oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
I) Pencobaan II versi Lukas (Luk 4:5-7):
b) Kalau urut-urutannya seperti dalam Mat 4, maka jalan ceritanya lebih baik / masuk akal, karena dalam jawaban Yesus terhadap pencobaan I terlihat bahwa:
2) Bagaimana terjadinya pencobaan ke II dan III?
Pandangan ini rasanya tidak mungkin karena:
Bandingkan dengan Yeh 40:1b-2, yang berbunyi: "... pada hari itu juga kekuasaan TUHAN meliputi aku dan dibawaNya aku dalam penglihatan-penglihatan ilahi ke tanah Israel dan menempatkan aku di atas sebuah gunung yang tinggi sekali".
Dari semua ini bisa disimpulkan
bahwa dalam menggoda, setan sering berdusta (bdk. Kej 3:4-5). Karena itu,
hati-hati dengan dusta setan yang menawarkan hal-hal yang indah kepada
saudara!
Penerapan:
Kata-kata yang digarisbawahi ini sebetulnya tidak ada!
Tetapi dalam Mat 4:10 memang dikatakan bahwa Yesus mengusir setan. Ini menunjukkan Yesus lebih besar dari setan.
b) Yesus mengutip Ul 6:13. Lagi-lagi Ia menggunakan Firman Tuhan!
c) Penekanan dari jawaban Yesus adalah: Hanya Allah yang boleh disembah! Kita tidak boleh menyembah apapun / siapapun, seperti:
d) Pulpit Commentary memberikan penerapan sebagai berikut:
"Never to associate with wicked men for
the attainment of good ends" (= Jangan pernah bergabung dengan orang-orang
jahat untuk mencapai tujuan yang baik).
Penerapan:
Setan juga sering mencobai kita untuk menjadi ‘terlalu percaya’ kepada Allah. Misalnya dengan mendorong kita untuk:
Penerapan:
Adalah sesuatu yang menarik bahwa dalam menghadapi 3 x serangan setan di sini, Yesus juga 3 x menggunakan Firman Tuhan. Ia tidak berganti-ganti senjata, sebentar pakai Firman Tuhan, sebentar pakai logika, sebentar pakai filsafat, dsb. Ia terus memakai Firman Tuhan.
Saya ingin sekali lagi mengingatkan kata-kata Calvin yang sudah kita pelajari waktu membahas Luk 4:1-4:
"Those who voluntarily throw away that armour, and do not laboriously exercise themselves in the school of God, deserve to be strangled, at every instant, by Satan, into whose hands they give themselves up unarmed" (= Mereka yang secara sukarela membuang senjata itu, dan tidak melatih diri mereka sendiri dengan susah payah dalam sekolah Allah, layak dijerat, pada setiap saat, oleh Iblis, kedalam tangan siapa mereka menyerahkan diri mereka sendiri tanpa senjata).
Illustrasi: Pada jaman Napoleon ada banyak orang asing mau menjadi tentaranya Napoleon. Suatu hari dalam suatu markas tentara, ada persiapan untuk menyambut kedatangan Napoleon. Komandannya tahu bahwa Napoleon tidak senang kalau ada tentara yang tidak bisa berbahasa Perancis, dan karena itu ia mempersiapkan tentaranya yang non Perancis untuk bisa menjawab Napoleon dalam bahasa Perancis. Ia lalu memanggil seorang tentara yang non Perancis dan memberinya kursus kilat. Ia berkata kepada tentara itu: Napoleon selalu menanyakan 3 pertanyaan yang sama dengan urut-urutan yang sama. Napoleon selalu tanya:
d) Membedakan ‘beriman’ dan ‘mencobai Tuhan’.
Setan menyuruh Yesus terjun dengan iman dari bubungan Bait Allah berdasarkan Maz 91:11-12, tetapi Yesus tahu bahwa itu bukanlah tindakan iman, tetapi ‘terlalu percaya’, dan lebih tepat kalau dikatakan sebagai tindakan yang mencobai Allah. Memang ‘mencobai Allah’ mirip dengan ‘tindakan iman’, dan kita harus bisa membedakan kedua hal ini!
Calvin:
"In this passage, the word tempt denotes the neglect of those means which he puts into our hands, ... In short, whoever desires to make an experiment of the divine power, when there is no necessity for it, tempts God by subjecting his promises to an unfair trial" (= Dalam bagian ini, kata mencobai menunjukkan pengabaian sarana yang Ia letakkan dalam tangan kita, ... Singkatnya, siapapun yang ingin membuat percobaan dengan kuasa ilahi, pada saat tidak ada keperluan untuk itu, mencobai Allah dengan meletakkan janjiNya pada ujian yang tidak fair).
Jadi 2 hal yang Calvin tekankan:
Contoh: saya mendengar kesaksian seorang dari Flores yang mengatakan bahwa waktu ada gempa bumi, ia tidak mau keluar dari rumahnya, karena yakin Allah melindungi sehingga tidak akan roboh.
Contoh lain: seorang
pendeta mendapat informasi bahwa ada majelisnya yang terlihat di komplex
pelacuran. Pada waktu pendeta menegur majelis itu, sang majelis menjawab:
"Aku memang pergi ke sana, tetapi aku terus berdoa: ‘Tuhan, kuatkanlah
aku dari pencobaan perempuan-perempuan jalang ini’, dan aku percaya Ia
pasti menolong aku".
Ini pasti termasuk memberi
Yesus makan. Yesus tidak mau menggunakan cara yang tidak halal untuk mendapatkan
makanan, dan sekarang Ia mendapatkan makanan dari malaikat!
Maukah saudara meniru teladan Yesus dalam menghadapi pencobaan?