Eksposisi Kitab Nehemia
oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
NEHEMIA 1:1-11
I) Keadaan Nehemia
pada saat itu:
1) Nehemia adalah
orang Yehuda, tetapi pada saat itu ia ada di istana raja di puri Susan (ay 1).
Ini ada di luar wilayah Kanaan, dan ada di bawah kekuasaan raja
kafir.
Untuk
bisa mengetahui mengapa hal ini bisa terjadi, kita perlu melihat latar belakang
sejarahnya lebih dulu:
·
Israel masuk ke dalam pembuangan pada tahun
722 SM, dan Yehuda menyusul masuk ke dalam pembuangan pada tahun 587 SM.
·
Kembalinya mereka dari pembuangan:
*
Grup I, dipimpin Zerubabel, kembali pada tahun
538 SM.
*
Grup II, dipimpin Ezra, kembali pada tahun 458
SM.
*
Grup III, dipimpin Nehemia, kembali pada tahun
444 SM.
Neh 1
ini terjadi pada saat grup terakhir belum kembali. Jadi Nehemia masih hidup
dalam pembuangan, dan ia hidup ditengah-tengah orang kafir.
2) Nehemia
adalah juru minuman raja (ay 11 bdk.
Neh 2:1).
Tugasnya
adalah menyiapkan minuman untuk raja dan mencicipi minuman itu (supaya raja
tidak diracun orang). Jelas bahwa ia adalah orang yang dipercaya oleh raja, dan
jelas bahwa kedudukannya itu tinggi dan enak!
3) Nehemia
masih memikirkan Yerusalem dan orang-orang Yahudi di sana (ay 2).
a) Dalam
ay 2 disebutkan tentang ‘orang-orang yang terluput’.
Ada
2 pandangan tentang orang-orang ini:
·
Mereka adalah orang-orang yang sama sekali
tidak terkena pem-buangan.
·
Mereka adalah orang-orang yang sudah kembali
dari pembuangan dan luput dari penawanan selanjutnya.
Saya
lebih condong pada pandangan yang kedua karena dalam Ezra 9:13 istilah
‘orang-orang yang terluput‘ ini jelas menunjuk kepada orang-orang yang kembali
dari pembuangan.
b) Pemikiran
Nehemia tentang Yerusalem dan orang-orang Yahudi yang terluput ini bukan hanya
bersifat nasional (jiwa patriotisme), tetapi jelas bersifat rohani. Jadi, ia
memikirkan keadaan bangsa Israel / Yahudi bukan sekedar karena mereka itu
adalah orang-orang yang sebangsa dengan dia, tetapi karena orang-orang itu
adalah bangsa pilihan; dan ia memikirkan Yerusalem, bukan sekedar karena
Yerusa-lem termasuk tanah airnya, tetapi karena Bait Allah terletak disana.
Kesimpulan
dari semua ini:
·
Sekalipun Nehemia hidup ditengah-tengah orang
kafir, tetapi kerohaniannya tetap terjaga dengan baik.
Penerapan:
Bagaimana
dengan saudara? Kalau saudara hidup ditengah-tengah orang kafir, apakah saudara
tetap menjaga kerohanian saudara? Atau saudara ikut-ikutan menjadi kafir? Ingat
bahwa sebagai orang kristen saudara adalah terang dan garam dunia (Mat
5:13-16). Dan saudara tidak bisa berfungsi sebagai terang dan garam dunia kalau
saudara tidak menjaga kerohanian saudara baik-baik. Dan lebih-lebih lagi saudara
tidak bisa menjadi terang dan garam dunia kalau saudara ikut-ikutan menjadi
kafir / ketularan segala dosa mereka seperti perzinahan / perselingkuhan, dusta
/ ketidakjujuran, merokok, dsb!
·
Sekalipun Nehemia hidup enak, tetapi
kerohaniannya tetap hebat, dan ia tetap memikirkan orang-orang Israel / Yahudi
yang menderita.
Penerapan:
Bagaimana
dengan saudara? Apakah hidup yang enak dan makmur menyebabkan saudara
mengabaikan kerohanian, mengabaikan orang kristen lain yang menderita, bahkan
mengabaikan Allah sendiri?
II) Kabar buruk
bagi Nehemia:
Kabar
buruk ini ada dalam ay 3, dan meliputi 2 hal, yaitu:
1) Orang-orang
disana ada dalam kesukaran besar dan dalam keadaan tercela.
2) Tembok Yerusalem terbongkar.
Ada
2 pandangan tentang hal ini:
a) Hal ini baru
saja terjadi (terjadi di antara Ezra dan Nehemia). Jadi, Ezra sudah mendirikan
kembali (Ezra 4:12), tetapi lalu dihancurkan kembali.
b) Ini terjadi
pada jaman Nebukadnezar dan sejak saat itu tidak pernah dipulihkan (Penafsiran
ini menganggap bahwa Ezra 4:12 hanya merupakan fitnahan dari musuh-musuh
Ezra).
Saya lebih condong pada pandangan ini.
Ini
jelas merupakan kabar buruk, bukan sekedar dalam arti nasional, tetapi juga
dalam arti rohani, bagi Nehemia.
Sekarang,
mari kita perhatikan sikap / reaksi Nehemia, sebagai orang yang rohani,
menghadapi kabar buruk itu.
III) Sikap / reaksi
Nehemia:
1) Ia sedih, menangis, dan berkabung
selama beberapa hari (ay 4a).
Lagi-lagi
ini bukan sekedar suatu kesedihan yang sekedar bersifat nasional, tetapi bersifat
rohani.
Dari
sini bisa kita dapatkan bahwa orang kristen tidak harus ‘bersukacita
senantiasa’ dalam keadaan seperti itu. Ingat bahwa sekalipun dalam Fil 4:4
Paulus memerintahkan untuk ‘bersukacita senantiasa’, tetapi dalam
Roma 12:15 ia berkata ‘menangislah dengan orang yang menangis’!.
Penerapan:
Coba
renungkan, bagaimana sikap saudara kalau mendengar kabar buruk secara rohani?
(misalnya: ada gereja yang dimasuki / dipenuhi oleh ajaran sesat, ada orang kristen
yang mundur, ada gereja bagus yang pecah, dsb). Apakah saudara sedih, atau acuh
tak acuh, atau bahkan senang?
2) Nehemia berdoa dan berpuasa (ay
4b).
a) Nehemia
datang kepada Allah dahulu, dan baru sesudah itu, dalam Neh 2, ia datang
kepada raja.
Penerapan:
Kalau
saudara mengalami problem, apakah saudara datang kepada Allah dulu, atau kepada
manusia dulu?
·
pada saat saudara sakit, yang mana yang lebih
dulu saudara lakukan: berdoa, atau pergi ke dokter / minum obat?
·
pada saat saudara butuh uang, yang mana yang
lebih dulu saudara lakukan: berdoa, atau pergi kepada boss / teman?
·
pada saat saudara mengalami problem dalam
study, yang mana yang lebih dulu saudara lakukan: berdoa, atau bertanya kepada
guru / dosen / teman?
b) Nehemia
berdoa dengan tekun.
Ay
4a: kesedihannya saja berlangsung beberapa hari!
Ay
6a: ia berdoa siang dan malam (bdk. Luk 18:1-7).
Ay 11b:
ia minta diberkati pada waktu menghadap raja. Tetapi doa yang mulai dinaikkan
pada bulan Kislew ini (ay 1), baru dijawab pada bulan Nisan (Neh 2:1),
yaitu bulan ke 4 setelah Kislew. Jelas bahwa ia berdoa dengan tekun sampai 4
bulan!
Seseorang
mengatakan:
“There are times when asking and receiving come
automatically and easily, but we have all experienced occasions when that does
not happen. It takes effort and determination, even blood, sweat and tears, for
things to change” (= ada saat-saat dimana meminta dan menerima itu terjadi
secara otomatis dan mudah, tetapi kita semua pernah mengalami saat-saat dimana
hal itu tidak terjadi. Membutuhkan usaha dan kebulatan tekad / ketetapan hati,
bahkan darah, keringat dan air mata, supaya hal-hal bisa berubah).
Ini
mengajar kita untuk terus berdoa dengan tekun, kalau doa kita rasanya tidak
dijawab oleh Allah.
Penerapan:
Kalau
saudara berdoa dan apa yang saudara doakan itu tidak kunjung terkabul, maukah
saudara terus berdoa dengan tekun? Ingatlah bahwa ‘Allah tidak menjawab’ belum
tentu berarti bahwa ‘Allah tidak men-dengar’! Bdk. Mat 15:21-28.
c) Apa yang ia
doakan?
·
Ia memuji Tuhan atas kebesaranNya dan
kesetiaanNya (ay 5).
Ia
tidak mengarahkan matanya pada besarnya problemnya tetapi pada kebesaran
Allahnya, dalam kuasa dan kesetiaanNya.
Terus-menerus
mengarahkan mata pada hebatnya problem, akan makin melemahkan iman. Sebaliknya,
mengarahkan mata pada kesetiaan dan kuasa Allah, menguatkan iman. Yang mana
yang biasanya saudara lakukan?
·
Ia mengakui dosa (ay 6b-7), baik dosa Israel
maupun dosanya sendiri dan dosa keluarganya.
Jadi
ia bukan menyalahkan Allah, dan ia juga bukan hanya menyalahkan orang-orang
lain (mencari kambing hitam), tetapi ia menganggap dirinya dan keluarganya ikut
berdosa.
Pengakuan
dosa adalah suatu hal yang amat penting karena dosa menghalangi doa kita (Yes
59:1-2).
·
Ia mengingatkan Tuhan akan janjiNya dan ia
meminta berdasarkan janji Tuhan (ay 8-9).
Janji
Tuhan yang ia maksudkan itu ada dalam banyak bagian Kitab Suci seperti dalam Im
26:27-45 dan Ul 30:1-5.
Nehemia
melihat bahwa janji Tuhan (atau lebih tepat, ancaman Tuhan!) dalam ay 8 sudah
terjadi, maka ia yakin bahwa janji Tuhan dalam ay 9 pasti juga akan terjadi.
Dalam
doa, kita boleh meminta apa yang Tuhan tidak janjikan, tetapi ini belum tentu
dikabulkan. Tetapi kalau kita meminta sesuatu yang memang Tuhan janjikan, maka
itu pasti akan dikabulkan oleh Tuhan.
·
Permohonannya ada dalam ay 11b.
*
Ia menyebut raja dengan sebutan ‘orang ini’.
Ini sebutan yang merendahkan, tetapi ia melakukan ini bukan karena ia tidak
menghormati raja, tetapi karena ia membandingkan raja itu dengan Allah yang
maha besar.
*
Ia percaya bahwa hati raja ada dalam tangan
Tuhan (Amsal 21:1), dan karena itu segala sesuatu bukan tergantung kepada raja,
tetapi kepada Tuhan.
3) Nehemia mau
menyediakan dirinya untuk dipakai oleh Tuhan (ay 11b).
Padahal
hal ini jelas menyebabkan ia harus meninggalkan kehidupannya yang enak!
Nehemia
tidak hanya sedih saja! Nehemia juga tidak hanya berdoa saja! Tetapi ia menyediakan
diri untuk dipakai oleh Tuhan dan ia rela ber-korban!
Seseorang
mengatakan:
“It is a worthless sympathy which only prays when it has
power to help. That which is real will move the hands as well as the feelings
and the lips” (= adalah merupakan simpati yang tidak berharga, kalau
kita hanya berdoa padahal kita mampu untuk menolong. Simpati yang sejati akan
menggerakkan tangan maupun perasaan dan bibir).
Bagaimana
dengan saudara? Maukah saudara berkorban waktu, tenaga, pikiran, uang, dan
menyediakan diri untuk dipakai oleh Tuhan untuk membenahi hal-hal yang
menyedihkan di dalam gereja Tuhan?
Penutup:
Nehemia dan kita sama-sama
menghadapi situasi gereja yang buruk. Reaksi Nehemia adalah 3 hal ini yaitu:
·
sedih.
·
berdoa dengan tekun.
·
mau dipakai oleh Tuhan dan mau berkorban.
Bagaimana reaksi saudara?
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com