Eksposisi Kitab Nehemia
oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
NEHEMIA 8:1-19
Catatan:
Dalam Kitab Suci bahasa Inggris, bagian ini terdapat dalam Neh 7:73b-8:18,
sehingga untuk bagian ini, Kitab Suci bahasa Inggris berbeda 1 ayat dengan
Kitab Suci bahasa Indonesia (Jadi, ay 8 dalam Kitab Suci bahasa Indonesia
= ay 7 dalam Kitab Suci bahasa Inggris).
I) Kebaktian:
1) Mereka berkumpul dalam kesatuan (ay
2).
NIV (ay 1):
‘all the people assembled as one man’
(= semua orang itu berkumpul sebagai satu orang).
Ini
menunjukkan sesuatu yang baik, yang harus kita tiru dalam kebaktian, yaitu
adanya kesatuan!
Penerapan:
Buanglah
segala kesombongan, iri hati, kejengkelan, ketidaksenangan, dan sikap acuh
tak acuh yang menghalangi / merusak kesatuan dalam gereja!
2) Yang
berkumpul dalam kebaktian adalah orang-orang yang dapat mengerti (ay 3-4).
Dalam
Ul 31:12-13 dikatakan bahwa anak-anak juga ikut kebaktian, tetapi dari
kata-kata ‘supaya mereka mendengar dan belajar’ dalam Ul 31:12, terlihat
dengan jelas bahwa yang dimaksud dengan anak, adalah anak yang bisa mengerti.
Jadi,
kecuali tidak ada jalan yang lain, sebaiknya dalam berbakti kita tidak membawa anak
yang belum bisa mengerti (apalagi kalau anak itu selalu ribut dalam kebaktian).
Hal itu bukan hanya tidak berguna bagi anak itu, tetapi juga mengganggu
konsentrasi jemaat yang lain dalam berbakti maupun dalam mendengar Firman
Tuhan, dan bahkan mengganggu konsentrasi pengkhotbah dalam menyampaikan Firman
Tuhan. Kalau saudara mau anak saudara berbakti maka ada tempatnya sendiri,
yaitu kebaktian anak / sekolah minggu.
3) Ada 2 hal yang mereka lakukan dalam
kebaktian, yaitu:
·
Doa (lihat II di bawah).
·
Firman Tuhan (lihat III di bawah).
Pasti
ada hal-hal lain yang mereka lakukan dalam kebaktian, tetapi tidak disebutkan.
Ini menunjukkan bahwa doa dan Firman Tuhan merupakan 2 hal yang terpenting
dalam kebaktian! (bdk. Kis 6:4).
Penerapan:
¨
Ada gereja yang menganggap nyanyian sebagai
hal yang terpenting. Ini salah!
Nyanyian / puji-pujian memang adalah hal yang penting, yang tidak boleh diabaikan, tetapi
tetap tidak sepenting doa dan Firman Tuhan. Karena itu kalau ada gereja begitu
lama melakukan puji-pujian sampai jemaatnya sudah loyo pada waktu Firman Tuhan
diberitakan, itu tentu merupakan hal yang salah! Demikian juga kalau ada jemaat
yang bersemangat dalam puji-pujian, tetapi mengantuk pada waktu Firman Tuhan
diberitakan, itu tentu juga tidak pada tempatnya! Kalau saudara adalah orang
yang seperti itu, renung-kanlah: apakah kira-kira Tuhan itu senang mendengar
saudara memuji Dia, kalau saudara ternyata tidak menghiraukan FirmanNya?
¨
Ada juga
orang yang menganggap bahwa Firman Tuhan adalah satu-satunya hal yang
penting dalam kebaktian. Ini mereka tunjukkan dengan bermacam-macam cara
seperti:
*
datang persis sebelum Firman Tuhan dimulai.
*
memusatkan konsentrasinya hanya untuk Firman
Tuhan dan tidak untuk doa syafaat / puji-pujian.
Ini
juga salah!
II) Doa:
Dalam
ay 7 dikatakan bahwa Ezra memuji Tuhan, lalu jemaat menyambut dengan
berkata ‘amin’.
Apakah
yang sedang mereka lakukan disini?
Ada
yang menganggap bahwa ini adalah berkat terakhir yang diberikan oleh Ezra dalam
kebaktian. Tetapi ini jelas tidak mungkin karena:
·
ini tidak terjadi pada akhir kebaktian mereka.
·
disini dikatakan bahwa Ezra memuji Tuhan,
sedangkan berkat terakhir dalam kebaktian jelas bukanlah suatu pujian kepada
Tuhan.
Yang
sedang mereka lakukan disini adalah menaikkan suatu doa pujian kepada Tuhan.
Ada
3 hal yang bisa kita pelajari dari bagian ini:
1) Ezra yang
menaikkan doa pujian itu, dan pada akhir doa jemaat menyambut dengan ‘amin’!
Kata
‘amin’ adalah kata bahasa Ibrani yang berarti ‘sungguh, benar, pasti’. Dan
dengan mengucapkan itu pada akhir doa, maka itu berarti bahwa jemaat menyetujui
doa yang dinaikkan oleh Ezra, dan sekaligus menjadikan doa Ezra itu sebagai doa
mereka semua.
Ini
menunjukkan bahwa Kitab Suci mengajar kita melakukan persekutuan doa, bukan
dengan cara dimana semua orang sama-sama buka suara untuk berdoa (seperti yang
dilakukan oleh banyak gereja), tetapi dengan cara dimana hanya satu orang
berdoa dengan suara keras,
sedangkan yang lain hanya mendengar dan mengaminkannya pada akhir dari doa itu!
Bandingkan
juga dengan ayat-ayat di bawah ini:
·
dalam 1Taw 16:7-36, ada beberapa orang
menyanyikan syukur (ay 7), lalu pada akhir nyanyian itu, seluruh jemaat
mengatakan ‘Amin! Pujilah Tuhan’ (ay 36b).
Catatan:
dalam menyanyi, boleh saja beberapa orang menyanyi bersama-sama karena
kata-kata mereka sama. Tetapi kalau beberapa orang berdoa bersama-sama,
kata-kata mereka berbeda satu sama lain, dan ini akan membingungkan banyak
orang!
·
dalam 1Taw 29:10-20, hanya satu orang
memimpin doa, yaitu Daud (ay 10), dan setelah doanya selesai, barulah ia
mengajak seluruh jemaat memuji Tuhan (ay 20), mungkin dengan pujian
seperti dalam 1Taw 16:36 di atas, atau dengan suatu nyanyian pujian.
·
dalam 1Kor 14:16, Paulus melarang orang
untuk memimpin doa dengan menggunakan bahasa roh, karena kalau seseorang
memimpin doa dengan menggunakan bahasa roh, maka jemaat yang mendengar tidak
bisa mengertinya sehingga juga tidak bisa mengaminkan doa itu. Lagi-lagi bagian
ini menunjukkan pada saat mereka melakukan persekutuan doa, hanya satu orang
yang berdoa dengan suara keras, dan yang lain hanya mengaminkan pada akhir doa!
2) Mereka mengatakan 'amin' sambil
mengangkat tangan.
Dalam
Kitab Suci memang banyak orang berdoa sambil mengangkat kedua tangan (bdk.
Maz 134:2 1Tim 2:8), dan
karena itu jangan menya-lahkan orang yang berdoa dengan mengangkat kedua
tangannya. Tetapi pada saat yang sama perlu diingat bahwa Kitab Suci tidak
mengharuskan kita untuk mengangkat tangan pada saat berdoa (Luk 18:13
jelas menunjukkan bahwa pemungut cukai itu berdoa tanpa mengangkat
tangan). Karena itu kalau saudara
adalah orang yang selalu mengangkat tangan dalam berdoa, janganlah saudara
menyalahkan orang lain yang kalau berdoa tidak mengangkat tangannya. Kitab Suci
memang tidak menentukan posisi jasmani seseorang pada saat berdoa.
3) Mereka berlutut dan sujud menyembah
Tuhan.
Ini
boleh saja dilakukan dalam kebaktian, tetapi juga bukan merupakan suatu
keharusan. Yang penting adalah: hati saudara betul-betul menyembah Tuhan (bdk.
Yoh 4:24).
III) Firman Tuhan:
A) Orang yang memberitakan Firman Tuhan:
1) Ezra (ay
3,4a,5a).
a) Ia adalah
seorang imam (ay 3,10), dan sekaligus seorang ahli Taurat
(ay 2,5,10,14).
b) Ia adalah seseorang
yang memenuhi syarat untuk menjadi seorang pengajar Firman Tuhan, karena dalam
Ezra 7:10 dikatakan bahwa ia bertekad untuk:
·
meneliti Firman Tuhan.
·
melakukan Firman Tuhan.
·
mengajarkan Firman Tuhan.
Orang
yang tidak meneliti Firman Tuhan dan / atau tidak ingin melakukan Firman Tuhan,
tidak berhak menjadi pengajar Firman Tuhan (ini berlaku baik untuk semua
pemberita Firman, baik Pendeta, Penginjil, dosen Sekolah Theologia, pengkhotbah
awam, guru agama, maupun guru Sekolah Minggu)!
2) Orang-orang
Lewi (ay 8,10a).
Dalam
kebaktian mereka ini ada banyak pemberita Firman Tuhan, karena jumlah jemaat
sangat banyak (bdk. 7:66-67), dan harus diingat bahwa pada jaman itu belum ada
pengeras suara. Jadi, mungkin sekali mereka membagi jemaat itu menjadi beberapa
grup, dan setiap orang Lewi mengajar 1 grup orang.
B) Pemberitaan Firman Tuhannya:
1) Cara
pemberitaan Firman Tuhan: Kitab Suci dibacakan dulu, lalu diterjemahkan dan
diberi penjelasan supaya bisa dimengerti (ay 4,8,9).
Ay 9
(NIV - ay 8): ‘they read from the
book of the law of God, making it clear and giving the meaning so that
the people could understand what was being read’ (= mereka membaca dari
buku hukum Allah, menjelaskannya dan memberikan artinya sehingga orang
banyak bisa mengerti apa yang dibacakan).
Dalam
NIV, untuk kata-kata ‘making it clear’
(= menjelaskannya), diberikan alternatif terjemahan (diletakkan di foot note / catatan kaki), yaitu ‘translating it’ (= menterjemahkannya). Ini
arti yang lebih banyak diterima oleh para penafsir, karena arti yang pertama
itu overlap dengan kalimat ay 9 selanjutnya [yaitu ‘giving the meaning’ (= memberikan artinya)].
Jadi,
Kitab Suci dibacakan, lalu diterjemahkan (ini perlu karena adanya orang-orang
yang lahir dalam pembuangan, sehingga mereka tidak bisa berbahasa Ibrani), dan
setelah itu dijelaskan artinya.
Dari
sini bisa kita dapatkan bahwa tugas pengkhotbah yang sebenarnya adalah
menjelaskan arti text Kitab Suci, bukan memberi lelucon dan kesaksian!
Cerita,
lelucon dan kesaksian boleh ditambahkan kalau itu bisa membuat arti text lebih
tertanam dalam hati pendengar / lebih mudah diingat oleh pendengar, tetapi
jelas bahwa cerita, lelucon dan kesaksian tidak boleh menduduki tempat terutama
dalam khotbah!
Penerapan:
·
Kalau saudara adalah seorang pemberita Firman
Tuhan yang kerjanya membuat lelucon dan memberi kesaksian, tetapi tidak /
kurang sekali menjelaskan arti text Kitab Suci, bertobatlah! Mulai sekarang
lebih banyaklah dalam belajar Firman Tuhan supaya saudara lebih bisa
menjelaskan arti text Kitab Suci kepada jemaat saudara!
·
Kalau saudara adalah jemaat yang senang
mendengar pengkhotbah yang selalu membuat lelucon / memberi kesaksian,
sadarilah bahwa semua itu tidak berguna kalau tidak membuat saudara lebih
mengerti text Kitab Suci!
2) Lama
pemberitaan Firman Tuhan:
Ay 4
mengatakan bahwa pembacaan Firman Tuhannya saja adalah ‘dari pagi sampai tengah
hari’ (NIV - ay 3: ‘from daybreak
till noon’). Ini menunjukkan waktu sekitar 6 jam! Adalah sesuatu yang luar
biasa bahwa mereka bisa mendengar Firman Tuhan begitu lama!
Penerapan:
Kalau
saudara mendengar khotbah selama 1-1,5 jam, apakah saudara merasa itu terlalu
lama? Dan apakah saudara malas / tidak kuat untuk berkonsentrasi selama itu?
Dan apakah saudara jengkel kepada pengkhotbah yang khotbahnya panjang? Ingat
bahwa setan pasti tidak senang kalau saudara mendengar / belajar Firman Tuhan,
apalagi yang panjang! Tetapi janganlah mau tunduk pada godaannya untuk
menyenangi khotbah-khotbah yang pendek! Saudara harus mau belajar / melatih
diri untuk berkonsentrasi jangka panjang! Adalah sesuatu yang menyedihkan
kalau orang kristen bisa menonton bioskop jangka panjang, dan bahkan pada waktu
sekolah / kuliah, bisa menerima pelajaran duniawi untuk jangka waktu yang lama,
tetapi tidak bisa mendengar Firman Tuhan jangka panjang!
C) Orang yang menerima Firman Tuhan:
1) Mereka rindu
pada Firman Tuhan.
Kerinduan
mereka akan Firman Tuhan terlihat dari ay 2 dimana mereka meminta Firman
Tuhan itu. Kerinduan pada Firman Tuhan inilah yang menyebabkan mereka bisa
mendengar Firman Tuhan jangka panjang! Orang yang tidak senang mendengar Firman
Tuhan jangka panjang sebetulnya adalah orang yang tidak rindu pada Firman
Tuhan!
Penerapan:
Apakah
saudara rindu pada Firman Tuhan? Apakah kerinduan itu saudara wujudkan dengan
secara rajin mau belajar Firman Tuhan baik dalam kebaktian, Pemahaman Alkitab,
maupun saat teduh? Apakah saudara mau mendengar cassette rekaman khotbah dan
membaca buku-buku rohani?
Kalau
saudara tidak rindu Firman Tuhan, maka itu berarti bahwa saudara bukan orang
kristen yang sejati, atau saudara
adalah orang kristen yang sedang sakit berat secara rohani! Cepatlah bertobat!
2) Mereka
hormat pada Firman Tuhan.
Sikap
hormat pada Firman Tuhan ini terlihat dalam ay 6 dimana dikatakan bahwa
mereka bangkit berdiri.
Penerapan:
·
Apakah saudara selalu bersikap hormat pada
saat mendengar Firman Tuhan? Saudara memang tidak harus menyatakan rasa hormat
itu dengan berdiri seperti mereka. Tetapi apakah rasa hormat itu ada di dalam
hati saudara?
·
Apakah saudara sering membiarkan anak saudara
berlari-lari / membuat keributan pada saat Firman Tuhan diberitakan? Ingat
bahwa ini bukan hanya mengganggu konsentrasi pengkhotbah / jemaat yang lain,
tetapi juga merupakan tindakan yang tidak hormat kepada Tuhan maupun FirmanNya!
·
Kalau saudara mendapat teguran dari Firman
Tuhan, apakah saudara mengacuhkannya dan menganggap itu sebagai kata-kata
Pendeta saja? Kalau ya, itu berarti saudara menolak Tuhan sendiri (bdk.
Luk 10:16), dan jelas menunjukkan sikap tidak hormat pada Firman Tuhan!
3) Mereka
mendengar dengan penuh perhatian (ay 4).
·
Ini adalah perwujudan dari rasa hormat dan
kerinduan pada Firman Tuhan!
·
Saudara harus berusaha untuk mendengar dengan
penuh perhatian, dan sekaligus juga berusaha supaya jemaat yang lain juga bisa
mendengar dengan penuh perhatian. Karena itu jangan memberi komentar pada saat
Firman Tuhan disampaikan! Sekalipun
saudara tetap bisa berkonsentrasi pada Firman Tuhan pada saat saudara berbicara
kepada tetangga saudara, tetapi
boleh jadi tetangga saudara rusak konsentrasinya karena hal itu!
·
Supaya saudara bisa mendengar Firman Tuhan
dengan penuh perhatian, tidak cukup saudara melakukan hal itu dalam kebaktian
saja, tetapi saudara juga harus melakukan usaha-usaha tertentu sebelum
kebaktian! Kalau sepanjang hari saudara melakukan macam-macam hal (piknik,
belanja, keluyuran, bekerja dsb), lalu datang dalam kebaktian sore, maka sukar
diharapkan saudara bisa berkonsentrasi
pada Firman Tuhan! Disamping itu saudara juga harus berdoa untuk meminta
Tuhan menolong saudara supaya bisa berkonsentrasi dengan baik pada waktu Firman
Tuhan diberitakan.
4) Mereka
mengerti Firman Tuhan yang disampaikan (ay 9b,13b).
Bisa
atau tidaknya jemaat mendengar dengan penuh perhatian dan mengerti Firman Tuhan
tergantung pada:
a) Pengkhotbahnya.
Seseorang
berkata:
“Ministers must be men who can help the people to hear
attentively and understand the word of God” (= pendeta haruslah orang yang bisa menolong
jemaat untuk mendengar dengan penuh perhatian dan mengerti Firman Tuhan).
Kalau
pengkhotbah memberikan terlalu banyak lelucon dan kesak-sian, maka ia memang
bisa membuat jemaat mendengar, tetapi ia tidak membuat jemaat mengerti Firman
Tuhan! Sebaliknya, ada juga pengkhotbah yang bisa menjelaskan Firman Tuhan
tetapi ia tidak bisa menarik perhatian jemaat. Seorang pengkhotbah seharusnya
bisa menarik perhatian jemaat, dan bisa juga menjelaskan Firman Tuhan kepada
mereka!
b) Jemaatnya.
Bagaimanapun
hebatnya pengkhotbahnya, kalau jemaatnya memang tidak rindu Firman Tuhan, dan
tidak mau berkonsentrasi pada Firman Tuhan, maka pengkhotbah itu tidak akan
bisa membuat jemaatnya mendengar / mengerti Firman Tuhan!
Saya
sendiri sering melihat adanya jemaat yang dari permulaan khotbah sudah
bersikap acuh tak acuh terhadap Firman Tuhan, dan saya bertanya-tanya dalam
hati saya: apa gunanya dan apa tujuannya orang ini datang ke kebaktian?
Renungkan:
apakah saudara adalah jemaat seperti itu?
c) Pekerjaan Roh Kudus (Kis 16:14b).
Karena
itu kita harus banyak berdoa supaya Roh Kudus mau bekerja dalam acara
pemberitaan Firman Tuhan. Kalau Roh Kudus tidak bekerja, semua akan sia-sia!
5) Mereka taat
pada Firman Tuhan.
Ada
4 hal yang menunjukkan ketaatan mereka:
a) Mereka mau bersukaria.
·
Mula-mula mereka menangis (ay 10), jelas
karena Firman Tuhan yang mereka dengar membuat mereka sadar akan dosa mereka.
Sebetulnya
menangisi dosa / berdukacita karena dosa adalah sesuatu yang baik (bdk.
Mat 5:4 2Kor 7:8-11).
Tetapi,
saat itu bukanlah saat untuk menangis / bersedih hati, dan karenanya Nehemia,
Ezra dan orang-orang Lewi melarang mereka menangis (ay 10b-12 bdk. Pengkhotbah 3:4).
Itu
bukan saat untuk menangis karena:
*
Im 23:24-25 dan Bil 29:1-6 mengatakan
bahwa saat itu mereka harus meniup serunai. Ini jelas menunjukkan saat untuk
bersukaria, bukan untuk bersedih hati / berkabung.
*
Im 23:40 secara explicit menyuruh mereka bersukaria pada saat itu!
*
Ay 10-12 menunjukkan 3 x berturut-turut
bahwa ‘hari yang kudus’ dan ‘dukacita / menangis’ tidak cocok untuk
diga-bungkan!
Adalah
sesuatu yang aneh kalau ada golongan kristen yang selalu menangis dalam
kebaktian, padahal hari Sabat juga adalah hari yang kudus (Kel 20:8 Kej 2:2-3)! Kalau saudara termasuk
golongan ini, maka berhentilah menjadikan hal itu sebagai tradisi! Itu bukanlah
tradisi Kitab Suci, karena sekalipun dalam Kitab Suci ada orang yang menangis
dalam kebaktian, tetapi mereka tidak selalu menangis dalam kebaktian!
·
Mereka taat pada larangan menangis itu, dan
mereka lalu bersukaria (ay 13). Mereka mau taat pada Firman Tuhan,
sekalipun Firman Tuhan itu bertentangan dengan perasaan mereka pada saat itu!
Penerapan:
Apakah
saudara hidup menuruti perasaan saudara atau menuruti Firman Tuhan? Kalau
saudara benci / jengkel kepada seseorang, atau kalau saudara malas berdoa,
membaca Firman Tuhan, datang ke kebaktian / Pemahaman Alkitab / persekutuan
doa, maukah saudara menyangkal perasaan itu dan tunduk pada Firman Tuhan?
b) Mereka makan dan minum.
Kesedihan,
apalagi karena kesadaran terhadap dosa, biasanya disertai dengan puasa. Jadi,
mungkin sekali tadinya mereka mau puasa. tetapi kepada mereka diperintahkan
untuk makan dan minum (ay 11a) karena ‘sukaria’ tidak cocok dengan
‘puasa’. Dan mereka taat pada perintah itu (ay 13).
Peristiwa
ini juga menunjukkan bahwa pesta, asal tidak berlebihan, bukanlah dosa!
Kristen tidak pernah dimaksudkan untuk menjadikan penganutnya pertapa!
c) Mereka
disuruh membagi-bagikan makanan kepada orang miskin (ay 11 bdk. Ul 16:14), dan mereka
mentaati perintah itu.
Kalau
dalam no b) tadi mereka taat pada Firman Tuhan yang enak, maka disini mereka
taat pada Firman Tuhan yang tidak enak!
Penerapan:
Apakah
saudara hanya mau taat pada Firman Tuhan yang enak saja? Ketaatan hanya pada
Firman Tuhan yang enak saja, bukanlah suatu ketaatan!
d) Mereka tinggal dalam pondok.
Dari
belajar Kitab Suci (ay 14), mereka tahu bahwa pada setiap bulan ke 7
mereka harus tinggal dalam pondok-pondok selama 7 hari, untuk memperingati perjalanan
mereka dari Mesir ke Kanaan (bdk. Im 23:41-43).
Perintah
ini kelihatannya konyol! Mereka punya rumah, tetapi harus repot-repot membangun
pondok dan tinggal disana selama 7 hari! Juga ini rasanya merupakan sesuatu
yang tidak berguna, karena tujuannya
hanya untuk memperingati perjalanan dari Mesir ke Kanaan.
Tetapi,
mereka toh taat pada perintah ini (ay 17-18)! Dan ini menunjukkan betapa
tingginya otoritas Firman Tuhan dalam hidup mereka! Sekalipun rasanya konyol
dan tidak berguna, kalau itu diperintahkan oleh Firman Tuhan, mereka mau taat!
Penerapan:
Bukan
tugas kita untuk menentukan apakah Firman Tuhan itu konyol atau tidak, berguna
atau tidak dsb. Tugas kita adalah taat! Maukah saudara taat pada Firman Tuhan
yang sukar, dan kelihatan konyol / tidak berguna?
Contoh:
Perjamuan Kudus harus menggunakan satu roti (bdk. 1Kor 10:17), dan
pemecahan roti harus dilakukan di depan jemaat (bdk. 1Kor 11:24). Ini
jelas menyukarkan pelaksanaan Perjamuan Kudus, dan rasanya tidak berguna! Tapi,
itu adalah Firman Tuhan! Maukah saudara taat?
PENUTUP:
Maukah saudara meniru
mereka, dalam berbakti, dalam berdoa, dan dalam sikap terhadap Firman Tuhan,
maupun dalam ketaatan pada Firman Tuhan?
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com