Saksi-Saksi Yehuwa
Andhika Gunawan, B.Sc., M.A.
¨ Definisi: Kata
“neraka” terdapat dalam banyak terjemahan Alkitab. Dalam ayat-ayat yang sama
terjemahan-terjemahan lain menyebutkan “kubur”, “dunia orang mati”, dan
sebagainya. Alkitab-Alkitab lain hanya mentransliterasi kata-kata bahasa asli
yang kadang-kadang diterjemahkan “neraka”; yaitu, mereka menyatakannya dengan
huruf-huruf abjad kita namun tetap tidak menerjemahkan kata-kata itu. Apa
kata-kata tersebut? She’ohl¢ dalam bahasa
Ibrani dan kata yang sama dalam
bahasa Yunani hai¢des, yang memaksudkan bukan suatu
kuburan pribadi, tetapi kuburan umum
dari umat manusia yang mati; juga ge¢en×na bahasa Yunani, yang digunakan
sebagai lambang dari kebinasaan kekal.
Tetapi dalam Susunan Kristen maupun dalam banyak agama yang bukan Kristen
diajarkan bahwa neraka adalah suatu tempat yang dihuni oleh hantu-hantu dan di
mana orang-orang jahat, setelah mati, dihukum (dan ada yang percaya bahwa
mereka dihukum dengan siksaan). [Bertukar Pikiran mengenai Ayat-ayat Alkitab,
hal.242]
¨ " The
immediate future for a person after death is in the grave. The languages in
which the Bible was written had words for the place of the dead, mankind's
common grave. In Hebrew it was termed Sheol.
It was called Hades in Greek. These
words have been translated in some Bibles by terms such as 'grave,' 'pit' or
'hell.' Regardless of how they are rendered, the meaning of the original-language terms is not a hot
place of suffering but is the grave of
the unconscious dead." (Happiness
- How to Find It, 1980 ed., p. 117)
¨ “Apakah Alkitab menunjukkan bahwa orang mati mengalami
rasa sakit? Pkh. 9:5,10:
“Orang-orang yang hidup tahu bahwa mereka akan mati, tetapi orang yang mati tak tahu apa-apa…
Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan,
pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, * ke mana engkau akan
pergi.” (Jika mereka tak tahu apa-apa, mereka tentu tidak merasa sakit.)
*”Sheol,” AS, RS, NW, JB; “kubur,” Klinkert, KJ; “neraka,” Dy.). Mzm. 146:4: “Nyawanya melayang, ia kembali ke tanah; pada hari itu
juga lenyaplah maksud-maksudnya.”*
(*“pikiran,” KJ; “semua rencana,” BIS.)” (Bertukar Pikiran mengenai Ayat-ayat Alkitab, hal.243)
¨ Apakah Alkitab menunjukkan bahwa jiwa tetap hidup setelah
tubuh mati? Yeh. 18:4, Klinkert: “Jiwa* yang berdosa itu juga akan mati!” (*“orang,” TB.) …“Meskipun kata
Ibrani nefesh [dalam Alkitab Ibrani] sering
diterjemahkan ‘jiwa,’ tidaklah seksama untuk menafsirkannya menurut paham
Yunani. Nefesh…tidak pernah dipahami [sebagai sesuatu yang] bekerja terpisah
dari tubuh. Dalam Perjanjian Baru kata Yunani psyche sering diterjemahkan sebagai
‘jiwa’ namun sekali lagi ini tidak boleh segera dipahami sebagaimana kata itu
diartikan menurut filsuf-filsuf Yunani. Biasanya artinya ialah ‘kehidupan,’
atau kadang-kadang ‘diri sendiri.’”- The Encyclopedia
Americana (1977), Jil. 25, h. 236.
¨ " Yes, good people go to the Bible hell. For
example, the good man Job, who was suffering a great deal, prayed to God: 'O
that in Sheol [grave, King James Version; hell, Douay Version] you would
conceal me, . . . that you would set a time limit for me and remember me!' (Job
14:13) Now think: If Sheol means a place of fire and torment, would Job wish to
go and spend his time there until God remembered him? Clearly, Job wanted to
die and go to the grave that his sufferings might end." (You Can Live Forever in Paradise on
Earth, 1982 ed., p. 81)
¨ “Setelah seseorang mati, apakah ia masih
mendapat hukuman lebih lanjut untuk dosa-dosanya? Rm. 6:7: “Siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa.”
“(Bertukar Pikiran mengenai Ayat-ayat Alkitab, hal.247)
Pengkotbah 9:5,10.
Mengapa mereka hanya mengutip ayat 5 dan 10? Karena di ayat 6-9 disitulah letak jawaban kita.
§
Mereka berkata bahwa orang mati tidak tahu apa-apa karena tidak ada upah lagi bagi mereka, kenangan
sudah lenyap, tidak ada pekerjaan, dan lain-lain. Perhatikanlah konteksnya:
ayat tersebut meng-kontraskan kehidupan ‘di bawah matahari’ (dalam
realitas dunia ini) dengan realitas dunia orang mati. Jelas sekali, setelah mati tidak perlu ada pekerjaan dan jelas
tidak ada upah, tidak bisa lagi belajar seperti di dunia ini, tidak bisa
berpesta pora seperti di dunia ini.
Ayat-ayat inis ama sekali tidak menunjukkan bahwa tidak ada kesadaran di
dunia orang mati. Bagian ini hanya
menunjukkan perbedaannya saja.
§
Pkh 9:5 Karena orang-orang yang hidup tahu bahwa mereka akan
mati, tetapi orang yang mati tak tahu apa-apa, tak ada upah lagi bagi mereka,
bahkan kenangan kepada mereka sudah lenyap.
(6) Baik kasih mereka, maupun kebencian dan kecemburuan mereka sudah
lama hilang, dan untuk selama-lamanya tak
ada lagi bahagian mereka dalam segala sesuatu yang terjadi di bawah matahari.
(7) Mari, makanlah rotimu dengan
sukaria, dan minumlah anggurmu dengan hati yang senang, karena Allah sudah
lama berkenan akan perbuatanmu. (8) Biarlah selalu putih pakaianmu dan jangan
tidak ada minyak di atas kepalamu. (9) Nikmatilah hidup dengan isteri yang
kaukasihi seumur hidupmu yang sia-sia, yang dikaruniakan TUHAN kepadamu di
bawah matahari, karena itulah bahagianmu dalam hidup dan dalam usaha yang engkau lakukan dengan jerih
payah di bawah matahari. (10)
Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat
tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam
dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi.
§
Kata ‘tidak tahu apa-apa’ sama sekali tidak menunjukkan
ketidakberadaan atau ketidaksadaran.
Coba lihat dalam ayat-ayat berikut ini, dan uji apakah kata ‘tidak tahu
apa-apa’ menunjuk pada apa yang dikatakan Watchtower.
1Sam 20:39 Tetapi budak itu tidak
tahu apa-apa, hanya Yonatan dan Daudlah yang mengetahui hal itu.
2Sam 15:11 Beserta Absalom turut pergi dua ratus orang dari
Yerusalem, orang-orang undangan yang turut pergi tanpa curiga dan tanpa mengetahui apapun tentang perkara
itu.
Maz 146:4 Apabila nyawanya
melayang, ia kembali ke tanah; pada hari itu juga lenyaplah maksud-maksudnya.
§
Disini kata ‘maksud-maksudnya’ jelas menunjuk pada
‘rencana-rencanaya’. Orang yang sudah
mati tidak bisa lagi melanjutkan rencana atau cita-citanya yang berhubungan
dengan dunia ini. Tidak tersirat sama
sekali bahwa orang yang sudah mati tidak sadar lagi.
Ayub 14:13 Ah, kiranya Engkau
menyembunyikan aku di dalam dunia orang mati, melindungi aku, sampai murka-Mu surut; dan menetapkan
waktu bagiku, kemudian mengingat aku
pula!
§
Ayub berharap dengan mati Ia akan berada bersama-sama dengan Allah. Istilah menyembunyikan, jelas tidak bisa
diartikan memusnahkan. Ayub minta
dilindungi untuk sementara ‘sampai murka Allah surut’.
Watchtower menanyakan : “Setelah
seseorang mati, apakah ia masih mendapat hukuman lebih lanjut untuk
dosa-dosanya? Rm. 6:7: “Siapa yang
telah mati, ia telah bebas dari dosa.”
§
Dalam konteksnya, kata mati disitu berarti mati di dalam
Kristus, jadi barangsiapa yang mati di dalam Kristus, ia juga mati terhadap
dosa, dan karena itu bebas dari perhambaan dosa.
§
Rom 6:5 Sebab jika kita
telah menjadi satu dengan apa yang sama
dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama
dengan kebangkitan-Nya. (6) Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah
turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita
hilang kuasanya, agar jangan kita
menghambakan diri lagi kepada dosa. (7) Sebab siapa yang telah mati, ia
telah bebas dari dosa. (8) Jadi jika
kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia. (9) Karena kita tahu, bahwa
Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak
berkuasa lagi atas Dia. (10) Sebab kematian-Nya
adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan
kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah.
Kej 37:35 Sekalian anaknya laki-laki dan perempuan berusaha
menghiburkan dia, tetapi ia menolak dihiburkan, serta katanya: "Tidak! Aku akan berkabung, sampai aku turun
mendapatkan anakku, ke dalam dunia orang mati!" Demikianlah Yusuf
ditangisi oleh ayahnya.
§
Jika Yakub punya pengertian sama seperti Watchtower, maka apa
gunanya dia berencana turun mendapatkan Yusuf yang dikiranya mati? Bukankah Yusuf dan dia sendiri sudah tidak
ada kesadaran lagi, lalu apa gunanya ketemu?
Jelas sekali Yakub percaya bahwa ada kesadaran dalam dunia orang mati.
Dalam Ayub 26:5 , Ayub berkata: Roh-roh di bawah menggeletar
[gentar, ketakutan, tremble, in deep anguish], demikian juga air dan
penghuninya.
§
Bagaimana roh-roh itu bisa gentar jika mereka dalam keadaan
tidak sadar?
Yeh 32:21 Orang-orang berkuasa yang gagah perkasa beserta
pembantu-pembantunya akan berbicara
mengenai dia dari tengah dunia orang mati: Mereka telah turun dan
telentang, orang-orang yang tidak bersunat itu, yang mati terbunuh oleh pedang.
Cerita tentang orang kaya & Lazarus dalam Luk 16:19-30
menunjukkan bahwa ada kesadaran di hades [alam maut]. Sekalipun cerita ini dianggap sebagai perumpamaan, tetap saja ini
adalah merupakan kebenaran yang diceritakan Yesus. Tidak mungkin Yesus menggunakan suatu dusta dalam perumpamaan.
jika memang tidak ada kesadaran dalam hades, maka cerita Yesus ini penuh dengan
dusta yang menyesatkan. Orang kaya
tersebut, dapat minta tolong untuk saudara-saudaranya, dan lain-lain. dan ini menunjukkan
adanya kesadaran di Hades.
¨ "But just
what does the Bible say about torment after death? If you have read earlier
chapters of this book, you know that many common beliefs about the dead are
false. You know, according to the Bible, that no soul or spirit separates from the body at death and continues
conscious existence. Hence, there is
no Scriptural foundation for the doctrine of eternal torment after death,
for nothing survives that can be subjected to literal torment." (The Truth Shall Set You Free, 1943
ed., p. 90- 91)
¨ “Apakah ada hukuman yang kekal bagi orang-orang jahat? Mat.
25:46, BIS, 1985: “Orang-orang itu akan dihukum dengan hukuman [“pemotongan,”
Int; bahasa Yunani, ko¢la×sin] yang
kekal, sedangkan orang-orang yang melakukan kehendak Allah akan mengalami hidup
sejati dan kekal.” (The Emphatic Diaglott berbunyi
“pematahan” sebaliknya dari “hukuman”. Sebuah catatan kaki menyatakan: ‘ Kolasin…
berasal dari kolazoo yang berarti, 1. Mematahkan; seperti memotong cabang-cabang pohon, memangkas. 2. Mengekang, menahan… 3. Menyucikan, menghukum. Mematahkan
seseorang dari kehidupan atau masyarakat, atau bahkan mengekangnya dianggap
sebagai hukuman; -demikianlah timbulnya arti ketiga yang bersifat kiasan dari kata ini. Arti utama disetujui karena
hal itu lebih sesuai dengan maksud kedua dari kalimat itu, dengan demikian
mempertahankan kekuatan dan keindahan dari antitesisnya (pertentangannya.)
Orang-orang yang benar menuju kehidupan, orang-orang jahat kepada pemotongan dari kehidupan atau kematian.
Lihat 2 Tes. 1:9.”) …Yud. 7: “Sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota
sekitarnya, … (Perhatikan bahwa
kota-kota itu dimasukkan ke dalam api kekal. Apa artinya itu? Api tidak bernyala lagi ribuan tahun yang
lalu; jelaslah bekas kota-kota itu
kini berada di bawah Laut Mati. Tetapi kota-kota itu dibinasakan untuk
selama-lamanya, tidak pernah dibangun kembali. Lihat Yer. 50:40. Penduduk dari
kota-kota tersebut tidak dikatakan mengalami penderitaan dalam keadaan sadar
setelah kehidupan. Dalam Luk. 17:29, Yesus mengatakan bahwa penduduknya
‘dibinasakan’.)” (Bertukar Pikiran mengenai Ayat-ayat Alkitab, hal.245)
¨ “Apa artinya ‘siksaan kekal’ yang disebutkan dalam
Wahyu? Why. 14:9-11; 20:10: “… Maka asap api yang menyiksa [bahasa Yunani,
basa×ni×smou¢] mereka itu
naik ke atas sampai selama-lamanya dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang
serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya.” “Dan
Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang,
yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya.” Apa ‘siksaan’ yang disebutkan oleh ayat-ayat
ini? Patut diperhatikan bahwa dalam Why. 11:10 (Bode) disebutkan bahwa
‘nabi-nabi itu menyiksakan segala orang yang duduk di atas bumi ini.’ Siksaan tersebut adalah akibat dari
penyingkapan yang bersifat memalukan melalui berita yang dikabarkan oleh
nabi-nabi ini. Dalam Why. 14:9-11 para penyembah “binatang dan patungnya”
yang bersifat lambang dikatakan akan “disiksa dengan api dan belerang.” Hal ini tidak mungkin memaksudkan siksaan
dalam keadaan sadar setelah kematian karena “orang yang mati tak tahu apa-apa.”
(Pkh. 9:5) Maka, apa yang menyebabkan
mereka mengalami siksaan sedemikian pada waktu masih hidup? Ini adalah pernyataan oleh hamba-hamba Allah bahwa
para penyembah “binatang dan patungnya” akan mengalami kematian kedua, yang
dilambangkan oleh “lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang.” Asap api
yang berkaitan dengan kebinasaan mereka
dalam api, naik untuk selama-lamanya karena kebinasaan itu bersifat kekal dan tidak pernah akan dilupakan.
Ketika Why. 20:10 mengatakan bahwa si Iblis akan mengalami ‘siksaan siang
malam’ dalam “lautan api dan belerang”, apa artinya itu? Why. 21:8 dengan jelas
mengatakan bahwa “lautan yang
menyala-nyala oleh api dan belerang” berarti “kematian yang kedua”. Jadi Iblis
“disiksa” di sana untuk selama-lamanya berarti bahwa ia tidak akan dibebaskan;
ia akan ditahan untuk selama-lamanya, sebenarnya dalam kematian kekal.
Penggunaan kata “menyiksa” (dari bahasa Yunani ba¢sa×nos)
mengingatkan kita kepada penggunaannya dalam Mat. 18:34, di mana kata dasar
Yunani yang sama diterapkan untuk “penunggu penjara”. – Bode, NW.” (Bertukar
Pikiran mengenai Ayat-ayat Alkitab, hal.246)
¨ “Apa yang dimaksudkan dengan ‘neraka atau
Gehenna yang menyala-nyala’ yang disebut oleh Yesus? Gehenna disebutkan 12
kali dalam Alkitab Yunani Kristen. Lima kali hal itu secara langsung dikaitkan
dengan api. Para penerjemah menerjemahkan ungkapan Yunani ge¢en×nan tou pyros¢ sebagai “api
neraka” (TB, Bode, BIS), “neraka yang bernyala-nyala”
(TB) dan “api Gehenna” (NAB). Latar belakang
sejarah: Lembah Hinnom (gehenna) berada di luar tembok-tembok
Yerusalem. Untuk suatu waktu ini adalah tempat dari penyembahan berhala,
termasuk korban anak-anak. Pada abad
pertama Gehenna digunakan sebagai tempat pembakaran sampah dari Yerusalem.
Bangkai binatang-binatang dilemparkan ke dalam lembah itu untuk dibakar dalam
api dan belerang atau batu belerang ditambahkan untuk membantu nyala apinya.
Juga mayat dari penjahat-penjahat yang
dihukum mati yang dianggap tidak layak dikuburkan dalam kuburan peringatan,
dilemparkan ke dalam Gehenna. Jadi,
dalam Mat. 5:29, 30, Yesus berbicara
tentang melemparkan ‘tubuh dengan utuh’ ke dalam neraka atau Gehenna. Jika tubuh itu jatuh ke dalam api yang
terus menyala ia akan terbakar habis, tetapi jika ia jatuh pada tebing
sebuah jurang yang dalam, maka daging yang membusuk akan diserbu oleh ulat atau
tempayak yang selalu ada. (Mrk. 9:47, 48). Manusia
yang hidup tidak dilemparkan ke dalam Gehenna; jadi ini bukan tempat dari
siksaan dalam keadaan sadar. Dalam
Mat. 10:28, Yesus memperingatkan
para pendengarnya agar “takut terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan
baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka [“Gehenna,” NW].” Apa artinya itu? Perhatikan bahwa di sini tidak disebutkan siksaan dalam api Gehenna; tetapi ia mengatakan supaya ‘takut terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan dalam Gehenna.’ Dengan menyebutkan “jiwa” secara
terpisah, Yesus di sini menandaskan bahwa Allah dapat ,membinasakan seluruh
harapan hidup seseorang; jadi tidak ada
harapan kebangkitan bagi dia. Jadi
disebutkannya ‘neraka atau Gehenna yang menyala-nyala’ mempunyai arti yang sama
seperti ‘lautan api’ dari Why. 21:8 yaitu kebinasaan, “kematian yang kedua.””
(Bertukar Pikiran mengenai Ayat-ayat Alkitab, hal.247)
¨ Apakah siksaan kekal atas orang-orang jahat selaras
dengan kepribadian Allah? Yer. 7:31:
“Mereka [orang-orang Yudea] telah mendirikan bukit korban yang bernama Tofet di
Lembah Ben-Hinom untuk membakar
anak-anaknya lelaki dan perempuan, suatu hal yang tidak pernah Kuperintahkan
dan tidak pernah timbul dalam hatiKu.” (Jika hal itu tidak pernah timbul
dalam hati Allah, tentu Ia tidak mempunyai dan menggunakan hal demikian dalam
skala besar.) Perumpamaan: Bagaimana pendapat saudara tentang orang tua yang
menaruh tangan anaknya di atas api untuk menghukum anak itu karena telah
berbuat salah? “Allah adalah kasih.” (1 Yoh. 4:8) Apakah Ia akan melakukan apa yang tidak akan dilakukan orang tua
manusiawi yang mempunyai pikiran yang benar? Tentu tidak! “(Bertukar
Pikiran mengenai Ayat-ayat Alkitab, hal.248)
Yer 7:31sama sekali tidak mengajarkan bahwa Allah tidak akan
menghukum orang dalam neraka. Ayat
tersebut mengatakan bahwa Allah tidak pernah memerintahkan orang-orang tersebut
untuk mengorbankan anak-anak mereka, dan bahkan Allah tidak pernah berpikir
untuk memerintahkan hal tersebut.
Perumpamaan mereka tentang orang tua yang membakar tangan
anaknya, tidak cocok analoginya dengan Allah.
Orang tua bukanlah pemilik anak apalagi pencipta anak. Orang tua tidak memiliki hak apapun atas
nyawa anaknya, justru orang tua bertanggung jawab kepada Allah atas keselamatan
anaknya.
Sedangkan Allah adalah Allah yang berdaulat yang berhak
melakukan apapun atas segala ciptaanNya.
Kita tidak berhak mempertanyakan apapun yang dilakukan Allah.
§
Ulangan 32:39 Lihatlah sekarang, bahwa Aku, Akulah Dia, Tidak
ada Allah kecuali Aku. Akulah yang mematikan
dan yang menghidupkan. Aku
telah meremukkan, tetapi
Akulah yang menyembuhkan, dan
seorangpun tidak ada yang dapat
melepaskan dari tanganKu.
§
Ayub 12:9-10, 16 Siapa di antara semuanya itu yang tidak tahu,
bahwa tangan Allah yang melakukan itu; (10) bahwa di dalam tanganNya terletak nyawa segala yang hidup dan nafas
setiap manusia? (16) Pada Dialah kuasa sdan kemenangan, Dialah yang menguasai baik orang yang
tersesat maupun orang yang menyesatkan.
§
Yeremia 18:6 "Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada
kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah firman TUHAN. Sungguh
seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tanganKu,
hai kaum Israel!
§
Daniel 4:35 Semua
penduduk bumi dianggap remeh; Ia
berbuat menurut kehendakNya
terhadap bala tentara langit dan penduduk bumi; dan tidak ada seorangpun yang dapat menolak tanganNya dengan
berkata kepadaNya: "Apa yang Kaubuat?"
Watchtower mengatakan bahwa gehinnom bukan tempat dari siksaan dalam keadaan sadar, tetapi mereka
mengakuai bahwa dulu tempat itu digunakan untuk korban anak-anak (bukankah dalam upacara pengorbanan kafir, anak-anak
tersebut dilempar ke api dalam keadaan hidup)?
Mereka mengatakan bahwa tubuh
yang jatuh dalam api akan terbakar habis, tetapi mereka mengabaikan
ayat-ayat yang membuktikan bahwa Allah bisa membuat api yang tidak membakar
habis, bahkan Allah bisa melindungi agar api biasa tidak membakar habis.
§
Kel 3:2 Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam
nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak
dimakan api.
§
Dan 3:27 Dan para wakil raja, para penguasa, para bupati dan
para menteri raja datang berkumpul; mereka melihat, bahwa tubuh orang-orang ini tidak mempan oleh api itu, bahwa rambut di kepala mereka tidak hangus,
jubah mereka tidak berubah apa-apa, bahkan bau kebakaranpun tidak ada pada
mereka.
Watchtower menggunakan Mat 10:28 untuk membuktikan bahwa jiwapun
akan dibinasakan oleh Allah dalam arti dimusnahkan, tidak ada lagi. Ayat Mat 10:28 berbunyi : “Dan janganlah
kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa
membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan [destroy, apollumi] baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.
Kata apollumi (dan bentuk-bentuknya yang lain: apollue, dan
lain-lain. Untuk kesederhanaan
penjelasan di bawah ini semua akan dianggap apollumi), tidak bisa diartikan
menjadikan musnah, atau tidak ada lagi (non-existent), berikut adalah beberapa
contoh dalam Alkitab yang menunjukkan hal tersebut:
§
Mat 10:6 melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang [apollumi] dari umat Israel.
§
Luk 5:37 Demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang
baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian, anggur yang baru
itu akan mengoyakkan kantong itu dan anggur itu akan terbuang dan kantong
itupun hancur [apollumi]. [kantong
itu akan rusak, tetapi tidak menjadi non-existent]
§
Luk 15:4 "Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus
ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang
sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat [apollumi] itu sampai ia menemukannya? (5) Dan kalau ia
telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira, (6) dan setibanya di rumah ia memanggil
sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata kepada mereka:
Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang [apollumi] itu telah kutemukan.
§
Luk 15:24 Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali,
ia telah hilang [apollumi] dan didapat kembali. Maka mulailah mereka
bersukaria.
Mat 25:46 Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan [hukuman,
kolasis] yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal.".
§
Kata ‘kolasis ‘ mereka artikan sebagai ‘cutting off’ dengan mengacu
pada akar katanya kolazo yang bisa diartikan memotong, tetapi tetap bisa
diartikan ‘menghukum’. Jadi
penerjemahan ‘hukuman’ sama sekali tidak menyalahi arti kata tersebut.
§
Kata ‘hukuman’ justru sesuai dengan konteksnya dimana Yesus
berkata dalam Mat 25:41 Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah
kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu
orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk
Iblis dan malaikat-malaikatnya.
§
Apakah Iblis tidak akan disiksa? Mengapa setan-setan sedniri
percaya hal itu akan terjadi sedangkan Watchtower tidak? Lihat Mat
8:29 Dan mereka itupun berteriak,
katanya: "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?"
§
Setan saja percaya bahwa Anak Allah akan menyiksa mereka,
mengapa Watchtower tidak percaya pada Anak Allah?
Watchtower berkata “Yud. 7: “Sama seperti Sodom dan Gomora dan
kota-kota sekitarnya, … (Perhatikan bahwa kota-kota
itu dimasukkan ke dalam api kekal. Apa artinya itu? Api tidak bernyala lagi
ribuan tahun yang lalu; jelaslah bekas kota-kota itu kini berada di bawah Laut
Mati. Tetapi kota-kota itu dibinasakan untuk selama-lamanya, tidak pernah
dibangun kembali. Lihat Yer. 50:40. Penduduk dari kota-kota tersebut tidak
dikatakan mengalami penderitaan dalam keadaan sadar setelah kehidupan.”
Mereka mengutip Yer 50:40 seakan-akan kita percaya bahwa di kota
tersebut masih ada orangnya: “Seperti dahulu pada waktu Allah menunggangbalikkan
Sodom dan Gomora serta kota-kota tetangganya, demikianlah firman TUHAN,
demikianlah tidak akan ada orang lagi yang diam di sana dan seorang anak
manusiapun tidak akan tinggal lagi di dalamnya.”
Kita yang percaya neraka tahu bahwa api di Sodom sudah selesai,
dan semua penduduknya sudah mati, tetapi mengapa Yudas mengatakan bahwa mereka
‘menanggung siksaan api kekal’? Apa
Yudas tidak mengerti? Atau Yudas
memiliki pengertian yang berbeda dengan Yesus?
Jika Sodom dan Gomorah akan dimusnahkan pada hari penghakiman,
mengapa Yesus mengatakan dalam Mat 10:15 “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya pada hari penghakiman tanah Sodom dan
Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu."
Pertama, Yesus menekankan bahwa di hari penghakiman Sodom dan Gomorah
masih mempunyai tanggungan.
Kedua, jika hukuman Sodom & Gomorah [dimusnahkan] itu lebih
ringan dari hukuman kota yang disebutkan Yesus, maka apakah jenis hukuman untuk
kota itu, yaitu hukuman yang lebih berat? Apa yang lebih berat dari dimusnahkan
atau ditiadakan?
Jika hukuman neraka adalah ditiadakan, lalu kata-kata Yesus
tentang Yudas menjadi tidak ada artinya lagi.
§
Mark 14:21 Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada
tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah
orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan."
§
Jika Yudas dulu tidak ada, lalu akan menjadi tidak ada lagi,
mengapa Yesus menganggap jika tidak dilahirkan adalah ‘ lebih baik’?
Penafsiran Watchtower tentang Why. 14:9-11; 20:10 sangat kacau balau sehingga susah sekali
dimengerti, mereka berusaha keras untuk menghindarkan siksaan kekal yang secara
jelas digambarkan di ayat-ayat tersebut.
§
Wah 14:9 Dan seorang malaikat lain, malaikat ketiga, menyusul
mereka, dan berkata dengan suara nyaring: "Jikalau seorang menyembah
binatang dan patungnya itu, dan menerima tanda pada dahinya atau pada
tangannya, (10) maka ia akan minum dari anggur murka Allah, yang disediakan tanpa campuran dalam cawan murka-Nya;
dan ia akan disiksa dengan api dan
belerang di depan mata malaikat-malaikat kudus dan di depan mata Anak Domba.
(11) Maka asap api yang menyiksa mereka
itu naik ke atas sampai selama-lamanya,
dan siang malam mereka tidak
henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta
patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya."
§
Wah 20:10 dan Iblis,
yang menyesatkan mereka, dilemparkan
ke dalam lautan api dan belerang,
yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya.
Seorang Saksi pernah membantah ayat-ayat ini dengan mengatakan
bahwa mereka adalahi simbolis. Tetapi
saya tanya, apakah sesuatu yang digambarkan eternal dipakai untuk menyimbolkan
sesuatu yang tidak eternal? Apakah
siksaan kekal dalam ayat ini menggambarkan ketiadaan?
§
Bahkan dia sempat berargumentasi bahwa karena kebinasaan itu
adalah keterpisahan dari Allah, maka hanya dengan dimusnahkan saja mereka baru
terpisah. Sedangkan jika di hukum selama-lamanya, bukankah mereka bisa dibilang
memperoleh kasih karunia Allah (karena dibiarkan terus hidup)?
§
Saya jawab bahwa yang dimaksud dengan keterpisahan kekal dari
Allah adalah bukan keterpisahan secara tempat (ini tidak mungkin karena Allah
amha ada), melainkan keterpisahan dari persekutuan dengan Allah.
§
Jawaban dia juga mengandung ketidakkonsistenan yang parah, jika
penyiksaan kekal (yg tadinya oleh Watchtower dianggap tidak selaras dengan sifat
Allah), dan oleh Saksi ini dianggap masih ada ‘karunia’, maka bagi Saksi ini
‘penyiksaan’ tersebut masih lebih ‘ringan’ dibandingkan annihilation
(peniadaan, pembinasaan, pemusnahan).
Lalu, apakah berarti Watchtower percaya pada hukuman yang ‘lebih berat’
dan ‘lebih sadis’ lagi dari yang kita percayai? Apakah hukuman yang lebih berat itu menurut Watchtower lebih
selaras dengan sifat Allah?
Watchtower menafsirkan penyiksaan itu sebagai siksaan akibat “pernyataan oleh hamba-hamba Allah bahwa
para penyembah “binatang dan patungnya” akan mengalami kematian kedua, yang
dilambangkan oleh “lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang.”
§
Tafsiran ini sama sekali tidak sesuai dengan bunyi ayatnya, dan
bahkan tidak tersirat sedikitpun maksud seperti demikian.
Mereka juga katakan bahwa siksaan “ini tidak mungkin memaksudkan siksaan dalam keadaan sadar setelah kematian
karena ‘orang yang mati tak tahu apa-apa’”
§
Lagi-lagi tidak konsisten dengan argumentasi sendiri. Mereka katakan bahwa orang-orang tersebut
tersiksa karena adanya ancaman kematian kedua, seharusnya diasumsikan mereka
sudah mengalami kematian pertama. Jika
sudah mati, mengapa masih bisa diancam?
Apa bisa dengar?
§
Jika mereka belum mengalami kematian pertama, lalu bukankah
kematian pertama itu tidak akan membuat mereka sadar, dan setelah sadarpun
mereka hanya akan dimusnahkan, apa yang ditakutkan?
¨ Mengenai apa
yang Yesus katakan tentang oranmg kaya dan Lazarus, apakah Yesus mengajarkan
tentang siksaan atas orang-orang jahat setelah kematian?
Apakah kisah dalam Luk. 16:19-31, bersifat aksara atau hanya suatu perumpamaan dari perkara
lain? The Jerusalem Bible, dalam sebuah catatan kaki, mengakui bahwa ini adalah
suatu “perumpamaan dalam bentuk cerita tanpa menyebutkan salah satu tokoh
sejarah manapun.” Jika dianggap bersifat aksara, maka berarti bahwa mereka yang
mendapat perkenan ilahi semuanya dapat masuk alam pelukan satu orang pria,
Abraham; bahwa air pada ujung jari
seseorang tidak akan menguap dalam api Hades; bahwa setitik air saja dapat
mendatangkan kelegaan kepada seseorang yang menderita di sana. Apakah hal
itu kedengarannya masuk akal bagi saudara? Jika hal itu aksara, maka akan
bertentangan dengan bagian-bagian lain dari Alkitab. Jika dengan demikian isi
Alkitab saling bertentangan, apakah seseorang pecinta kebenaran akan
menggunakannya sebagai dasar untuk imannya? Tetapi isi Alkitab tidak saling
bertentangan.
Apa artinya perumpamaan itu? “Orang kaya” melambangkan orang-orang Farisi. (Lihat ayat 14). Lazarus pengemis itu melambangkan rakyat
jelata Yahudi yang dibenci oleh orang-orang Farisi namun yang telah
bertobat dan menjadi pengikut Yesus. (Lihat Luk. 18:11; Yoh. 7:49; Mat. 21:31,
32). Kematian mereka juga bersifat
kiasan, melambangkan perubahan keadaan. Jadi, orang-orang yang dahulu
dibenci kini mendapat perkenan ilahi dan mereka yang sebelumnya nampak sebagai
orang-orang yang diperkenan kini ditolak
oleh Allah, seraya disiksa oleh berita-berita penghukuman yang
disampaikan oleh orang-orang yang mereka benci. - Kis. 5:33; 7:54.
(Bertukar Pikiran mengenai Ayat-ayat Alkitab, hal.248)
¨ Watchtower
mengajarkan mengakui bahwa mereka disiksa, apakah ini konsisten dengan pengertian
mereka tidak ada penyiksaan setelah kematian?
¨ Watchtower
mengatakan bahwa ini adalah perumpamaan, sekalipun hal ini benar, mengapa Yesus
menggambarkan adanya kesadaran di Hades?
mengapa dia bisa merasa menderita di Hades (ayat 23).
apakah yang tidak sadar (seperti ajaran Watchtower) bisa melihat
(ayat 23),
bisa berseru (ayat 24),
bisa merasa haus (ayat 24)
masih ingat dengan saudara-saudaranya (ayat 28)
bahkan bisa mengerti bahwa adalah lebih baik untuk tidak masuk
tempat penderitaan ini (ayat 28)
¨ Watchtower
mengatakan bahwa orang Farisi akan disiksa oleh berita penghukuman yang
disampaikan oleh orang yang mereka benci.
Sebenarnya mereka percaya adanya penghukuman setelah kematian
atau tidak?
Penafsiran ini tidak sesuai dengan cerita yang ada. Orang kaya itu menderita / disiksa di Hades
adalah karena ia menolak berita dan menolak untuk bertobat. Dari mana kita tahu? Dia meminta tolong agar Lazarus turun untuk
menyampaikan kesaksian agar saudaranya bertobat guna terhindar dari hukuman di
Hades.
¨ Jika Yesus
tidak percaya bahwa adanya siksaan di Hades (yg menurut Watchtower tidak
selaras dengan sifat Allah), mengapa Dia menggambarkan suatu perumpamaan yang juga
‘tidak selaras dengan sifat Allah’?
¨ Jika
kenyataannya orang berdosa mati lalu ditiadakan, bukankah perumpamaan Yesus ini
menyesatkan pemikiran orang tentang neraka?
Mengapa semua yang digambarkan dalam perumpamaan Yesus ini tidak sesuai
dengan penggambaran neraka menurut Watchtower?
¨ Wah 20:10 dan
Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu,
dan mereka disiksa siang malam sampai
selama-lamanya.
Seorang Saksi pernah membantah ayat ini dengan mengatakan bahwa
ayat ini simbolis. Tetapi saya tanya,
apakah sesuatu yang digambarkan eternal dipakai untuk menyimbolkan sesuatu yang
tidak eternal?
¨ Mat 8:29 Dan mereka itupun berteriak, katanya:
"Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?"
email us at : gkri_exodus@lycos.com