Eksposisi Injil Lukas
oleh: Pdt. Budi
Asali MDiv.
1) Banyak orang datang kepada Yesus dari tempat-tempat yang
jauh (ay 4).
a) Sekalipun kelihatannya ada banyak
orang datang kepada Yesus, tetapi sesuai dengan perumpamaan ini, yang
sungguh-sungguh cuma sedikit.
Dalam Luk 9:10-17 ada
cerita tentang Yesus memberi makan 5000 orang, dan dari cerita ini terlihat
bahwa yang ‘mengikut’ Yesus ada ribuan orang. Dalam Injil Yohanes cerita
tersebut ada dalam Yoh 6:1-14, dan pada akhir dari Yoh 6 diceritakan
bahwa banyak murid yang mengundurkan diri dan tidak mengikuti Yesus lagi
(Yoh 6:66). Jadi jelas bahwa pengikut sejati memang hanya sedikit. Apakah
saudara termasuk yang sedikit itu?
b) Bahwa mereka mau datang dari tempat
yang jauh, tidak membuktikan bahwa mereka betul-betul berniat mencari Yesus dan
firmanNya.
Bisa saja mereka datang
hanya karena ingin tahu, hanya ikut-ikutan, atau untuk mencari kesembuhan, dan
berkat-berkat jasmani yang lain.
Bdk. Yoh 6:26-27 - “Yesus menjawab mereka: ‘Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda,
melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah, bukan
untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai
kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab
Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meteraiNya.’”.
Bahwa Yesus memberikan
perumpamaan tentang seorang penabur ini untuk mereka, dan tidak menjelaskannya
untuk mereka, jelas menunjukkan bahwa sebagian besar dari mereka bukanlah ‘tanah yang baik’ (ay 8).
Calvin: “if
those who ran from distant places to Christ, like hungry persons, are compared
to an unproductive and barren soil, we need not wonder if, in our own day, the
Gospel does not yield fruit in many, of whom some are lazy and sluggish, others
hear with indifference, and others are scarcely drawn even to hear” (= jika mereka yang datang dari tempat yang jauh kepada
Kristus, seperti orang-orang yang lapar, dibandingkan dengan tanah yang tidak
produktif dan gersang, kita tidak perlu heran jika, pada jaman kita, Injil
tidak memberikan buah dalam banyak orang, yang sebagian di antaranya malas dan
pasif / lamban, sedangkan yang lain mendengar dengan sikap acuk tak acuh, dan
yang lain hampir-hampir tidak mendengar) - hal 101.
2) Yesus mengajar dengan menggunakan perumpamaan.
a) Persamaan dan perbedaan antara
perumpamaan dengan dongeng.
Baik perumpamaan maupun
dongeng menekankan suatu kebenaran moral, tetapi dalam dongeng ceritanya hanya
merupakan khayalan yang tidak masuk akal, seperti binatang berbicara dsb,
sedangkan dalam perumpamaan ceritanya bukan khayalan tetapi betul-betul bisa
terjadi (Pulpit Commentary, hal 201-202).
b) Sebetulnya sebelum saat ini Yesus
sudah pernah mengajar dengan menggunakan perumpamaan, misalnya dalam
Mat 7:24-27. Tetapi sebelum saat ini, Yesus tidak banyak mengajar dengan
menggunakan perumpamaan, dan perumpamaan-perumpamaan yang Ia berikan
pendek-pendek, dan cukup jelas artinya. Tetapi mulai saat ini Yesus mengajar
dengan banyak perumpamaan, dan perumpamaan-perumpamaan itu panjang-panjang, dan
tidak bisa dimengerti kecuali dijelaskan.
3) Mengapa Yesus mengajar dengan menggunakan perumpamaan?
a) Apakah ay 9 bertentangan dengan Mat
13:10?
Ay 9: “Murid-muridNya bertanya kepadaNya, apa maksud
perumpamaan itu”.
Mat 13:10 - “Maka
datanglah murid-muridNya dan bertanya kepadaNya: ‘Mengapa Engkau berkata-kata
kepada mereka dalam perumpamaan?’”.
Ini bukan kontradiksi,
tetapi saling melengkapi. Jadi sebetulnya mereka menanyakan kedua pertanyaan
ini; Matius menceritakan yang satu, Lukas menceritakan yang lain. Luk 8:10
/ Mat 13:11-17 menjawab pertanyaan dalam Mat 13:10; sedangkan
penjelasan arti perumpamaan ini (Luk 8:11-15 / Mat 13:18-23) menjawab pertanyaan
dalam Luk 8:9.
b) Alasan / tujuan Yesus mengajar
dengan perumpamaan ada dalam Luk 8:10 - “Lalu
Ia menjawab: ‘Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia
Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang lain hal itu diberitakan dalam
perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat dan
sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti”.
1. ‘Kepadamu diberi
karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah’.
a. ‘diberi karunia’.
Calvin: “Christ,
by declaring that it was ‘given’ to them, excludes all merit. Christ declares
that there are certain and elect men, on whom God specially bestows this honour
of revealing to them his secrets, and that others are deprived of this grace.
No other reason will be found for this distinction, except that God calls to
himself those whom he has gratuitously elected” (= Kristus, dengan menyatakan bahwa hal itu ‘diberikan’
kepada mereka, membuang semua jasa / kebaikan. Kristus menyatakan bahwa ada
orang-orang tertentu dan pilihan, kepada siapa Allah secara khusus memberikan
kehormatan dengan menyatakan kepada mereka rahasia-rahasiaNya, dan orang-orang
yang lain tidak diberi kasih karunia ini. Tidak ada alasan lain akan ditemukan
untuk pembedaan ini, kecuali bahwa Allah memanggil kepada diriNya sendiri,
mereka yang telah dipilihNya dengan murah hati / penuh kasih karunia) - hal 104.
David Gooding mengatakan
(hal 140) bahwa mula-mula para murid sama tidak mengertinya dengan orang-orang
lain. Tetapi mereka mempunyai keinginan / kerinduan untuk mengerti, dan karena
itu mereka bertanya kepada Yesus, dan mendapatkan penjelasan (ay 9-dst).
Tetapi kita tetap tidak
bisa mengatakan bahwa para murid diberi pengertian karena mereka lebih baik
dari pada orang banyak tersebut. Orang banyak itu tidak rindu pada Firman
Tuhan, sedangkan mereka rindu. Mengapa? Karena kerinduan itu merupakan
pemberian Tuhan (bdk. Kis 16:14b)! Dan Tuhan memberikannya hanya kepada
orang-orang pilihanNya.
Bandingkan dengan
komentar Calvin tentang ay 8b: “Setelah
berkata demikian Yesus berseru: ‘Siapa mempunyai telinga untuk mendengar,
hendaklah ia mendengar!”,
dimana Calvin berkata sebagai berikut:
“he makes distinction among the
hearers, by pronouncing some to have ears, and others to be deaf. If it is next
inquired, how it comes to pass that the former have ears, Scripture testifies
in other passages, that it is the Lord who pierces the ears, (Psalm 40:7,) and
that no man obtains or accomplishes this by his own industry” [= Ia membedakan para pendengar, dengan menyatakan bahwa
sebagian mempunyai telinga, dan yang lain tuli. Jika selanjutnya ditanyakan:
bagaimana bisa terjadi bahwa yang pertama mempunyai telinga, Kitab Suci
menyaksikan dalam text-text yang lain, bahwa Tuhanlah yang menusuk / membuka
telinga (Maz 40:7), dan bahwa tidak seorangpun mendapatkan atau mencapai hal
ini oleh kerajinannya sendiri] - hal 101.
Maz 40:7 - “Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan dan
korban sajian, tetapi Engkau telah membuka telingaku; korban bakaran dan
korban penghapus dosa tidak Engkau tuntut”.
b. ‘rahasia’.
Leon Morris (Tyndale): “To
them are revealed ‘the secrets of the kingdom of God.’ ‘Secrets’ (MUSTERIA) are
truths which man could never discover for himself, but which God has revealed” [= Kepada mereka dinyatakan ‘rahasia dari Kerajaan
Allah’. ‘Rahasia’ (MUSTERIA) adalah kebenaran-kebenaran yang tidak pernah bisa
ditemukan oleh manusia untuk dirinya sendiri, tetapi yang telah dinyatakan oleh
Allah] - hal 151-152.
David
Gooding: “God’s
way of salvation, that is, his way of establishing his kingdom, is admittedly a
mystery; though the word ‘mystery’ has a somewhat different meaning on the lips
of Christ from what it has in our normal modern parlance. He means that God’s
was of salvation is a plan devised by God which no-one would ever have known
anything about if God had not revealed it” (= Jalan keselamatan Allah, yaitu
caraNya untuk menegakkan kerajaanNya, diakui merupakan suatu misteri / rahasia;
sekalipun kata ‘rahasia / misteri’ mempunyai arti yang agak berbeda di bibir
Kristus dari artinya dalam percakapan modern yang normal. Ia memaksudkan bahwa
jalan keselamatan Allah merupakan suatu rencana yang direncanakan oleh Allah
yang tak akan pernah diketahui oleh siapapun seandainya Allah tidak
menyatakannya) - hal 140.
William Hendriksen: “By
no means has this mystery been revealed to all. That it was made known to us
was pure grace. Hence, all the more we should, with gratitude to God, share
what we have freely received. ‘Woe to me if I do not preach the gospel’ (1Cor.
9:16)” [= Rahasia / misteri ini
sama sekali tidak dinyatakan kepada semua orang. Bahwa itu dinyatakan kepada
kita, itu merupakan kasih karunia yang murni. Jadi, kita harus lebih membagikan
apa yang kita dapat dengan cuma-cuma, dengan rasa syukur kepada Allah.
‘Celakalah aku jika aku tidak memberitakan Injil’ (1Kor 9:16)] - hal 432.
2. ‘tetapi
kepada orang-orang lain hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya
sekalipun memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak
mengerti’.
Kata Yunaninya: HINA (= ‘that’
/ ‘supaya’). Ini menunjukkan tujuan penggunaan perumpamaan.
Mark 4:11-12 - “JawabNya: ‘Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan
Allah, tetapi kepada orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam
perumpamaan, supaya: Sekalipun melihat, mereka tidak menanggap,
sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti, supaya mereka jangan berbalik dan
mendapat ampun.’”.
Jadi, Markus juga
menggunakan kata Yunani HINA.
Mat 13:13 - “Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan
kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan
sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti”.
Matius menggunakan kata
Yunani HOTI (= ‘because’ / ‘karena’). Ini menunjukkan alasan
penggunaan perumpamaan.
A.
T. Robertson: “Jesus speaks in
parables because the multitudes see without seeing and hear without
hearing. But He also speaks in parable in order that they may see
without seeing and hear without hearing” (= Yesus berbicara
dalam perumpamaan-perumpamaan karena orang banyak memandang tanpa
melihat dan mendengar tanpa menanggap. Tetapi Ia juga berbicara dalam
perumpamaan supaya mereka memandang tanpa melihat dan mendengar tanpa
menanggap) - ‘Word Pictures in the New
Testament’, vol 2, hal
113.
Jadi, yang salah
pertama-tama adalah para pendengar yang brengsek ini. Karena itu, sebagai
hukuman, Yesus mengajar dalam perumpamaan, supaya mereka makin tidak mengerti
ajaranNya.
William Hendriksen: “It
was because by their own choice these impenitent Pharisees and their followers
had refused to see and hear, that, as a punishment for this refusal, they are
now addressed in parables, that (or in order that) seeing, they may not see;
and hearing, they may not understand”
(= Adalah karena pilihan mereka sendiri orang-orang Farisi yang tidak bertobat
dan para pengikut mereka telah menolak untuk melihat dan mendengar, sehingga, sebagai
hukuman untuk penolakan ini, sekarang mereka diajar dalam
perumpamaan-perumpamaan, supaya mereka memandang tetapi tidak melihat; dan
mendengar tetapi tidak mengerti) - hal 425.
Calvin: “all
whom God does not enlighten with the Spirit of adoption are men of unsound
mind; and that, while they are more and more blinded by the word of God, the
blame rests wholly on themselves, because this blindness is voluntary” (= semua yang tidak diterangi oleh Allah dengan Roh
adopsi adalah orang-orang dengan pikiran yang tidak sehat; dan bahwa sementara
mereka makin lama makin dibutakan oleh firman Allah, kesalahan sepenuhnya
berada pada diri mereka sendiri, karena kebutaan ini terjadi secara sukarela) - hal 108.
Jadi jelas bahwa bagi
para pendengar yang brengsek itu, pengajaran menggunakan perumpamaan merupakan
sesuatu yang bersifat penghakiman / penghukuman, dan ini memisahkan pencari
firman yang sungguh-sungguh dan yang sambil lalu / asal-asalan.
Leon Morris (Tyndale): “The
crowds were thronging about Jesus. He was becoming a popular preacher. But He
looked for more than a superficial adherence, so He intensified His use of
parables, stories which yielded their meaning only to those who were prepared
to search for them. The parables demand thought and spiritual earnestness. They
separate the sincere seeker from the casual hearer” (= Orang banyak berdesak-desakan di sekitar Yesus. Ia
menjadi pengkhotbah yang populer. Tetapi Ia mencari sesuatu yang lebih dari
sekedar kesetiaan yang dangkal / lahiriah, jadi Ia meningkatkan penggunaan
perumpamaan-perumpamaan, cerita-cerita yang memberikan artinya hanya kepada
mereka yang siap untuk mencarinya. Perumpamaan-perumpamaan ini menuntut
pemikiran dan kesungguhan rohani. Mereka memisahkan pencari yang
sungguh-sungguh dari pendengar yang sambil lalu) - hal 150.
Leon Morris (Tyndale): “Parables
both reveal and conceal the truth; they reveal it to the genuine seeker who
will take the trouble to dig beneath the surface and discover the meaning, but
they conceal it from him who is content simply to listen to the story. ...
Parables are a mine of information to those who are in earnest, but they are a
judgment on the casual and careless”
(= Perumpamaan menyatakan dan menyembunyikan kebenaran; perumpamaan
menyatakannya kepada pencari yang sungguh-sungguh yang mau berjerih payah untuk
menggali di bawah permukaan dan menemukan artinya, tetapi perumpamaan
menyembunyikannya dari dia yang puas dengan sekedar mendengarkan ceritanya. ...
Perumpamaan adalah suatu tambang informasi bagi mereka yang sungguh-sungguh,
tetapi merupakan suatu penghakiman bagi orang-orang yang sambil lalu dan
ceroboh) - hal 152.
Pulpit Commentary
mengutip kata-kata Godet:
“The veil which it (the parable)
throws over the truth becomes transparent to the attentive mind, while it
remains impenetrable to the careless”
(= Selubung yang dilemparkan ke atas kebenaran oleh perumpamaan itu menjadi
transparan bagi pikiran yang penuh perhatian, sementara itu tetap tidak bisa
ditembus bagi orang-orang yang ceroboh / sembarangan) - hal 203.
Pulpit Commentary: “The
element of judgment in parabolic teaching. ... While to a docile and childlike
spirit a parable sets truth in its most attractive aspect, to a proud,
self-sufficient spirit it veils and hides the truth. It is light or darkness
according to our spiritual attitude”
(= Elemen penghakiman dalam pengajaran yang menggunakan perumpamaan. ...
Sementara bagi roh / semangat yang patuh dan seperti anak suatu perumpamaan
menyatakan kebenaran dalam aspeknya yang paling menarik, bagi roh / semangat
yang sombong dan merasa dirinya cukup perumpamaan itu menyelubungi dan
menyembunyikan kebenaran. Itu adalah terang atau gelap menurut sikap rohani
kita) - hal
228,229.
Pulpit Commentary: “Those
who did not wish to learn were sent away with the feeling, A dark saying has
been uttered: who can hear it?”
(= Mereka yang tidak ingin belajar akan pergi dengan perasaan: Suatu kata-kata
yang gelap telah diucapkan: siapa bisa mendengarnya?) - hal 211.
Pernahkah setelah
mendengar suatu khotbah saudara berpikir dalam hati: ‘Ngomong apa sih
pengkhotbah itu?’. Ini memang bisa terjadi karena kesalahan pengkhotbah, yang
berkhotbah secara ruwet / tidak jelas. Tetapi ini juga bisa terjadi
karena kesalahan pendengar, yang karena memang tidak rindu terhadap Firman
Tuhan, tidak diberi pengertian oleh Tuhan.
3. Tuhan punya cara lain untuk membuat orang tidak mengerti
firmanNya.
Calvin: “the
word of God is not obscure, except so far as the world darkens it by its own
blindness. And yet the Lord conceals its mysteries, so that the perception of
them may not reach the reprobate. There are two ways in which he deprives them
of the light of his doctrine. Sometimes he states, in a dark manner, what might
be more clearly expressed; and sometimes he explains his mind fully, without
ambiguity and without metaphor, but strikes their senses with dulness and their
minds with stupidity, so that they are blind amidst bright sunshine” (= firman Allah tidaklah merupakan sesuatu yang kabur /
tidak jelas, kecuali dunia menggelapkannya dengan kebutaan mereka sendiri. Dan
Tuhan menyembunyikan misteri-misterinya, sehingga pengertian tentang hal itu
tidak mencapai orang-orang yang ditetapkan untuk binasa. Ada 2 jalan dengan
mana Ia tidak memberi mereka terang dari doktrin / ajaranNya. Kadang-kadang Ia
menyatakan, dengan cara yang gelap, sesuatu yang bisa dinyatakan secara lebih
jelas; dan kadang-kadang Ia menjelaskan pikiranNya secara penuh, tanpa arti
ganda dan tanpa kiasan, tetapi Ia memukul pengertian mereka dengan ketumpulan
dan pikiran mereka dengan kebodohan, sehingga mereka buta di tengah-tengah
matahari yang terang)
- hal 102-103.
4. Ketidak-mengertian terhadap Firman
Tuhan ini mempunyai resiko yang sangat hebat!
Ini tidak terlihat dalam
Injil Lukas, tetapi terlihat dalam Injil Matius dan Markus, karena dalam Matius
dan Markus ada tambahan kata-kata yang tidak ada dalam Lukas.
Mat 13:15 - “Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya
berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat
dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu
berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka”.
Mark 4:12 - “supaya: Sekalipun melihat, mereka tidak menanggap,
sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti, supaya mereka jangan berbalik
dan mendapat ampun.’”.
Kesembuhan yang
dibicarakan oleh Matius jelas tidak mungkin diartikan sebagai kesembuhan
jasmani, tetapi harus diartikan sebagai kesembuhan rohani. Dan kalau diartikan
demikian, menjadi sama dengan Markus yang menggunakan kata ‘mendapatkan ampun’.
Jadi, ketidak-mengertian
terhadap Firman Tuhan berhubungan dengan keselamatan kekal!
Kesimpulan: kerinduan terhadap Firman Tuhan
merupakan sesuatu yang sangat penting. Memang bagi orang-orang yang bukan pilihan,
Allah tidak akan memberikannya, sehingga mereka tidak akan pernah bisa rindu
dengan sungguh-sungguh. Tetapi bagi orang-orang pilihan / orang kristen yang
sejati, yang sudah rindu Firman Tuhan, kerinduan itu perlu dijaga /
ditingkatkan dengan cara betul-betul belajar Firman Tuhan, mempercayainya dan
mentaatinya. Perlu diketahui bahwa:
Karena itu, rajin dan
tekunlah dalam belajar Firman Tuhan, dan taatlah kepada Firman Tuhan!
1) Tanah tepi jalan, yang merupakan
tanah yang keras sehingga tak memungkinkan benih itu bertumbuh.
Ay 5b,12 - “(5) ... sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu
diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai habis. ... (12) Yang
jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian
datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka
jangan percaya dan diselamatkan”.
a) Ay 12: ‘Iblis’ [HO DIABOLOS (= the devil)].
Mat 13:19 - ‘si jahat’.
Mark 4:15 - ‘Iblis’ [HO
SATANAS (= the Satan)].
Adam Clarke: “It
is worthy of remark, that the three evangelists should use each a different
appellative of this mortal enemy of mankind; probably to show that the devil,
with all his powers and properties, opposes every thing that tends to the
salvation of the soul” [=
Merupakan sesuatu yang perlu diperhatikan bahwa ketiga penginjil (Matius, Markus, Lukas) masing-masing menggunakan sebutan yang berbeda tentang
musuh manusia ini; mungkin untuk menunjukkan bahwa setan, dengan semua kuasa
dan miliknya, menentang segala sesuatu yang mempunyai kecenderungan pada
keselamatan jiwa] - hal 145.
b) Ay 12 ini menunjukkan bahwa
setan pasti ada di gereja / di manapun Injil / Firman Allah disampaikan!
Banyak orang yang
menganggap bahwa setan senang untuk berada di kuburan-kuburan.
Pdt. Drs.
Yesaya Pariadji: “Kalau anda ingin tahu, gudangnya setan-setan adalah di
kuburan-kuburan. ... Rumah-rumah sakit, terutama di ruang I.C.U. juga
gentayangan setan-setan. Setan-setan akan berusaha dan mencari kesempatan untuk
menerkam orang-orang yang menjelang ajal, masuk alam roh” - ‘Majalah Tiberias’, Edisi V /
Tahun II, hal 40.
Adalah sesuatu yang
menggelikan bahwa ada banyak orang percaya, apalagi kalau ia seorang pendeta,
bahwa setan paling senang ada di kuburan-kuburan. Apa yang dia lakukan di sana?
Siapa yang dia goda? Mungkin memang ada setan di sana, dengan tujuan untuk menciptakan
gambaran yang jelek tentang kuburan, dan supaya banyak orang percaya bahwa
setan senang di sana, supaya dengan demikian orang-orang itu tidak menyadari
bahwa tempat yang paling dia senangi adalah gereja / tempat dimana Firman Tuhan
/ Injil disampaikan. Mengapa tempat ini ia senangi? Sebetulnya ia ada di sana
jelas bukan karena ia menyenangi tempat itu, tetapi karena ia tahu bahwa di
tempat itu Injil / Firman Tuhan diberitakan, sehingga kalau ia tidak bekerja di
sana, akan ada banyak orang yang bertobat dan mengikut Tuhan.
c) Adanya pekerjaan setan ini tidak
berarti bahwa orang yang termasuk ‘tanah tepi jalan’ ini tidak bersalah.
William Hendriksen: “By
no means does Jesus excuse these people, as if only the devil and not they
themselves were responsible for what happened to the divine message that had
been spoken to them. Verse 12 does not cancel verse 8b or verse 18a! But here
in verse 12 these frivolous hearers are being told that in treating the word of
God so lightly they are co-operating with the prince of evil, whose purpose is
to prevent them from believing and being saved!” [= Yesus sama sekali tidak memaafkan / memberi dalih
untuk orang-orang ini, seakan-akan hanya setan dan bukan mereka sendiri yang
bertanggung jawab untuk apa yang terjadi pada berita / pesan ilahi yang telah
diucapkan kepada mereka. Ayat 12 tidak membatalkan ayat 8b (‘Siapa mempunyai telinga untuk
mendengar, hendaklah ia mendengar!’) atau
ayat 18a (‘Karena itu,
perhatikanlah cara kamu mendengar’)!
Tetapi di sini dalam ayat 12 para pendengar yang sembrono ini diberitahu
bahwa dengan memperlakukan firman Allah dengan begitu meremehkan, mereka
bekerja sama dengan pangeran dari kejahatan, yang tujuannya adalah menghalangi
mereka percaya dan diselamatkan!] - hal 426.
Setan memang kurang ajar,
tetapi pada saat saudara berbuat dosa, saudara tidak bisa mengkambing-hitamkan
setan, dan menggunakan dia sebagai dalih untuk menutupi kesalahan saudara!
d) Beberapa alasan yang menyebabkan
seseorang menjadi ‘tanah tepi jalan’.
William Hendriksen: “These
people do nothing with the message. They do not use it to good advantage.
‘Immediately’ after they have heard it, any favorable effect it might have had
on them is annihilated. What accounts for their negative reaction? Perhaps it
is ill will toward the messenger. Or perhaps hostility with respect to this
particular message. Or they do not wish to be inconvenienced (Acts 24:25). The
spirit of indifference may have crept into them, perhaps little by little until
it was total, their hearts having become as hard as the path on which the seed
of the parable was scattered” [=
Orang-orang ini tidak melakukan apa-apa dengan berita / pesan itu. Mereka tidak
menggunakannya untuk keuntungan mereka. ‘Segera’ setelah mereka mendengarnya,
akibat yang menyenangkan apapun yang bisa terjadi pada diri mereka dihapuskan.
Apa yang menyebabkan reaksi negatif ini? Mungkin sikap yang tidak baik terhadap
pemberitanya. Atau mungkin permusuhan / ketidak senangan berkenaan dengan
berita yang khusus itu. Atau mereka tidak ingin merasa susah (Kis 24:25). Sikap
hati yang acuh tak acuh bisa telah masuk perlahan-lahan ke dalam diri mereka,
mungkin sedikit demi sedikit sampai menyeluruh, hati mereka telah menjadi
sekeras tanah tepi jalan dimana benih dari perumpamaan itu disebarkan] -
hal 426-427.
Kis 24:25 - “Tetapi ketika Paulus berbicara tentang kebenaran,
penguasaan diri dan penghakiman yang akan datang, Feliks menjadi takut dan
berkata: ‘Cukuplah dahulu dan pergilah sekarang; apabila ada kesempatan baik,
aku akan menyuruh memanggil engkau.’”.
Juga perlu diperhatikan
bahwa Matius mengatakan bahwa orang-orang ini mendengar Firman tetapi ‘tidak mengertinya’
(Mat 13:19). Mungkin
mereka menuruti godaan setan untuk melamun, omong-omong, dan sebagainya.
e) Contoh dari ‘tanah tepi jalan’:
·
kedua
calon menantu Lot (Kej 19:14).
·
orang-orang
Kharismatik yang mendengar khotbah saya tentang bahasa Roh / baptisan.
Sedikitnya 2 gereja dan satu sekolah theologia memutuskan hubungan dengan saya
karena saya mengajarkan apa yang betul-betul berdasarkan Kitab Suci dan yang
tidak bisa mereka bantah. Bagi mereka berlaku peribahasa: ‘buruk muka cermin dibelah’!
2) Tanah berbatu, yang merupakan batu
besar yang dilapisi tanah tipis, sehingga memungkinkan benih bertumbuh, tetapi
lalu mati karena tidak berakar.
Ay 6,13: “(6) Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan
setelah tumbuh ia menjadi kering karena tidak mendapat air. ... (13) Yang jatuh
di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu,
menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya
sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad”.
a) Yang dimaksud dengan ‘tanah berbatu’ bukanlah tanah yang bercampur dengan
batu-batu kecil. Di tanah yang seperti ini tanaman bisa tumbuh. Yang dimaksud
dengan ‘tanah berbatu’ adalah
batu besar yang dilapisi tanah tipis. Benih bisa timbuh, tetapi akarnya tidak
bisa menembus batu, sehingga tiodak tahan lama. Pada waktu sinar matahari yang
panas menimpa tanaman itu, ia menjadi layu / kering dan mati.
b) Orang-orang ini mendengar firman
dan menerimanya dengan gembira, tetapi mereka ini tidak berakar.
Norval Geldenhuys
(NICNT): “the seed falling upon the rock, are those who, when
listening to the preaching, receive it with emotional excitement and superficial
enthusiasm” (= benih yang jatuh
di tanah berbatu adalah mereka yang pada waktu mendengar pada pemberitaan,
menerimanya dengan kegembiraan yang emosionil dan semangat / kegairahan yang
palsu / lahiriah) -
hal 244.
William Hendriksen: “These
are emotional people. Now it is a good thing to be emotional. ... the trouble
with the people symbolized by seed that fell on rock is that their emotions are
superficial, not based on deep-seated convictions. These people ‘have no
root.’” (= Ini adalah orang-orang
yang emosionil. Adalah sesuatu yang baik untuk menjadi emosionil. ... problem
dengan orang-orang yang disimbolkan oleh benih yang jatuh di tanah berbatu
adalah bahwa emosi mereka palsu / lahiriah, dan tidak didasarkan pada keyakinan
yang berakar. Orang-orang ini ‘tidak berakar’.) - hal 427.
Pulpit Commentary
menganggap golongan ini sebagai orang-orang yang cepat-cepat membuat suatu
pengakuan iman, tetapi mereka tidak menghitung ongkosnya, sehingga pada saat
penderitaan / penganiayaan tiba, mereka murtad.
c) Mereka
‘percaya sebentar saja’ dan dalam
masa pencobaan mereka murtad.
Apakah
ini menunjukkan bahwa iman bisa hilang? Apakah ini menunjukkan bahwa orang
kristen yang sejati bisa murtad dan akhirnya binasa? Tentu saja tidak, karena
‘iman’ mereka bukanlah iman yang sejati, dan orang-orang ini tidak pernah
menjadi orang kristen yang sejati.
Calvin: “According
to Luke, Christ says that they believe for a time; because that honour which
they render to the Gospel resembles faith” (= Menurut Lukas, Kristus berkata bahwa mereka ‘percaya
sebentar saja’; karena ‘hormat yang mereka berikan kepada Injil’ menyerupai
‘iman’) - hal 115.
Jadi kata-kata ‘percaya sebentar saja’ jelas bukan merupakan fakta tetapi suatu penggambaran
secara lahiriah / dari luar.
d) Bandingkan dengan ayat-ayat ini:
·
Mat 7:13-14
- “Masuklah melalui pintu yang sesak itu,
karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan
banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan
yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya.’”.
·
Mat 10:38
- “Barangsiapa tidak memikul salibnya
dan mengikut Aku, ia tidak layak bagiKu”.
·
Mat 11:6
- “Dan berbahagialah orang yang tidak
menjadi kecewa dan menolak Aku.’”.
·
Mat 24:9,10,13
- “Pada waktu itu kamu akan diserahkan
supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena
namaKu, dan banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan
saling membenci. ... Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan
selamat”.
·
Ibr 10:32-36
- “Ingatlah akan masa yang lalu. Sesudah
kamu menerima terang, kamu banyak menderita oleh karena kamu bertahan
dalam perjuangan yang berat, baik waktu kamu dijadikan tontonan oleh cercaan
dan penderitaan, maupun waktu kamu mengambil bagian dalam penderitaan mereka
yang diperlakukan sedemikian. Memang kamu telah turut mengambil bagian dalam
penderitaan orang-orang hukuman dan ketika harta kamu dirampas, kamu
menerima hal itu dengan sukacita, sebab kamu tahu, bahwa kamu memiliki harta
yang lebih baik dan yang lebih menetap sifatnya. Sebab itu janganlah kamu
melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya. Sebab kamu
memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu
memperoleh apa yang dijanjikan itu”.
Kalau ada dari saudara
yang saat ini sedang mengalami penderitaan dalam mengikut Tuhan, dan mungkin
sedang digoda setan untuk berhenti ikut Tuhan, renungkan ayat-ayat di atas ini!
e) Contoh dari tanah berbatu.
·
ada yang
menganggap bahwa Herodes adalah salah satu contoh dari tanah berbatu ini.
Mark 6:20 - “sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa
Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila
ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa
senang juga mendengarkan dia”.
Sebetulnya saya lebih
condong untuk mengatakan bahwa Herodes adalah tanah tepi jalan, karena ia tidak
pernah mengikut Tuhan.
·
semua
orang yang berhenti ikut Kristus karena adanya penderitaan dan penganiayaan.
3) Tanah bersemak duri.
Ay 7,14: “(7) Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri,
dan semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya sampai mati. ... (14) Yang
jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam
pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan
kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang”.
a) Ini adalah orang-orang yang
mendengar Firman Tuhan, dan mereka bukannya tidak mempedulikannya. Mereka
peduli pada Firman Tuhan, tetapi mereka juga sangat peduli dengan hal-hal
duniawi, bahkan mereka mengutamakan hal-hal duniawi lebih dari Tuhan dan
firmanNya.
Pulpit Commentary: “These
hear the Word, and, hearing it, grasp its deep solemn meaning, and for a part
of each day honestly try to live the life which that Divine Word pressed home
to them. But with these there is another life; side by side with the golden
grain has grown up a crop of thorns, which, unless destroyed in time, will
choke and utterly mar, as, alas, it often does, the true corn. Such men and
women, ... try to serve two masters - God and the world” (= Orang-orang ini mendengar Firman, dan pada waktu
mendengarnya mereka menangkap arti khidmatnya yang dalam, dan untuk sebagian
dari setiap hari mereka dengan sungguh-sungguh hidup sebagaimana Firman Ilahi
itu memberi kesan kepada mereka. Tetapi dengan hal-hal ini ada suatu kehidupan
yang lain; berdampingan dengan bulir yang keemasan telah tumbuh suatu kumpulan
semak duri, yang, kecuali dihancurkan pada waktunya, akan mencekik dan merusak jagung
yang sejati / benar secara total, seperti yang sering terjadi. Orang-orang
seperti itu, ... berusaha melayani dua tuan - Allah dan dunia) - hal 204.
Norval Geldenhuys
(NICNT): “Material want or material abundance and worldly
pleasures so completely absorb the lives of these people, that the fruit borne
in their lives by the preaching of the Word is ere long altogether destroyed” (= Kekurangan atau kelimpahan materi dan
kesenangan-kesenangan duniawi begitu menyerap kehidupan dari orang-orang ini,
sehingga dalam waktu singkat buah yang dikeluarkan dalam kehidupan mereka oleh
pemberitaan Firman dihancurkan sama sekali) - hal 244.
Leon Morris (Tyndale): “these
people fill their lives with so many things that there is no room for spiritual
fruit” (= orang-orang ini mengisi
kehidupan mereka dengan begitu banyak hal sehingga tidak ada tempat untuk buah
rohani) - hal 152.
Ciri dari orang seperti
ini adalah: pada waktu diminta untuk melakukan sesuatu untuk Tuhan, seperti
belajar Firman Tuhan / ikut Pemahaman Alkitab, bersaat teduh / berdoa, melayani
dsb, selalu mengatakan: ‘Tidak ada
waktu!’.
Kalau saudara adalah
orang seperti ini perhatikan peringatan / ancaman Firman Tuhan dalam
Amsal 1:24-28 - “(24) Oleh karena
kamu menolak ketika aku memanggil, dan tidak ada orang yang menghiraukan ketika
aku mengulurkan tanganku, (25) bahkan, kamu mengabaikan nasihatku, dan tidak
mau menerima teguranku, (26) maka aku juga akan menertawakan celakamu; aku akan
berolok-olok, apabila kedahsyatan datang ke atasmu, (27) apabila kedahsyatan
datang ke atasmu seperti badai, dan celaka melanda kamu seperti angin puyuh,
apabila kesukaran dan kecemasan datang menimpa kamu. (28) Pada waktu itu mereka
akan berseru kepadaku, tetapi tidak akan kujawab, mereka akan bertekun mencari
aku, tetapi tidak akan menemukan aku”.
b) William Hendriksen mengatakan (hal
428) bahwa untuk tanah golongan ke 3 ini ada 3 bahaya:
1. ‘the cares and worries of life’ (= perhatian / urusan dan kekuatiran dari kehidupan).
2. ‘riches, the craving for wealth and / or the inordinate
yearning to cling to it, come what may’ (= kekayaan, keinginan untuk kekayaan dan / atau hasrat
/ kerinduan yang sangat besar untuk memegangnya erat-erat, apapun yang terjadi).
3. ‘the pleasures of life. These, too, if a person does not
watch out, may become soul-ruining entanglements. They are of two kinds: (a)
those that are wrong in themselves: drunkenness, drug addiction, gambling,
sexual vice, etc.; (b) those that are wrong when a person overindulges in them:
games, sports, entertainments, etc.’
[= kesenangan-kesenangan hidup. Ini juga, jika seseorang tidak waspada, bisa
menjadi belitan-belitan yang menghancurkan jiwa. Hal-hal ini terdiri dari 2
jenis: (a) hal-hal yang salah dalam dirinya sendiri, seperti mabuk, kecanduan
narkoba, berjudi, kejahatan sexual, dsb.; (b) hal-hal yang salah pada waktu
seseorang menuruti kesukaan hatinya secara berlebihan dalam hal-hal itu:
permainan, olah raga, hiburan-hiburan, dsb.].
Karena itu hati-hati
dengan olah raga, hiburan, siaran piala dunia, dsb.! Ini termasuk point (b).
Jadi sebetulnya itu bukan dosa, tetapi kalau saudara menurutinya secara
berlebihan, sampai menyingkirkan Tuhan (Pemahaman Alkitab, Kebaktian, Saat
Teduh / doa, dsb.), maka itu menjadi dosa, dan bisa menjadikan saudara sebagai
tanah bersemak duri!
c) Jadi, dengan membandingkan tanah
golongan 2 dan tanah golongan 3, kita bisa menyimpulkan bahwa setan menyerang
manusia dengan cara-cara yang bermacam-macam. Kadang-kadang ia menyerang kita
dengan hal-hal yang tidak enak, seperti problem, kegagalan, penyakit,
kemiskinan, penderitaan, penganiayaan (tanah golongan 2), tetapi kadang-kadang
ia menyerang justru dengan memberikan hal-hal yang enak, seperti bisnis /
pekerjaan yang menghasilkan banyak uang (tetapi menyita banyak waktu, tenaga
dan pikiran), atau godaan sex, hiburan-hiburan, pesta, dan sebagainya! Kita
harus waspada terhadap kedua cara yang bertentangan ini!
d) Karena itu, kita harus mengutamakan
Tuhan dan firmanNya!
Pulpit Commentary: “We
cannot hear to advantage if we put anything before the Word. Unless it is put
before worldly concerns, there will not be much fruit” (= Kita tidak bisa mendengar sehingga mendapatkan
keuntungan / manfaat, jika kita meletakkan apapun di depan Firman. Kecuali
Firman diletakkan di depan urusan-urusan duniawi, di sana tidak akan ada banyak
buah) - hal 229.
Bandingkan dengan
ayat-ayat di bawah ini:
·
Mat 6:24
- “Tak seorangpun dapat mengabdi kepada
dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi
yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang
lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.’”.
·
Mat 10:37,39
- “Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya
lebih dari padaKu, ia tidak layak bagiKu; dan barangsiapa mengasihi anaknya
laki-laki atau perempuan lebih dari padaKu, ia tidak layak bagiKu. ...
Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan
barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya”.
·
Mat 16:24
- “Lalu Yesus berkata kepada
murid-muridNya: ‘Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal
dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku”.
·
Luk 9:62
- “Tetapi Yesus berkata: ‘Setiap orang
yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan
Allah.’”.
·
Luk 14:33
- “Demikian pulalah tiap-tiap orang di
antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat
menjadi muridKu.”.
·
Luk 21:34
- “‘Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan
sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan
supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu
jerat”.
·
1Yoh 2:15
- “Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa
yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak
ada di dalam orang itu”.
e) Contoh tanah bersemak duri:
·
Yudas
Iskariot, yang rela menjual Gurunya dengan harga hanya 30 keping perak.
·
Ananias
dan Safira, yang rela berdusta demi kepopuleran / penghormatan manusia (Kis
5:1-11).
·
pemuda
kaya, yang lebih mementingkan kekayaannya dari Yesus (Mat 19:16-26).
·
istri Lot
(Kej 19:26).
·
Demas.
Kol 4:14 - “Salam kepadamu dari tabib Lukas yang kekasih dan dari
Demas”.
Filemon 23-24 - “Salam kepadamu dari Epafras, temanku sepenjara karena
Kristus Yesus, dan dari Markus, Aristarkhus, Demas dan Lukas,
teman-teman sekerjaku”.
2Tim 4:10 - “karena Demas telah mencintai dunia ini dan
meninggalkan aku. Ia telah berangkat ke Tesalonika. Kreskes telah pergi ke
Galatia dan Titus ke Dalmatia”.
4) Tanah yang baik / subur.
Ay 8a,15: “(8) Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, dan setelah
tumbuh berbuah seratus kali lipat.’ ... (15) Yang jatuh di tanah yang baik itu
ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang
baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan.’”.
David
Gooding: “The
Word of God is a living thing like seed. Where it is given the opportunity, it
will show its living power by producing fruit. If no permanent fruit is
produced, then one may question whether the word of God was truly received” (= Firman Allah adalah sesuatu
yang hidup seperti benih. Dimana ia diberi kesempatan, ia akan menunjukkan
kuasanya yang hidup dengan menghasilkan buah. Jika tidak ada buah yang
permanen yang dihasilkan, maka seseorang boleh mempertanyakan apakah Firman
Allah betul-betul diterima) - hal 141.
5) Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perumpamaan ini.
a) William Hendriksen mengatakan
bahwa:
·
tanah
golongan 1 adalah ‘the unresponsive heart’ (= hati yang tidak
menanggapi).
·
tanah
golongan 2 adalah ‘the impulsive heart’ (= hati yang menuruti dorongan
hati).
·
tanah
golongan 3 adalah ‘the preoccupied heart’ [= hati yang sudah ditempati /
diasyikkan (oleh hal-hal lain / duniawi)].
·
tanah
golongan 4 adalah ‘the good, responsive, or well-prepared heart’ (= hati
yang baik, tanggap, atau disiapkan dengan baik).
Saudara termasuk yang
mana?
b) Ini tidak berarti bahwa setiap kali
kita memberitakan Injil pasti 25 % bertobat dengan sungguh-sungguh. Tujuan
Kristus dengan perumpamaan ini hanyalah untuk menyatakan bahwa pada waktu kita
memberitakan Injil ada banyak orang yang tidak sungguh-sungguh bertobat. Ia
tidak mempersoalkan persentasenya (Calvin, hal 113). Persentase pertobatan yang
sejati pasti berubah-ubah pada setiap penginjilan / pemberitaan Firman Tuhan.
c) Banyak orang yang mendengar Injil /
Firman Tuhan, tetapi tidak diselamatkan!
Pulpit Commentary: “Many
are the children of opportunity who are not heirs of the kingdom of God; many
go into the ‘house of God’ who remain outside the Church of Christ; who hear
but do not heed, or who listen but do not ponder and pray, or who pray but do
not determine and devote; who at some point or other fall short of the kingdom.
It is a sad thing to be ‘in the way of salvation,’ and yet to be unsaved” (= Banyak orang-orang yang mendapatkan kesempatan tetapi
yang bukan ahli-ahli waris dari Kerajaan Allah; banyak orang pergi ke ‘rumah
Allah’ yang tetap berada di luar Gereja Kristus; yang mendengar tetapi tidak
memperhatikan / mempedulikan, atau yang mendengar tetapi tidak merenungkan dan
berdoa, atau yang berdoa tetapi tidak memutuskan dan membaktikan diri /
bertekun; yang pada titik tertentu gagal untuk memenuhi standard dari kerajaan.
Merupakan hal yang menyedihkan untuk berada ‘dalam jalan keselamatan’, tetapi
tidak diselamatkan) -
hal 220.
d) Ini bisa menjadi penghiburan bagi
para pelayan Firman / pemberita Injil, jika pelayanan mereka tidak berbuah.
Calvin: “Again,
the ministers of the word ought to seek consolation from this passage, if the
success of their labours does not always correspond to their wish” (= Selanjutnya, pelayan-pelayan firman harus mencari
penghiburan dari text ini, jika sukses dari jerih payah mereka tidak selalu
sesuai dengan harapan mereka) - hal 108.
e) Ay 11: ‘benih’ menunjuk pada ‘Firman
Allah’.
1. Memang mungkin yang ditekankan
adalah ‘bagian Firman Allah yang berupa
Injil’, karena dalam
ay 12 akhir ada kata-kata ‘supaya
mereka jangan percaya dan diselamatkan’ (bdk. Mat 13:15c dan Mark 4:12b).
Jadi memang ada
orang-orang yang pada waktu mendengar Injil akan ada macam-macam reaksi:
·
tidak mau
ikut Kristus sama sekali, mungkin karena merasa tidak butuh Kristus / merasa
diri cukup baik untuk bisa masuk ke surga tanpa Kristus, atau karena tidak
peduli pada kehidupan yang akan datang; atau karena sudah mempunyai agama lain,
dan sebagainya.
·
‘ikut /
percaya’ Kristus cepat-cepat, tetapi lalu murtad pada waktu penderitaan dan
penganiayaan datang.
·
‘ikut /
percaya’ Kristus, tetapi lalu luntur / mundur, karena kehidupannya terlalu
dipenuhi dengan hal-hal duniawi.
·
ikut /
percaya Kristus dengan sungguh-sungguh dan bertekun sampai akhir.
2. Tetapi bagaimanapun, karena benih
menunjuk pada Firman Allah, maka ini juga bisa diterapkan pada pemberitaan
Firman Tuhan yang bukan Injil, seperti:
a. Perintah untuk belajar Firman
Tuhan.
b. Perintah untuk berdoa.
c. Perintah untuk melayani /
memberitakan Injil.
d. Perintah untuk memberikan
persembahan persepuluhan.
e. Larangan dan perintah berkenaan
dengan hari Sabat.
f. Perintah untuk saling
mengasihi dan bersekutu.
g. Perintah untuk mengutamakan Tuhan
di atas segala sesuatu.
Terhadap semua bagian
dari Firman Tuhan, saudara bisa memberikan 4 macam tanggapan, yaitu:
·
sama
sekali tidak mempedulikan / mentaati, atau bahkan marah kepada si pemberita
Firman Tuhan.
·
mempedulikan
/ mentaati, tetapi lalu ‘murtad’ pada waktu ada penderitaan / penganiayaan
karena ketaatan tersebut.
·
mempedulikan
/ mentaati, tetapi lalu berhenti karena terlalu disibukkan oleh hal-hal
duniawi.
·
mempedulikan
dan mentaati dengan tekun.
Maukah untuk selalu
menjadi tanah yang baik / subur?
1) Ay 16-17: “(16) ‘Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu
menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi
ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam
rumah dapat melihat cahayanya. (17) Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi
yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan
diketahui dan diumumkan”.
Apa yang dimaksudkan
dengan perumpamaan ini?
a) Ada yang menganggap bahwa pelita di
sini menunjuk pada kehidupan.
·
Sekalipun
saya tidak setuju dengan pandangan pertama ini, tetapi saya tetap memberikan
pendangan pertama ini, dan komentar-komentar dari orang-orang yang menerima
pandangan ini. Kata-kata mereka benar / tidak salah. Kesalahan mereka adalah
karena mereka mendapatkan pandangan itu dari ayat ini, yang sebetulnya artinya
bukan demikian.
·
Mungkin
orang-orang yang mengambil pandangan ini melihat bahwa ay 16-17 ini sama
dengan Mat 5:15 - “Lagipula
orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di
atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu”, dan mereka beranggapan bahwa
Mat 5:15 itu mempersoalkan kehidupan, karena kontextnya membicarakan orang
kristen sebagai terang dunia.
·
Kalau
pelita menunjuk pada kehidupan, maka ay 16-17 artinya adalah: hidup orang
kristen tidak boleh disembunyikan.
William Barclay: “Verse
16 stresses the essential conspicuousness of the Christian life. Christianity
is in its very nature something which must be seen. It is easy to find
prudential reasons why we should not flaunt our Christianity in the world’s
face. In almost every person there is an instinctive fear of being different;
and the world is always likely to persecute those who do not conform to
pattern” (= Ayat 16 menekankan
sifat menyolok yang penting dari kehidupan Kristen. Kekristenan dalam
hakekatnya adalah sesuatu yang harus terlihat. Adalah mudah untuk mendapatkan
alasan-alasan yang bijaksana mengapa kita tidak memamerkan kekristenan kita di
hadapan dunia. Dalam hampir setiap orang ada rasa takut yang bersifat naluri
tentang menjadi berbeda; dan dunia selalu mungkin menganiaya mereka yang tidak
menyesuaikan diri dengan pola) - hal 101.
William Barclay: “Hard
as it may be, the duty is laid upon us of never being ashamed to show whose we
are and whom we serve; and if we regard the matter in the right way it will be,
not a duty, but a privilege” (=
Bagaimanapun sukarnya hal itu, kita diwajibkan untuk tidak pernah malu untuk
menunjukkan siapa yang memiliki kita dan siapa yang kita layani; dan jika kita
memandang persoalan ini dengan cara yang benar, maka hal itu tidak akan
merupakan suatu kewajiban tetapi suatu hak) - hal 101.
·
orang
yang berbuat dosa / hidup jahat jelas justru tidak mau melaksanakan ay 16-17
ini, karena mereka pasti tidak mau menunjukkan kehidupan mereka, tetapi
sebaliknya, menyembunyikannya. Mengapa? Karena mereka tidak akan senang jika
dosa-dosanya terlihat / diketahui orang lain. Bdk. Yoh 3:19-20 - “Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam
dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab
perbuatan-perbuatan mereka jahat. Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci
terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang
jahat itu tidak nampak”.
Tetapi dalam hal seperti
ini, ay 17 ini berlaku. Semua dosa akan disingkapkan. Penyingkapan dosa
bisa terjadi dalam hidup ini, tetapi yang pasti akan terjadi di masa yang akan
datang / penghakiman akhir jaman. Bandingkan dengan:
*
Ro 2:16 -
“Hal itu akan nampak pada hari, bilamana
Allah, sesuai dengan Injil yang kuberitakan, akan menghakimi segala sesuatu
yang tersembunyi dalam hati manusia, oleh Kristus Yesus”.
*
1Kor 4:5 -
“Karena itu, janganlah menghakimi sebelum
waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang
tersembunyi dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan
di dalam hati. Maka tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah”.
Pikirkan
bagaimana malunya orang-orang pada saat itu, karena penyingkapan dosa-dosanya
di depan semua orang.
Tetapi penyingkapan dosa pada akhir jaman itu hanya berlaku untuk orang-orang
yang tidak percaya. Bagi kita yang percaya kepada Kristus, dosa-dosa kita
dihapus dan dikubur selama-lamanya. Ini terlihat dari:
Þ
Maz 103:10-12 -
“(10) Tidak dilakukanNya kepada kita
setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalasNya kepada kita setimpal dengan
kesalahan kita, (11) tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya
kasih setiaNya atas orang-orang yang takut akan Dia; (12) sejauh timur dari
barat, demikian dijauhkanNya dari pada kita pelanggaran kita”.
Þ
Mikha 7:18-19 -
“(18) Siapakah Allah seperti Engkau yang
mengampuni dosa, dan yang memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milikNya sendiri;
yang tidak bertahan dalam murkaNya untuk seterusnya, melainkan berkenan kepada
kasih setia? (19) Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan
kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir
laut”.
Þ
Yes 43:25 -
“Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa
pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat
dosamu”.
Pada saat Kristus
menderita dan mati di atas kayu salib, Ia nyaris telanjang, dan dengan demikian
Ia mengalami rasa malu yang luar biasa. Tetapi dengan demikian Ia telah memikul
rasa malu yang seharusnya merupakan bagian kita sebagai orang-orang berdosa.
Karena itu siapapun yang percaya kepadaNya, tidak akan mengalami penyingkapan
dosa pada akhir jaman, dan dengan demikian juga tidak mungkin akan dipermalukan
pada saat itu.
·
Keberatan
terhadap pandangan pertama ini (yang menganggap bahwa ‘pelita’ menunjuk pada
‘kehidupan’) adalah:
*
Sekalipun
ay 16-17 sama / mirip dengan Mat 5:15, tetapi penekanan kontextnya
berbeda. Dalam Mat 5 itu kontextnya mempersoalkan orang kristen sebagai
terang dunia, tetapi dalam Luk 8 ini kontextnya mempersoalkan sikap
terhadap Firman Tuhan / mendengar Firman Tuhan (bdk. ay 18, juga
ay 19-21, dan bahkan ay 4-15, yang semuanya mempersoalkan tentang
‘mendengar Firman Tuhan’).
*
Juga,
dalam Mat 5 itu sendiri belum tentu ‘pelita’ harus diartikan hanya sebagai
kehidupan. Tetap memungkinkan untuk mengartikannya sebagai Firman Tuhan,
mengingat terang itu memberi petunjuk dalam kegelapan.
b) Ada yang menganggap bahwa pelita
menunjuk pada Firman Tuhan.
Jadi, arti dari
ay 16-17 adalah: Firman Tuhan tidak boleh disembunyikan, tetapi sebaliknya
harus dinyatakan kepada dunia. Ini pandangan yang saya terima.
1. Kristus sendiri tidak ingin
menyembunyikan pengetahuan / Firman Tuhan.
Cara mereka yang salah
dalam mendengarlah yang menyebabkan Kristus lalu menyembunyikan arti dari
ajaranNya, dengan jalan mengajar menggunakan perumpamaan. Bdk.
ay 18 - “Karena itu, perhatikanlah
cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi,
tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa
yang ia anggap ada padanya.’”.
Bdk. Mark 4:21-25 - “(21) Lalu Yesus berkata kepada mereka: ‘Orang membawa
pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur,
melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian. (22) Sebab tidak ada sesuatu yang
tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang
tidak akan tersingkap. (23) Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar,
hendaklah ia mendengar!’ (24) Lalu Ia berkata lagi: ‘Camkanlah apa yang
kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan
di samping itu akan ditambah lagi kepadamu. (25) Karena siapa yang mempunyai,
kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada
padanya akan diambil dari padanya.’”. Kata ‘camkanlah’ diterjemahkan secara berbeda-beda.
KJV/RSV:
‘Take heed’ (= Perhatikanlah).
NIV:
‘Consider carefully’ (= Pertimbangkanlah dengan seksama).
NASB:
‘Take care’ (= Peliharalah).
Yang
manapun yang kita ambil, ayat ini tetap menunjukkan bahwa kita harus mempunyai
sikap yang baik terhadap Firman Tuhan / dalam persoalan mendengar Firman Tuhan.
2. Setelah para murid mendengar dan
mengerti Firman Tuhan, mereka harus memberitakannya.
Pulpit Commentary: “What
was then hidden in the minds of the disciples they were to reveal to the world
in due time; the truth which the Master was making known to them ‘in the
darkness’ they were to ‘speak in the light.’” (= Apa yang tersembunyi dalam pikiran dari murid-murid
harus mereka nyatakan kepada dunia pada waktunya; kebenaran yang dinyatakan
oleh sang Guru kepada mereka dalam kegelapan, harus mereka nyatakan dalam
terang) - hal 221.
Bdk.
Mat 10:26-27 - “(26) Jadi
janganlah kamu takut terhadap mereka, karena tidak ada sesuatupun yang tertutup
yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak
akan diketahui. (27) Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah itu
dalam terang; dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah itu dari atas
atap rumah”.
Pulpit Commentary: “The
disciples had received Jesus’ explanation of the first parable. And now he
further applies it to their case. They are intended, he tells them, to be
lights in the world; and he has no intention of putting them under a bushel or
bed, where the light would be lost and useless, but on a candlestick to
illuminate all who enter the house”
(= Murid-murid telah menerima penjelasan Yesus tentang perumpamaan yang
pertama. Dan sekarang Ia menerapkannya lebih lanjut kepada kasus mereka. Ia
berkata kepada mereka, bahwa mereka dimaksudkan untuk menjadi terang dalam
dunia; dan Ia tidak mempunyai maksud untuk meletakkan mereka di bawah gantang
atau ranjang / tempat tidur, dimana terang itu akan hilang dan tak berguna,
tetapi pada kaki dian untuk menerangi semua yang memasuki rumah) - hal 229.
Penerapan:
Saudara mungkin banyak
belajar / mendengar Firman Tuhan, tetapi apakah saudara memberitakan Firman
Tuhan itu kepada orang-orang di sekitar saudara? Ingat bahwa makin banyak kita
diberi, makin besar tanggung jawab yang dituntut dari kita (Luk 12:47-48).
2) Ay 18: “Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena
siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai,
dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya.’”.
a) Ayat
ini berhubungan dengan ‘mendengar Firman Tuhan’.
Leon Morris (NICNT): “This
is not, of course, a message of encouragement for the moneyed classes: it is
connected with hearing the word of God. If we use what God gives it will
increase. And the next words underline the opposite truth: if we do not, we
will lose even what we think we have. This is total loss” (= Tentu saja ini bukan suatu berita yang membesarkan
hati untuk golongan yang berada / beruang: ini dihubungkan dengan mendengar
firman Allah. Jika kita menggunakan apa yang Allah berikan, itu akan bertambah.
Dan kata-kata selanjutnya menekankan kebenaran yang sebaliknya: jika kita tidak
menggunakan apa yang Allah berikan, kita akan kehilangan bahkan apa yang kita
kira kita punyai. Ini merupakan kehilangan total) - hal 153.
Jelas bahwa ay 18
ini:
·
tidak
dimaksudkan dalam persoalan uang / materi. Tetapi seringkali hal ini berlaku
dalam persoalan uang / materi. Orang yang sudah mempunyai banyak uang, juga
lebih gampang dalam mencari uang lebih banyak lagi. Sebaliknya orang yang
miskin, sukar sekali mencari uang. Tetapi ini tidak mutlak, karena seperti
dikatakan Firman Tuhan: ‘di bumi ngengat
dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar dan mencurinya’ (Mat 6:24b).
·
dimaksudkan
dalam persoalan ‘mendengar Firman Tuhan’.
Pulpit Commentary: “The
real student, patient, humble, and restlessly industrious, he shall be endowed
with ever-increasing powers; while the make-believe, lazy, and self-sufficient
one shall be punished by the gradual waning of the little light which once
shone in his soul” (= Murid yang
sungguh-sungguh, sabar, rendah hati, dan rajin tanpa henti-hentinya, akan
diberi kuasa-kuasa yang selalu bertambah; sementara seorang murid khayalan, malas,
dan merasa diri cukup akan dihukum dengan penyusutan perlahan-lahan dari
sedikit terang yang pernah bersinar dalam jiwanya) - hal 205.
William Hendriksen: “In
matters spiritual, standing still is impossible. A person either gains or
loses; he either advances or declines” (= Dalam persoalan rohani, berdiri diam merupakan sesuatu yang
mustahil. Seseorang mendapatkan atau kehilangan; ia maju atau mundur / turun) - hal 431.
Barclay: “Verse
18 lays down the universal law that the man who has will get more; and that the
man who has not will lose what he has. If a man is physically fit and keeps
himself so, his body will be ready for ever greater efforts; if he lets himself
go flabby, he will lose even the abilities he has. The more a student learns,
the more he can learn; but if he refuses to go on learning, he will lose the
knowledge he has. This is just another way of saying that there is no standing
still in life. All the time we are either going forward or going back. The
seeker will always find; but the man who stops seeking will lose even what he
has” (= Ayat 18 memberikan hukum
universal bahwa orang yang mempunyai akan mendapatkan lebih banyak; dan bahwa
orang yang tidak mempunyai akan kehilangan apa yang ia miliki. Jika seseorang
sehat secara fisik dan menjaga dirinya sendiri supaya sehat, tubuhnya akan siap
untuk usaha-usaha yang lebih besar; jika ia membiarkan dirinya sendiri lembek,
ia akan kehilangan kemampuan-kemampuan yang ia miliki. Makin banyak seorang
murid belajar, makin ia bisa belajar; tetapi jika ia menolak untuk terus
belajar, ia akan kehilangan pengetahuan yang ia miliki. Ini merupakan suatu
cara lain untuk mengatakan bahwa tidak ada ‘berdiri diam’ dalam kehidupan.
Dalam sepanjang waktu, atau kita maju atau kita mundur. Orang yang mencari akan
selalu mendapat; tetapi orang yang berhenti mencari akan kehilangan apa yang ia
miliki) - hal 102.
Catatan: saya tidak
setuju dengan bagian awal dari kata-kata Barclay ini. Ay 18 ini sama sekali
tidak dimaksudkan untuk menjadi hukum universal dalam segala hal, sekalipun
harus diakui bahwa kata-kata dalam ayat ini bisa benar dalam banyak hal.
Misalnya gereja yang
mempunyai banyak jemaat, gampang untuk menambah jemaat. Tetapi gereja yang
mempunyai sedikit jemaat, sukar untuk menambah jemaat, tetapi gampang
kehilangan jemaat. Tetapi secara strict / ketat, ayat ini tidak
dimaksudkan untuk diarahkan ke sana.
b) Beberapa cara mendengar Firman
Tuhan.
William Hendriksen: “Some
people listen hardly at all (Isa. 40:21). Some listen merely to be entertained
(Ezek. 33:31,32). Some listen in order to find fault (Mark 12:13; Luke 11:54).
Some listen in order to obtain true wisdom and to put it to good use (Acts
17:10,11)” [= Sebagian orang
hampir tidak mendengar sama sekali (Yes 40:21). Sebagian lain mendengar
hanya untuk mendapatkan penghiburan (Yeh 33:31-32). Sebagian lagi
mendengar untuk mencari kesalahan (Mark 12:13; Luk 11:54). Sebagian lagi
mendengar untuk mendapatkan hikmat yang benar dan menggunakannya dengan baik
(Kis 17:10-11)] - hal 432.
c) Ketidak-berhasilan dalam suatu
pemberitaan Firman Tuhan tidak harus merupakan kesalahan dari pemberita firman.
Pulpit Commentary: “It
is the manner of hearing that is the main thing - the motive, the desire, the
extent to which the heart and the soul are engaged whilst hearing. Persons are
apt to blame the speaker, to lay the want of effect at his door. It may be so;
no doubt it often is so. But what of these persons themselves? Let each of us
examine himself. Eloquence, it has been said, is in the audience; ... Christ reminds
us that, where there is failure, the hearer at least divides the blame” (= Adalah ‘cara mendengar’ yang merupakan hal yang utama
- motivasi, keinginan, tingkat ketertarikan dari hati dan jiwa pada waktu
mendengar. Orang-orang suka / condong untuk menyalahkan si pembicara,
meletakkan kurangnya hasil pada pintunya. Itu memang memungkinkan, dan tidak
diragukan bahwa seringkali memang demikian. Tetapi bagaimana tentang
orang-orang itu sendiri? Hendaklah setiap orang memeriksa dirinya sendiri.
Dikatakan bahwa kefasihan ada pada pendengar; ... Kristus mengingatkan kita
bahwa dimana ada kegagalan, pendengarnya sedikitnya ikut bersalah) - hal 212.
Bandingkan dengan
perumpamaan penabur (ay 4-15) yang menunjukkan bahwa gagal atau tidaknya
tergantung jenis tanahnya! Kalau seseorang menabur di tepi jalan, biarpun ia
menabur dengan hati-hati, tetap saja benih itu tidak tumbuh. Tetapi sebaliknya,
kalau ia menabur di tanah yang subur / baik, sekalipun benih itu dilemparkan
dengan keras ke tanah tersebut, tetap saja benih itu akan tumbuh dan akhirnya
berbuah. Ini tentu saja tidak berarti bahwa seorang pemberita firman boleh
sembarangan saja dalam mempersiapkan dan dalam memberitakan firman. Ia tetap
harus melakukan semua itu dengan sebaik-baiknya. Tetapi kalaupun ia melakukan
dengan sebaik-baiknya, hasil juga sangat dipengaruhi oleh para pendengarnya.
Ay 19-21: “(19) Ibu dan saudara-saudara Yesus datang kepadaNya,
tetapi mereka tidak dapat mencapai Dia karena orang banyak. (20) Orang
memberitahukan kepadaNya: ‘IbuMu dan saudara-saudaraMu ada di luar dan ingin
bertemu dengan Engkau.’ (21) Tetapi Ia menjawab mereka: ‘IbuKu dan
saudara-saudaraKu ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan
melakukannya.’”.
1) Ay 19-21 bdk. Mark 3:31-35 / Mat 12:46-50.
Baik dalam Matius maupun
Markus, bagian ini terjadi sebelum perumpamaan tentang seorang penabur. Lukas
memang sering tidak chronologis.
2) Saudara-saudara Yesus adalah
anak-anak Maria.
Norval Geldenhuys
(NICNT): “Since in the New Testament Jesus’ brothers and even
sisters are frequently mentioned in a most natural manner as if they were His
own brothers and sisters, born of Mary (Matt. 12:46; 13:55; Mark 3:32; 6:3;
John 2:12), and since in Like 2:7 He is called the ‘first-born’, apart from
various other considerations, there can be no doubt that the Lord really had
blood-brothers and sisters. The Roman Catholic opinion that the ‘brethren and
sisters’ were step-brothers and step-sisters (children of Joseph by a former
wife), or His ‘cousins’, is unfounded and would never have existed had it not
been for Epiphanius, Jerome and later Roman leaders who embraced a false
asceticism and regarded Mary as a woman who had remained a virgin throughout
her life. Even Tertullian insisted on taking the ‘brethren and sisters’ of
Jesus as real children of Mary”
[= Karena dalam Perjanjian Baru saudara-saudara dan bahkan saudari-saudari
Yesus sering disebutkan dengan cara yang paling alamiah / wajar / biasa
seakan-akan mereka adalah saudara-saudara dan saudari-saudariNya sendiri,
dilahirkan oleh Maria (Mat 12:46; 13:55; Mark 3:32; 6:3; Yoh 2:12), dan karena
dalam Luk 2:7 Ia disebut ‘sulung’, terpisah dari bermacam-macam pertimbangan
yang lain, tidak ada keraguan bahwa Tuhan betul-betul mempunyai saudara-saudara
dan saudari-saudari sedarah. Pandangan Roma Katolik bahwa ‘saudara-saudara dan
saudari-saudari’ itu adalah saudara-saudara tiri dan saudari-saudari tiri
(anak-anak dari Yusuf oleh istri yang terdahulu), atau ‘saudara-saudara
sepupu’Nya, tidak mempunyai dasar, dan tidak akan pernah ada, kalau bukan
karena Epiphanius, Jerome dan pemimpin-pemimpin Roma (Katolik) belakangan yang
memeluk / mempercayai pertapaan yang palsu dan menganggap Maria sebagai seorang
perempuan yang tetap perawan sepanjang hidupnya. Bahkan Tertullian berkeras
untuk mengartikan ‘saudara-saudara dan saudari-saudari’ Yesus sebagai
betul-betul anak-anak Maria] - hal 250 (footnote).
3) Kedatangan
Maria dan saudara-saudara Yesus pasti dengan maksud / cara yang tidak bisa
dibenarkan, karena kalau tidak, tidak akan muncul kata-kata ‘yang tidak enak’
seperti itu dari mulut Yesus.
Kata-kata ‘yang tidak
enak’ itu tidak terlalu terlihat dalam Injil Lukas, tetapi lebih terlihat dalam
Injil Matius.
Ay 21: “Tetapi Ia menjawab mereka: ‘IbuKu dan saudara-saudaraKu
ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya.’”. Bdk. Mat 12:48-50 - “Tetapi jawab Yesus kepada orang yang menyampaikan berita
itu kepadaNya: ‘Siapa ibuKu? Dan siapa saudara-saudaraKu?’ Lalu kataNya,
sambil menunjuk ke arah murid-muridNya: ‘Ini ibuKu dan saudara-saudaraKu! Sebab
siapapun yang melakukan kehendak BapaKu di sorga, dialah saudaraKu laki-laki,
dialah saudaraKu perempuan, dialah ibuKu.’”.
Barclay mengatakan bahwa
tidak sukar untuk melihat bahwa dalam hidup Yesus, keluargaNya tidak bersimpati
dengan Dia. Bdk. Mark 3:21 - “Waktu kaum
keluargaNya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata
mereka Ia tidak waras lagi”.
Calvin: “‘Who
is my mother?’ These words were unquestionably intended to reprove Mary’s
eagerness, and she certainly acted improperly in attempting to interrupt the
progress of his discourse” (=
‘Siapa ibuKu?’. Kata-kata ini tidak diragukan dimaksudkan untuk memarahi
keinginan Maria, dan ia jelas bertindak secara tidak pantas dalam berusaha
untuk menginterupsi percakapan Yesus yang sedang berjalan) - hal 90.
Penerapan:
Karena itu jangan
mengganggu jalannya pemberitaan Firman Tuhan. Juga jangan membiarkan anak-anak
saudara ribut dalam kebaktian sehingga mengganggu jalannya pemberitaan Firman
Tuhan. Dan kalau saudara menyalahkan pengkhotbah yang memarahi jemaat yang
ribut pada saat khotbah, maka pikirkan: beranikah saudara menyalahkan Yesus di
sini?
4) Kata-kata Yesus ini menunjukkan
bahwa:
a) Maria
bukan orang suci.
Norval Geldenhuys
(NICNT): “This story proves to us clearly that Mary was not the
perfect saint as she is represented to have been by the Roman church. She was
and is indeed the blessed one amongst women, because to her was given the
privilege of being the mother of the Redeemer, but she was also a fallible
mortal, beset with sin and weakness”
[= Cerita ini membuktikan dengan jelas kepada kita bahwa Maria bukanlah orang
suci yang sempurna sebagaimana ia digambarkan oleh gereja Roma (Katolik). Dulu
maupun sekarang ia memang adalah seseorang yang diberkati di antara perempuan,
karena kepada dia diberikan hak untuk menjadi ibu dari sang Penebus, tetapi ia
juga adalah seseorang yang fana yang bisa salah, yang dikepung oleh dosa dan
kelemahan] - hal 250
(footnote).
b) Yesus lebih menekankan hubungan
rohani dari pada hubungan jasmani / darah. Bandingkan dengan kata-kata ‘Persekutuan orang kudus’ dalam 12 Pengakuan Iman Rasuli.
Penerapan:
Kalau ada jemaat kawin,
jarang ada jemaat yang menghadiri acara pemberkatan nikah.
c) Yesus sangat menekankan pentingnya
mendengar dan mentaati Firman Tuhan, karena hal ini menunjukkan bahwa mereka
adalah keluarga rohani Tuhan Yesus.
Bagi saudara yang memiliki sikap yang tidak baik atau kurang
baik terhadap Firman Tuhan, perbaikilah sikap itu. Dan bagi yang sudah memiliki
sikap yang baik terhadap Firman Tuhan, jagalah dan bahkan tingkatkanlah sikap
yang baik itu. Tuhan memberkati saudara.
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com