Eksposisi Surat Yakobus
oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
YAKOBUS
5:12-13
Setiap orang mempunyai kebiasaan. Ada kebiasaan yang baik, seperti
bersaat teduh, datang tidak terlambat, pergi ke gereja pada hari minggu
(Catatan: awas, jangan pergi ke gereja pada hari minggu sekedar sebagai
suatu kebiasaan!), dsb. Ada juga kebiasaan yang tidak baik, seperti omong
kotor, mencaci maki, datang terlambat, suka berhutang, merokok, dsb. Dan ada
juga kebiasaan yang bisa disebut netral, karena tidak bisa dikatakan baik,
tetapi juga tak bisa dikatakan berdosa. Misalnya: memakai arloji di tangan
kiri, memakai cincin pada jari manis, dsb.
Dalam bagian ini Yakobus membahas kebiasaan yang baik dan yang
buruk.
I)
Kebiasaan yang buruk - bersumpah (ay 12).
1) Sekalipun sepintas lalu
Mat 5:33-37 melarang sumpah secara mutlak, tetapi saya berpendapat bahwa
sebetulnya sumpah tidak dilarang secara mutlak.
Alasan saya:
a) Paulus sering bersumpah
(Ro 1:9 Ro 9:1 2Kor 1:23 Gal 1:20 Fil 1:8). Betul-betul tidak terbayangkan bahwa Paulus bisa
berulang kali bersumpah kalau sumpah memang dilarang secara mutlak.
b) Perjanjian Lama mengijinkan, bahkan
mengharuskan sumpah, dalam hal-hal tertentu (Ul 6:13 Kel 22:10,11).
c) Kel 20:7 hanya melarang
menyebut nama Tuhan ‘secara sembarangan / dengan sia-sia’. Jadi, ada sumpah
menggunakan nama Tuhan, yang diijinkan.
Semua ini menunjukkan bahwa sumpah
tidak dilarang secara mutlak. Dalam pengadilan, atau dalam hal-hal yang penting
lainnya, kita boleh bersumpah. Yang dilarang adalah bersumpah secara
sembarangan, untuk hal-hal yang tidak penting.
Penerapan:
Apakah saudara sering bersumpah pada
waktu saudara ingin kata-kata saudara dipercaya oleh orang lain, sekalipun itu
bukan menyangkut sesuatu yang penting?
2) Kebiasaan
bersumpah secara sembarangan harus dibuang.
Cara membuang:
a) Sadarilah bahwa itu adalah dosa.
Salah satu alasan mengapa ada banyak
orang tak bisa membuang kebiasaan buruknya (seperti merokok, menyebut nama
Tuhan dengan sia-sia, mencaci maki, mengucapkan kata-kata kotor, suka terlambat
dsb), adalah karena mereka tidak menganggapnya sebagai dosa! Karena itu, kalau
saudara ingin membuang suatu kebiasaan buruk, maka saudara harus menyadari
bahwa itu adalah dosa. Dan kalau saudara ingin menolong seseorang untuk
membuang kebiasaan buruk tertentu, maka saudara harus menyadarkannya / meyakinkannya
bahwa hal itu adalah dosa! Kebiasaan bersumpah secara sembarangan ini,
sekalipun dilakukan oleh banyak orang dan dianggap bukan dosa, tetapi jelas
dianggap dosa oleh Kitab Suci. Ini terlihat dari:
·
Kel 20:7
- ‘Tuhan akan memandang bersalah’.
·
Sumpah
demi langit / bumi / surga dsb (yang menghindari penggunaan nama Allah) yang
dilakukan secara sembarangan, juga adalah dosa (Yak 5:12 Mat 5:34-37 Mat 23:16-22).
Ini terlihat dari:
*
Yak 5:12
- ‘supaya kamu jangan dihukum’.
*
Mat 5:37
- ‘lebih dari itu berasal dari si jahat’.
Penerapan:
Jaman ini, orang juga sering
menghindari penggunaan nama Allah dalam sumpah. Misalnya berkata ‘sumpah mati’.
Bahkan orang sering berusaha menghindari penggunaan kata ‘sumpah’. Misalnya:
dengan mengatakan ‘sumprit’, atau mengubahnya menjadi ‘saya berjanji’, dsb.
Sebetulnya semua ini sama saja, dan tetap adalah dosa, kalau hal ini dilakukan
dengan sembarangan!
·
Yak 5:12
- ‘Tetapi yang terutama’.
Ini tidak berarti bahwa dosa ini adalah
dosa yang paling hebat, tetapi ini menunjukkan seriusnya dosa ini.
b) Berusahalah membuang dosa itu,
sekalipun sudah menjadi kebiasaan (Yak 5:12).
Thomas Manton: “Thy
custom will not excuse thee; if it be thy custom to sin, it is God’s custom to
destroy sinners” (= kebiasaanmu tidak akan memaafkan kamu; kalau itu
merupakan kebiasaanmu untuk berdosa, maka adalah kebiasaan Allah untuk
menghancurkan orang-orang berdosa).
c) Berbicaralah jujur senantiasa.
Banyak orang sering berdusta sehingga
tidak bisa dipercaya dan supaya ia bisa dipercaya, ia lalu bersumpah. Tapi
kalau kita selalu jujur kepada siapapun, kita akan dipercaya sekalipun tidak
bersumpah. Dengan demikian, sumpah itu tak akan dibutuhkan lagi untuk
meyakinkan orang.
Memang kalau selama ini saudara sudah
dikenal sebagai orang yang sering berdusta, dan mulai saat ini saudara
mengambil keputusan untuk berbicara jujur, maka tentu saja orang-orang di
sekitar saudara tidak akan cepat-cepat percaya. Tetapi bertekunlah dalam
kejujuran itu, maka lambat laun orang-orang itu akan mempercayai saudara.
d) Jangan perduli kalau saudara tidak dipercaya,
sekalipun saudara mengatakan kebenaran. Tidak perlu menyakinkan orang itu
dengan jalan bersumpah. Kalau orang itu tidak mau percaya, biarkanlah ia tidak
percaya!
II)
Kebiasaan yang baik - ingat kepada Tuhan (ay 13).
Dalam ay 13, kita melihat 2 hal
yang dialami setiap orang: menderita dan bergembira. Kita sering menghadapi
kedua hal itu dengan sikap yang salah:
·
Pada
waktu menderita kita bergantung pada diri sendiri / orang lain, menjadi marah,
putus asa, bersungut-sungut, dsb.
·
Pada
waktu bergembira, kita bersenang-senang, sehingga lupa kepada Tuhan.
Memang, baik dalam penderitaan maupun
kegembiraan ataupun keadaan yang lain apapun juga, kita yang masih mempunyai
kecondongan kepada dosa ini, tetap sering menghadapinya dengan meninggalkan
Tuhan.
Sikap salah ini bisa menjadi kebiasaan
dan ini harus diubah! Dalam ay 13 ini Yakobus memberikan sikap yang benar,
yang harus menjadi kebiasaan kita:
1) Pada waktu menderita, berdoalah
(datang / ingat pada Tuhan).
Musa dan bangsa Israel mengalami penderitaan
yang sama, tetapi mereka menghadapinya dengan cara yang berbeda. Bangsa Israel
menghadapinya dengan bersungut-sungut, tetapi Musa menghadapinya dengan
berseru-seru kepada Tuhan (Kel 15:22-25 Kel 17:1-4).
Yang mana yang menjadi
sikap saudara dalam menghadapi kesukaran?
2) Pada
waktu bergembira, menyanyilah (datang / ingat kepada Tuhan).
Kata-kata ‘baiklah ia menyanyi’ dalam
bahasa Yunaninya adalah PSALLETO [bandingkan dengan kata Psalm (= mazmur) dalam bahasa Inggris], yang sebetulnya berarti ‘let him sing a psalm’ (= baiklah ia
menyanyikan mazmur). Jadi, menyanyi di sini adalah menyanyikan lagu rohani,
bukan seadanya lagu. Ini juga merupakan suatu tindakan datang / ingat kepada
Tuhan.
Perhatikan bahwa
ay 13 ini tidak boleh diartikan bahwa:
a) Dalam penderitaan kita hanya boleh
berdoa, tidak boleh menyanyi. Bandingkan dengan Kis 16:25 dimana Paulus
dan Silas bukan hanya berdoa tetapi juga menyanyi memuji Tuhan dalam
penderitaan mereka.
Kalau saudara mau menyanyi memuji Tuhan
pada saat saudara menderita dan sedih / sumpek, maka mula-mula saudara akan
mengalami suatu konflik dalam hati saudara. Bahkan saudara mungkin akan merasa
diri sebagai orang munafik. Tetapi ini bukan kemunafikan, karena ini adalah
ketaatan pada perintah Tuhan. Karena itu, tidak peduli apa yang saudara
rasakan, teruskanlah menyanyi memuji Tuhan, dan saudara akan merasakan bahwa
kesedihan itu akan terangkat dari hati saudara dan digantikan dengan sukacita
dari Tuhan!
b) Dalam
kegembiraan kita hanya boleh menyanyi, tidak boleh berdoa.
Bandingkan dengan 1Sam 2:1-10 yang
menunjukkan doa Hana dalam kegembiraannya karena telah mendapatkan anak dari
Tuhan.
Juga kata-kata ‘tetaplah berdoa’ [KJV: pray without ceasing (= berdoalah tanpa
henti-hentinya)] dalam 1Tes 5:17 jelas menunjukkan bahwa kita boleh berdoa
pada waktu mengalami kegembiraan.
Yak 5:13 ini berarti bahwa dalam
segala keadaan, baik dalam penderitaan maupun kegembiraan, kita harus selalu
ingat / datang pada Tuhan.
Calvin: “There
is no time in which God does not invite us to himself” (= tidak ada
saat dimana Allah tidak mengundang kita kepada diriNya sendiri).
Penerapan:
Maukah saudara mengusahakan kebiasaan
baik ini, yaitu supaya selalu ingat / datang kepada Tuhan, dalam keadaan susah
maupun senang, atau dalam keadaan apapun juga?
Penutup:
Kita dulu hidup dalam dosa. Sekalipun sekarang kita ada dalam
Kristus, tetapi masih banyak kebiasaan-kebiasaan hidup lama yang masih ada
dalam hidup kita, dan disamping itu masih banyak kebiasaan-kebiasaan baik yang
seharusnya ada dalam hidup kita, tetapi sampai saat ini belum ada. Maukah
saudara berusaha untuk membuang kebiasaan-kebiasaan buruk dan mengusahakan
kebiasaan-kebiasaan yang baik?
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com