oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
I) Yesus mengajar di sebuah rumah:
Pada saat Yesus mengajar, ada beberapa orang Farisi dan ahli Taurat yang duduk mendengarkan (ay 17).
Pulpit Commentary
mengutip Matthew Henry:
"They are willing that we should preach
before them, not that we should preach to them" (= Mereka mau supaya
kita berkhotbah di depan mereka, bukan supaya kita berkhotbah kepada mereka).
Renungkan:
Apakah saudara mempunyai
sikap yang sama dengan mereka pada waktu mendengar Firman Tuhan?
II) Orang lumpuh dibawa kepada Yesus:
Penderitaan memang sering membawa seseorang kepada Kristus. Tetapi juga sering menyebabkan orang justru lari ke dalam dosa / menjauhi Tuhan. Kalau saudara menderita, yang mana yang menjadi sikap saudara?
b) Ia mau dilayani oleh ke 4 temannya (ay 18).
Ada banyak orang kristen yang sekalipun membutuhkan pelayanan tetapi tidak mau dilayani, karena:
c) Pada waktu ia mau datang kepada Yesus, ada halangan (ay 19).
Contoh orang lain yang juga dihalangi pada waktu mau datang kepada Yesus adalah:
b) Ada kerja sama. Ini mutlak harus ada dalam pelayanan.
c) Ada ketekunan.
Juga atap rumah pada saat itu bisa dibuka tanpa terlalu banyak kesukaran (jangan bayangkan mereka punya atap beton seperti jaman sekarang!).
Penerapan:
Ketekunan, sikap
tidak mudah putus asa, sikap tidak mau menyerah / tunduk pada halangan,
adalah hal-hal yang harus kita tiru dalam pelayanan kita. Bdk. Pengkhotbah
11:4,6 yang berbunyi sebagai berikut:
"Siapa senantiasa memperhatikan arah angin
tidak akan menabur; dan siapa senantiasa melihat awan tidak akan menuai.
... Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari dan janganlah memberi istirahat
kepada tanganmu pada petang hari, karena engkau tidak mengetahui apakah
ini atau itu yang akan berhasil, atau kedua-duanya sama baik".
Calvin berkata bahwa Yesus melihat iman mereka dari usaha mereka, bukan karena Yesus mahatahu. Tetapi saya berpendapat bahwa Yesus melihat iman mereka karena Ia mahatahu.
Kita juga bisa melihat apakah seseorang beriman atau tidak, misalnya dengan melihat:
b) Siapa yang dimaksud dengan ‘mereka’ dalam ay 20a?
b) Orang itu pasti menginginkan kesembuhan jasmani. Yesus memberikan apa yang sebetulnya lebih dibutuhkan orang itu, yaitu kesembuhan jiwa, sekalipun orang itu tidak meminta hal itu.
c) Ini menunjukkan
bahwa Yesus lebih mementingkan kesembuhan rohani / jiwa dari pada kesembuhan
jasmani. Apakah kita / gereja kita juga seperti itu?
Sebetulnya lebih
baik mengungkapkan ketidaksenangan dari pada memendamnya, karena memendam
ketidaksenangan biasanya berakhir dengan penyebaran gossip pada waktu orang
yang tak disenangi itu tidak ada.
b) Dengan pertolongan setan. Karena itu jangan terlalu heran dan lalu percaya kepada orang yang tahu pikiran saudara atau problem / penyakit saudara. Ia mungkin saja menggunakan kuasa gelap.
c) Kalau orang itu adalah Tuhan sendiri.
Mula-mula Yesus mengajukan pertanyaan kepada para ahli Taurat dan orang Farisi: "Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, dan berjalanlah?" (ay 23).
Dari sudut manusia memang gampang untuk berkata ‘dosamu sudah diampuni’. Karena apa? Karena tidak ada buktinya apakah hal itu betul-betul terjadi atau tidak. Tetapi kalau harus mengucapkan kalimat itu dan harus betul-betul terjadi, maka itu jelas mustahil. Juga mengatakan ‘bangunlah, dan berjalanlah’ dan harus betul-betul terjadi, adalah sesuatu yang mustahil bagi manusia.
Tetapi bagaimana kalau ditinjau dari sudut Tuhan? Ada yang mengatakan bahwa bagi Tuhan mengampuni dosa lebih sukar, karena untuk bisa mengampuni dosa Ia harus menjadi manusia dulu dan mati menebus dosa manusia. Sedangkan untuk menyembuhkan penyakit Ia tidak perlu melakukan semua itu. Tetapi kalau penyakit orang itu terjadi karena dosanya, maka jelas bahwa penyakit itu tidak akan sembuh sebelum dosanya diampuni.
Jadi, pertanyaan Yesus dalam ay 23 harus dijawab sebagai berikut: ‘Bagi manusia dua hal itu sama-sama mustahil, sedangkan bagi Allah sama-sama mungkin / bisa dilakukan’.
Arti dari bagian ini: dalam ay 20 Yesus mengampuni dosa. Ini merupakan suatu claim bahwa Ia adalah Allah. Tetapi tidak ada bukti bahwa pengampunan dosa itu betul-betul terjadi. Karena itu, claimnya sebagai Allah juga tidak terbukti. Ia lalu membuktikan claimnya sebagai Allah itu dengan menyembuhkan orang lumpuh itu (ay 24-25). Ini membuktikan bahwa Ia memang adalah Allah, dan kalau Ia memang adalah Allah, maka jelaslah bahwa pengampunan dosa yang tadi Ia ucapkan memang betul-betul terjadi.
6) Pada waktu melihat mujijat itu, orang banyak itu menjadi kagum dan memuliakan Allah. Tetapi mereka toh tetap tidak percaya kepada Yesus! Dari mana kita bisa tahu bahwa mereka masih tetap tidak percaya?
Perhatikan pada bagian
paralelnya, yaitu Mat 9:8 yang berbunyi:
"Maka orang banyak yang melihat hal itu takut
lalu memuliakan Allah yang telah memberikan kuasa sedemikian kepada manusia".
b) Kata ‘manusia’
sebetulnya ada dalam bentuk jamak (Inggris: ‘men’). Yang dimaksud
adalah ‘seluruh umat manusia’ (human race). Jadi, mereka menganggap
Yesus hanya sebagai salah satu dari ‘human race / umat manusia’.
b) Berusahalah untuk lebih mengenal Dia, mentaati Dia, melayani Dia, dan memuliakan Dia!