Eksposisi Injil Lukas
oleh: Pdt. Budi
Asali MDiv.
Ay 1a: “Tidak lama
sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa
memberitakan Injil Kerajaan Allah”.
1) Sekalipun Yesus tahu
bahwa kalau Ia memberitakan Injil / Firman Tuhan selalu muncul bermacam-macam
tanggapan, termasuk tanggapan-tanggapan yang negatif (bdk. ay 4-15 -
perumpamaan tentang penabur yang menabur di 4 golongan tanah), tetapi Ia tetap
memberitakan Injil / Firman Tuhan dimanapun Ia bisa melakukannya. Ini merupakan
sesuatu yang harus ditiru. Tugas kita adalah memberitakan Injil, dan kalau
orang-orang yang kita injili memberikan tanggapan negatif, maka itu adalah
urusan mereka dengan Tuhan!
2) Pulpit Commentary
mengatakan (hal 200) bahwa mulai saat ini Yesus berhenti menjadikan Kapernaum
kotaNya / tempat tinggalNya, dan Ia mulai berkeliling untuk memberitakan Injil.
3) Barclay menganggap
bahwa pada saat ini rumah-rumah ibadat telah tertutup untuk Yesus, dan karena
itu Ia mulai memberitakan Injil di kota-kota dan desa-desa. Hendriksen,
berdasarkan Yoh 18:20 mengatakan bahwa hal itu tidak benar, tetapi
Yoh 18:20 itu mungkin menceritakan apa yang terjadi sebelum saat ini.
William
Barclay: “Jesus was on the road. The synagogues were not now open
to him, as once they had been. He had begun, as it were, in the church, where
any man with a message from God might expect to find a responsive and receptive
audience. Instead of a welcome he had found opposition; instead of eager
listeners he had found the scribes and Pharisees bleakly waiting to catch him
out; so now he took to the open road and the hillside and the lake shore” (= Yesus ada
di jalan. Sekarang sinagog-sinagog tidak terbuka bagiNya seperti sebelumnya.
Bisa dikatakan bahwa Ia telah memulai di dalam gereja, dimana seseorang dengan
berita dari Allah bisa berharap untuk mendapatkan pendengar yang tanggap dan
mau menerima. Tetapi Ia bukannya mendapatkan sambutan yang baik, melainkan
oposisi; bukannya mendapatkan orang-orang yang ingin sekali mendengar, melainkan
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang suram yang menunggu untuk
menjebakNya; jadi sekarang Ia pergi ke jalan-jalan dan lereng-lereng bukit dan
tepi-tepi danau) - hal 96.
Penerapan:
·
Kalau saudara adalah pemberita Injil, maka jangan
terpancang hanya pada orang-orang tertentu. Kalau mereka menolak Injil itu,
beritakanlah Injil kepada orang-orang lain.
·
Kalau saudara adalah orang-orang yang tidak
menghargai Injil / Firman Tuhan, maka ingat bahwa ada saatnya Tuhan akan
mengalihkan Injil / Firman Tuhan itu dari saudara kepada orang-orang lain!
4) Pemberitaan Injil /
Firman Tuhan merupakan pelayanan utama dari Tuhan Yesus, dan karena itu juga
harus menjadi pelayanan utama dari para pelayan / hamba Tuhan.
Matthew Poole: “I cannot
but observe, that preaching the gospel, and thereby showing the glad tidings of
salvation, ... was Christ’s great work. His working miracles was but
subservient to this, and for the confirmation of the doctrine which he
preached; hence, when a people showed a contempt of his word, he refused to
work any miracles before them. How any one can dream, that either praying, or
government, or administering sacraments, or any thing else, should be more the
work of a minister of Christ than preaching, may justly amaze any thinking soul
that ever read the gospel” (= Saya tidak bisa tidak memperhatikan, bahwa
pemberitaan Injil, dan dengan cara demikian menunjukkan kabar gembira tentang
keselamatan, ... adalah pekerjaan yang besar dari Kristus. PekerjaanNya dalam
melakukan mujijat-mujijat lebih rendah dari pada pekerjaanNya dalam
memberitakan Injil, dan merupakan konfirmasi / peneguhan dari ajaran yang Ia
khotbahkan; karena itu, ketika sekelompok orang memandang rendah pada
firmanNya, Ia menolak untuk mengerjakan mujijat-mujijat di hadapan mereka.
Bagaimana seseorang bisa bermimpi, bahwa doa, atau pemerintahan, atau
pelaksanaan sakramen, atau hal lain apapun juga, harus lebih merupakan
pekerjaan dari seorang pelayan Kristus dari pada khotbah, bisa dengan benar
mengherankan jiwa yang bisa berpikir yang pernah membaca injil) - hal 219.
Penerapan:
Kata-kata
Matthew Poole ini harus direnungkan khususnya oleh hamba-hamba Tuhan yang
selalu sibuk dengan hal-hal yang relatif remeh (seperti counseling, bezoek,
penyembuhan, penanganan organisasi, dsb), tetapi mengabaikan atau memberi
terlalu sedikit waktu / tenaga / pikiran untuk pelayanan pemberitaan Injil /
Firman Tuhan.
1) Kedua belas murid (ay 1b).
Mungkin pada
saat ini mereka hanya mengikuti Yesus dan melihat bagaimana Ia melakukan
pemberitaan Injil. Tetapi dikemudian hari mereka juga diutus untuk memberitakan
Injil (Luk 9:1-6 Luk
10:1-12,17-20 Luk 22:35-37 Kis 1:8).
Pada waktu
seseorang pertama-tama percaya kepada Yesus, tentu tidak mungkin baginya untuk
langsung terjun ke dalam pelayanan pemberitaan Injil / Firman Tuhan. Ia harus
belajar Firman Tuhan dan cara-cara pemberitaan Injil / Firman Tuhan lebih dulu.
Tetapi setelah itu, ia harus mulai memberitakan Injil / Firman Tuhan.
Tetapi dalam
kenyataannya kita melihat sesuatu yang menyedihkan dimana sangat sedikit orang
kristen yang mau melakukan pemberitaan Injil / Firman Tuhan dalam kehidupan
mereka. Bandingkan dengan orang-orang Saksi Yehovah yang menggunakan begitu
banyak waktu untuk memberitakan Injil sesat mereka.
Edmund Burke
berkata:
“All that is
necessary for the triumph of evil is that good men do nothing” (= Semua yang
dibutuhkan supaya kejahatan menang adalah bahwa orang-orang yang baik tidak
melakukan apa-apa) - ‘Streams in the Desert’, vol 2, June 13.
Daniel
Webster berkata sebagai berikut:
“If religious books are not widely circulated among the
masses in this country, I do not know what is going to become of us as a
nation. If truth be not diffused, error will be; if God and His Word are not
known and received, the devil and his works will gain the ascendancy; if the
evangelical volume does not reach every hamlet, the pages of a corrupt and
licentious literature will; if the power of the Gospel is not felt throughout the
length and breadth of the land, anarchy and misrule, degradation and misery,
corruption and darkness, will reign without mitigation or end” (= Kalau
buku-buku agama / rohani tidak beredar secara luas di antara rakyat dalam
negara ini, saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada kita sebagai bangsa.
Kalau kebenaran tidak disebarkan, maka kesalahanlah yang akan tersebar; kalau
Allah dan FirmanNya tidak diketahui / dikenal dan diterima, setan dan
pekerjaannya akan mendapatkan kekuasaan / pengaruh; kalau buku-buku injili
tidak mencapai setiap desa, halaman-halaman yang jahat dan literatur yang tidak
bermoral akan mencapainya; kalau kuasa Injil tidak dirasakan diseluruh lebar
dan panjang negara ini, maka anarkhi dan pemerintahan yang salah, keburukan dan
kesengsaraan, korupsi / kejahatan / kecurangan dan kegelapan, akan memerintah
tanpa pengurangan atau akhir).
2) Perempuan-perempuan yang mengikut
Yesus (ay 2-3).
a) Ada
beberapa perempuan yang mengikuti Yesus yang disebutkan di sini, yaitu:
1. Maria Magdalena.
a. Pandangan
yang salah tentang Maria Magdalena.
Entah dari
mana asal usulnya, tetapi ada banyak orang yang menganggap bahwa Maria
Magdalena dulunya adalah seorang pelacur.
·
ada yang menganggap bahwa Maria Magdalena adalah
perempuan berdosa yang mengurapi Yesus dalam Luk 7:36-50. Pulpit
Commentary mengatakan bahwa mungkin hal itu bersumber pada kitab Talmud Yahudi.
Ada juga yang menghubungkan secara demikian, karena kontext dari Luk 7:36-50
itu persis terjadi sebelum kontext yang kita bahas saat ini, yang membicarakan
tentang Maria Magdalena. Tetapi semua penafsir dari buku-buku tafsiran yang
saya miliki mengatakan bahwa Maria Magdalena bukanlah perempuan yang
diceritakan dalam Luk 7:36-50.
·
William Hendriksen mengatakan (hal 419) bahwa ada
orang-orang yang mengambil kesimpulan bahwa Maria Magdalena adalah seorang yang
tidak bermoral (pelacur), karena tadinya ia kerasukan 7 setan. Tetapi
Hendriksen mengatakan bahwa tidak ada bukti sedikitpun untuk mengatakan bahwa
orang yang kerasukan setan pasti tidak bermoral (pelacur).
·
Pdt. Yesaya Pariadji dari GBI Tiberias bahkan
menganggap bahwa Maria Magdalena adalah pelacur yang dibawa kepada Yesus dalam
Yoh 8:1-11.
Pdt. Yesaya
Pariadji: “Di
waktu Maria Magdalena kedapatan berbuat zinah, ia ditangkap oleh orang Yahudi
dihadapkan pada Yesus. Orang ini didapati berzinah, hukum Taurat menyatakan
harus dilempari batu hingga mati, betapa mengerikan tetapi Tuhan membela Maria
Magdalena dengan mengatakan bahwa orang yang berhak menghukum adalah orang yang
tangannya suci. Jadi dalam Alkitab orang Yahudi memberikan contoh bahwa orang
yang melakukan zinah akan dirajam maka mengapa Tuhan memilih Maria Magdalena?
Karena Tuhan ingin menghadirkan Allah yang Maha Kuasa” - Majalah
‘Tiberias’, Edisi V / 2001, hal 18, kolom 2,3.
Semua tuduhan
ini bukan hanya ngawur, tetapi juga merupakan fitnahan yang sama sekali tidak
berdasar terhadap Maria Magdalena!
b. Pembelaan
yang salah dari Adam Clarke terhadap Maria Magdalena.
Adam Clarke: “if she ever
had been such, it would have been contrary to every rule of prudence, and every
dictate of wisdom, for Christ and his apostles to have permitted such a person
to associate with them, however fully she might have been converted to God, and
however exemplary her life, at that time, might have been. As the world, who
had seen her conduct, and knew her character, (had she been such as
insinuated,) could not see the inward change, and as they sought to overwhelm
Christ and his disciples with obloquy and reproach on every occasion, they
would certainly have availed themselves of so favourable an opportunity to
subject the character and ministry of Christ to the blackest censure, had he
permitted even a converted prostitute to minister to him and his disciples.
They were ready enough to say that he was the friend of publicans and sinners,
because he conversed with them in order to instruct and save their souls; but
they could never say he was a friend of prostitues, because it does not appear
that such persons ever came to Christ; or that he, in the way of his ministry,
ever went to them. I conclude therefore that the common opinion is a vile
slander on the character of one of the best women mentioned in the Gospel of
God; ... From the whole account of Mary Magdalene, it is highly probable that
she was a person of great respectability in that place; such a person as the
wife of Chuza, Herod’s steward, could associate with; and a person on whose
conduct or character the calumniating Jews could cast no aspersions” [= jika ia
(Maria Magdalena) pernah menjadi orang seperti itu (pelacur), maka merupakan
sesuatu yang bertentangan dengan setiap peraturan kebijaksanaan, dan setiap
ketentuan hikmat, bagi Kristus dan rasul-rasulNya untuk mengijinkan orang
seperti itu untuk bergabung dengan mereka, betapapun penuhnya pertobatannya
kepada Allah, dan betapapun patut diteladaninya kehidupannya pada saat itu.
Karena dunia, yang dahulu telah melihat tingkah lakunya, dan telah mengetahui
karakternya, (seandainya ia memang adalah sebagaimana ia diperkenalkan), tidak
bisa melihat perubahan di dalam, dan karena mereka berusaha untuk membanjiri
Kristus dan murid-muridNya dengan fitnahan dan celaan pada setiap kesempatan,
mereka pasti akan memanfaatkan kesempatan yang begitu bagus untuk memberikan
kritikan yang tergelap terhadap karakter dan pelayanan dari Kristus, seandainya
Ia mengijinkan seorang pelacur yang telah bertobat untuk melayani Dia dan
murid-muridNya. Mereka cukup siap untuk mengatakan bahwa Ia adalah sahabat dari
para pemungut cukai dan orang berdosa, karena Ia berhubungan / bergaul dengan
mereka untuk mengajar dan menyelamatkan jiwa-jiwa mereka; tetapi mereka tidak
pernah bisa mengatakan bahwa Ia adalah sahabat dari para pelacur, karena tidak
terlihat bahwa orang-orang seperti itu pernah datang kepada Kristus; atau bahwa
Ia, dalam pelayananNya, pernah pergi kepada mereka. Karena itu saya
menyimpulkan bahwa pandangan yang umum merupakan suatu fitnahan yang busuk /
keji terhadap karakter dari salah seorang perempuan yang terbaik yang
disebutkan dalam Injil Allah; ... Dari seluruh cerita tentang Maria Magdalena,
adalah sangat mungkin bahwa ia adalah seorang pribadi yang sangat terhormat di
tempat itu; seorang dengan siapa istri dari Khuza, bendahara Herodes, bisa
bergaul; dan seseorang yang tingkah laku atau karakternya tidak bisa difitnah
oleh para pemfitnah Yahudi] - hal 417.
Saya
berpendapat bahwa ini merupakan kata-kata tolol dan mirip sekali dengan sikap
dari orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat! Bandingkan dengan kata-kata dari
Matthew Poole di bawah ini.
Matthew Poole: “They were
not ashamed to be seen following of Christ, though doubtless they met with
scoffs enough. Nor were they ashamed to be reproached for their former failing;
nor was Christ, because of their former lives, or the life of some of them, to
have them following him. It is a glory to Christ, and to the church of
Christ, to have great sinners brought to him, and brought into it; the only
shame is to such as, being in the church, or pretending at least to be
Christians, are debauchers still” [= Mereka (para perempuan tersebut) tidak
malu untuk terlihat mengikuti Kristus, sekalipun tidak diragukan mereka
menjumpai cukup banyak cercaan / ejekan. Juga mereka tidak malu untuk dicela
karena kelemahan mereka dahulu; juga Kristus tidak malu untuk diikuti mereka karena
kehidupan mereka dahulu, atau kehidupan dari sebagian dari mereka. Merupakan
suatu kemuliaan bagi Kristus, dan bagi gereja Kristus, untuk mendapatkan
orang-orang yang sangat berdosa dibawa kepada Dia, dan dibawa ke dalam gereja;
satu-satunya yang memalukan adalah adanya orang-orang yang berada di dalam
gereja, atau berpura-pura menjadi orang-orang kristen, tetapi tetap adalah
orang-orang yang bejat moralnya] - hal 219.
c. Kitab Suci mengatakan
bahwa Maria Magdalena adalah seorang perempuan yang pernah dilepaskan oleh
Yesus dari tujuh setan (ay 2 bdk.
Mark 16:9), dan ia dengan setia mengikut Yesus, sampai pada penyaliban (Yoh
19:25) dan kebangkitan Kristus (Yoh 20:1-18).
Calvin: “We see that
it was not in vain that Mary Magdalene was delivered from seven devils, (Mark
16:9; Luke 8:2;) since she showed herself, to the last, to be so faithful a
disciple to Christ” [= Kita melihat bahwa tidaklah sia-sia bahwa Maria
Magdalena dibebaskan dari tujuh setan (Mark 16:9; Luk 8:2); karena ia
menunjukkan dirinya sendiri, sampai akhir, sebagai murid yang begitu setia dari
Kristus] - hal 232.
Penerapan:
Saudara
mungkin tidak pernah dibebaskan dari 7 setan seperti Maria Magdalena, tetapi
kalau saudara betul-betul adalah orang kristen yang sejati, maka saudara sudah
dibebaskan dari neraka. Bukankah juga seharusnya saudara mempunyai kesetiaan
seperti Maria? Cobalah periksa / introspeksi bagaimana kesetiaan saudara dalam
hal:
*
belajar Firman Tuhan.
*
bersaat teduh.
*
berdoa.
*
menguduskan diri / menahan diri dari dosa.
*
melayani.
*
memberitakan Injil.
*
memberi persembahan persepuluhan.
2. Yohana, istri Khuza, bendahara
Herodes.
a. Khuza, bendahara
Herodes.
Herodes yang
dimaksud adalah Herodes Antipas, sedangkan kata ‘bendahara’ diterjemahkan
berbeda dalam Kitab Suci bahasa Inggris.
KJV/RSV/NASB: ‘steward’ (= pengurus).
NIV: ‘the manager of Herod’s household’ (= pengurus dari rumah
tangga Herodes).
Barnes’ Notes: “The word
‘steward,’ here, means one who has charge of the domestic affairs of a family,
to provide for it. This office was generally held by a slave who was esteemed
the most faithful, and was often conferred as a reward of fidelity” (= Kata
‘pengurus’ di sini berarti seseorang yang mempunyai tanggung jawab terhadap
urusan rumah tangga dari suatu keluarga, untuk menyediakan kebutuhannya.
Jabatan ini biasanya dipegang oleh seorang budak yang dianggap paling setia,
dan sering diberikan sebagai upah dari kesetiaannya) - hal 206.
Leon Morris
(Tyndale): “That he was Herod’s steward shows that he was a man of
substance, though the precise nature of his office is not clear. The word
translated ‘steward’ may denote the manager of Herod’s estates, or it may point
to a political office” (= Bahwa ia adalah pengurus dari rumah tangga Herodes
menunjukkan bahwa ia akan orang yang kaya, sekalipun sifat yang persis dari
jabatan ini tidak jelas. Kata yang diterjemahkan ‘pengurus’ bisa menunjuk
kepada pengurus dari milik / tanah Herodes, atau itu bisa menunjuk pada suatu
jabatan politik) - hal 150.
b. Ada yang menganggap
bahwa Khuza ini adalah pegawai istana yang anaknya disembuhkan oleh Yesus dalam
Yoh 4:46-53, tetapi tentu saja ini hanya merupakan suatu dugaan.
c. Orang-orang dari
kalangan atas yang dibawa kepada Kristus.
Adanya nama ‘Yohana isteri
Khuza bendahara Herodes’ menunjukkan bahwa penginjilan juga harus dilakukan
terhadap orang-orang yang berkedudukan tinggi. Jadi ayat-ayat seperti
Mat 11:5 Luk 4:18 dan
Luk 7:22 tidak boleh diartikan bahwa kabar baik / Injil hanya boleh
diberitakan kepada orang-orang miskin.
Bdk. Kis 13:1
- “Pada
waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu:
Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem
yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Saulus”.
Jadi jelas
bahwa pada abad pertama itu Injil bisa mencapai kalangan atas! Mengapa jaman
sekarang tidak bisa? Karena banyak pendeta / pengkhotbah takut memberitakan
Injil kepada pejabat! Dalam acara Natal, Paskah, dsb yang dihadiri oleh
pejabat, maka pengkhotbah menjadi takut memberitakan Injil, dan sebaliknya
meminta pejabat itu yang memberikan wejangan / kata sambutan, sehingga akhirnya
orang kristenlah yang ‘diinjili’ oleh pejabat yang non kristen itu. Ini bodoh
dan salah! Kesempatan memberitakan Injil seperti itu harus digunakan dengan
sebaik-baiknya!
Baik Yohana
maupun Menahem ini mau mengorbankan kedudukan dan istana demi Kristus.
Bdk. Ibr
11:24-26 - “Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut
anak puteri Firaun, karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah
dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa. Ia menganggap
penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua
harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah”.
Ini kontras
sekali dengan kebanyakan orang kristen jaman sekarang yang justru mengorbankan
Kristus / gereja / acara gereja demi bisnis / uang! Bagaimana dengan saudara?
Apakah saudara adalah orang yang meninggalkan Kristus / gereja demi dunia, atau
orang yang mengorbankan dunia demi Kristus? Apa yang rela saudara tinggalkan
demi Kristus? Bdk. Luk 14:33 - “Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang
tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi muridKu”.
d. Nama Yohana ini
muncul lagi dalam Luk 24:10 (setelah kebangkitan Yesus) - “Perempuan-perempuan
itu ialah Maria dari Magdala, dan Yohana, dan Maria ibu Yakobus. Dan
perempuan-perempuan lain juga yang bersama-sama dengan mereka memberitahukannya
kepada rasul-rasul”.
3. Susana.
Kita tidak
mengetahui apa-apa tentang Susana ini, karena ia tidak pernah lagi disebutkan
dalam Kitab Suci.
b) Para perempuan yang
berbeda latar belakangnya ini bisa bersatu dalam mengikut Yesus.
William
Barclay: “It is an amazing thing to find Mary Magdalene, with the
dark past, and Joanna, the lady of the court, in the one company. It is one of
the supreme achievement of Jesus that he can enable the most diverse people to
live together without in the least losing their own personalities or qualities.
... There is nothing which the church needs more than to learn how to yoke in
common harness the diverse temperaments and qualities of different people. If
we are failing it is our own fault, for, in Christ, it can be done - and has
been done” (= Merupakan sesuatu yang mengherankan untuk mendapati
Maria Magdalena, dengan masa lalu yang gelap, dan Yohana, seorang wanita dari
istana, dalam satu rombongan. Merupakan salah satu pencapaian tertinggi dari
Yesus bahwa Ia bisa memampukan orang-orang yang paling berbeda untuk hidup
bersama-sama tanpa sedikitpun kehilangan kepribadian atau kwalitet mereka
sendiri. ... Tidak ada yang lebih dibutuhkan oleh gereja dari pada untuk
belajar bagaimana untuk menggabungkan / mempersatukan temperamen-temperamen dan
kwalitet-kwalitet dari orang-orang yang berbeda. Jika kita gagal itu adalah
kesalahan kita sendiri, karena dalam Kristus itu bisa dilakukan, dan telah
dilakukan) - hal 96-97.
c) Para perempuan ini
melayani rombongan Yesus dengan kekayaan mereka.
1. Problem text.
Ay 3: “Yohana isteri Khuza bendahara Herodes,
Susana dan banyak perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan
itu dengan kekayaan mereka”.
KJV: ‘And Joanna the wife of Chuza Herod’s steward, and Susanna, and
many others, which ministered unto him of their substance’ (= Dan
Yohana, istri Khuza, pengurus Herodes, dan Susana, dan banyak yang lain, yang
melayani Dia dengan kekayaan mereka).
RSV: ‘and Joanna, the wife
of Chuza, Herod's steward, and Susanna, and many others, who provided for
them out of their means’ (= Dan Yohana, istri Khuza, pengurus Herodes, dan
Susana, dan banyak yang lain, yang menyediakan untuk mereka dari
kekayaan mereka).
NIV: ‘Joanna the wife of Cuza, the manager of Herod’s household; Susanna; and
many others. These women were helping to support them out of their own
means’ (= Yohana istri
Khuza, pengurus rumah tangga Herodes; Susana; dan banyak yang lain.
Perempuan-perempuan ini menolong untuk menyokong mereka dari kekayaan
mereka sendiri).
NASB: ‘and Joanna the wife of Chuza, Herod’s steward, and Susanna, and many
others who were contributing to their support out of their private means’ (= dan Yohana istri Khuza, pengurus Herodes,
dan Susana, dan banyak yang lain yang memberikan sumbangsih untuk menyokong mereka
dari kekayaan pribadi mereka ).
Hanya KJV
yang menggunakan bentuk tunggal, yang lain menggunakan bentuk jamak. Adam
Clarke mengatakan (hal 417) bahwa ada textual problem di sini. Jadi KJV
menggunakan manuscript yang berbeda, dan Clarke mengatakan bahwa manuscripts
yang terbaik menggunakan kata Yunani auvtoij (= to them / bagi mereka).
2. Pelayanan para perempuan ini dengan
menggunakan kekayaan mereka.
Perhatikan
beberapa komentar dari para penafsir tentang hal ini:
David Gooding: “salvation is not
of works, but by grace through faith. ... while salvation is not of works, once
it is received it leads to good works” (= keselamatan bukan
karena perbuatan baik, tetapi oleh kasih karunia melalui iman. ... sementara
keselamatan bukan karena perbuatan baik, sekali itu diterima itu membimbing
pada perbuatan baik) - hal 137.
David Gooding: “though salvation
is, and must be, not by works, but by grace through faith, none the less where
it is genuinely experienced, it will lead to love and gratitude to the Saviour,
and love and gratitude will in turn lead to devotion and practical good works” (= sekalipun keselamatan bukan karena perbuatan baik, dan tidak bisa
karena perbuatan baik, tetapi oleh kasih karunia melalui iman, sekalipun
demikian dimana keselamatan itu
dialami dengan sungguh-sungguh, itu akan membimbing kepada kasih dan rasa
terima kasih kepada sang Juruselamat, dan selanjutnya kasih dan rasa terima
kasih itu akan membawa kepada pembaktian dan perbuatan baik yang praktis) - hal 139.
Barnes’ Notes: “Christians
then believed, when they professed to follow Christ, that it was proper to give
all up to him - their property, as well as their hearts. And the same thing is
still required - that is, to commit all that we have to his disposal; to be
willing to part with it for the promotion of his glory; and to leave it when he
calls us away from it” (= Orang-orang Kristen pada saat itu percaya bahwa pada
waktu mereka mengikut Kristus, maka adalah benar untuk memberikan semua kepada
Dia, milik / kekayaan mereka maupun hati mereka. Dan hal yang sama masih
diwajibkan, yaitu, untuk menyerahkan semua yang kita miliki untuk Ia atur /
gunakan; untuk mau berpisah dengannya demi kemajuan kemuliaanNya; dan untuk
meninggalkannya pada waktu Ia memanggil kita darinya) - hal 206.
William
Barclay: “In this list of women we have a group whose help was
practical. Being women, they would not be allowed to preach; but they gave the
gifts they had. There was an old shoemaker who once had wished to become a
minister but the way had never opened up. He was a friend of a young divinity
student; and when the lad one day was called to his first charge the old man
asked him for a favour. He asked to be allowed always to make his shoes so that
he might feel the preacher was wearing his shoes in that pulpit into which he
could never go himself. It is not always the person in the foreground who is
doing the greatest work. Many a man who occupies a public position could not
sustain it for one week without the help of the home behind him! There is no
gift which cannot be used in the service of Christ. Many of his greatest servants
are in the background, unseen but essential to his cause” (= Dalam
daftar perempuan-perempuan ini kita mendapatkan suatu kelompok yang memberikan
pertolongan praktis. Sebagai perempuan, mereka tidak diijinkan untuk
berkhotbah; tetapi mereka memberikan karunia-karunia yang mereka miliki. Ada
seorang pembuat sepatu yang sudah tua yang pernah menginginkan untuk menjadi
seorang pendeta, tetapi jalannya tidak pernah terbuka baginya. Ia adalah teman
dari seorang mahasiswa theologia yang masih muda; dan pada waktu pemuda itu
suatu hari dipanggil untuk tugas pertamanya, orang tua itu memintanya untuk
melakukan sesuatu. Ia meminta untuk diijinkan selalu membuat sepatunya sehingga
ia bisa merasa sang pengkhotbah memakai sepatunya di mimbar, dimana ia sendiri
tidak pernah bisa berdiri. Tidak selalu orang yang ada di latar depan yang
melakukan pekerjaan yang terbesar. banyak orang yang menempati posisi di depan
banyak orang tidak bisa mempertahankannya untuk satu minggu tanpa pertolongan
dari keluarga di belakangnya! Tidak ada karunia yang tidak bisa digunakan dalam
pelayanan Kristus. Banyak dari pelayan-pelayanNya yang terbesar ada di latar
belakang, tidak terlihat tetapi sangat dibutuhkan bagi perkaraNya) - hal 97.
3. Kristus menerima pelayanan mereka
ini.
Matthew Poole: “Nor was
Christ ashamed to live upon the baskets of others, while he was providing
spiritual food for the souls of all” (= Kristus tidak malu untuk hidup dari
keranjang orang lain, sementara Ia menyediakan makanan rohani untuk jiwa-jiwa
dari semua orang) - hal 219. Bdk. Luk 9:3-4 Luk 10:4-8
1Kor 9:4-14 2Kor 11:8 Gal 6:6 Fil 4:17-18
1Tim 5:17-18.
Apakah saudara yakin bahwa diri
saudara sudah diselamatkan, bukan oleh perbuatan baik saudara, tetapi karena
hanya karena kasih karunia yang saudara terima melalui iman? Kalau ya, apakah
hal itu membangkitkan kasih dan syukur dalam diri saudara kepada Tuhan? Dan
apakah kasih dan syukur itu mewujudkan diri dalam pelayanan / persembahan harta
benda kepada Tuhan?
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com