Eksposisi Surat Yakobus
oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
YAKOBUS
4:1-10
I)
Akibat hawa nafsu / keinginan / iri hati.
1) Ada
konflik dalam diri kita.
Dalam diri setiap orang kristen yang
sejati, pasti ada konflik antara keinginan Roh dan keinginan daging
(Gal 5:17).
Tetapi selain itu, juga ada konflik
antara keinginan daging yang satu dan keinginan daging yang lain, atau hawa
nafsu yang satu dengan hawa nafsu yang lain. Untuk ini perhatikan ay 1: ‘hawa
nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu’ (Catatan: kata yang
diterjemahkan ‘hawa nafsu’ ini ada dalam bentuk jamak).
Contoh: keinginan terhadap uang maupun
cewek bisa menimbulkan konflik dalam diri kita.
2) Ada
konflik antara diri kita dengan orang lain (ay 1-2).
Keinginan / hawa nafsu sering diikuti
dengan rasa iri hati terhadap orang yang mempunyai apa yang kita inginkan itu.
Dan iri hati ini bisa menimbulkan konflik antara kita dengan orang itu.
3) Ada
konflik antara diri kita dengan Allah.
Perlu diingat bahwa konflik dengan
sesama otomatis akan menimbulkan konflik dengan Allah.
Konflik dengan Allah ini dinyatakan
oleh Yakobus dengan menunjukkan beberapa hal:
a) Tidak berdoa (ay 2 akhir).
Kalau kita mempunyai keinginan yang
kita tahu sebagai keinginan yang salah, maka mungkin sekali kita tidak akan
berani berdoa untuk meminta hal tersebut kepada Allah. Tetapi dengan tidak
berdoa, persekutuan dengan Allah menjadi rusak.
b) Kita berdoa dengan motivasi yang
salah (ay 3).
Ada juga orang yang sekalipun tahu
bahwa keinginannya salah, tetapi tetap nekad untuk berdoa. Tetapi doa seperti
ini tidak akan dikabulkan oleh Allah (ay 3). Ini bisa membuat kita menjadi
marah / jengkel kepada Allah, sehingga ada konflik antara kita dengan Allah.
c) Persahabatan dengan dunia
menyebabkan kita menjadi musuh Allah (ay 4 bdk. 1Yoh 2:15).
Orang kristen yang bersahabat dengan
dunia, oleh Yakobus dikatakan sebagai:
·
musuh
Allah (ay 4).
·
orang-orang
yang tidak setia (ay 4).
Kata-kata ‘orang-orang yang tidak setia’
ini oleh NASB diterjemahkan secara hurufiah dengan kata adulteresses (= pezinah perempuan). Mengapa disebut demikian?
Karena sebagai orang yang percaya kepada Yesus, saudara sudah dipertunangkan
dengan Kristus, dimana Kristus adalah calon mempelai laki-laki dan saudara
adalah calon mempelai perempuan. Kalau saudara bersahabat dengan dunia,
saudara melakukan penyelewengan secara rohani, sehingga saudara disebut pezinah
perempuan!
Penerapan:
¨
setiap
kali saudara membolos dari kebaktian demi menuruti ajakan teman / keluarga
untuk piknik, atau demi pergi ke pesta pernikahan, atau karena urusan keluarga,
RT / RW dsb, maka saudara menjadikan diri saudara musuh Allah, dan saudara
adalah seorang pezinah perempuan!
¨
kalau
saudara mengutamakan pekerjaan / uang lebih dari Tuhan, saudara menjadikan diri
saudara musuh Allah, dan saudara adalah seorang pezinah perempuan!
II)
Asal usul hawa nafsu / keinginan / iri hati.
Ay 5 (NIV): ‘Or do you think Scripture says without reason that the spirit he
caused to live in us envied intensely?’ (= Atau apakah kamu menyangka bahwa
Kitab Suci tanpa alasan berkata: roh yang disebabkanNya tinggal di dalam kamu
sangat iri hati?).
Problem ay 5:
a) Yang dimaksud dengan ‘roh’ itu Roh
Kudus atau roh kita? Ingat bahwa dalam bahasa aslinya kata ‘roh’ tidak dimulai
dengan huruf besar sekalipun menunjuk pada Roh Kudus.
b) Dalam Perjanjian Lama tidak ada
ayat yang bunyinya seperti itu. Lalu mengapa dalam ayat itu dikatakan ‘Kitab
Suci berkata’?
Saya berpendapat bahwa:
a) Yang dimaksud dengan ‘roh’ di sini
adalah roh kita.
b) Memang dalam Perjanjian Lama tidak
ada ayat seperti itu karena Yakobus tidak mengutip dari 1 ayat. Ia mengucapkan
kalimat itu berdasarkan beberapa ayat dalam Perjanjian Lama.
Kata-kata ‘roh yang disebabkanNya
tinggal di dalam kamu sangat iri hati’ artinya: roh kita condong pada iri hati.
Ini sejalan dengan beberapa ayat Perjanjian Lama yang menunjukkan kecondongan
manusia kepada dosa seperti Kej 6:5
Kej 8:21 dsb. Jadi mungkin ayat-ayat inilah yang ada dalam pikiran
Yakobus saat itu.
Jadi ay 5 ini berarti: karena kita
adalah manusia yang lahir dalam dosa, maka kita pasti juga condong pada iri
hati.
III)
Obatnya adalah kasih karunia Allah.
Ay 6 lagi-lagi salah terjemahan.
Perhatikan terjemahan NIV di bawah ini: ‘But
he gives us more grace. That is why Scripture says: God opposes the proud but
gives grace to the humble’ (= Tetapi Ia memberikan kasih karunia yang lebih
besar. Karena itu Kitab Suci berkata: Allah menentang orang yang congkak,
tetapi memberi kasih karunia kepada orang yang rendah hati).
Jadi sekalipun kecondongan kita pada
dosa menyebabkan kita juga condong pada iri hati (ay 5), tetapi pemberian
kasih karunia dari Tuhan bisa mengatasi semua itu, sehingga memungkinkan kita
untuk tidak iri hati (ay 6a).
Selanjutnya ay 6b mengatakan bahwa
kasih karunia itu diberikan kepada orang yang rendah hati. Ini aneh! Bukankah
kasih karunia menunjukkan pemberian Allah kepada orang yang tidak berlayak
menerima pemberian itu? Mengapa di sini dikatakan Allah memberi kasih karunia
kepada orang yang rendah hati? Kalau demikian, bukankah kerendahan hati itu melayakkan
kita untuk menerima kasih karunia Allah itu? Untuk menjawab pertanyaan ini
perlu saudara ketahui bahwa kita bisa rendah hati juga karena kasih karunia
Allah!
Kesimpulannya:
Allah perlu memberi kita kasih karunia
supaya kita menjadi rendah hati, dan sesudah itu Allah perlu memberi kita kasih
karunia lagi supaya kita tidak iri hati! Memang seluruh kehidupan orang kristen
adalah karena kasih karunia! Kalau kita bisa mendengar dan mengerti Injil
apalagi percaya kepada Yesus Kristus, itu pasti karena kasih karunia Allah.
Kalau kita bisa rindu pada Firman Tuhan, mau belajar Firman Tuhan, dan
bertumbuh dalam pengertian tentang Firman Tuhan, itu juga karena kasih karunia
Allah. Kalau kita mau dan bisa melayani Tuhan dengan setia, itu juga karena
kasih karunia Allah. Kalau kita bisa membuang dosa dan mentaati Tuhan, itu juga
karena kasih karunia Allah. Kalau kita bisa setia ikut Tuhan sampai mati, itu
lagi-lagi karena kasih karunia Allah.
Kalau saudara bisa lebih menyadari hal
ini, maka saudara akan menjadi orang kristen yang lebih dipenuhi dengan pujian
dan syukur kepada Tuhan!
IV)
Tanggung jawab kita.
Kalau semua karena kasih karunia Allah,
apakah ini menunjukkan bahwa kita tidak mempunyai kewajiban apa-apa lagi? Apakah
kita hanya perlu berpangku tangan menantikan datangnya kasih karunia Allah
itu? Tentu saja tidak!
Sekalipun
ajaran Reformed / Calvinisme mengajarkan kedaulatan Allah yang menentukan
segala sesuatu, tetapi ajaran Reformed / Calvinisme yang sejati tidak pernah
membuang atau meremehkan tanggung jawab manusia! Demikian juga, sekalipun ajaran
Reformed / Calvinisme percaya bahwa seluruh kehidupan kristen itu karena kasih
karunia Allah, dan bahwa tanpa kasih karunia Allah kita sama sekali tidak bisa
melakukan apapun yang baik, tetapi ajaran Reformed / Calvinisme tidak pernah
membuang atau meremehkan tanggung jawab manusia. Karena itu kalau ada orang /
hamba Tuhan yang menyerang ajaran Reformed / Calvinisme dengan mengatakan bahwa
ajaran Reformed / Calvinisme mengajar orang menjadi pasif / apatis, maka
serangan mereka sebetulnya salah alamat! Yang mereka serang sebetulnya adalah
Hyper-Calvinisme, bukan Reformed / Calvinisme.
Sekarang mari kita kembali pada pokok
persoalan dalam Yakobus ini. Tadi sudah kita lihat bahwa untuk membuang iri
hati maka kita harus menjadi rendah hati. Sekarang apa tanggung jawab kita
untuk bisa menjadi rendah hati?
1) Tunduk
kepada Allah (ay 7).
Orang sombong paling sukar untuk tunduk!
Kalau ditegur, bahkan menjadi marah! Tetapi kita harus belajar untuk membuang
hal-hal itu. Kita harus belajar untuk mau tunduk pada waktu menerima teguran
Firman Tuhan, tidak peduli siapapun yang menyampaikan Firman Tuhan itu!
2) Lawanlah
Iblis (ay 7).
Ketundukan kepada Allah harus dibarengi
dengan perlawanan terhadap Iblis! Kita tidak bisa tunduk kepada Allah, dan pada
saat yang sama juga mau tunduk kepada Iblis! Orang yang mencintai kesucian,
harus membenci dosa!
Kalau kita mau tunduk kepada Allah dan
melawan Iblis, Yakobus mengatakan bahwa Iblis itu akan lari dari kita
(ay 7). Jangan menafsirkan kalimat ini seakan-akan Iblis itu akan menjauhi
kita dan tidak menyerang kita lagi! Bandingkan dengan Luk 4:13!!
Jadi arti dari ay 7 itu adalah:
kalau kita mau tunduk kepada Allah dan melawan Iblis, maka Iblis akan kalah!
3) Mendekat
kepada Allah (ay 8a).
Kalau kita memang mau melawan Iblis,
maka kita harus sadar bahwa kita tidak bisa melawan Iblis dengan kekuatan /
kecerdasan kita sebagai manusia! Kita membutuhkan kekuatan dan hikmat dari
Allah untuk melawan Iblis, dan karena itu, kita harus dengan rendah hati
mendekat kepada Allah!
Dan kalau saudara mau mendekat kepada
Allah, Allah berjanji akan mendekat kepada saudara (ay 8a). Mungkin
saudara pernah merasakan bahwa saudara mau mendekat kepada Allah, tetapi Allah
tetap tidak mau mendekat kepada saudara. Kalau ini terjadi, yakinlah bahwa itu
bukan terjadi karena Allah mengingkari janjiNya di sini! Itu mungkin hanya
perasaan saudara belaka, atau itu mungkin betul-betul fakta, dan itu terjadi
karena adanya dosa yang belum saudara singkirkan!
4) Menyucikan
diri kita (ay 8b).
Kalau kita mau mendekat kepada Allah,
maka kita tidak mungkin melakukan hal itu dengan mempertahankan dosa (apapun
juga adanya dosa itu). Kita harus menyucikan diri!
Kata ‘tangan’ dalam ay 8b itu
merupakan suatu synecdoche (= gaya
bahasa dimana sebagian mewakili seluruhnya) yang mewakili seluruh tubuh kita.
Ini menunjukkan bahwa kita harus menyucikan seluruh kehidupan lahiriah kita.
Kata ‘hati’ (ay 8c) dikontraskan
dengan ‘tangan’ dan menunjukkan bahwa penyucian juga harus terjadi dalam hati,
pikiran, dan motivasi kita.
Penyucian diri ini harus mencakup juga
penyesalan dan pengakuan dosa. Dan ini dibahas oleh Yakobus dalam ay 9-10:
·
Ay 9
(NIV): ‘Grieve, mourn and wail. Change
your laughter to mourning and your joy to gloom’ (= bersedihlah, berkabung
dan merataplah. Hendaklah tertawamu diganti dengan perkabungan dan sukacitamu
dengan kemurungan).
Penerapan:
Kalau saudara menyadari bahwa saudara
sudah berbuat dosa, apakah saudara menyesali dosa itu dengan cara seperti yang
diperintahkan oleh ay 9 di atas?
·
Ay 10
bukan hanya mencakup perintah untuk mengakui dosa dengan merendahkan diri di
hadapan Tuhan (ay 10a), tetapi juga mencakup janji Tuhan yang menyatakan
bahwa Ia akan menerima orang yang mengaku dosa dengan sungguh-sungguh (ay 10b).
Kalau saudara mau melakukan hal-hal
ini, maka saudara akan menjadi rendah hati, sehingga saudara akan menerima
kasih karunia Allah untuk mengalahkan hawa nafsu / keinginan dan iri hati.
Maukah saudara melakukannya?
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com