Eksposisi Surat Yakobus
oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
YAKOBUS
3:1-12
I)
Jangan banyak yang menjadi ‘guru’.
Ada 2 penafsiran tentang apa yang
dimaksud dengan ‘guru’ di sini:
1) ‘Guru’ berarti pengajar Firman
Tuhan.
2) ‘Guru’ di sini mempunyai arti yang
lain dari pada yang lain, yaitu ‘orang yang menghakimi / mengkritik’ (Calvin).
Memang ada orang yang bisa memberikan
kritikan / teguran dengan motivasi yang benar, cara yang benar dan pada saat
yang benar. Yang ini tentu tidak apa-apa, bahkan merupakan sesuatu yang baik.
Tetapi kebanyakan orang melakukannya
dengan salah:
·
Ada orang
yang melakukannya pada saat yang salah.
Misalnya menegur / mengkritik orang
pada saat orangnya sedang sakit, sedih, sumpek, marah, atau pada saat dimana
orangnya sebetulnya justru membutuhkan penghiburan, dsb.
·
Ada orang
yang melakukannya dengan cara yang salah.
Misalnya: menegur dengan surat kaleng
(ini tidak sesuai dengan Mat 18:15), menegur dengan kasar, menegur di depan
umum untuk dosa-dosa yang sebetulnya harus ditangani secara pribadi, dsb.
·
Ada yang
melakukannya dengan motivasi yang salah.
Motivasi yang benar adalah kasih. Kalau
ini ada, maka kita melakukan teguran demi kebaikan orang yang kita tegur.
Tetapi kalau kasih ini tidak ada, maka kita menegur untuk menghancurkan dia,
atau sekedar untuk melampiaskan amarah kita, dsb.
Karena jarang ada orang yang bisa
menegur dengan benar, maka di sini dikatakan ‘janganlah banyak orang di
antara kamu mau menjadi guru (= penegur / pengkritik)’ (ay 1).
Dari 2 penafsiran di atas, saya lebih
setuju dengan penafsiran yang kedua, yang mengatakan bahwa ‘guru’ di sini
adalah seorang pengkritik / penegur.
Alasan saya:
a) Memang seorang pengajar Firman akan
dihakimi lebih berat, tetapi itu disebabkan karena ia lebih banyak mengerti
firman Tuhan (bdk. Luk 12:47-48). Tetapi di sini dikatakan bahwa
‘guru’ itu akan dihakimi lebih berat, karena ia sendiri ‘bersalah dalam
banyak hal’ (ay 2). Jadi kelihatannya tidak terlalu cocok kalau ‘guru’
di sini diartikan pengajar Firman Tuhan.
b) Kalau ‘guru’ diartikan orang yang
mengkritik, maka Yak 3:1-2 ini akan sejalan / searah dengan Ro 2:1-3
dan Mat 7:1-5, yang menunjukkan bahwa orang yang menghakimi juga akan
dihakimi.
Kita memang sukar sekali untuk bisa
menghakimi dengan adil. Kalau orang lain melakukan sesuatu, maka kita
menyalahkan orang itu, tetapi kalau kita sendiri melakukan hal yang sama, maka
kita bisa membenarkan hal itu.
Illustrasi:
Seorang pendeta pulang dari luar kota dengan
menggunakan pesawat terbang, dan ia dijemput oleh jemaatnya dengan mobil.
Dalam perjalanan dari lapangan terbang ke rumah, jemaat itu bercerita: ‘Pak
pendeta, selama engkau pergi, kota kita terkena badai dan rumah saya hancur
karenanya’. Pendeta itu lalu berkata: ‘Itu hukuman Tuhan untuk kamu. Bukankah
sudah dari dulu saya nasehati kamu supaya bertobat dari dosamu?’. Jemaat itu
lalu berkata: ‘Tapi pak pendeta, rumahmu juga hancur terkena badai itu!’. Lalu
pendeta itu menjawab: ‘O ya? Yah, memang kehendak / rencana Tuhan itu sering
melampaui akal manusia’.
Contoh dalam hidup sehari-hari:
·
kalau
orang lain mudah mengeluarkan uang, kita namakan itu boros; kalau diri kita
sendiri mudah mengeluarkan uang, kita namakan itu dermawan / tidak bertuhankan
uang.
·
kalau
orang lain menahan uang, kita namakan itu pelit / kikir; kalau diri kita
sendiri menahan uang, kita namakan itu hemat.
·
kalau
orang lain mengubah pendapat, kita namakan itu plin-plan / tidak berpendirian /
kompromistis; kalau diri kita sendiri mengubah pendapat, kita namakan itu
bijaksana.
·
kalau
orang lain mempertahankan pendapat, kita namakan itu tegar tengkuk / keras
kepala / bandel; kalau diri kita sendiri mempertahankan pendapat, kita namakan
itu tegas.
Kalau saudara adalah orang yang suka
menghakimi, maka ingatlah akan 2 hal ini:
a) Nanti Allah akan menjadi Hakim, dan
Ia pasti akan menjadi Hakim yang adil. Kalau kita saat ini sering menghakimi
dengan keras, nanti kita akan dihakimi dengan keras.
b) Kita sendiri bersalah dalam banyak
hal (ay 2a).
Sebagai contoh kesalahan-kesalahan itu,
lalu Yakobus membahas dosa karena lidah (ay 2b-12).
II)
Dosa karena lidah / bahayanya lidah.
1) Lidah
itu kecil, tetapi pengaruhnya sangat besar (ay 3-5a).
Yakobus menggambarkan lidah itu seperti
kekang pada mulut kuda (ay 3), dan seperti kemudi kapal (ay 4), yang
sekalipun kecil, tetapi dapat mengendalikan kuda / kapal itu.
Kalau dalam ay 5a Yakobus berkata
bahwa ‘lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan
perkara-perkara yang besar’, maka jangan mengartikan bahwa ia menunjuk pada
tindakan membual. Ini tidak cocok dengan kontexnya! Jadi artinya harus sesuai
dengan kontex (ay 3-5a), yaitu bahwa lidah, sekalipun kecil, tetapi pengaruhnya
besar (yang ditekankan di sini adalah pengaruh negatif!).
Contoh:
·
Dikatakan
bahwa Mao Tse Tung dulunya adalah seorang anak sekolah minggu, tetapi karena
guru sekolah minggunya suatu kali mengatai dia sebagai ‘anjing kuning’, ia lalu
meninggalkan gereja, dan menjadi komunis yang anti kristen, dan membawa
ratusan juta, mungkin bahkan bermilyar-milyar, orang Cina menjadi komunis yang
anti kristen. Guru sekolah minggu itu mungkin tidak pernah memikirkan bahwa
kata-katanya itu akan mengakibatkan bermilyar-milyar orang masuk ke neraka!
·
Ada
banyak orang dengan mudahnya menyebarkan gossip / fitnah tentang seorang hamba
Tuhan, mengakibatkan banyak orang lalu menolak Injil yang diberitakan oleh
hamba Tuhan itu, dan masuk ke neraka karenanya!
Penerapan:
Hati-hatilah dalam menggunakan lidah
saudara, dan hati-hatilah juga untuk tidak bergaul dengan orang yang senang
menyebarkan fitnah / gossip (bdk. 1Kor 5:11).
2) Lidah
itu seperti api (ay 5b-6).
Lidah memang mempunyai beberapa
persamaan dengan api:
a) Api itu panas, dan lidah juga
demikian.
Tidak pernahkah saudara merasakan panas
pada telinga / hati saudara karena kata-kata yang tidak menyenangkan dari
seseorang?
b) Api itu berbahaya dan bersifat merusak
/ menghancurkan, dan demikian juga dengan lidah.
Gossip / fitnah bisa menghancurkan:
·
persahabatan.
·
kerukunan
dalam keluarga.
·
persekutuan
/ kasih antar saudara seiman.
·
kehidupan
orang kristen, hamba Tuhan, bahkan gereja!
c) Api menyebar dengan cepat, dan
demikian juga dengan lidah. Saudara mungkin tidak bisa membayangkan betapa
cepatnya gossip / fitnah itu menyebar!
Ada beberapa hal yang perlu dijelaskan
dari ay 5b-6:
*
‘lidah
merupakan suatu dunia kejahatan’ (ay 6a).
Lidah adalah sesuatu yang kecil,
sebaliknya ‘dunia’ adalah sesuatu yang besar. Kalau lidah disebut sebagai dunia
kejahatan, itu menunjukkan bahwa lidah yang begitu kecil bisa melakukan
kejahatan yang sangat banyak. Memang ada banyak dosa yang disebabkan oleh
lidah, seperti: dusta, fitnah, gossip, caci maki, kata-kata kotor / cabul,
sumpah palsu, menyebut nama Allah dengan sia-sia, membual, menjilat, dsb.
*
‘menodai
seluruh tubuh’ (ay 6b).
Artinya: membuat orangnya berdosa. Jadi
kalau kita melakukan dosa dengan lidah, bukan hanya lidah kita saja yang
berdosa, tetapi seluruh diri kita.
*
‘menyalakan
roda kehidupan’ (ay 6c).
Terjemahan yang lebih tepat adalah
‘membakar jalan kehidupan’, yang berarti ‘merusak seluruh hidup kita’.
*
‘dinyalakan
oleh api neraka’ (ay 6d).
Artinya: ditimbulkan oleh setan. Jadi
dengan menggunakan lidah secara salah, pada hakekatnya kita sedang melayani
setan!
3) Lidah
itu tidak bisa dijinakkan (ay 7-8).
Yakobus mengatakan bahwa semua binatang
bisa dijinakkan dan telah dijinakkan oleh manusia, tetapi tidak ada orang yang
bisa menjinakkan lidahnya sendiri! Ia bahkan menambahkan bahwa lidah itu adalah
sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh dengan racun yang mematikan!
4) Penggunaan
lidah yang tidak konsisten (ay 9-12).
Sama seperti sebuah pohon tidak mungkin
mengeluarkan 2 jenis buah, dan sebuah mata air tidak mungkin mengeluarkan air
tawar dan air asin, maka Yakobus berkata bahwa lidah harus digunakan secara
konsisten. Kita tidak boleh sebentar menggunakan lidah kita untuk Tuhan, dan sebentar
untuk setan!
Penerapan:
Boleh jadi kalau saudara sedang berada
di gereja saudara menggunakan lidah saudara dengan baik. Pada waktu
memberitakan Injil saudara juga menggunakan lidah saudara dengan baik. Tetapi
bagaimana saudara menggunakan lidah saudara terhadap pegawai / bawahan /
pembantu saudara? Bagaimana kalau saudara jengkel / marah? Apakah saudara lalu
menggunakan lidah saudara untuk mencaci maki / mengutuki orang lain?
III)
Apa yang harus kita lakukan?
Setelah kita tahu bahaya dari lidah /
banyaknya dosa yang bisa dilakukan dengan lidah, maka apa yang harus kita lakukan?
Perlu kita ingat bahwa:
·
Ay 2
mengatakan bahwa orang yang tidak bersalah dalam perkataannya adalah orang yang
sempurna, sedangkan dalam dunia ini tidak ada orang yang sempurna. Karena itu
jelas bahwa tidak akan ada orang yang bisa tak bersalah dalam perkataannya.
·
Ay 8
mengatakan bahwa tak ada orang yang bisa menjinakkan lidah, karena lidah itu
buas dan tak terkuasai.
Memang, manusia ada dalam keadaan Total Depravity (= bejat secara total),
sehingga terpisah dari kasih karunia Allah, manusia tidak bisa berbuat apa-apa
yang baik!
Karena itu, apa yang harus kita
lakukan?
1) Mintalah
tolong kepada Tuhan.
Ingat bahwa apa yang tidak mungkin bagi
manusia, mungkin bagi Allah. Dan karena itu, berdoalah seperti Daud dalam
Maz 141:3 - “Awasilah mulutku ya Tuhan, berjagalah pada pintu
bibirku”.
Kalau saudara sadar bahwa saudara
adalah orang yang mempunyai banyak kelemahan dalam menggunakan lidah, maka
saudara perlu menaik-kan doa seperti itu beberapa kali tiap hari!
2) Sucikanlah
hati saudara!
Ingat bahwa apa yang keluar dari mulut
berasal dari hati (Mat 12:34-35
Mat 15:18). Karena itu, sucikanlah hati saudara dengan:
a) Percaya kepada Yesus!
Tanpa iman kepada Yesus, hati saudara
tidak mungkin disucikan (Tit 1:15)!
b) Mengisi diri saudara dengan Firman
Tuhan.
Tuhan memakai FirmanNya sebagai alat
untuk menyucikan kita (Yoh 15:3). Karena itu, kalau kita ingin hati kita
disucikan, kita harus rajin dan tekun dalam mengisi diri kita dengan Firman
Tuhan.
Penerapan:
·
apakah
saudara selalu berusaha untuk mendengar Firman Tuhan dengan sebaik-baiknya?
·
apakah
saudara rajin ikut Pemahaman Alkitab?
·
apakah
saudara rajin dan berdisiplin dalam bersaat teduh?
Maukah saudara meminta Tuhan menjaga
dan mengarahkan lidah saudara, dan maukah saudara berusaha menyucikan hati
saudara dengan banyak belajar Firman Tuhan?
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com