oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
I) Bolehkah / haruskah kita mempelajari silsilah ini?
Dalam 1Tim 1:3b-4 Paulus berkata:
"... dan menasihatkan orang-orang tertentu, agar mereka jangan mengajarkan ajaran lain ataupun sibuk dengan dongeng dan silsilah yang tiada putus-putusnya, yang hanya menghasilkan persoalan belaka ..." (Lihat juga Tit 3:9).
Tetapi ini tak mungkin menunjuk pada silsilah yang ada dalam Kitab Suci. Mungkin ini menunjuk pada silsilah mereka sendiri.
Sedikitnya ada 3 alasan mengapa kita boleh, bahkan harus, mempelajari silsilah Yesus dalam Luk 3:23-38 ini:
Kis 20:27 - "Sebab aku tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu".
Kata-kata ‘seluruh maksud Allah’ berarti seluruh Firman Allah / Kitab Suci.
2) Tuhan pasti tidak akan meletakkan bagian ini dalam Kitab Suci kalau memang tidak ada gunanya.
2Tim 3:16 - "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran".
Jadi jelas bahwa belajar silsilah Yesus ini pasti ada gunanya.
1Pet 3:15b - "Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu".
Kata ‘pertanggungan jawab’, yang diterjemahkan ‘defence’ (= pembelaan) oleh NASB, dalam bahasa Yunaninya adalah APOLOGIAN. Dan dari kata ini diturunkan kata APOLOGETICS. Jadi ayat ini mengharuskan setiap orang kristen untuk bisa berapologetik / membela kristen terhadap serangan orang-orang yang anti Kristen.
Penerapan: Jangan menjadi
orang kristen yang waktu ajarannya / Kitab Sucinya diserang lalu berkata:
‘Sudahlah kita tidak perlu berdebat’. Ini merupakan sikap yang jelas bertentangan
dengan 1Pet 3:15 ini!
Karena itu KJV menterjemahkan: "And Jesus himself began to be about thirty years of age, being (as was supposed) the son of Joseph, which was the son of Heli" [= Dan Yesus sendiri mulai berusia 30 tahun, adalah (menurut anggapan) anak Yusuf, yang adalah anak Eli].
Tetapi terjemahan ini terasa aneh; RSV/NIV/NASB menterjemahkan seperti Kitab Suci Indonesia, yaitu dengan menambahkan ‘pekerjaanNya / pelayananNya’.
b) Mengapa Ia baru mulai pelayanan pada usia 30 tahun?
Dari Bil 4:3,34-35,47 terlihat bahwa orang Lewi juga memulai pelayanannya pada usia 30 tahun. Para penafsir juga mengatakan bahwa para ahli Taurat mulai mengajar juga pada usia 30 tahun. Jadi, ini adalah tradisi pada saat itu di tempat itu, tetapi tentu tidak berlaku untuk kita. Jadi saudara tak perlu menunggu sampai saudara berusia 30 tahun baru melayani Tuhan.
c) Sebelum usia 30 tahun ini
Yesus mengalami pembentukan, sehingga bisa melayani dengan baik (bdk. Luk
2:40,52).
Dengan kata-kata ini secara implicit Lukas mengatakan bahwa sebetulnya Yesus bukanlah anak Yusuf. Dan nanti (dalam point III di bawah) saudara akan melihat bahwa Lukas lalu memberikan silsilah Yesus dari sudut Maria.
Jadi Lukas adalah orang yang:
Untuk menjawab serangan ini, kita bisa menunjuk pada Adam dan Hawa, yang dalam pembentukannya juga tidak menggunakan air mani laki-laki. Bahkan boleh dikatakan bahwa dalam pembentukan mereka tidak ada pembuahan apapun. Tetapi mereka tetap adalah manusia sungguh-sungguh, sama seperti kita.
Seseorang pernah berkata bahwa Allah bisa dan pernah mencipta manusia dengan 4 cara:
Penerapan:
Kita harus belajar Kitab Suci secara seimbang, misalnya:
William Hendriksen mengomentari
dengan berkata bahwa di sini tidak ada ‘animal origin’
(= asal usul binatang). Memang orang kristen yang
mempercayai Kitab Suci tidak boleh mempercayai teori Evolusi / Darwin!
Silsilah Yesus dalam Mat 1:1-17 berbeda dengan silsilah Yesus dalam Luk 3:23-38. Kalau kita menyoroti dan membandingkan kedua silsilah itu pada bagian dari Daud sampai kepada Yesus, maka akan terlihat bahwa ada perbedaan nama-nama, bahkan ada perbedaan jumlah orang (dalam Matius hanya 28 nama, sedangkan dalam Lukas ada 43 nama).
Kalau kita menyoroti Mat 1:15b-16 dan Luk 3:23b-24a, maka ada perbedaan sebagai berikut:
Dalam Matius Dalam Lukas
Matan Matat
¯ ¯
Yakub Eli
¯ ¯
Yusuf Yusuf
Jadi sebetulnya Yusuf itu anaknya siapa? Anak Eli atau anak Yakub?
Bahwa dalam Kitab Suci kita ada banyak hal yang kelihatannya bertentangan, sering disoroti secara negatif oleh banyak orang. Sebetulnya perlu kita ketahui bahwa adanya hal-hal yang kelihatannya bertentangan itu bisa disoroti secara positif, karena hal-hal itu menunjukkan bahwa:
Adanya banyak aliran dalam Kristen (ingat: kristen adalah satu-satunya agama yang alirannya sangat banyak; agama lain hanya punya 2-3 / beberapa aliran) juga sering disoroti secara negatif, tetapi juga bisa disoroti secara positif. Karena ajaran Kristen itu benar / berharga dan bisa menyelamatkan orang yang mempercayainya, maka setan menyerangnya dengan gencar.
Illustrasi:
Kalau seseorang memalsu uang, ia akan memilih uang yang Rp 50.000an, bukan yang Rp 100an. Jadi, makin berharga suatu barang, makin banyak orang yang berusaha memalsunya.
Disamping itu, hal-hal yang kelihatannya bertentangan dalam silsilah Yesus ini bisa diharmoniskan / dijelaskan sehingga tidak bertentangan.
Ada 2 cara untuk mengharmoniskan kedua bagian / silsilah ini:
Matan ------ Esta ----------- Matat
¯ ¯
Yakub --- P --- Eli
¯
Yusuf --- Maria
¯
Yesus
Keterangan:
Matan kawin dengan seorang perempuan yang bernama Esta dan lalu mempunyai anak yang dinamakan Yakub. Setelah Matan mati, Esta kawin lagi dengan Matat dan mempunyai anak yang dinamakan Eli. Jadi, Yakub dan Eli adalah setengah saudara.
Eli lalu kawin dengan seorang perempuan (P), tapi Eli mati sebelum istrinya itu sempat mendapatkan anak, dan karena itu Yakub sebagai saudara Eli harus kawin dengan istri Eli untuk memberi keturunan kepada Eli. Dari perkawinan itu lahirlah Yusuf. Jadi Yusuf adalah anak sah dari Eli, tetapi sebetulnya Yusuf diperanakkan oleh Yakub. Ini cocok, karena dalam Matius dikatakan ‘Yakub memperanakkan Yusuf’, sedangkan dalam Lukas dikatakan ‘Yusuf, anak Eli’.
Jadi menurut penafsiran pertama ini, silsilah Yesus dalam Matius maupun Lukas sama-sama diambil dari jalur Yusuf, tetapi Lukas mengambil jalur yang sah (secara hukum / legal), sedangkan Matius mengambil jalur yang sebenarnya.
Tetapi untuk mencapai / mendapatkan
hal ini ada 2 cara / tafsiran yang ditempuh:
Pulpit Commentary:
"This absence of the article TOU certainly puts the name of Joseph in a special position in the series of names, and leads us to suppose that the genealogy is not that of Joseph, but of Heli. ... The twenty-third verse would then read thus: ‘And Jesus, ... (being as was supposed the son of Joseph),’ after which parenthesis the first link in the chain would be Jesus, the heir and grandson, and in that sense the son of Heli" [= Absennya kata TOU ini jelas menempatkan nama Yusuf dalam posisi yang khusus dalam deretan nama-nama itu, dan memimpin kami untuk menganggap bahwa silsilah itu bukanlah dari Yusuf, tetapi dari Eli. ... Jadi, ayat 23 seharusnya berbunyi: ‘Dan Yesus, ... ( dianggap sebagai anak Yusuf),’ setelah tanda kurung mata rantai yang pertama dalam rantai itu adalah Yesus, pewaris dan cucu, dan dalam arti itu, anak Eli].
Lenski: "And he himself Jesus when beginning was about thirty years old, being a son (as was supposed of Joseph) of Heli ..." [= Dan Ia sendiri, Yesus, ketika sedang memulai berusia kira-kira 30 tahun, adalah anak (dianggap dari Yusuf) dari Eli ...].
Greijdanus: "And he himself, Jesus, when he began, was about thirty years old, being a son, as was supposed of Joseph, of Heli ..." (= Dan Ia sendiri, Yesus, ketika Ia mulai, berusia kira-kira 30 tahun, merupakan anak, dianggap dari Yusuf, dari Eli ...).
Berkeley Version: "Jesus Himself, supposedly Joseph’s son, began his ministry at about thirty, being a descendant of Heli ..." (= Yesus sendiri, dianggap sebagai anak Yusuf, mulai pelayananNya pada usia kira-kira 30 tahun, adalah keturunan dari Heli ...).
William Hendriksen: "Now Jesus himself, supposedly Joseph’s son, was about thirty years old when he began (his ministry), being a son of Heli ..." [= Yesus sendiri, dianggap sebagai anak Yusuf, berusia kira-kira 30 tahun ketika Ia mulai (pelayananNya), adalah anak dari Eli ...].
John Murray:
"Oftentimes, though we may not be able to demonstrate the harmony of Scripture, we are able to show that there is no necessary contradiction" (= seringkali, sekali-pun kita tidak bisa menunjukkan keharmonisan Kitab Suci, kita bisa menunjukkan bahwa di sana tidak harus terjadi kontradiksi) - ‘Collected Writings of John Murray’, vol I, hal 10.
Saya sendiri sangat condong pada penafsiran yang kedua (point 2) karena:
b. Dalam kitab Talmud itu,
Maria disebutkan sebagai ‘the daughter of Heli’ (= anak
perempuan Eli).
Karena itu sangat sesuai kalau dalam penulisan silsilah Yesus, Matius menuliskan silsilah dari pihak Yusuf, dan Lukas menuliskan silsilah dari pihak Maria.
5. Matius menuliskan Injilnya untuk orang Yahudi, sehingga ia menuliskan silsilah Yesus hanya sampai Abraham, kepada siapa janji Tuhan tentang bangsa Israel pertama kali diberikan. Tetapi Lukas menulis untuk orang non Yahudi, dan karena itu ia meneruskan silsilah Yesus sampai kepada Adam, untuk menunjukkan bahwa Yesus betul-betul termasuk dalam umat manusia, karena Ia juga adalah keturunan Adam.
Sekarang, kalau ternyata silsilah yang Lukas tuliskan itu adalah silsilah dari Yusuf, yang sebetulnya bukan bapa jasmani dari Yesus, maka semua ini sia-sia. Dengan silsilah ini ia tidak bisa menunjukkan bahwa Yesus betul-betul adalah keturunan Adam.
Jawabnya: perlu diingat bahwa ini adalah kasus khusus, karena Yesus memang tidak punya bapa dunia / jasmani, jadi tidak aneh bahwa untuk Yesus lalu dibuat silsilah dari sudut ibuNya!
b. Kalau memang Luk 3:23-38 adalah silsilah Yesus melalui Maria, mengapa nama Maria tidak ada dalam silsilah?
Jawabnya: mungkin Lukas tidak mau memasukkan nama perempuan, karena itu memang tidak lazim.
Jawab:
Dalam 2Pet 3:16b - "Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain".
Penjelasan: