Eksposisi Surat Yakobus
oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
YAKOBUS
5:1-6
Bagian ini jelas sekali menyerang orang-orang kaya. Tetapi perlu
diingat bahwa Kitab Suci tidak menyerang semua orang kaya. Dalam
Luk 16:19-31 memang dikatakan bahwa Lazarus yang miskinlah yang masuk ke
surga, sedangkan orang kayanya masuk ke neraka (itupun karena Lazarusnya
beriman dan orang kayanya tidak). Tetapi juga dikatakan dalam bagian itu bahwa
di surga juga ada Abraham yang juga adalah orang kaya.
Jadi, kalau saudara adalah orang kaya, jangan cepat-cepat tersinggung
pada waktu mendengar / membaca / mempelajari bagian ini. Tetapi sebaliknya,
juga jangan cepat-cepat mengabaikan bagian ini dan beranggapan bahwa bagian ini
tidak menyerang saudara.
Dalam bagian ini Yakobus mengecam dosa-dosa tertentu dari
orang-orang kaya pada saat itu, dan kalau dosa-dosa itu ada pada saudara, maka
saudara termasuk orang yang dikecam / diserang oleh Yakobus!
I)
Dosa-dosa orang-orang kaya itu.
1) Mengumpulkan
harta pada hari-hari terakhir (ay 3).
a) Yang dimaksud dengan ‘mengumpulkan
harta / uang’ di sini tidak sama dengan bekerja mencari nafkah! Kitab Suci mengharuskan
kita bekerja untuk mencari nafkah (2Tes 3:10 bdk. Kej 3:17-19), dan karenanya ini bukanlah dosa.
Bahkan kalau kita bekerja untuk mengumpulkan uang untuk tujuan tertentu (yang
bisa dipertanggungjawabkan), seperti ingin membeli rumah dsb, itu tentu tidak
bisa disalahkan! Yang dikecam oleh Yakobus di sini adalah orang yang mengumpulkan
harta / uang, demi harta itu sendiri. Jadi harta adalah tujuan akhir dari orang
itu. Ini adalah cinta uang / harta dan ini adalah dosa (bdk.
1Tim 6:10
Mat 6:19-21 Amsal
23:4).
b) Yang dimaksud dengan harta belum
tentu berbentuk uang.
Dalam ay 2-3 ada kata ‘busuk’ yang
jelas menunjuk pada makanan (gandum, jagung); juga disebut tentang ‘pakaian’
karena pada saat itu harta memang sering ada dalam bentuk pakaian; dan juga
disebutkan tentang emas dan perak. Karena itu kalau saudara tidak menimbun
uang, tetapi menimbun mobil, rumah / tanah, permata / perhiasan, dsb, maka itu
termasuk menimbun harta juga!
c) Orang-orang kaya itu mengumpulkan
uang pada hari-hari terakhir.
Ay 3: ‘hari-hari yang sedang
berakhir’. Ini salah terjemahan. Bandingkan dengan terjemahan NIV dan NASB di
bawah ini.
NIV/NASB: in the last days (= pada hari-hari terakhir).
Sebetulnya hari-hari terakhir adalah
saat dimana manusia harus lebih mendekat kepada Tuhan, bersiap sedia menghadapi
kedatangan Kristus yang keduakalinya, menyucikan dirinya, melayani Tuhan,
belajar Firman Tuhan, berdoa dsb (Ibr 10:24-25). Tetapi orang-orang kaya
ini justru menimbun harta untuk dirinya sendiri!
Seseorang memberikan komentar tentang
uang / harta sebagai berikut:
“Prize them less; when you possess them, let them not
possess you” (= hargailah mereka lebih rendah; kalau engkau memiliki
mereka, jangan biarkan mereka memiliki engkau).
2) Menahan
upah buruh (ay 4).
Dalam Ul 24:14-15 terdapat:
·
larangan
memeras buruh / pekerja.
·
perintah
untuk membayar upah buruh tepat pada waktunya, karena sebagai orang miskin ia
mengharapkan dan membutuhkan uang itu.
Tetapi orang-orang kaya ini tidak mempedulikan
hukum Tuhan, dan mereka menahan upah buruh. Jadi, dalam usaha mereka untuk
menjadi lebih kaya, mereka tidak segan-segan menindas dan merugikan orang lain
/ buruh mereka. Mereka berusaha mendapatkan harta dengan cara yang tidak adil
dan tidak halal.
Sebetulnya, berdasarkan Yak 4:17,
orang kaya yang tidak menolong orang miskin / menderita, sudah dianggap
berdosa. Apalagi mereka ini bukan hanya tidak menolong, tetapi bahkan menindas!
Penerapan:
¨
Apakah
saudara sering terlambat membayar gaji pegawai / pembantu saudara? Dan apakah
saudara memperhitungkan bahwa dengan gaji itu pegawai saudara itu bisa hidup
layak? Jangan hanya memperhatikan standard gaji, tetapi perhatikan juga hukum
kasih kepada sesama manusia!
¨
Apakah
dalam usaha saudara untuk menjadi lebih kaya, saudara sering merugikan orang
lain? Apakah dalam berdagang saudara berusaha menghancurkan saingan saudara?
3) Hidup
berfoya-foya (ay 5).
Kitab Suci memang tidak menyuruh kita
untuk hidup sebagai pertapa. Kitab Suci tidak melarang kita untuk berpesta /
bersenang-senang. Tetapi orang kaya di sini, melakukannya secara kelewat batas.
Mereka berpesta pora dan memuaskan hati mereka setiap hari.
Kata-kata ‘hari penyembelihan’ menunjuk
pada hari raya orang Yahudi (semacam Thanksgiving
Day di Amerika), dimana mereka menyembelih binatang, sebagian dagingnya
untuk korban dan sebagian lagi untuk dimakan dalam pesta. Orang-orang kaya ini
hidup seakan-akan setiap hari adalah hari penyembelihan. Bdk. Luk 21:34.
Penerapan:
Apakah saudara termasuk orang yang
hidup berfoya-foya dan senang menghamburkan uang tanpa penguasaan diri?
Bertobatlah dan gunakan uang itu untuk hal-hal yang lebih memuliakan Tuhan.
4) Menghukum
dan membunuh orang benar (ay 6).
Ada 2 faktor yang memberatkan kesalahan
mereka:
·
Yang
dihukum dan dibunuh adalah ‘orang benar’.
Tentang siapa yang dimaksud dengan
‘orang benar’ di sini, ada yang mengatakan Yesus, Yohanes Pembaptis, Stefanus,
atau orang kristen.
·
Yang
dibunuh tidak melawan.
Renungkan:
Seringkah saudara menindas / berlaku
sewenang-wenang terhadap orang yang miskin?
II)
Akibat dosa.
Ay 4 diterjemahkan secara kurang
benar oleh Kitab Suci Indonesia. Bandingkan dengan terjemahan NIV di bawah
ini.
NIV: “Look! The wages you failed to pay the workmen who mowed your fields
are crying out against you. The cries of the harvesters have
reached the ears of the Lord Almighty” (= Lihat! Upah yang tidak engkau
bayarkan kepada pekerja-pekerja yang memotong ladangmu berteriak
menentang engkau. Teriakan dari para penuai telah mencapai telinga Tuhan
yang mahakuasa).
Jadi dalam terjemahan NIV ini terlihat
bahwa ada 2 teriakan (hal ini tidak terlihat dalam Kitab Suci Indonesia):
a) Teriakan
dari upah yang tidak dibayar.
Ini jelas bukan teriakan
sungguh-sungguh, tetapi suatu kiasan yang artinya adalah bahwa Allah melihat
ketidak-adilan itu. Bandingkan dengan teriakan darah Habil dalam Kej 4:10.
Ini menunjukkan bahwa sekalipun orang
yang ditindas itu tidak berteriak kepada Allah, tetapi Allah tetap melihat
penindasan itu.
b) Teriakan
dari buruh yang tertindas.
Ini teriakan yang sungguh-sungguh,
karena para buruh yang tertindas itu berteriak kepada Allah dalam doa, dan
Allah mendengar doa mereka.
Dua hal ini menyebabkan Allah bertindak
terhadap orang-orang kaya itu. Apa tindakan Allah?
1) Memberi
kesengsaraan kepada orang-orang kaya itu (ay 1).
Jangan mengira bahwa orang kaya tidak
bisa sengsara! Mereka bisa mengalami ketidak-damaian, kegelisahan, kekuatiran,
kekosongan dalam hati, kesumpekan, stress karena pekerjaan, penyakit dan
macam-macam problem yang lain.
2) Menghancurkan
kekayaan mereka (ay 2-3).
Kalau setan bisa menghancurkan harta
dan anak-anak Ayub dalam 1 hari, maka Allah pasti lebih berkuasa untuk menghancurkan
harta dari orang-orang kaya itu.
Kata-kata ‘busuk’, ‘ngengat’, dan
‘karat’ menunjukkan bahwa Allah bisa menghancurkan kekayaan mereka dengan
bermacam-macam cara. Dan kalau dikatakan bahwa emas dan perak mereka berkarat,
ini tidak berarti bahwa Kitab Suci betul-betul mempercayai bahwa emas dan perak
bisa berkarat. Artinya adalah bahwa bagaimanapun hebatnya pengamanan mereka
terhadap harta mereka, Allah bisa menghancurkannya! Karena itu kalau saudara
menyimpan uang saudara di bank (bank luar negeri sekalipun!), atau menyimpannya
dalam bentuk emas dan permata, atau menyimpannya dalam bentuk US $, atau menyimpannya
dalam bentuk rumah atau tanah, atau menyimpannya dengan cara apapun yang saudara
anggap paling aman, ingatlah bahwa kalau Allah mau, Ia tetap bisa
menghancurkannya dalam sekejap mata!
Kehancuran kekayaan mereka adalah
penderitaan yang terhebat bagi orang-orang yang cinta uang! Mungkin mula-mula
hal ini hanya menimbulkan penderitaan batin, tetapi lalu bisa menjadi
penderitaan jasmani, seperti pusing, sakit jantung, tekanan darah tinggi, sakit
maag, dsb. Ini ditunjukkan oleh ay 3b yang berkata ‘karatnya akan menjadi
kesaksian terhadap kamu dan akan memakan dagingmu seperti api’.
III)
Bagi orang miskin yang tertindas.
Sebetulnya bagian ini tidak ditujukan
kepada orang-orang kaya, tetapi kepada orang-orang miskin yang tertindas.
Calvin mengatakan bahwa bagian ini bukanlah suatu seruan untuk bertobat bagi
orang-orang kaya itu. Calvin menafsirkan bahwa kata-kata ‘menangis dan
merataplah’ dalam ay 1, artinya bukan ‘bertobatlah’, tetapi ‘celakalah’.
Alasan Calvin: dalam ay 1 dikatakan ‘atas sengsara yang akan menimpa
kamu’, bukan ‘supaya seng-sara tidak menimpa kamu’.
Kalau demikian, apa artinya bagian ini
untuk orang miskin yang tertindas?
1) Janganlah
menginginkan nasib orang kaya.
Ada banyak orang kristen miskin yang
iri hati melihat nasib orang kafir yang kaya. Kalau saudara adalah orang yang seperti
ini, bacalah dan renungkanlah Maz 73!
Ada banyak orang miskin, yang menderita
karena kemiskinannya, dan berangan-angan untuk menjadi kaya, karena mereka
mengira bahwa kalau mereka menjadi kaya maka pasti semua penderitaan mereka
akan beres.
Kalau saudara adalah orang yang seperti
ini, maka sadarilah bahwa uang / kekayaan tidaklah bisa membereskan segala
persoalan! Ada banyak hal yang tidak bisa dilakukan oleh uang, seperti
kata-kata di bawah ini:
“Money will buy a bed but not sleep; books but not brains;
food but not appetite; finery but not beauty; a house but not a home; medicine
but not health; luxuries but not culture; amusements but not happiness;
religion but not salvation; a passport to everywhere but heaven” (= uang bisa
membeli ranjang tetapi tidak bisa membeli tidur; buku-buku tetapi tidak otak;
makanan tetapi tidak nafsu makan; pakaian bagus / perhiasan tetapi tidak
kecantikan; rumah tetapi tidak suasana rumah yang menyenangkan; obat tetapi
tidak kesehatan; barang-barang lux / kemewahan tetapi tidak kebudayaan; hiburan
tetapi tidak kebahagiaan; agama tetapi tidak keselamatan; sebuah paspor kemana
saja kecuali ke surga).
Karena itu tinggalkan keinginan untuk
menjadi kaya dan kalau saudara berdoa, berdoalah seperti Amsal 30:8-9 yang
berbunyi: “Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku
menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak
menyangkalMu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri,
dan mencemarkan nama Allahku”.
2) Pada
saat ditindas, ada 2 hal yang perlu saudara ingat:
a) Bukanlah hal yang aneh kalau orang
yang hidup benar itu mengalami penindasan (bdk. ay 6).
Seseorang bahkan mengatakan:
“I would suspect him not to be Abel that hath not Cain” (= aku akan
mencurigainya bukan sebagai Habil kalau ia tidak mempunyai Kain).
b) Percayalah bahwa Allah melihat
ketidakadilan itu (bdk. ay 4a) dan bahwa Allah yang adil itu pasti akan
bertindak pada waktuNya.
3) Berdoalah dan percayalah bahwa
Allah mendengar doa saudara (bdk. ay 4b).
Dalam ay 4 Allah disebut dengan
istilah ‘Tuhan semesta alam’, yang dalam bahasa Yunani adalah KURIOU SABAOTH
(Ibrani: YAHWEH TSEBAOTH), dan dalam bahasa Inggris adalah The Lord of hosts / army. Ini menunjukkan Allah sebagai penguasa
seluruh alam semesta dan sebagai panglima balatentara surga (malaikat).
Kepada Allah yang seperti itulah kita
berdoa, bukan kepada Allah yang tidak bisa berbuat apa-apa! Karena itu percayalah
bahwa Ia mendengar doa saudara dan akan menolong saudara!
Maukah saudara melakukan ke 3 hal ini?
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com