubungkan dengan kebaktian, dan ini terlihat dari kontex
1Kor 14. Untuk itu perhatikan kata-kata 'dalam pertemuan jemaat' (ay 19),
'kalau seluruh jemaat berkumpul' (ay 23), 'bilamana kamu berkumpul'
(ay 26), 'pertemuan jemaat' (ay 28), 'pertemuan-pertemuan jemaat'
(ay 34), 'pertemuan jemaat' (ay 35), yang semuanya menunjukkan
bahwa kontex dari 1Kor 14 adalah kebaktian!
Supaya dalam kebaktian tidak terjadi kekacauan, tetapi keteraturan,
maka Tuhan memberikan peraturan-peraturan:
a)Dalam 1Kor 14:27-28 Tuhan memberikan peraturan untuk penggunaan bahasa Roh di dalam kebaktian, yaitu:
-sebanyak-banyaknya 2-3 orang.
-harus satu per satu / bergiliran.
-harus ada penterjemahan.
Catatan: kalau saudara adalah orang yang sering berbahasa Roh dalam
kebaktian, maka renungkan apakah saudara mempedulikan atau menginjak-injak
peraturan Tuhan ini!
b)Dalam 1Kor 14:29-31 Paulus memberikan peraturan tentang penggunaan nubuat di dalam Kebaktian, yaitu:
-hanya boleh 2-3 orang.
-harus satu per satu / bergantian.
Sekarang dengan adanya Toronto Blessing, dalam kebaktian betul-
betul tidak ada keteraturan maupun kekhidmatan sama sekali, karena orang-orang
terkena Toronto Blessing pada waktu jemaat sedang memuji Tuhan,
bahkan pada waktu Firman Tuhan sedang diberitakan, sehingga akhirnya seluruh
kebaktian menjadi kacau balau dan orang tidak lagi bisa mendengar Firman
Tuhan, dan bahkan pengkhotbahnya sendiri tidak bisa berkhotbah / tidak
bisa menye- lesaikan khotbahnya. Bahkan pada waktu berdoapun, tetap ada
orang-orang yang mengalami jerking, jalan-jalan tanpa terkontrol,
dsb. Bagaimana mungkin Allah melawat umatNya dengan cara merusak / menghancurkan
kebaktian dan pemberitaan FirmanNya sendiri, bahkan menyebabkan jemaat
tidak menghormatiNya? Ingat juga bahwa salah satu tugas utama Roh Kudus
justru adalah untuk mengajar kita Firman Tuhan (Yoh 14:26), sehingga
tidak mungkin Ia justru merusak acara pemberitaan Firman Tuhan.
Ini dijawab oleh pihak yang pro Toronto Blessing dengan:
a)Menunjuk pada Kis 10:44 yang menunjukkan Petrus sedang berbicara / menyampaikan Firman Tuhan, tetapi Roh Kudus lalu turun kepada orang-orang kepada siapa ia sedang berbicara itu, dan mereka lalu berbahasa Roh. Jadi, dalam Kitab Suci sendiri ada peristiwa dimana Roh Kudus melakukan tindakan yang merusak / mengacaukan pemberitaan Firman Tuhan.
Ada 2 jawaban yang bisa diberikan terhadap pembelaan ini:
# Mereka berbahasa Roh, ketika Petrus persis selesai berbicara.
NIV/NASB: while Peter was still speaking these words (= ketika Petrus masih sedang mengucapkan kata-kata ini).
'Kata-kata ini' jelas menunjuk pada ucapan Petrus dalam Kis 10:43.
Ini tidak mungkin diartikan bahwa kata-kata Petrus itu terpotong, karena kalau memang begitu, bagaimana mungkin kata-kata itu tertulis dalam Kitab Suci?
Dan kalau dilihat dari pembicaraan Petrus mulai Kis 10:34 maka kelihatannya pembicaraannya / penginjilannya memang sudah selesai.
Jadi, disini justru terjadi kesinkronan. Begitu ia selesai memberitakan Injil / Firman Tuhan, Roh Kudus turun ke atas orang-orang itu dan memberikan mereka karunia bahasa Roh.
Dengan demikian, pada saat itu tidak terjadi perusakan / pengacauan
pemberitaan Firman Tuhan.
# Peristiwa dalam Kis 10 itu bukanlah suatu kebaktian
tetapi pertemuan biasa di rumah Kornelius. Karena itu, andaikatapun saat
itu terjadi ketidak-tertiban maka itu tidak melanggar 1Kor 14:33,40
yang kontexnya adalah kebaktian.
Dan karena itu bukanlah suatu kebaktian, maka tidak bisa dikatakan bahwa
pada saat itu Petrus sedang berkhotbah. Ia bukan berkhotbah, tetapi memberitakan
Injil biasa. Jadi, kalaupun saat itu memang terjadi pemotongan terhadap
kata- kata Petrus, maka itu bukanlah merupakan interupsi terhadap suatu
khotbah, tetapi terhadap suatu pembicaraan biasa.
b)Berkata bahwa tata tertib dalam kebaktian datang dari Tuhan. Karena
itu Tuhan berhak melanggarnya.
Jawaban terhadap pembelaan ini:
# Ini adalah kata-kata bodoh dari orang yang tidak mengerti Kitab
Suci maupun kesucian Allah! Tuhan bukanlah seorang penguasa lalim yang
dengan seenaknya saja melanggar semua peraturan yang Ia sendiri berikan!
Bahkan Yesus sendiri ketika hidup di dunia ini, takluk kepada hukum Taurat
(Mat 5:17 Gal 4:4). Bandingkan juga dengan 2Tim 2:13b yang mengatakan
bahwa Allah "tidak dapat menyangkal diriNya".
# Disamping itu perlu saudara perhatikan bahwa dalam terjadinya
Toronto Blessing, bukan Tuhan yang melanggar 1Kor 14:33,40,
tetapi orang kristen. Bagaimana mungkin Tuhan membuat anak- anakNya melanggar
firmanNya? Bukankah Tuhan memberikan Roh Kudus kepada kita untuk memimpin
kita ke dalam seluruh kebenaran (Yoh 16:13)?
# Kalau memang Tuhan berhak menyuruh seseorang melanggar firmanNya, maka tidak ada sesuatu apapun yang bisa menghalangi terjadinya 'telanjang dalam Roh', 'berzinah dalam Roh', 'menyembah berhala dalam Roh', maupun hal-hal lain yang lebih gila.
Dan setiap orang yang melanggar Firman Tuhan bisa saja berkata bahwa
Tuhanlah yang menggerakkannya untuk melakukan hal itu, dan Tuhan berhak
melakukan hal itu karena Dialah yang membuat FirmanNya! Ini bisa membuat
kekristenan menjadi agama yang paling gila di dunia!
4)Dalam 1Kor 14:23 rasul Paulus berkata: "Jadi, kalau seluruh
Jemaat berkumpul bersama-sama dan tiap-tiap orang berkata-kata dengan bahasa
roh, lalu masuklah orang-orang luar atau orang- orang yang tidak beriman,
tidakkah akan mereka katakan bahwa kamu gila?".
Secara implicit ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak menghendaki orang kristen bersikap sedemikian rupa sehingga disangka / dianggap sebagai orang gila. Padahal dalam ayat itu, sikap yang dimaksudkan adalah dimana semua orang berbahasa Roh berbarengan dalam kebaktian.
Kalau semua orang berbahasa Roh dalam gereja / kebaktian saja sudah
kelihatan seperti orang gila, sehingga dilarang oleh Tuhan, lebih-lebih
lagi kalau seluruh gereja terkena Toronto Blessing!
Saya bahkan mendengar ada orang yang sedang makan di restoran bersama
beberapa teman / keluarga . Mendadak, 'tanpa ada hujan atau angin', orang
itu (yang sebelum saat ini sudah pernah mengalami Toronto Blessing)
lalu mengalami Toronto Blessing dalam bentuk jerking (= gerakan
seperti orang kecegukan). Ini membuat semua teman-temannya / keluarganya
menjadi malu, dan pasti membuat orang dunia menganggap orang kristen itu
gila!
Yesus dan Paulus juga dikatai sebagai gila / kerasukan setan (Mark 3:21
Yoh 10:20 Kis 26:24), tetapi itu terjadi bukan karena mereka
bertingkah seperti orang gila. Kalau karena kita hidup benar kita dikatai
gila, maka berlakukah kata-kata Yesus 'seorang hamba tidak lebih dari
tuannya' (bdk. Mat 10:24-25). Dalam keadaan seperti itu bisalah
kita bersyukur atau berkata 'Puji Tuhan' sekalipun dimaki gila. Tetapi
kalau kita memang bertingkah laku gila, dan tingkah laku itu tidak bisa
dibenarkan oleh Kitab Suci, lalu kita dimaki gila, maka kita harus malu
karenanya!
Dan terus terang saja saya berpendapat bahwa Toronto Blessing
ini adalah sesuatu yang sangat memalukan gereja / kekristenan / Tuhan,
dan menjadi batu sandungan bagi orang luar. Kalau orang luar beranggapan
bahwa orang kristen itu semua gila / kerasukan setan, siapa yang mau menjadi
orang kristen? Ini merupakan salah satu dampak yang paling negatif dari
Toronto Blessing!
5)Ef 5:18 mengatakan: "Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur,
karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan
Roh".
Adalah sesuatu yang menggelikan bahwa ada orang-orang yang justru menggunakan
ayat ini sebagai dasar untuk mendukung Toronto Blessing. Mereka
berkata bahwa dalam ayat ini 'mabuk oleh anggur' dibandingkan / disamakan
dengan 'penuh dengan Roh'. Karena itu, orang yang penuh dengan Roh Kudus
harus bersikap / bertingkah seperti orang mabuk, yaitu terhuyung-huyung,
bergulingan di tanah dsb.
Ini adalah penafsiran yang betul-betul bodoh, karena kalau saudara membaca
ayat ini dengan baik, terlihat dengan jelas bahwa dalam ayat ini 'mabuk
oleh anggur' justru dikontraskan dengan 'penuh dengan Roh'. Mengapa? Karena
orang yang mabuk oleh anggur kehilangan penguasaan dirinya, sedangkan orang
yang penuh dengan Roh Kudus justru mempunyai penguasaan diri yang baik,
karena 'penguasaan diri' merupakan salah satu dari 9 hal dalam buah Roh
Kudus (Gal 5:22-23).
Tetapi sekarang, orang-orang yang mengalami Toronto Blessing ini mengaku 'kepenuhan Roh Kudus', 'dilawat Allah', dsb, tetapi tingkah laku mereka justru tidak berbeda dengan orang mabuk, bahkan seperti orang yang kerasukan setan! Bahkan mereka sendiri mengakui bahwa mereka tidak lagi bisa menguasai dirinya pada saat itu.
Bagaimana mungkin Roh Kudus bekerja dalam diri seseorang, melawat seseorang,
memenuhi seseorang, dengan cara menghancurkan penguasaan diri, yang justru
merupakan buah Roh Kudus?
Amsal 25:28 mengecam orang yang tidak mempunyai penguasaan diri:
"Orang yang tidak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota
yang roboh temboknya".
Mungkinkah Roh Kudus melawat seseorang sedemikian rupa sehingga menyebabkan
orang itu ada dalam keadaan yang dikecam oleh Firman Tuhan?
Padahal sebetulnya, orang yang sedang berbahasa Roh atau bernubuatpun
harus bisa menguasai dirinya. Kalau tidak, bagaimana mungkin Tuhan memberikan
peraturan tentang penggunaan bahasa Roh dan nubuat dalam kebaktian (1Kor
14:27-31)?
Kesimpulan: hilangnya penguasaan diri dalam diri orang-orang yang terkena
Toronto Blessing, menunjukkan bahwa Toronto Blessing itu
bukan pekerjaan Allah / Roh Kudus!
6)Satu hal lagi yang perlu dipertanyakan tentang Toronto Blessing
adalah: mengapa Toronto Blessing ini baru muncul pada akhir abad
20? Kalau memang praktek dan ajaran tentang Toronto Blessing itu
betul-betul berdasarkan Kitab Suci, bukankah seharusnya sejak abad pertamapun
hal itu sudah harus ada?
a)Tentang prakteknya.
Andaikatapun yang dikatakan oleh orang-orang yang pro Toronto Blessing itu benar, yaitu bahwa:
# Dalam Kitab Suci ada orang-orang yang mengalami hal-hal seperti dalam Toronto Blessing, seperti:
-Sara memang mengalami 'tertawa dalam Roh'.
-Habakuk memang mengalami 'gemetar dalam Roh'.
-Yeremia mengalami 'terhuyung-huyung / mabuk dalam Roh'.
-dsb.
# Dalam sejarah Kebangunan Rohani hal-hal itu pernah terjadi.
tetapi jelaslah bahwa hal-hal itu hanya dialami oleh orang- orang tertentu,
dan pada saat-saat tertentu saja (sangat jarang). Tetapi mengapa pada akhir
abad 20 ini, tiba-tiba hal itu meledak menjadi sesuatu yang bersifat universal,
yang dialami oleh jutaan orang kristen secara rutin di seluruh dunia? Apa
dasar Kitab Sucinya untuk mendukung hal ini?
b)Tentang ajarannya.
Sebelum munculnya Toronto Blessing tidak pernah ada orang menafsirkan
tertawanya Sara, gemetarnya Habakuk, terhuyung- huyungnya Yeremia, dsb,
dengan cara seperti itu. Tegasnya, selama ini belum pernah ada ajaran tentang
Toronto Blessing ini! Kalau memang ajaran tentang Toronto Blessing
ini berasal dari Kitab Suci, mengapa dibutuhkan 20 abad atau bahkan lebih
untuk bisa menemukannya?
7)Semua hal yang supranatural berasal dari Tuhan atau dari setan. Karena
Toronto Blessing ternyata tidak punya dasar Kitab Suci, kecuali
yang dicari-cari dan ditafsirkan seenaknya sendiri, dan karena Toronto
Blessing ini bahkan bertentangan dengan banyak ayat Kitab Suci, maka
jelas bahwa ini bukan dari Tuhan! Kalau demikian, Toronto Blessing
ini pasti dari setan.
Terhadap hal ini ada pendeta yang pro Toronto Blessing yang mengatakan
bahwa Toronto Blessing ini tidak mungkin dari setan, karena:
a)Orang yang kerasukan setan pasti tidak sadar. Tetapi orang- orang
yang mengalami Toronto Blessing ini tetap sadar.
b)Pada waktu ada hamba Tuhan yang menganggap itu dari setan dan menengkingnya,
ternyata tidak berhasil.
Tanggapan saya:
a)Siapa bilang orang yang kerasukan setan mesti tidak sadar? Saya justru berpendapat bahwa pada umumnya orang kerasukan setan itu sadar. Apa gunanya setan merasuk seseorang tetapi membuatnya pingsan?
Dalam Kitab Suci ada banyak peristiwa orang kerasukan setan, dan mereka tetap sadar. Contoh: Yudas Iskariot (Yoh 13:27 Luk 22:3); raja Saul (1Sam 18:10 1Sam 19:9).
Juga ada banyak orang kerasukan setan dan tetap sadar / tidak pingsan,
hanya tidak bisa mengontrol dirinya sendiri (misalnya: Mark 5:1-5
Mark 9:20-22), persis seperti orang yang mengalami Toronto Blessing!
b)Kalau ada hamba Tuhan menengking dan gagal, itu tidak mesti menunjukkan bahwa hal itu bukan dari setan.
Dalam Mat 17:14-21 dengan jelas diceritakan bahwa murid-murid Yesus tidak berhasil menengking setan dari seorang yang kerasukan setan. Yesus berkata bahwa mereka tidak dapat menengking setan itu karena mereka kurang percaya (Mat 17:20). Dan Ia menambahkan lagi bahwa setan jenis itu tidak dapat diusir kecuali dengan doa (Mark 9:29). Kata 'doa' ini oleh Calvin diartikan bukan sebagai satu doa yang dinaikkan sebelum pengusiran setan itu (Perhatikan bahwa Yesus sendiri tidak berdoa sebelum mengusir setan itu), tetapi sebagai kedisiplinan rohani dalam berdoa. Jadi maksudnya, karena setan itu adalah setan yang kuat, maka dibutuhkan orang kristen yang hebat kerohaniannya / banyak atau tekun berdoa untuk bisa mengusirnya!
Semua ini menunjukkan bahwa kalau seorang hamba Tuhan tidak bisa menengking
setan dari orang yang kerasukan setan, itu bisa terjadi karena kesalahan
hamba Tuhan itu sendiri!
Saya juga pernah mendengar dari orang kristen yang melakukan penengkingan
dalam kebaktian Toronto Blessing, dan penengkingan itu ternyata
mengakibatkan Toronto Blessing tidak terjadi dalam gereja / kebaktian
itu. Jadi kesimpulannya: sekalipun ada hamba Tuhan yang gagal dalam menengking
Toronto Blessing, tetapi ada juga hamba Tuhan / orang kristen biasa
yang berhasil dalam menengking Toronto Blessing, dan itu lebih membuktikan
bahwa Toronto Blessing itu memang dari setan.
Jadi, saya tetap berpendapat bahwa Toronto Blessing itu berasal
dari setan, sehingga lebih tepat kalau diganti namanya menjadi:
TORONTO CURSE
KUTUK TORONTO
email us at : gkri_exodus@mailcity.com