Eksposisi Surat Yakobus
oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
Yakobus 5:16b-18
Catatan:
Yak 5:16b-18 ini mempunyai latar belakang dalam 1Raja-raja 18:41-46, dan
karena itu dalam memberikan exposisi Yak 5:16b-18 ini saya juga membahas
1Raja-raja 18:41-46 yang melatarbelakanginya.
I)
Elia adalah manusia biasa sama seperti kita (ay 17).
Kata-kata ‘Elia adalah manusia biasa sama seperti
kita’ dalam ay 17
ini, kurang tepat terjemahannya.
NIV: ‘Elijah was a man just like us’ (= Elia adalah seorang manusia sama
seperti kita). Ini sama dengan Kitab Suci Indonesia.
NASB: ‘Elijah was a man with a nature like ours’ (= Elia adalah seorang
manusia dengan sifat dasar seperti kita).
KJV: ‘Elijah was a man subject to like passions as we are’ (= Elia
adalah seorang manusia yang tunduk pada perasaan-perasaan yang sama seperti
kita).
Kata Yunani yang digunakan adalah
HOMOIOPATHES, dan dalam Interlinear Greek - English diterjemahkan ‘of like feeling’ (= dengan perasaan
yang sama / serupa).
Tetapi Tasker (Tyndale) mengatakan:
“The distinctive Greek word used here means literally
‘suffering the same things’, homoiopathes, i.e. inheriting the same nature,
subject to the same emotions, and liable to the same weaknesses. ‘Passions’
perhaps narrows the meaning too much; and the rendering of the R.S.V.,
following R.V. margin, ‘of like nature with ourselves’ is preferable” (= Kata Yunani
khusus yang digunakan di sini secara hurufiah berarti ‘mengalami hal-hal yang
sama’, HOMOIOPATHES, yaitu mewarisi sifat dasar yang sama, tunduk kepada perasaan
/ emosi yang sama, dan bisa terkena kelemahan yang sama. ‘Perasaan’ mungkin
terlalu menyempitkan artinya; dan terjemahan dari R.S.V., mengikuti catatan
tepi dari A.V., ‘dari sifat dasar yang mirip dengan diri kita sendiri’ lebih
baik).
A. T. Robertson mengatakan bahwa kata
ini terdiri dari 2 kata Yunani yaitu HOMOIOS dan PASCHO. Artinya adalah ‘suffering the like with another’ (=
mengalami yang sama / serupa dengan yang lain).
Kata Yunani HOMOIOPATHES hanya
digunakan 2 x dalam Perjanjian Baru, yaitu dalam Yak 5:17 dan
Kis 14:15. Dalam Kis 14 itu, Paulus dan Barnabas melakukan mujijat
sehingga lalu diperlakukan sebagai dewa, dan orang banyak mau memberikan persembahan
korban untuk mereka, maka mereka berseru dalam Kis 14:15 (KJV): “Sirs, why do ye these things? We also are
men of like passions with you” (= Tuan-tuan, mengapa kamu melakukan hal-hal
ini? Kami juga adalah manusia dengan perasaan yang sama / serupa dengan kamu).
Thomas Manton mengomentari kata
HOMOIOPATHES dalam Kis 14:15 ini dengan mengatakan:
“It is put there for whatever differenceth man from the
divine nature” (= Itu diletakkan di sana untuk apapun yang membedakan
manusia dengan Allah).
Jadi, pada waktu HOMOIOPATHES ini digunakan
terhadap Elia, menunjukkan bahwa Elia bukanlah makhluk ilahi atau setengah
Allah, bahkan bukan seorang superman rohani! Elia adalah manusia biasa sama
seperti kita, ia juga adalah manusia berdosa seperti kita, ia juga mempunyai
kecondongan kepada dosa seperti kita, ia juga mempunyai perasaan-perasaan yang sama
seperti kita, dan juga mengalami hal-hal yang sama dengan kita. Karena itu
dalam 1Raja-raja 19:3 dikatakan bahwa Elia juga merasa takut (Catatan:
takutnya Elia di sini diperdebatkan), dan dalam 1Raja-raja 19:4 Elia
merasa putus ada / frustrasi / depresi sehingga minta mati.
Pada waktu ia berdoa / mau berdoa,
mungkin sekali Elia juga dipengaruhi oleh keraguan, ketidakpercayaan, kemalasan,
dsb, tetapi ia berhasil mengatasi semua itu dan berdoa dengan sungguh-sungguh
sehingga menghasil-kan jawaban doa yang luar biasa.
Saya yakin ini tidak hanya berlaku
untuk Elia saja, tetapi juga untuk semua orang-orang saleh / kudus dalam Kitab
Suci, seperti Abraham, Ayub, Daud, Paulus, Petrus dsb. Bagian ini penting,
karena kalau kepada kita ditunjukkan teladan dari orang-orang kudus itu,
misalnya Ayub, maka kita cenderung berpikir bahwa ia adalah seorang ‘superman
rohani’, dan kita tidak seperti dia, sehingga tentu saja tidak bisa menirunya /
meneladaninya!
Thomas Manton: “God’s
eminent children are men of like passions with us ... they are all troubled
with a naughty heart, a busy devil, and a corrupt world. We are all tainted in
our originals, and infected with Adam’s leprosy ... Many times there are
notorious blemishes in the lives of the saints; they are of the same nature
with others, and have not wholly divested and put off the interests and
concernments of the flesh and blood. ... Constancy and continuance in sin would
deny them saints, and an uninterrupted continuance in holiness would deny them
men. Well, then, God’s children, that travail under the burden of infirmities,
may take comfort; such conflicts are not inconsistent with faith and piety ...
When we partake of the divine nature we do not put off the human; we ought to
walk with care, but yet with comfort” (= Anak-anak Allah yang terkenal adalah
manusia dengan perasaan yang sama seperti kita ... mereka semua diganggu oleh
hati yang nakal, setan yang sibuk, dan dunia yang rusak. Kita semua ternoda
dari semula, dan tertular oleh penyakit kustanya Adam ... Seringkali ada cacat
yang terkenal buruk dalam hidup orang-orang kudus; mereka mempunyai sifat dasar
yang sama dengan orang yang lain, dan belum sepenuhnya bebas dan menanggalkan
kesenangan dan perhatian dari daging dan darah. ... Jika mereka terus ada dalam
dosa maka mereka bukan orang kudus, dan jika mereka terus menerus ada dalam
kesucian maka mereka bukan manusia. Jadi, anak-anak Allah, yang menderita di
bawah beban kelemahan, boleh merasa terhibur; konflik seperti itu bukannya
tidak konsisten dengan iman dan kesalehan ... Pada waktu kita mengambil bagian
dari sifat ilahi kita tidak melepaskan sifat manusia; kita harus hidup dengan
hati-hati, tetapi juga dengan senang).
Thomas Manton juga menganggap bahwa
ay 17 ini menentang adanya orang suci seperti dalam Roma Katolik, yang
menganggap mereka sebagai setengah allah, karena Kitab Suci mengatakan bahwa
mereka sama seperti kita.
II)
Doa Elia berkuasa dan efektif.
Ay 16b versi Kitab Suci Indonesia
berbunyi: ‘Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar
kuasanya’. Tetapi kata-kata ‘bila dengan yakin didoakan’ sebetulnya
salah terjemahan.
TB2-LAI: ‘Doa orang yang benar, sangat besar
kuasanya dan ada hasilnya’.
NIV: ‘The prayer of a righteous man is powerful and effective’ (=
Doa orang yang benar, berkuasa dan efektif).
‘Berkuasa’ dan ‘efektif’ memang
berhubungan, karena doa tidak mungkin bisa berkuasa kalau tidak efektif. Tetapi
2 kata itu tetap berbeda artinya. ‘Berkuasa’ menunjukkan bahwa doanya bisa melakukan
hal-hal yang besar, sedangkan ‘efektif’ menunjukkan bahwa doanya dikabulkan
oleh Allah.
Sebagai contoh dari doa orang benar
yang berkuasa dan efektif ini, ay 17-18 lalu menceritakan tentang Elia dan
doanya. Memang doa Elia berkuasa dan efektif. Dengan doanya ia:
·
menghentikan
hujan selama 3 1/2 tahun (ay 17b)
·
menurunkan
hujan (ay 18
1Raja-raja 18:42-45).
·
menurunkan
api dari langit (1Raja-raja 18:36-38).
·
menghidupkan
kembali anak janda di Sarfat (1Raja-raja 17:17-24).
·
dsb.
Bukan hanya Elia yang melakukan hal-hal
besar melalui kuasa doa. Kuasa doa yang luar biasa juga terlihat dalam:
¨
kasus
Musa yang berdoa untuk Israel yang sedang berperang (Kel 17:8-13).
¨
kasus
matahari yang berhenti atas doa Yosua (Yos 10:12).
¨
kasus
matahari yang mundur atas permintaan Hizkia (2Raja-raja 20:9-11).
Barnes’ Notes: “prayer
moves the arm that moves the world” (= doa menggerakkan lengan yang
menggerakkan dunia).
Karena itu apapun problem saudara, dan
berapapun besar dan hebatnya problem saudara, berdoalah! Tidak ada yang
mustahil bagi Allah.
Tetapi dalam hal ini perlu diberi satu
catatan, yaitu: ini tidak berarti bahwa doa bisa mengubah kehendak / rencana
Tuhan (1Yoh 5:14
Yer 7:16 Yer 15:1 Yer 14:11 Yeh 14:14,16,18,20). Juga lihat
waktu Abraham berdoa untuk Sodom dan Gomora (Kej 18:16-33). Karena itu pada
waktu berdoa kita tetap harus meniru teladan Yesus yang tunduk pada kehendak
Bapa (Mat 6:10 Mat 26:39,42).
III)
Bagaimana supaya doa bisa berkuasa dan efektif.
Pulpit Commentary: “God
is more ready to give than we to pray” (= Allah lebih bersedia dalam memberi dari
pada kita dalam berdoa).
Tetapi dalam kenyataannya, doa kita
sering tidak dijawab, sehingga kita menjadi malas berdoa. Karena itu mari
sekarang kita mempelajari bagaimana doa bisa berkuasa dan efektif.
1) Yang
berdoa haruslah orang benar (ay 16b).
a) Siapa yang dimaksud dengan ‘orang
benar’?
Pertama-tama ia haruslah orang yang
percaya kepada Kristus.
Ro 5:1 - “Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam
damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita Yesus Kristus”.
2Kor 5:21 - “Dia
yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam
Dia kita dibenarkan oleh Allah”.
Jadi, jangan bermimpi mau membenarkan
diri sendiri melalui usaha sendiri, tanpa Kristus.
Tetapi setelah kita dibenarkan oleh
iman kepada Kristus, kita juga harus menjaga kesucian. Memang kita tidak
mungkin bisa suci, tetapi kita tidak boleh hidup dalam dosa, karena ini akan
kembali menghalangi doa kita. Kitab Suci memang menekankan bahwa dosa menghalangi
doa (Bdk. 2Raja 3:1-14
Maz 66:18
Maz 145:18-19 Amsal
15:8,29 Amsal 28:9 Yes 1:15 Yes 59:1-2 Yoh
9:31).
Saya ingin membahas satu dari ayat-ayat
ini yaitu Amsal 28:9 - “Siapa memalingkan telinganya untuk tidak mendengarkan
hukum, juga doanya adalah kekejian”.
Penerapan:
Kalau tidak mau datang ke Pemahaman
Alkitab termasuk ‘memalingkan telinganya dari hukum’ atau tidak? Kalau ya, maka
semua yang tidak mau datang ke Pemahaman Alkitab doanya adalah kekejian [NIV: ‘detestable’ (= menjijikkan)]!
Kalau setelah dibenarkan oleh iman
kepada Kristus, saudara lalu menjaga dan meningkatkan kesucian, itu bagus.
Tetapi awas, ini tidak berarti bahwa kita boleh berdoa dengan merasa diri layak
dan lalu datang kepada Tuhan bermodalkan kebaikan diri kita sendiri. Ingat
bahwa ‘segala
kesalehan kita seperti kain kotor’ (Yes 64:6). Semua kita tidak layak menghadap Allah, dan hanya
bisa dilayakkan dan didengar doanya karena jasa penebusan Kristus! Karena itu
kita berdoa dalam nama Yesus.
Penerapan:
Kalau doa saudara terus menerus tidak
didengar, periksalah iman dan kekudusan saudara!
b) Mungkinkah ada orang yang tidak
benar tetapi doanya terkabul?
Pulpit Commentary: “The
prayers of unrighteous men are sometimes heard (Luke 18:14 2Chron 33:19), but only their prayers
for grace and pardon” [= Doa-doa dari orang-orang yang tidak benar
kadang-kadang didengar (Luk 18:14
2Taw 33:19), tetapi hanya doa-doa mereka untuk kasih karunia dan
pengampunan].
Saya menambahkan lagi satu kemungkinan:
orang yang tidak benar, bahkan yang sesat, doanya bisa dikabulkan, tetapi
pengabulan doa itu datang dari setan, bukan dari Tuhan. Mengapa setan mau
mengabulkan? Supaya orangnya sesat terus dan akhirnya masuk ke neraka bersama
dia!
2) Doanya dinaikkan dengan sungguh-sungguh
(ay 17 - ‘Ia telah bersungguh-sungguh berdoa’).
Lit: ‘he prayed in prayer’ (= ia berdoa dalam doa). Ini adalah suatu
ungkapan Ibrani yang artinya ‘ia berdoa dengan sungguh-sungguh’. Ini sama
seperti dalam Luk 22:15 yang terjemahan hurufiahnya mestinya adalah ‘I desired with desire’ (= Aku
menginginkan dengan keinginan) tetapi artinya adalah ‘Aku sangat menginginkan /
merindukan’.
Kesungguhan Elia dalam berdoa terlihat
dalam 1Raja-raja 18:42, dimana sekalipun Ahab makan dan minum, Elia
berlutut dalam doa.
Penerapan:
Kalau saudara berdoa, apakah saudara
sungguh-sungguh atau asal doa? Atau berdoa dengan pemikiran ‘dikabulkan baik,
tidak dikabulkan ya sudah’?
3) Doanya
dinaikkan dengan kerendahan hati (1Raja-raja 18:42).
Padahal Tuhan sebetulnya sudah
menjanjikan hujan dalam 1Raja-raja 18:1, dan Israel sudah bertobat, tetapi toh
pada waktu Elia meminta hujan itu, ia tidak menuntut supaya Tuhan memberi
hujan, tetapi sebaliknya ia berdoa dengan berlutut.
Luk 18:9-14 (perumpamaan tentang
orang Farisi dan pemungut cukai yang berdoa di Bait Allah) menunjukkan secara
menyolok perbedaan dari orang yang berdoa dengan sombong dan orang yang berdoa
dengan rendah hati!
Penerapan:
Mungkin saudara adalah orang tua /
suami, dan anak-anak / istri saudara tunduk kepada saudara. Tetapi begitu
menghadap Tuhan, yang adalah Bapa saudara / Mempelai laki-laki, saudara adalah
anak / mempelai perempuan!
Mungkin saudara orang kaya, berkedudukan
tinggi, dan orang lain menghormati / menyanjung saudara. Tetapi begitu
berhadapan dengan Allah yang maha besar, pencipta dan penguasa langit dan bumi,
saudara tidak ada apa-apanya!
Mungkin saudara adalah orang yang saleh
(dibandingkan kebanyakan orang lain), atau mungkin saudara mempunyai kedudukan
tinggi dalam gereja, tetapi begitu saudara datang di hadapan Allah yang maha
suci, maha tinggi dan maha mulia, saudara najis, rendah dan hina.
Mungkin saudara adalah hamba Tuhan /
gembala / guru sekolah minggu / guru agama, tetapi begitu menghadap kepada
Tuhan, Dialah yang adalah Gembala / Guru, dan saudara adalah domba / murid!
Karena itu selalulah datang kepada
Tuhan dengan rendah hati, dengan kesadaran bahwa saudara dilayakkan hanya oleh
jasa penebusan Kristus!
4) Doanya
dinaikkan dengan iman pada janji Tuhan.
1Raja-raja 18:43-44 menunjukkan
iman Elia (bdk. Yak 1:6-7 Mat
21:21-22 Mark 9:23). Tetapi
berbeda dengan ‘iman’ jaman ini, yang seringkali tidak didasarkan atas apapun,
iman Elia di sini didasarkan atas janji Tuhan dalam 1Raja-raja 18:1. Doa
yang seperti ini tidak mungkin tidak dikabulkan!
Penerapan:
Dalam krisis moneter saat ini selalulah
ingat janji Tuhan dalam Mat 6:25-34, khususnya ay 33nya, dan
berdoalah berdasarkan janji itu! Tetapi pada saat yang sama jangan lupa / lalai
untuk mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya, karena itu adalah syaratnya!
5) Doanya
dinaikkan dengan tekun (1Raja-raja 18:42-44).
1Raja-raja 18:42-44 jelas menunjukkan
ketekunan. Bayangkan, 6 x dia menyuruh bujangnya melihat tanda-tanda akan
adanya hujan, dan tidak ada apa-apa! Kalau kita yang jadi dia, mungkin kita
sudah lama berhenti berdoa. Tetapi Elia terus berdoa dengan tekun (bdk. Luk
18:1-8 Ef 6:18).
Penerapan:
Hal apa yang dahulu saudara doakan
berkali-kali, tetapi sekarang tidak lagi, karena saudara putus asa? Pertobatan
keluarga? Perbaikan dalam negara dan bangsa kita? Perkembangan /. perbaikan
dalam gereja? Mampunya saudara mengatasi dosa / kelemahan tertentu? Minta
jodoh? Problem keluarga? Apapun yang saudara minta, jangan berhenti berdoa
sampai Allah mengabulkan doa. Saudara hanya boleh berhenti berdoa kalau saudara
tahu-tahu sadar bahwa apa yang saudara minta itu tidak baik atau tidak sesuai
kehendak Tuhan.
6) Doanya
bukan doa yang egois, tetapi sebaliknya berdasarkan kasih.
a) Elia adalah orang yang penuh dengan
kasih, dan ini ia tunjukkan dengan mengasihi Ahab.
1Raja-raja 18:41: Ahab di suruh
makan dan minum, mungkin karena sepanjang hari dalam pertandingan mendatangkan
api itu, ia tidak sempat makan ataupun minum. Ini menunjukkan bahwa Elia mengasihi
Ahab.
1Raja-raja 18:44: Elia menyuruh Ahab
cepat-cepat pulang supaya tidak terhalang hujan. Ini lagi-lagi menunjukkan
kasih Elia kepada Ahab.
b) Tidak hujan selama 3 1/2 tahun
dimintanya sebagai hukuman untuk Israel, tetapi ini tetap karena kasih kepada
Israel, yaitu supaya Israel bertobat.
Tentang doa minta hukuman untuk orang
jahat, Thomas Manton berkata:
“It is sometimes lawful to imprecate the vengeance of God
upon the wicked. Elias prayed that it might not rain, out of a zeal of God’s
glory, and detestation of their idolatry. I confess here we must be cautious;
imprecations in scripture were often uttered with a prophetic spirit, and by
special impulse and intimation from God. Elijah’s act must not be imitated
without Elijah’s spirit and warrant” (= Kadang-kadang diijinkan untuk meminta
pembalasan Allah bagi orang jahat. Elia berdoa supaya tidak hujan, karena
semangatnya untuk kemuliaan Allah, dan kebencian / kejijikan terhadap
penyembahan berhala mereka. Saya mengakui bahwa di sini kita harus
berhati-hati; meminta sesuatu yang jelek / hukuman dalam Kitab Suci sering
diucapkan dengan suatu roh nubuat, dan oleh suatu dorongan dan isyarat /
pemberitahuan dari Allah. Tindakan Elia tidak boleh ditiru tanpa roh / semangat
dan pemberian otoritas / kuasa Elia).
Manton menambahkan lagi:
“There is a great deal of difference between public and
private cases. In all private cases it is the glory of our religion to bless
them that curse us, ... but in public cases, wherein divine or human right is
interverted (?) and disturbed, we may desire God to relieve oppressed
innocence, to ‘wound the hairy scalp of evil-doers,’ &c” [= Ada
perbedaan besar antara kasus umum dan pribadi. Dalam semua kasus pribadi,
merupakan kemuliaan agama kita untuk memberkati mereka yang mengutuk kita, ...
tetapi dalam kasus umum, dimana hak ilahi dan manusia di ... (?) dan diganggu,
kita boleh menginginkan supaya Allah membebaskan orang tak berdosa yang
ditindas, untuk ‘melukai kulit kepala yang berambut dari pembuat-pembuat
kejahatan’ dst].
Catatan: Kutipan di bagian akhir ini diambil
dari Psalm 68:21 (Maz 68:22).
Jadi, dalam kasus pribadi memang
tidak boleh ada doa minta hukuman Tuhan. Dalam hal ini kita harus mentaati /
meneladani ayat-ayat seperti Mat 5:38-48
Luk 23:34
Kis 7:60. Dalam Luk 9:51-56, waktu orang Samaria melarang
Yesus dan rombonganNya melewati daerah mereka, Yakobus dan Yohanes bertanya
kepada Yesus apakah Ia mau mereka meminta api turun dari langit untuk
membinasakan orang-orang Samaria itu (mungkin mereka mau meniru Elia dalam
2Raja-raja 1:9-12), tetapi Yesus justru memarahi mereka.
Tetapi dalam kasus umum, seperti
dalam perusakan gereja dan penganiayaan orang kristen, atau bahkan dalam aksi
penjarahan dan pemerkosaan, maka dimungkinkan adanya doa untuk meminta hukuman
Tuhan.
c) Elia lalu minta berkat (hujan)
untuk mereka.
·
Setelah
ada pertobatan dari dosa, barulah Elia memberikan janji hujan dan berdoa untuk
hujan. Pada saat ini Indonesia belum bertobat dari perusakan / pembakaran
gereja (bdk. Komentar Amien Rais, di koran Surya 23 April 1998 - pembakaran /
perusakan gereja bukan karena SARA, tetapi karena frustrasi sosial ekonomi,
lalu mengamuk mencari kambing hitam).
Karena itu, kita tidak seharusnya
berdoa supaya bencana-bencana yang menimpa Indonesia diangkat. Mungkin kita
perlu berdoa supaya bencananya makin hebat, misalnya supaya Amerika melakukan
embargo ekonomi, supaya Indonesia bertobat!
·
Ini
menunjukkan bahwa Elia mengasihi Israel. Kalau tidak, sekalipun mereka
bertobat, ia tidak akan minta berkat untuk mereka.
d) Jadi, baik pada waktu minta tidak
ada hujan dan embun, maupun pada waktu minta hujan, Elia berdoa dengan motivasi
yang tidak bersifat egois.
Ia berdoa demi Tuhan dan bangsa Israel,
dan bahkan pada waktu berdoa supaya tidak ada hujan, ia sendiri menderita
karena kekeringan / kelaparan yang terjadi!
Pulpit Commentary: “Our
prayers for rain or fine weather are often selfish. Elijah only desired the
drought, only supplicated for rain, as a means of influencing Israel and
advancing God’s work. It is partly the selfishness of our prayers which has led
men to question the efficacy of all prayer. If men want to have their own way
with the elements, or to make God’s power further their private ends, is it
strange if He declines to hear them?” (= Doa kita untuk hujan atau cuaca baik
seringkali bersifat egois. Elia hanya menginginkan kekeringan, dan hanya
memohon hujan, sebagai suatu cara untuk mempengaruhi Israel dan memajukan
pekerjaan Allah. Keegoisan dalam doa merupakan sebagian dari hal yang
menyebabkan manusia mempertanyakan keefektifan semua doa. Jika manusia ingin
mendapatkan jalan mereka sendiri dengan elemen-elemen itu, atau membuat kuasa
Allah memajukan tujuan pribadi mereka, anehkah jika Ia menolak untuk mendengarkan
mereka?).
Saya kira kata-kata ini benar. Kalau
kita kepanasan, kita minta hujan, tetapi kalau mau pergi ke gereja kita minta
cuaca baik. Jadi kita sering minta hujan atau tidak hujan dengan motivasi yang
egois! Juga dalam meminta hal-hal yang lain, kita sering meminta dengan sikap
egois. Karena itu tidak heran Tuhan tidak mengabulkan doa kita (bdk. Yak 4:3).
Karena itu introspeksilah akan keegoisan dalam diri saudara, mintalah ampun
atas hal-hal itu, mintalah pengudusan dalam hal itu, supaya saudara bisa berdoa
dengan kasih, bukan dengan sikap egois!
Penutup
/ kesimpulan:
Maukah saudara meniru Elia dalam berdoa? Tuhan memberkati
saudara.
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com