Eksposisi Surat Yakobus
oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
YAKOBUS
5:7-11
Dalam penderitaan, kita sering mempunyai sikap-sikap yang salah,
seperti: menjadi marah, lemah imannya, bersungut-sungut, berhenti ikut Tuhan /
menjauhi Tuhan, lari ke dalam dosa, dsb.
Karena setiap orang kristen pasti mengalami penderitaan, maka
adalah sesuatu yang penting bagi kita untuk belajar tentang sikap yang benar
dalam mengalami penderitaan.
I)
Sikap yang benar dalam menghadapi penderitaan.
1) Sabar
(ay 7,8,10).
a) Sabar berarti tidak membalas dendam
/ tidak marah.
Ingat bahwa penderitaan mereka
disebabkan oleh penindasan orang-orang kaya (Yak 5:4,6). Jadi, bisa saja
mereka menjadi marah dan ingin membalas dendam. Tetapi Yakobus mengatakan
mereka harus sabar.
b) Sabar dalam penderitaan, juga
berarti bahwa kita tidak bersungut-sungut dalam menghadapi penderitaan.
c) Sabar juga berarti tidak iri hati
melihat nasib orang lain yang tidak mengalami penderitaan seperti kita.
d) Sabar juga berarti bahwa kita
tunduk / berserah sepenuhnya pada kehendak Allah, dan tidak memberontak / marah
kepada Allah, pada waktu kita mengalami penderitaan.
Renungkan: apakah saudara sabar dalam
mengalami penderitaan?
2) Meneguhkan
hati (ay 8).
NASB: strengthen your hearts (= kuatkanlah hatimu).
NIV: stand firm (= berdirilah teguh).
RSV: establish your hearts (= teguhkanlah hatimu).
KJV: stablish your hearts (= teguhkanlah hatimu).
Dalam Kel 17:12, kata-kata ‘tidak
bergerak’ (yang menunjuk pada tangan Musa yang ditopang oleh Harun dan Hur),
diterjemahkan ke bahasa Yunani (LXX / Septuaginta) menggunakan kata Yunani
yang sama dengan yang diterjemahkan ‘meneguhkan’ dalam Yak 5:8 ini.
Jadi, dalam menghadapi penderitaan,
iman maupun perasaan terhadap Tuhan tidak boleh naik turun / berubah-ubah.
3) Jangan
bersungut-sungut satu terhadap yang lain (ay 9).
Ay 9: janganlah kamu
bersungut-sungut dan saling mempersalahkan.
NIV: Do not grumble against each other (= janganlah bersungut-sungut
satu kepada yang lain / menentang satu sama lain).
NASB: Do not complain brethren, against one another (= janganlah mengeluh
satu kepada yang lain / menentang satu sama lain).
Ini bisa berarti bahwa kita tidak
boleh:
a) Saling menyalahkan.
Kalau satu keluarga mengalami
penderitaan, maka seringkali mereka saling menyalahkan satu sama lain, sehingga
justru memperberat penderitaan, dan memperkecil kekuatan mereka dalam
menghadapi penderitaan.
b) Bersungut-sungut kepada orang
kristen yang lain dan mengatakan bahwa Allah tidak adil / kasih.
Ingat bahwa kita memang boleh untuk sharing tentang penderitaan yang kita
alami, tetapi tidak boleh dengan nada menyalahkan Allah / mengecam Allah!
c) Bersungut-sungut tentang orang
kristen yang lain.
d) Bersungut-sungut kepada Tuhan dan
meminta Tuhan membalaskan dendamnya. Kita boleh saja menceritakan kepada Tuhan
tentang segala penderitaan kita dan bahkan tentang orang-orang yang membuat
kita menderita, tetapi jangan dengan hati yang menginginkan balas dendam!
e) Bersungut-sungut karena orang
kristen yang lain lebih baik nasibnya.
Bersungut-sungut bukanlah dosa yang
bisa diabaikan / diremehkan. Tuhan tidak senang melihat kita bersungut-sungut,
karena bersungut-sungut menunjukkan:
·
tidak /
kurang percaya.
·
tidak
puas / iri hati.
Perhatikan juga ay 9 yang berkata:
‘supaya kamu jangan dihukum’ (Bdk. Bil 11:1 Bil 14:1-4
Bil 21:4-9).
Kalau saudara suka bersungut-sungut,
ingatlah bahwa dahulu Tuhan menghukum bangsa Israel karena dosa ini, dan semua
ini terjadi sebagai contoh bagi kita (bdk. 1Kor 10:6,10).
Karena itu, kalau saudara adalah orang
yang sering / selalu bersungut-sungut pada waktu mengalami penderitaan /
kesukaran, mintalah ampun kepada Tuhan atas dosa itu, dan mintalah supaya Tuhan
menolong saudara untuk bisa berhenti dari dosa itu!
4) Bertekun
(ay 11).
Banyak orang seperti ‘tanah berbatu’
(Mat 13:5,6,20,21). Pada waktu mengalami penderitaan, mereka murtad.
Yakobus menyuruh bertekun, artinya
tidak putus asa, tetapi sebaliknya terus ikut Tuhan sekalipun mengalami
penderitaan.
Penerapan:
Apakah saudara tetap bertekun dalam saat
teduh, doa, pergi ke kebaktian, pergi ke Pemahaman Alkitab, melayani Tuhan,
memberitakan Injil dsb, pada waktu saudara mengalami penderitaan?
II)
Dorongan untuk melakukan sikap yang benar di atas.
1) Illustrasi
petani (ay 7).
Ay 7 - ‘hujan musim gugur dan
hujan musim semi’. Ini salah terjemahan. Seharusnya adalah ‘hujan awal dan
hujan akhir’ (bdk. Ul 11:4
Yoel 2:23 Hos 6:3).
Hujan awal datang pada saat menabur, sedangkan hujan akhir datang pada saat mau
panen. Yakobus menggunakan illustrasi petani ini untuk menekankan kesabaran.
Petani sabar untuk menunggu panen. Kita mengharapkan sesuatu yang jauh lebih
besar dari panen, yaitu upah di surga. Jadi, seharusnya kita harus lebih sabar lagi
dibandingkan dengan para petani itu.
2) Kedatangan
Tuhan (ay 7).
a) Kedatangan Tuhan adalah akhir dari
segala sesuatu yang rasanya tidak adil, atau akhir dari segala penderitaan /
penindasan. Dengan mengingat hal ini, orang yang menderita bisa terhibur dan
dikuatkan.
b) Kedatangan Tuhan sudah dekat
(ay 8 bdk.
2Pet 3:3-4,8-10).
c) Dalam ay 9b, Yakobus
mengatakan lagi tentang kedatangan Tuhan ini dengan kata-kata yang berbeda.
Orang-orang itu dihakimi oleh orang
kaya (Yak 5:6), sehingga pernyataan bahwa Tuhan akan datang sebagai
Hakim, adalah suatu penghiburan bagi mereka. Ingat bahwa kata-kata ‘Hakim telah
berdiri di ambang pintu’ (ay 9b) ini, tidak ditujukan kepada orang kristen
yang bersungut-sungut, seakan-akan Hakim itu akan menghukum mereka. Sebaliknya,
kata-kata ini ditujukan untuk menghibur mereka yang tertindas / dihakimi.
3) Nabi-nabi
(ay 10).
Ini adalah orang-orang percaya, bahkan
orang-orang yang melayani Tuhan, tetapi mereka menderita. Jadi, kalau kita
mengikut Tuhan, lalu kita mengalami penderitaan, itu adalah sesuatu yang
lumrah. Perhatikan kata-kata ‘janganlah kamu heran’ dan ‘seolah-olah ada
sesuatu yang luar biasa’ dalam 1Pet 4:12, dan juga ‘pencobaan-pencobaan
biasa’ dalam 1Kor 10:13.
Yakobus tidak ingin kita sama seperti
nabi hanya dalam hal menderita, tetapi juga dalam hal kesabaran (ay 10).
Semua nabi adalah orang biasa (Yak 5:17), tetapi mereka bisa sabar,
mengapa kita tidak?
Thomas Manton: “When
God makes us like them (the prophets) in sufferings, we should be like them in
patience” [= pada waktu Allah membuat kita seperti mereka
(nabi-nabi) dalam penderitaan, kita harus seperti mereka dalam kesabaran].
4) Ayub
(ay 11).
a) Dari sini bisa disimpulkan bahwa
cerita Ayub ini jelas merupakan cerita yang bersifat historis / betul-betul
terjadi.
Kita
harus berhati-hati terhadap pendeta-pendeta dari golongan Liberal yang sering
menganggap cerita-cerita dalam Kitab Suci sekedar sebagai dongeng atau
illustrasi!
b) Kesalehan Ayub bisa terlihat dalam
Ayub 1:8 dan Ayub 2:3.
c) Penderitaan Ayub bisa terlihat
dalam Ayub 1:13-19 dan Ayub 2:7-9 dan juga dari penghakiman
teman-temannya.
d) Ketekunan Ayub bisa terlihat dari
Ayub 1:20-21 dan Ayub 2:10.
Memang Ayub tidak sempurna (bdk. Ayub 3:1-dst),
tetapi bagaimanapun ia pantas dijadikan teladan.
e) Akhirnya, cerita ini ‘happy-end’ (Ayub 42:10-17).
Mengapa? Karena Tuhan itu maha penyayang dan penuh belas kasihan (ay 11).
Karena itu, kalau kita mengalami penderitaan, maka kita harus mengarahkan
pandangan kita ‘pada akhirnya’. (bdk. Ro 8:18 2Kor 4:16-18).
Penutup
/ kesimpulan:
Dalam penderitaan kita harus:
1) Sabar.
2) Meneguhkan
hati.
3) Tidak
bersungut-sungut.
4) Bertekun.
Supaya bisa melakukan hal-hal itu, kita harus mengingat:
1) Petani
yang sabar menunggu panen.
2) Kedatangan
Tuhan yang sudah dekat.
3) Kesabaran
nabi-nabi.
4) Ketekunan
Ayub.
Maukah saudara melakukannya?
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com