oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
I) Zakharia bernubuat:
Kalau peristiwa dalam Kis 2, dimana rasul-rasul penuh dengan Roh Kudus dan lalu berbahasa Roh, dianggap oleh golongan Pentakosta dan Kharismatik sebagai dasar untuk mengajar bahwa orang yang penuh Roh Kudus harus berbahasa Roh, maka adalah sesuatu yang aneh kalau ay 67 ini tidak mereka jadikan dasar untuk mengajar bahwa orang yang penuh Roh Kudus harus bernubuat!
Tetapi kita tahu bahwa orang yang penuh dengan Roh Kudus memang tidak harus berbicara dalam bahasa Roh, ataupun bernubuat. Hal-hal itu bisa terjadi, tetapi tidak harus terjadi!
2) Mulut / lidah Zakharia yang tadinya dibuat bisu oleh Tuhan sehingga tidak berguna, sekarang dipakai untuk bernubuat.
Ini menunjukkan bahwa apakah kita bisa berguna untuk Tuhan atau tidak, itu tergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Kita cuma harus mau menyediakan diri kita untuk dipakai oleh Tuhan.
3) Bernubuat tidak identik dengan meramal masa depan.
Bernubuat berarti berbicara sebagai mulut Allah, dimana ramalan masa depan bisa ada, tetapi bisa juga tidak.
4) Orang bernubuat tidak berbicara seakan-akan Ia adalah Allah / Yesus sendiri. Perhatikan bahwa dalam nubuat ini Zakharia menggunakan kata ganti orang ketiga (He / Ia) untuk Allah.
Kadang-kadang nubuat menggunakan kata ganti orang pertama (I / Aku), tetapi pasti ada kata-kata ‘Demikianlah Firman Tuhan’ seperti dalam Yer 31:1-3.
Contoh yang salah:
Dan pujian itu didasarkan atas lawatan Allah. Dalam ay 68b dikatakan bahwa lawatan Allah itu membawa kelepasan kepada umatNya, dan dalam ay 78b-79 menerangi / mengarahkan orang yang dalam gelap / bayang-bayang maut.
Penerapan:
Kalau Tuhan melawat umatNya pasti ada gunanya, misalnya menyelamatkan, memberi janji, menegur dosa, menghibur dsb. Tidak mungkin seperti dalam Toronto Blessing (atau lebih tepat Toronto Curse!) dimana ‘Tuhan melawat’ hanya untuk membuat orang tertawa terbahak-bahak, nggeblak, jerking, dsb, tanpa ada gunanya, bahkan membuat orang kristen kelihatan seperti orang gila (bdk. 1Kor 14:23).
2) Dari ay 71 kelihatannya kelepasan dalam ay 68 ini merupakan keselamatan secara jasmani / politis, yaitu dari penjajahan Roma, tetapi sebetulnya tidak demikian.
Alasannya:
b) Disamping itu, bagian pertama nubuat ini menghubungkan keselamatan dengan tanduk keselamatan dari keturunan Daud (yaitu Yesus), sehingga jelas ini tidak berbicara tentang keselamatan politis / jasmani, tetapi rohani.
3) Tujuan Tuhan melepaskan
umatNya:
b) Untuk menggenapi janjiNya kepada Abraham (ay 72b-73).
c) Supaya umatNya bisa beribadah kepada Allah tanpa takut, dalam kebenaran dan kekudusan seumur hidup kita (ay 74-75).
Kita memang diselamatkan untuk melayani (Ef 2:10 2Kor 5:15).
Dari tadi ia berbicara meninggikan Tuhan, Yesus, dan Kerajaan Allah. Sekarang ia berbicara tentang anaknya, itupun untuk menunjukkan pelayanan Yohanes Pembaptis sebagai orang yang mendahului Yesus untuk menyiapkan jalan bagi Yesus (ay 76b).
Sesuatu yang menarik adalah bahwa pada waktu menyebut anaknya, ia tidak berkata ‘anakku’ tetapi ‘anak’.
KS Indonesia: ‘hai anakku’. Ini salah terjemahan.
NIV: my child (= anakku). Ini juga salah.
NASB: child (= anak).
Ini menunjukkan ia tidak mempersoalkan anak itu sebagai anaknya, tetapi ia mempersoalkan bagaimana anak itu bisa berguna untuk Tuhan.
Orang yang penuh Roh Kudus tidak mempersoalkan diriku, anakku, uangku, rumahku, mobilku dsb, tetapi akan mempersoalkan Tuhan, Kerajaan Allah, Yesus, dsb, dan mempersoalkan bagaimana segala sesuatu bisa berguna untuk Tuhan.
b) Ay 77-78a:
Sesuatu yang aneh dan perlu direnungkan adalah: sudah tahu orang Yahudinya mempunyai pemikiran begitu, mengapa Tuhan memberikan nubuat yang seolah-olah mendukung pandangan ini (ay 71,74)? Ini menunjukkan bahwa Tuhan memang sering sengaja memberikan hal-hal yang sukar dalam Kitab Suci, sehingga orang yang tidak mau belajar dengan sungguh-sungguh akan mendapatkan arti yang salah sehingga tersesat dan binasa. Bacalah Mat 13:10-17 dan 2Pet 3:16 yang jelas mengajarkan hal ini.
2Pet 3:16 berbunyi:
Orang Kharismatik sering menganggap bahwa orang Protestan, khususnya yang menekankan belajar Firman Tuhan, sebagai ahli-ahli Taurat. Memang bisa saja ada orang Protestan yang seperti ahli Taurat, yaitu kalau mereka cuma belajar tapi tidak melakukan. Tetapi penekanan pengetahuan / belajar Firman Tuhan itu sendiri adalah sesuatu yang benar!
Kalau saudara salah pengertian tentang keselamatan dalam hal ini, jangan harap saudara bisa selamat!
Maukah saudara menjadi alat Tuhan seperti Yohanes Pembaptis, yaitu dengan memberikan pengertian yang benar tentang keselamatan kepada orang-orang di sekitar saudara?
Percuma saudara percaya bahwa Yesus adalah satu-satunya Juruselamat / jalan ke surga kalau kepercayaan itu tidak saudara wujudkan dengan memberitakan Yesus kepada orang lain!