oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
Setelah mendengar berita dari
malaikat, ada 2 hal yang dilakukan oleh Maria:
I) Mengunjungi Elisabet (ay 39-45):
Penerapan:
Membuktikan kebenaran Firman Tuhan, bisa menguatkan iman. Kita bisa melakukan hal itu, misalnya dengan belajar archeology, atau dengan pergi ke Israel untuk melihat apakah yang diceritakan dalam Kitab Suci itu sesuai dengan aslinya atau tidak. Sayangnya saat ini jauh lebih banyak orang yang berusaha membuktikan ketidakbenaran Firman Tuhan, baik secara sengaja maupun tidak.
b) Memberitahu Elisabet tentang janji Tuhan kepadanya yang saat itu sudah mulai digenapi (bahwa Maria sudah mulai mengandung, secara implicit ditunjukkan oleh kata-kata ‘buah rahimmu’ dalam ay 42b). Dengan demikian mereka bisa merayakan berkat / anugerah Tuhan itu bersama-sama.
Penerapan: maulah sharing
supaya orang lain juga bisa bersukacita oleh karena berkat yang saudara
terima.
b) Maria adalah orang yang rendah hati. Ia tidak ‘mabuk’ / menjadi sombong karena berkat Tuhan yang ia terima (sedang mengandung akan melahirkan Anak Allah / Mesias).
Penerapan: Kalau saudara
menerima berkat Tuhan yang meninggikan saudara (seperti menjadi kaya, naik
pangkat, lulus dan mendapat gelar, dsb), apakah itu membuat saudara ‘mabuk’
/ jadi sombong? Bandingkan dengan cerita tentang Petruk yang menjadi raja!
Memang janin dalam kandungan yang berusia 6 bulan sudah banyak bergerak, tetapi lonjakan janin disini jelas merupakan suatu mujijat / pekerjaan Tuhan, karena dikatakan bahwa janin dalam kandungan Elisabet itu ‘melonjak kegirangan’ (ay 44). Tentu janin dalam kandungan Elisabet itu melonjak bukan karena Maria atau salamnya, tetapi karena janin dalam kandungan Maria.
d) Dari semua yang dikatakan Elisabet ini, ada hal-hal yang bisa didapatkan:
Barclay mengatakan:
"To be chosen by God so often means at one
and the same time a crown of joy and a cross of sorrow" (= dipilih
oleh Allah sering berarti mahkota sukacita dan salib kesedihan pada saat
yang sama).
Dalam Kitab Suci sebutan Juruselamat sekalipun bisa menunjuk pada penyelamat secara jasmani, tetapi pada umumnya menunjuk pada penyelamat secara rohani. Lebih-lebih kalau bagian ini dihubungkan dengan Mat 1:21, dimana Yesus dikatakan akan menyelamatkan umatNya dari dosa mereka, maka kata ‘Juruselamat’ disini pasti berarti penyelamat secara rohani.
Kalau Maria memang suci murni maka ia jelas tidak membutuhkan Juruselamat. Bahwa ia menyebut Allah sebagai ‘Juruselamatku’, menunjukkan bahwa ia juga adalah manusia berdosa.
b) Maria mengatakan bahwa Allah telah memperhatikan ‘kerendahan hambaNya’ (ay 48).
Ini menunjukkan kerendahan hati Maria, dan sekaligus kesadaran Maria bahwa ia memang tidak berlayak karena kedudukannya yang sangat rendah di hadapan Tuhan.
Calvin membandingkan ini dengan
Gereja Roma Katolik yang memberikan Maria kedudukan begitu tinggi, bahkan
lebih tinggi dari Yesus sendiri. Ini terlihat dari lagu mereka (yang ditujukan
kepada Maria) dalam bahasa Latin Rega Patrem, jube Natum [= Beseech
the Father, Order the Son (= mohonlah kepada Bapa, perintahlah
Anak)].
c) Ay 52-53:
Kata-kata ‘Ia mengingat
rahmatNya’ (ay 54), menunjukkan bahwa bisa saja terjadi suatu keadaan dimana
Allah seakan-akan lupa akan janjiNya! Tetapi sesungguhnya tentu saja Ia
tidak lupa.
Maria menerima berkat Tuhan dengan menceritakan kepada orang lain (sharing), dan dengan menyanyi memuji Tuhan. Sekalipun saudara mungkin tidak menerima berkat seperti Maria, tetapi saudara toh mendapat banyak berkat Tuhan. Maukah saudara bersikap seperti Maria?