Bagaimana menaklukkan Saksi Yehovah ?
oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.
SAKSI YEHOVAH II
KRISTOLOGI (DOKTRIN TENTANG DIRI KRISTUS)
Kalau pada pelajaran yang lalu kita sudah membahas tentang sejarah,
tokoh-tokoh dan bahayanya Saksi Yehovah, maka mulai pelajaran ini
kita akan membahas doktrin-doktrin Saksi Yehovah, dasar-dasar mereka,
bagaimana mematahkan argumentasi mereka, dan juga dasar Kitab Suci / pembelaan
berdasarkan Alkitab dari doktrin-doktrin kristen yang mereka serang. Saya
akan memulai dengan membahas doktrin tentang diri Kristus (Kristologi)
dari orang-orang Saksi Yehovah.
A) Ajaran Saksi Yehovah tentang diri Yesus Kristus:
1) Orang Saksi Yehovah tidak mengakui Yesus sebagai Allah yang maha kuasa, tetapi sebagai 'suatu allah' (a god), atau 'allah kecil', yaitu allah yang lebih rendah dari Allah yang maha kuasa.
Mereka membedakan kebesaran / kekuasaan Yesus sebagai 'allah yang perkasa'
(a mighty god) dengan kebesaran / kekuasaan Yehovah sebagai 'Allah
yang maha kuasa' (The Almighty God).
Catatan:
2) Yesus adalah ciptaan pertama / langsung dari Allah yang maha kuasa. Jadi Kristus ada awalnya / tidak sekekal BapaNya, dan Kristus lalu menjadi agen aktif dari Allah dalam menciptakan segala sesuatu.
Bahwa ini memang adalah ajaran mereka, terlihat dari kutipan-kutipan
di bawah ini, yang saya kutip dari buku 'Haruskah anda percaya kepada Tritunggal?':
Ini lagi-lagi adalah suatu omong kosong! Hanya Allahlah yang bisa mencipta.
Seseorang / sesuatu yang diciptakan tidak mungkin bisa mencipta!
3) Orang Saksi Yehovah juga mengatakan bahwa Yesus adalah Anak
Allah, dan karena itu jelas bahwa Ia bukanlah Allah sendiri, dan Ia tidak
sekekal Allah sendiri / BapaNya.
Kutipan dari 'Haruskah anda percaya kepada Tritunggal?':
"Para penganut Tritunggal mengatakan bahwa karena Allah itu
kekal, maka Anak Allah juga kekal. Namun bagaimana seseorang bisa menjadi
anak dan pada waktu yang sama umurnya setua ayahnya?" (hal 15).
Ini hanya merupakan argumentasi yang semata-mata berdasarkan logika
dan bersifat daging, tetapi tidak alkitabiah / tidak punya dasar Alkitab!
Tetapi ternyata argumentasi yang bersifat daging ini digunakan untuk
mengerti tentang Allah yang adalah Roh! Ini betul-betul merupakan
kebo-dohan yang luar biasa!
B) Ayat-ayat dasar Saksi Yehovah dan bantahannya:
1) Yes 9:5 (dalam Kitab Suci bahasa Inggris - Isaiah 9:6):
Di sini Kristus disebut 'Allah yang perkasa', dalam bahasa Inggrisnya 'mighty God' (NIV / NASB). Perhatikan bahwa dalam istilah 'mighty God' ini tidak digunakan definite article (Catatan: dalam bahasa Inggris, definite article = 'the').
Sedangkan sebutan untuk Allah adalah 'Allah Yang Mahakuasa', dalam bahasa
Inggrisnya 'The Almighty God', dan dalam bahasa Ibraninya
adalah EL SHADDAI. Contoh: Kej 17:1.
Hal ini dijadikan dasar oleh orang-orang Saksi Yehovah untuk
me-ngatakan bahwa Yesus lebih rendah dari Allah, atau bahwa Yesus adalah
'allah kecil'.
Bantahan:
a) Dalam bahasa Ibraninya, baik Yes 9:5 maupun Kej 17:1, kata
'Allah' sama-sama tidak menggunakan definite article, karena memang
dalam bahasa Ibraninya, kata 'Allah' tidak memerlukan definite article.
b) Dalam Yes 10:21, istilah 'Allah yang perkasa / mighty God'
dipakai untuk menunjuk kepada Allah / YAHWEH / YEHOVAH (lihat Yes 10:20).
Jadi jelaslah bahwa istilah ini tidak menunjuk pada 'allah kecil'!
Catatan:
Kata bahasa Ibrani yang dipakai dalam Yes 9:5 maupun Yes 10:21
adalah persis sama yaitu EL GIBOR.
2) Yoh 1:1 - In the beginning was the Word, and the Word was
with God, and the Word was God (= Pada mulanya adalah
Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah, dan Firman itu adalah
Allah).
Orang Saksi Yehovah selalu ingin menterjemahkan bagian terakhir
dari Yoh 1:1 sebagai 'The Word was a god' (= Firman
itu adalah suatu allah).
Alasannya adalah sebagai berikut:
Dalam ayat itu ada 2 x kata God (= Allah). Mereka mengatakan bahwa kata 'God' yang pertama dalam bahasa Yunaninya menggunakan definite article (Inggris: the), dan karena itu terjemahan hurufiahnya adalah 'the God'. Kata ini jelas menunjuk kepada Allah / YAHWEH / YEHOVAH.
Tetapi kata 'God' yang kedua tidak mempunyai definite article, dan karena itu menurut mereka ini harus diterjemahkan 'a god'. Kata ini menunjuk kepada Yesus.
Jadi, ayat ini mereka pakai sebagai dasar untuk mengatakan bahwa Yesus
adalah 'suatu allah' / 'allah kecil', yang lebih rendah dari YAHWEH / YEHOVAH
yang adalah Allah yang Mahakuasa.
Bantahan:
a) Ditinjau dari sudut tatabahasa bahasa Yunani kalimat itu terjemahannya
memang 'The Word was God' bukan 'The Word was a god'.
Catatan:
Tetapi dalam buku itu, mereka lalu menambahkan kalimat ini:
"Jadi ia (Colwell) pun mengakui bahwa bila ikatan kalimat menuntut
hal itu, para penterjemah dapat menyisipkan kata sandang tidak tentu (Indefinite
article) di depan kata benda dalam susunan kalimat sejenis ini. Apakah
ikatan kalimatnya menuntut kata sandang tidak tentu dalam Yohanes 1:1?
Ya, karena bukti dari seluruh Alkitab me-nunjukkan bahwa Yesus bukan
Allah Yang Mahakuasa. Jadi, yang harus membimbing penerjemah dalam
hal-hal seperti itu bukan peraturan tata bahasa dari Colwell yang meragukan,
tetapi ikatan kalimatnya".
Ini betul-betul merupakan sesuatu yang lucu dan bodoh karena orang Saksi
Yehovah ingin membuktikan bahwa Yesus bukanlah Allah Yang Mahakuasa
dengan menggunakan Yoh 1:1. Tetapi pada waktu mereka menafsirkan Yoh 1:1
itu, mereka menafsir-kannya berdasarkan asumsi / anggapan mereka bahwa
Yesus bukanlah Allah Yang Mahakuasa. Ini merupakan kebodohan dari orang
yang sengaja membutakan dirinya sendiri!
b) Tit 2:13 dan Ibr 1:8 secara explicit menyebut Yesus sebagai Allah, dan dalam 2 ayat ini, kata 'Allah' dalam bahasa Yunaninya menggunakan definite article (Inggris: the).
Untuk kata 'Allah' dalam Tit 2:13 digunakan kata bahasa Yunani TOU THEOU, sedangkan untuk kata 'Allah' dalam Ibr 1:8 digunakan kata bahasa Yunani HO THEOS, dimana kata TOU dan HO adalah definite article. Karena itu jelaslah bahwa kata itu tidak bisa diterjemahkan 'a god'.
Kalau Yoh 1:1 diterjemahkan 'the Word was a god', itu akan
bertentangan dengan Tit 2:13 dan Ibr 1:8. Bagaimana mungkin Kitab
Suci di bagian yang satu menyebut Yesus sebagai 'a god' dan di bagian
yang lain menyebut Yesus sebagai 'the God'?
3) Semua ayat Kitab Suci yang menyebut Yesus sebagai Anak Allah. Orang-orang
Saksi Yehovah berpendapat bahwa karena Yesus adalah Anak Allah,
maka Ia bukan Allah.
Bantahan:
Ada 2 cara untuk menjawab serangan ini:
a) Ingat bahwa suatu istilah dalam Kitab Suci harus diartikan sesuai dengan pengertian penulisnya / orang jaman itu tentang istilah tersebut, bukan dengan pengertian orang jaman sekarang tentang istilah tersebut.
Tentang istilah 'Anak Allah' yang digunakan oleh Yesus terhadap diriNya sendiri, banyak orang menyalahartikan istilah ini, dengan mengatakan bahwa istilah 'Anak Allah' menunjukkan bahwa dulu hanya ada Allah saja, yang lalu beranak, dsb. Karena itu jelas bahwa Yesus tidak setua / sekekal BapaNya. Tetapi ini adalah penafsiran yang menggunakan pengertian orang jaman sekarang tentang istilah itu.
Kalau kita melihat pada Yoh 10:33b dan Yoh 5:18b maka akan
terlihat dengan jelas bahwa pada jaman itu menyebut diri Anak Allah berarti
menganggap diri sehakekat dengan Allah, dan itu adalah sama dengan menyamakan
diri dengan Allah atau menganggap diri setara dengan Allah.
Yoh 5:18b - "Ia mengatakan bahwa Allah adalah BapaNya sendiri
dan dengan demikian menyamakan diriNya dengan Allah".
[Catatan: kata Yunani yang diterjemahkan 'menyamakan' dalam Yoh 5:18
adalah kata yang sama dengan kata Yunani yang diterjemahkan 'setara' dalam
Fil 2:6].
Yoh 10:33b - "karena Engkau menghujat Allah dan karena
Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diriMu dengan
Allah" (bdk. Yoh 10:36b).
b) Yesus disebut Anak Allah karena memang Ia diperanakkan secara kekal
oleh Allah. Untuk ini lihat penjelasan tentang doktrin The Eternal Generation
of the Son pada no 5 di bawah (hal 14-15).
4) Yoh 14:28 dan Mat 24:36.
Kedua ayat ini adalah ayat-ayat favorit orang-orang Saksi Yehovah
yang boleh dikatakan selalu digunakan untuk membuktikan bahwa Yesus lebih
rendah dari Allah / Bapa / Yehovah, karena dalam Yoh 14:28 Yesus sendiri
secara explicit berkata bahwa BapaNya lebih besar daripada Dia,
dan dalam Mat 24:36 Yesus berkata bahwa Ia tidak tahu tentang saat
tibanya hari Tuhan / hari kedatanganNya yang keduakalinya.
Bantahan:
a) Yesus adalah sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh ma-nusia.
Dalam Kitab Suci ada banyak ayat yang menunjukkan keilahian Yesus, dan
juga banyak ayat yang menunjukkan kemanusiaan Yesus. Kita tidak boleh menggunakan
ayat yang menunjukkan keilahian Yesus untuk membuktikan bahwa Ia bukan
manusia, dan sebaliknya, kita juga tidak boleh menggunakan ayat yang menunjukkan
kemanusiaan Yesus untuk membuktikan bahwa Ia bukan Allah.
Illustrasi:
Saya adalah seorang pendeta, tetapi pada saat yang sama saya juga adalah seorang olahragawan. Kadang-kadang saya memakai toga dan memimpin Perjamuan Kudus, sehingga saya terlihat sebagai pendeta. Tetapi kadang-kadang saya memakai celana pendek, kaos, dan sepatu olah raga, sehingga saya terlihat sebagai olahragawan. Tidak ada orang yang pada waktu melihat saya memakai toga, menganggap itu sebagai bukti bahwa saya bukan olahragawan, dan sebaliknya, waktu melihat saya memakai pakaian olah raga, meng-anggap itu sebagai bukti bahwa saya bukan pendeta!
Analoginya, karena Yesus adalah Allah dan manusia, maka kita tak boleh
menggunakan ayat-ayat yang menunjukkan keilahian Yesus untuk membuktikan
bahwa Ia bukan manusia, atau menggunakan ayat-ayat yang menunjukkan kemanusiaan
Yesus (seperti Yoh 14:28 dan Mat 24:36) untuk membuktikan bahwa Ia
bukan Allah!
b) Sebelum inkarnasi, Yesus adalah 1 pribadi dengan 1 hakekat / nature, dan karenanya pada saat itu, Ia hanya mempunyai 1 kesadaran / pikiran, yaitu pikiran illahi.
Pada waktu inkarnasi Yesus mengambil human nature (= hakekat manusia) sehingga Ia lalu menjadi 1 pribadi dengan 2 hakekat (hakekat manusia & hakekat illahi). Karena itu, sejak inkarnasi Ia mempunyai 2 macam kesadaran / pikiran, yaitu pikiran illahi dan pikiran manusia. Tetapi hanya salah satu saja dari 2 pikiran / kesadaran itu yang timbul.
Kalau pikiran illahi yang timbul, Ia berkata-kata sebagai Allah, sedangkan kalau pikiran manusia yang timbul, Ia berkata-kata sebagai manusia. Kalau pikiran ilahiNya yang timbul, Ia menjadi mahatahu; sebaliknya kalau pikiran manusiaNya yang timbul, Ia tidak mahatahu.
Baik dalam Yoh 14:28 maupun Mat 24:36, yang timbul adalah
pikiran manusiaNya. Pada saat pikiran illahiNya yang timbul, Ia menyejajarkan
diriNya dengan Allah BapaNya (ini terlihat misalnya dalam Yoh 10:30
dan Yoh 14:7-11), dan Ia menjadi mahatahu (ini terlihat misalnya dalam
Mat 9:4 Mat 12:25 Yoh 2:24-25 Yoh 6:64).
Catatan:
Kalau saudara mau mengerti hal ini dengan lebih jelas, bacalah buku
saya yang berjudul Christology!
5) Yoh 5:26 dan Yoh 6:57.
Di sini dikatakan bahwa Yesus menerima hidup dari Bapa atau Yesus hidup oleh Bapa. Ini dijadikan dasar oleh orang-orang Saksi Yehovah untuk mengatakan bahwa Bapa ada lebih dulu dari pada Yesus dan itu berarti bahwa Yesus tidak sama kekalnya dengan Bapa.
Bantahan:
a) Penafsiran satu ayat tidak boleh menabrak ayat lain dalam Kitab Suci, karena kalau demikian maka itu berarti bahwa Allah berbicara dengan lidah bercabang!
Banyak ayat lain dalam Kitab Suci yang me-nunjukkan kekekalan Yesus
(Yoh 1:1 Yoh 8:58 Ibr 1:11-12 Wah 1:8,18). Jadi, jelas bahwa
Yoh 5:26 dan Yoh 6:57 tidak berarti bahwa Bapa ada lebih dulu dari
Yesus atau bahwa Yesus tidak sama kekalnya dengan Bapa.
b) Yoh 5:26 dan Yoh 6:57 mempunyai 2 kemungkinan penafsiran:
THE ETERNAL GENERATION OF THE SON:
'The eternal generation of the Son' merupakan suatu tindakan kekal dari Bapa, dimana Bapa secara kekal / terus menerus memperanakkan Anak. Itu bukanlah suatu tindakan yang terjadi hanya pada satu saat di masa lampau, tetapi merupakan suatu tindakan yang sekalipun sudah selesai dilakukan, tetapi tetap dilakukan terus-menerus. Tidak ada saat di mana Bapa tidak melakukan tindakan itu.
[Catatan: yang diperanakkan secara kekal itu adalah pribadi Allah
Anak, bukan hakekatNya, karena Ia sehakekat dengan Bapa].
Definisi ini penting, karena kalau dikatakan bahwa Bapa memperanakkan Anak pada satu saat di masa yang lampau, maka itu akan menyebabkan:
Herman Bavinck:
"It is not to be regarded as having been completed once for
all in the past, but it is an act eternal and immutable, eternally finished,
yet continuing forevermore. As it is natural for the sun to give light
and for the fountain to pour forth water, so it is natural for the Father
to generate the Son" (= ini tidak boleh dianggap sebagai sudah
terjadi sekali untuk selama-lamanya di masa yang lalu, tetapi ini merupakan
suatu tindakan yang kekal dan tidak berubah, diselesaikan secara kekal,
tetapi terus berlangsung selama-lamanya. Sebagaimana me-rupakan sesuatu
yang alamiah bagi matahari untuk memberikan sinarnya dan bagi suatu sumber
untuk mengeluarkan air, demikian juga adalah sesuatu yang alamiah bagi
Bapa untuk memperanakkan Anak) - The Doctrine of God, p 309.
Illustrasi / analogi yang dipakai oleh Bavinck di sini adalah sangat penting:
'Bapa memperanakkan Anak' merupakan suatu tindakan yang sudah selesai,
tetapi terus berlangsung secara kekal. Analoginya adalah matahari yang
memancarkan sinarnya. Matahari itu sudah selesai memancarkan sinarnya,
tetapi hal itu tetap berlangsung terus menerus. Dengan analogi ini terlihat
bahwa sama seperti kita tidak bisa mengatakan bahwa matahari itu ada lebih
dulu dari sinarnya (ingat bahwa matahari tanpa sinar tidak bisa disebut
sebagai matahari!), maka kitapun tidak bisa mengatakan bahwa Bapa itu lebih
kekal dari pada Anak.
W.G.T. Shedd mengutip kata-kata Turretin:
"The Father does not generate the Son either as previously
existing, for in this case there would be no need of generation; nor
as not yet existing, for in this case the Son would not be eternal;
but as coexisting, because he is from eternity in the Godhead"
(= Bapa tidak memperanakkan Anak seakan-akan Anak itu sudah ada sebelumnya,
karena dalam hal ini tidak dibutuhkan tindakan memperanakkan itu; juga
tidak seakan-akan Anak itu belum ada, karena dalam hal ini Anak
itu tidak kekal; tetapi sebagai ada bersama-sama, karena Ia ada
di dalam Allah sejak kekekalan) - Shedd's Dogmatic Theology, vol I,
pp 293-294).
Dari penjelasan-penjelasan ini terlihat bahwa sekalipun Yesus memang
betul-betul diperanakkan oleh Bapa, Ia tetap sama kekalnya dengan Bapa,
dan itu membuktikan bahwa Ia memang adalah Allah sendiri!
6) Mark 10:18 Luk 18:19.
Ayat-ayat ini sering dipakai sebagai dasar oleh orang-orang Saksi
Yehovah untuk mengatakan bahwa Yesus sendiri mengatakan bahwa Dia bukan
Allah.
Bantahan:
a) Yesus tidak memaksudkan bahwa Dia bukan Allah dan bahwa Ia tidak pantas disebut baik.
Penafsiran orang-orang Saksi Yehovah ini bertentangan dengan
banyak ayat-ayat Kitab Suci yang lain, yang jelas mengatakan bahwa Yesus
adalah Allah dan Yesus adalah baik dan suci.
b) Dalam Mark 10:18 itu Yesus ingin membetulkan konsep yang salah dari anak muda kaya itu. Orang itu menyebut Yesus sebagai 'guru'. Jelas ia menganggap Yesus sebagai manusia biasa. Tetapi ia menyebut Yesus 'baik'. Sebutan ini tidak cocok untuk manusia biasa.
Kata-kata / jawaban Yesus bukannya bertujuan supaya orang muda itu menganggap
bahwa Yesus bukan Allah dan bahwa Yesus itu tidak baik, tetapi sebaliknya
supaya orang muda itu tahu bahwa Yesus bukan hanya baik, tetapi juga adalah
Allah sendiri.
7) Wah 3:14.
Ayat ini menyebut Yesus sebagai 'permulaan ciptaan Allah' / 'the be-ginning of the creation of God'.
Ayat ini dipakai sebagai dasar oleh orang-orang Saksi Yehovah
untuk mengajarkan bahwa Yesus adalah ciptaan pertama dari Allah Bapa.
Bantahan:
Kata bahasa Yunani yang diterjemahkan 'permulaan' adalah ARCHE. Kata ARCHE ini mempunyai banyak arti seperti:
Bagian ini tidak boleh diartikan bahwa Yesus adalah ciptaan pertama, karena ini berarti Yesus bukan Allah, dan ini akan bertentangan dengan banyak ayat Kitab Suci yang lain.
Kita bisa mengambil arti ke 2, yaitu ruler / chief, seperti terjemahan NIV. NIV menterjemahkan Wah 3:14 - the ruler of God's creation (= pemerintah / kepala dari ciptaan Allah). Terjemahan ini tidak menunjukkan Yesus sebagai ciptaan dari Allah, tetapi sebagai pemerintah / kepala dari ciptaan Allah!
Atau bisa juga kita mengambil arti ke 3 atau ke 4. Dengan demikian Wah 3:14
ini menunjukkan Yesus sebagai 'sumber' dari ciptaan Allah, atau 'asal mula'
dari ciptaan Allah. Jadi, Allah mencipta segala sesuatu melalui Yesus (bdk.
Yoh 1:3 Ibr 1:2b), dan dengan demikian Wah 3:14 ini tidak
menunjukkan Yesus sebagai ciptaan Allah, tetapi sebaliknya, sebagai Pencipta!.
Dalam komentarnya tentang Wah 3:14, William Barclay berkata:
"This phrase is ambiguous. It could mean, either, that Jesus
was the first person to be created or that he began the process of creation
.... It is the second meaning which is intended here. The word for beginning
is ARCHE. In early christian writings we read that Satan is the arche of
death, that is to say, death takes its origin in him; and that God is the
arche of all things, that is, all things find their beginning in him"
(= ungkapan ini berarti dua. Ungkapan ini bisa diartikan bahwa Yesus adalah
pribadi pertama yang diciptakan, atau bahwa Ia memulai proses penciptaan.
... Adalah arti kedua yang dimaksudkan di sini. Kata untuk permulaan /
mulanya adalah ARCHE. Dalam tulisan kristen kuno kita membaca bahwa Setan
adalah ARCHE dari kematian, artinya, kematian punya asal mula di dalam
dia; dan bahwa Allah adalah ARCHE dari segala sesuatu, artinya, segala
sesuatu mendapatkan per-mulaannya dalam Dia).
8) Amsal 8:22-25.
Banyak orang berpendapat bahwa 'hikmat' dalam Amsal 8 adalah Yesus sendiri. Orang-orang Saksi Yehovah lalu menggunakan Amsal 8:22-25 ini untuk mengatakan bahwa Yesus bukan Allah, karena:
Semua ini oleh mereka dianggap sebagai bukti bahwa Yesus tidak kekal,
dan karena itu Yesus bukan Allah.
Bantahan:
Dalam bagian ini Kitab Suci bahasa Indonesia mengandung beberapa kesalahan
penterjemahan.
Catatan:
Dalam buku-buku Saksi Yehovah terlihat bahwa mereka sering
sengaja memilih versi Kitab Suci yang terjemahannya salah untuk mendukung
pandangan mereka! Karena itu, setiap kali mereka menggunakan ayat Kitab
Suci dari versi tertentu untuk mendukung pandangan mereka, maka kita harus
memeriksa versi-versi Kitab Suci yang lain, bahkan kalau bisa kita harus
memeriksa bahasa aslinya.
a) Amsal 8:22 - "TUHAN telah menciptakan aku sebagai
permulaan pe-kerjaanNya, sebagai perbuatanNya yang pertama-tama dahulu
kala".
Kata bahasa Ibrani yang diterjemahkan 'telah menciptakan aku' adalah QANANI, yang berasal dari kata dasar QANAH, yang se-kalipun bisa diterjemahkan to create (= mencipta), tetapi juga mem-punyai bermacam-macam arti yang lain, seperti:
Dari ke empat terjemahan bahasa Inggris yang paling populer, hanya RSV
yang menterjemahkan 'created' (= menciptakan), sedangkan KJV / NASB
/ NIV menterjemahkan 'possesed' (= memiliki).
NIV: The LORD possessed me at the beginning of his work, before
his deeds of old (= TUHAN memiliki aku pada permulaan pekerjaanNya,
sebelum tindakan-tindakanNya pada jaman dahulu).
Terjemahan dari NIV ini (dan juga terjemahan KJV dan NASB) jelas sama
sekali tidak menunjukkan bahwa Yesus itu dicipta.
Derek Kidner, penulis buku Tafsiran Amsal dari seri Tyndale, dalam komentarnya
tentang Amsal 8:22 ini, mengatakan bahwa kata QANAH ini keluar 84
kali dalam Perjanjian Lama, dan hanya 6 atau 7 kali yang memungkinkan
diartikan 'mencipta', yaitu dalam Kej 14:19,22 Kel 15:16 Ul 32:6
Maz 74:2 Maz 139:13 Amsal 8:22. Tetapi ia lalu me-nambahkan bahwa
dalam ayat-ayat itupun kata ini tidak harus di-terjemahkan 'mencipta'.
Perlu juga diketahui bahwa bahasa Ibrani mempunyai kata lain yang artinya
betul-betul adalah to create (= mencipta), yaitu BARA, seperti yang
digunakan dalam Kej 1:1. Kalau memang yang dimaksud di sini adalah
'mencipta' mengapa tidak digunakan kata BARA itu?
b) Amsal 8:23 - "Sudah pada zaman purbakala aku dibentuk,
pada mula pertama, sebelum bumi ada".
Kata Ibrani yang diterjemahkan 'aku dibentuk' adalah NISSAKTI
yang arti sebenarnya adalah 'I was appointed' (= aku ditentukan
/ ditetap-kan).
NIV: I was appointed from eternity, from the beginning, before
the world began (= Aku telah ditetapkan sejak kekekalan, dari
semula, sebelum dunia ada).
Terjemahan ini lagi-lagi tidak menunjukkan bahwa Yesus itu dicipta /
dibuat.
c) Amsal 8:24-25 - "Sebelum air samudera raya ada, aku
telah lahir, sebelum ada sumber-sumber yang sarat dengan air. Sebelum
gunung-gunung tertanam dan lebih dahulu dari pada bukit-bukit aku telah
lahir".
Bahwa 'Yesus dilahirkan' tidak terlalu menimbulkan persoalan. Ini memang
tak mungkin menunjuk pada kelahiran Yesus sebagai manusia, karena dalam
ayat itu dikatakan bahwa kelahiran itu terjadi 'sebelum ada sumber-sumber
yang sarat dengan air, sebelum gunung-gunung tertanam, dan lebih dahulu
dari bukit-bukit'. Jadi, kelahiran ini menunjuk pada 'The Eternal Generation
of the Son' (lihat no 5 di atas, hal 14-15) dan ini tidak bisa dijadikan
dasar bahwa Yesus bukan Allah.
9) 1Kor 11:3 dan 1Kor 15:28.
Ini digunakan untuk menunjukkan bahwa Kristus lebih rendah dari Allah
Bapa, karena dikatakan bahwa 'Kepala dari Kristus ialah Allah' dan 'Ia
sendiri sebagai Anak akan menaklukkan diriNya di bawah Dia (Allah)'.
Bantahan:
Dalam kedua ayat tersebut, Kristus ditinjau sebagai Allah yang berinkarnasi
menjadi manusia, atau sebagai Pengantara antara Allah dan manusia. Pada
waktu menjadi manusia / Pengantara, Kristus memang merendahkan diri dan
menaklukkan diri kepada Allah (bdk. Fil 2:5-8). Jadi kedua ayat inipun
tidak berarti Yesus lebih rendah dari Allah Bapa.
10)Ibr 5:8.
Ayat ini mengatakan bahwa Yesus 'belajar menjadi taat' dan ini dijadikan
dasar untuk mengatakan bahwa Yesus terbatas dalam pengetahuan, karena Ia
membutuhkan 'belajar'!
Bantahan:
a) Disini lagi-lagi orang Saksi Yehovah menggunakan ayat yang
me-nekankan kemanusiaan Yesus untuk membuktikan bahwa Ia bukan Allah! Ini
penggunaan ayat Kitab Suci secara salah!
b) Kalau Yesus dikatakan 'belajar menjadi taat' itu berarti bahwa Ia
mendapatkan pengalaman ketaatan. Jadi, ini tidak berhubungan dengan
pengetahuan.
11)Mat 20:23.
Ayat ini menunjukkan bahwa Yesus tidak berhak memberikan tempat di sebelah kanan dan kiriNya nanti. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa telah menyediakannya.
Berdasarkan ayat ini orang-orang Saksi Yehovah lalu mengatakan:
"Jika Yesus adalah Allah yang Mahakuasa, ia berhak memberikan
kedudukan tersebut. Namun Yesus tidak dapat melakukan itu, karena ini adalah
hak Allah, dan Yesus bukan Allah" (kutipan dari buku 'Haruskah
anda percaya kepada Tritunggal?', hal 18).
Bantahan:
Ada 2 kemungkinan menafsirkan ayat ini:
a) Ayat ini memang menyatakan bahwa hanya Bapa yang berhak menentukan tempat di surga, sedangkan Yesus tidak mempunyai hak tersebut.
Kalau kita memilih pandangan ini, maka tentu saja itu berarti bahwa
Yesus berbicara tentang diriNya sebagai manusia, bukan sebagai Allah!
b) Ayat ini menunjukkan bahwa Bapa telah menentukan tempat / kedudukan di surga. Selanjutnya ayat ini berkata bahwa Yesus tidak berhak mengubah ketentuan Bapa itu. Untuk itu perlu saudara ketahui bahwa Allah Bapa sendiripun tidak mungkin mengubah ketentuan / rencana yang sudah Ia buat sejak kekekalan itu (Bil 23:19 1Sam 15:29 Maz 33:11). Bisakah saudara membayangkan Allah yang maha tahu, maka bijaksana, dan maha kuasa itu mengubah-ubah rencana-Nya seakan-akan Ia adalah manusia yang terbatas?
Dengan penjelasan ini, maka jelas bahwa ayat ini tidak menunjukkan bahwa
Yesus lebih rendah dari Allah.
C) Bukti-bukti keilahian Kristus:
1) Kitab Suci secara explicit mengatakan demikian (Yes 9:5 Yoh 1:1 Roma 9:5 Fil 2:5b-7 Titus 2:13 Ibr 1:8 2Pet 1:1 1Yoh 5:20).
Beberapa dari ayat-ayat ini cukup mudah dan bisa saudara baca dan mengerti
sendiri, tetapi beberapa yang lain agak sukar dan akan saya jelaskan di
bawah ini:
a) Yoh 1:1.
Kata 'Firman' (Yunani: LOGOS) disini jelas menunjuk kepada Yesus. Ini terlihat dari Yoh 1:14a yang mengatakan bahwa 'Firman itu telah menjadi manusia' dan dari Yoh 1:14b yang menyebutNya sebagai 'Anak tunggal Allah'.
Dan Yoh 1:1 ini secara explicit mengatakan bahwa Firman
/ Yesus itu adalah Allah.
b) Tit 2:13 (NIV): while we wait for the blessed hope - the glorious appearing of our great God and Savior, Jesus Christ (= sementara kita menantikan pengharapan yang mulia - penampilan yang mulia dari Allah kita yang besar dan Juruselamat kita, Yesus Kristus).
Jadi terlihat dengan jelas bahwa disini Yesus Kristus disebut dengan
sebutan 'our great God and Savior' (= Allah kita yang besar dan
Juruselamat kita).
c) Fil 2:6-7 berbunyi sebagai berikut: "... Kristus Yesus,
yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan
Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosong-kan
diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan
manusia".
Sebetulnya istilah 'dalam rupa Allah' dan 'kesetaraan dengan Allah'
sudah secara jelas menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah. Tetapi disini
akan dijelaskan hal-hal lain sehingga ayat ini menjadi dasar yang lebih
kuat lagi bagi keilahian Kristus.
Kata 'being' itu dalam bahasa Yunani adalah HUPARCHON dan ini menggambarkan seseorang sebagaimana adanya secara hakiki dan hal itu tak bisa berubah ('It describes that which a man is in his very essence and which cannot be changed').
Ketidak-bisa-berubahan ini ditunjukkan oleh bentuk present participle dari kata HUPARCHON itu.
Ini aneh dan kontras sekali dengan penggunaan bentuk-bentuk aorist (= past / lampau) pada kata-kata setelahnya, dan ini me-nunjuk pada 'continuance of being' (= keberadaan yang terus-menerus).
Karena itu, kalau dikatakan bahwa Yesus itu 'being in the form of God', maka itu berarti bahwa Yesus adalah Allah dan ini tak bisa berubah.
Allah memang mempunyai sifat tidak bisa berubah (Mal 3:6 Maz 102:26-28
Yak 1:17), karena kalau Ia bisa berubah, itu menunjukkan Ia tidak
sempurna!
d) 2Pet 1:1 (NASB): "... by the righteousness of our God and Savior, Jesus Christ" (= oleh kebenaran Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus).
Jadi disini Yesus disebut dengan istilah 'Allah dan Juruselamat kita'.
2) Kitab Suci memberikan nama-nama ilahi untuk Yesus (Yes 9:5 Yer 23:5-6
Yer 33:14-16 Mat 1:23 2Tim 1:10 Ibr 1:8,10).
a) Yes 9:5 jelas merupakan suatu nubuat tentang Kristus, dan dalam
ayat itu Ia disebut sebagai 'Allah yang perkasa' (Ibrani: EL GIBOR).
b) Yer 23:5-6 dan Yer 33:14-16 juga jelas merupakan nubuat
tentang Yesus Kristus, dan dalam ayat-ayat itu Ia disebut sebagai 'TUHAN
keadilan', dimana kata 'TUHAN' tersebut dalam bahasa Ibraninya adalah YAHWEH
/ YEHOVAH.
Catatan:
Perlu diketahui bahwa dalam Perjanjian Lama, kata 'Tuhan' berasal dari
kata bahasa Ibrani ADONAI, sedangkan kata 'TUHAN' (semua dalam huruf besar)
berasal dari kata bahasa Ibrani YAHWEH / YEHOVAH.
Ini adalah ayat-ayat yang sangat penting dalam menghadapi orang-orang
Saksi Yehovah karena di dalam ayat-ayat ini Yesus Kristus disebut
dengan sebutan YAHWEH / YEHOVAH!
Juga perlu diketahui bahwa dalam Kitab Suci istilah bahasa Ibrani 'ADONAI' (= Tuhan / Lord) bisa digunakan untuk seseorang yang bukan Allah (Misalnya dalam Yes 21:8). Demikian juga dengan istilah bahasa Ibrani 'EL / ELOHIM' [= Allah / God(s)], atau istilah bahasa Yunani 'THEOS' (= Allah), atau istilah bahasa Yunani 'KURIOS' (= Tuhan - Yunani), bisa digunakan untuk menunjuk kepada dewa dan bahkan manusia (Misalnya: Kel 4:16 Kel 7:1 Kel 12:12 Kel 20:3,23 Hakim-hakim 16:23-24 1Raja- raja 18:27 Maz 82:1,6 Kis 28:6).
Tetapi sebutan 'YAHWEH / YEHOVAH' (= TUHAN / LORD) tidak pernah
digunakan untuk siapapun / apapun selain Allah, karena YAHWEH / YEHOVAH
adalah nama dari Allah! Dan karena itu kalau dalam Yer 23:5-6 dan
Yer 33:14-16 Yesus disebut dengan sebutan 'YAHWEH / YEHOVAH', maka
tidak bisa tidak hal ini menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah sendiri!
c) Dalam Mat 1:23 Yesus disebut dengan istilah Immanuel, yang artinya adalah God with us (= Allah dengan / beserta kita).
d) Dalam 2Tim 1:10 Yesus disebut dengan istilah 'Juruselamat'.
Dilihat sepintas lalu, ini tak membuktikan bahwa Ia adalah Allah. Tetapi
perlu diketahui bahwa dalam Perjanjian Lama, sebutan 'Juruselamat' dan
'Penebus / Penolong' merupakan gelar ilahi yang menunjuk kepada Allah (Yes 43:3,11
Yes 45:15 Yer 14:8 Hos 13:4). Sedangkan dalam Perjanjian
Baru, sebutan-sebutan itu ditujukan kepada Yesus (2Tim 1:10 Tit 1:4
Tit 2:13 Tit 3:6 2Pet 1:11 2Pet 2:20 2Pet 3:18).
Ini secara implicit (= tidak langsung) menunjukkan bahwa Yesus adalah
Allah.
e) Dalam Ibr 1:8,10 Allah menyebut Yesus / Anak dengan sebutan
'Allah' dan 'Tuhan'.
3) Kitab Suci menunjukkan bahwa Yesus mempunyai sifat-sifat ilahi seperti:
a) Kekal (Mikha 5:1b Yoh 1:1 Yoh 8:58 Yoh 10:10 Yoh 17:5 Ibr 1:11-12 Wah 1:8,17-18 Wah 22:13).
Perhatikan kata-kata 'semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada. ... tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahunMu tidak berkesudahan'.
Bahwa bagian ini menunjuk kepada Yesus adalah sesuatu yang jelas, karena Ibr 1:10-12 merupakan sambungan dari Ibr 1:8-9 (dihubungkan oleh kata 'dan' pada awal Ibr 1:10), dan Ibr 1:8 berkata 'tentang Anak'.
b) Suci / tak berdosa (2Kor 5:21 Ibr 4:15).
c) Mahakuasa.
Yesus berulangkali menyembuhkan orang sakit, bahkan membangkitkan orang mati, dan juga melakukan mujijat-mujijat lain seperti me-nenangkan badai, berjalan di atas air, mengubah air menjadi anggur, memberi makan 5000 orang dengan menggunakan 5 roti dan 2 ikan, mengusir setan dsb.
Orang Saksi Yehovah mengatakan bahwa nabi-nabi dan rasul-rasul juga banyak yang bisa menyembuhkan orang sakit, bahkan membangkitkan orang mati, dan melakukan mujijat.
Tetapi perlu diingat bahwa nabi dan rasul hanya bisa melakukan hal-hal itu karena kehendak dan kuasa dari Tuhan, bukan karena kehendak dan kuasa mereka sendiri. Juga rasul-rasul melakukan mujijat dalam nama Yesus. Misalnya: Petrus menyembuhkan orang lumpuh dengan menggunakan nama Yesus (Kis 3:6). Paulus mengusir setan juga dengan nama Yesus (Kis 16:18). Karena itu, mujijat yang mereka lakukan tidak menunjukkan kemahakuasaan mereka.
Tetapi Yesus melakukan semua itu dengan kehendak dan kuasaNya sendiri
(Yoh 5:21b), dan tanpa menggunakan nama siapapun. Contoh: pada waktu
Yesus menyembuhkan orang lumpuh (Yoh 5:8), mengusir setan (Mat 8:28-32),
Ia tidak menggunakan nama siapapun, tetapi Ia langsung memerintahkan, dan
hal itu terjadi. Karenanya itu menun-jukkan kemahakuasaanNya!
Juga perlu diingat bahwa tidak ada seorang nabi / rasulpun yang bisa
menandingi Yesus dalam hal melakukan mujijat, baik dalam hal banyaknya
mujijat yang dilakukan, maupun dalam hal hebatnya mujijat yang dilakukan.
Ini secara explicit dikatakan oleh Yesus sendiri dalam Yoh 15:24
yang berbunyi sebagai berikut:
"Sekiranya Aku tidak melakukan pekerjaan di tengah-tengah mereka
seperti yang tidak pernah dilakukan orang lain, mereka tentu tidak
berdosa. Tetapi sekarang walaupun mereka telah melihat semuanya itu, namun
mereka membenci baik Aku maupun BapaKu".
d) Mahatahu (Mat 9:4 Mat 12:25 Yoh 2:24-25 Yoh 6:64).
e) Mahaada.
Kemahaadaan Yesus terlihat dari:
f) Tidak berubah (Ibr 13:8).
4) Kitab Suci menunjukkan bahwa Yesus melakukan pekerjaan-pekerjaan
ilahi seperti:
a) Penciptaan (Yoh 1:3,10 Kol 1:16 Ibr 1:2,10).
b) Pengampunan dosa (Mat 9:2-7).
c) Penghancuran segala sesuatu (Ibr 1:10-12).
d) Pembaharuan segala sesuatu (Fil 3:21 Wah 21:5).
e) Penghakiman pada akhir jaman (Mat 25:31-32 Yoh 5:22,27).
Bahwa Yesus akan menjadi Hakim pada akhir jaman, menunjukkan bahwa Ia
juga adalah Allah sendiri. Mengapa? Karena jumlah manusia yang pernah hidup
di dunia mulai jaman Adam sampai saat kedatangan Kristus yang keduakalinya
adalah begitu banyak. Kalau Yesus bukan Allah, bagaimana Ia bisa menghakimi
begitu banyak manusia dengan adil?
Dan disamping itu:
Misalnya, dosa membunuh dan mencuri tentu tidak sama hukumannya (bdk. Kel 21:12 dan Kel 22:1).
Makin banyak pengetahuan Firman Tuhan yang dimiliki seseorang, makin berat hukumannya kalau ia berbuat dosa (Luk 12:47-48).
Dosa sengaja dan tidak sengaja tentu juga berbeda hukumannya (Kel 21:12-14).
Kalau seseorang yang mempunyai kedudukan tinggi dalam gereja berbuat dosa, maka pengaruh negatif yang ditimbulkan akan lebih besar dari pada kalau orang kristen biasa berbuat dosa. Dan karena itu hukumannya juga lebih berat. Hal ini bisa terlihat dari kata-kata Yesus yang menunjukkan bahwa para ahli Taurat pasti akan menerima hukuman yang lebih berat (Mark 12:40b Luk 20:47b).
Seseorang yang mencuri tanpa ada pencobaan yang terlalu berarti tentu
lebih berat dosanya dari pada orang yang mencuri karena membutuhkan uang
untuk mengobati anaknya yang hampir mati. Hal ini bisa terlihat dari ayat-ayat
Kitab Suci yang mengecam orang-orang yang melakukan dosa tanpa sebab
/ alasan, seperti dalam Maz 35:19 Maz 69:5 Maz 119:78,86.
Juga dari ayat-ayat Kitab Suci yang mengecam orang yang mencintai /
mencari dosa, seperti Maz 4:3.
Untuk bisa melakukan semua ini dengan benar dan adil, maka Hakim itu
haruslah seseorang yang mahatahu, mahabijaksana dan maha-adil, dan karena
itu Ia harus adalah Allah sendiri!
Karena itu adalah sesuatu yang aneh kalau ada orang-orang yang percaya
bahwa Yesus akan menjadi Hakim pada akhir jaman, tetapi tidak mempercayai
bahwa Yesus adalah Allah sendiri!
5) Kitab Suci memberikan kehormatan ilahi kepada Yesus seperti:
a) Penghormatan.
Kita diperintahkan untuk menghormati Yesus sama seperti kita menghormati
Bapa (Yoh 5:23).
b) Kepercayaan.
Kita diperintahkan untuk percaya kepada Allah dan kepada Yesus (Yoh
14:1).
c) Pengharapan.
Kita diperintahkan untuk berharap kepada Yesus (1Kor 15:19), padahal
firman Tuhan juga berkata bahwa kita tidak boleh berharap kepada manusia
(Yes 31:1 Yer 16:5-7). Jadi jelaslah bahwa Yesus bukanlah hanya
semata-mata manusia biasa, tetapi juga adalah Allah sendiri.
d) Penyejajaran namaNya dengan pribadi-pribadi lain dari Allah Tri-tunggal (Mat 28:19 2Kor 13:13).
Memang bahwa ada 3 nama yang ditulis berjejeran, tidak mem-buktikan bahwa ketiga orang itu setingkat. Misalnya: presiden Suharto berbicara dengan si A dan si B. Maka belum tentu si A dan si B juga adalah presiden / kepala negara.
Tetapi perlu diingat bahwa dalam Mat 28:19 itu ketiga nama itu
dijejerkan bukan dalam sembarang peristiwa, tetapi dalam sesuatu yang sakral,
yaitu dalam formula baptisan. Kalau ketiga nama itu tidak setingkat, itu
sama mustahilnya seperti mengadakan suatu Konpe-rensi Tingkat Tinggi, yang
dihadiri oleh Presiden Amerika, Kaisar Jepang, dan seorang Lurah dari Indonesia!
6) KesatuanNya dengan Bapa seperti yang dinyatakan oleh ayat-ayat seperti
Yoh 10:30 dan Yoh 14:7-11, jelas menunjukkan keilahian Yesus.
Orang-orang Saksi Yehovah menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan
'satu' dalam Yoh 10:30 adalah bahwa Yesus dan Bapa itu satu dalam
tujuan dan pikiran. Ini terlihat dari kutipan di bawah ini, yang saya
ambil dari buku 'Haruskah anda percaya kepada Tritunggal?', hal 24, yang
berbunyi sebagai berikut:
"Ayat itu, dalam Yohanes 10:30, sering dikutip untuk mendukung
Tritung-gal, meskipun pribadi ketiga tidak disebutkan di sana. Tetapi Yesus
sendiri menunjukkan apa yang ia maksud dengan menjadi 'satu' dengan Bapa.
Dalam Yohanes 17:21,22, ia berdoa kepada Allah agar murid-muridnya 'semua
menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam
Engkau, agar mereka juga di dalam Kita,...supaya mereka menjadi satu, sama
seperti Kita adalah satu.' Apakah Yesus berdoa agar semua murid-muridnya
menjadi satu kesatuan tunggal? Tidak, Yesus jelas berdoa agar mereka dipersatukan
dalam pikiran dan tujuan, seperti halnya dia dan Allah".
Tetapi argumentasi ini dengan mudah bisa kita patahkan dengan membaca Yoh 10:30 ini terus sampai dengan Yoh 10:33. Maka akan terlihat bahwa setelah Yesus mengucapkan Yoh 10:30 itu, orang-orang Yahudi menjadi marah dan mau melempariNya dengan batu (Yoh 10:31). Yesus lalu bertanya apa sebabnya mereka mau melempariNya dengan batu (Yoh 10:32). Dan orang-orang Yahudi itu menjawab dalam Yoh 10:33 sebagai berikut: "... karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diriMu dengan Allah".
Jadi jelas bahwa orang-orang Yahudi itu tahu dengan jelas bahwa yang
Yesus maksudkan pada waktu Ia berkata bahwa Ia dan Bapa adalah satu, bukanlah
bahwa Ia dan Bapa itu satu dalam pikiran dan tujuan, tetapi bahwa Ia adalah
sama dengan Allah sendiri.
7) Yesus sendiri mengakui bahwa Ia adalah Allah / Anak Allah (Yoh 5:23 Yoh 10:30 Yoh 14:7-10 Yoh 15:23 Mat 26:63-64).
Memang kalau seseorang mengaku bahwa dirinya adalah Allah / Anak Allah, itu tidak / belum berarti bahwa ia memang betul-betul adalah Allah. Tetapi Yesus bukan hanya mengaku bahwa diriNya adalah Allah / Anak Allah, tetapi Ia juga rela mati demi pengakuan tersebut!
Ada seorang penulis buku yang menggunakan hal ini untuk membuktikan
keilahian Yesus dengan cara sebagai berikut:
Yesus = Allah / Anak Allah
Tidak benar Benar
Tahu Tidak tahu
Pendusta Orang gila Allah / Anak Allah
dan tolol
Keterangan:
Yesus mengaku sebagai Allah / Anak Allah, dan ia mau mati untuk pengakuan
itu. Ada 2 kemungkinan tentang pengakuan itu, yaitu: TIDAK BENAR atau BENAR.
Kalau pengakuan itu TIDAK BENAR, maka ada 2 kemungkinan lagi: Yesus TAHU
bahwa pengakuanNya tidak benar, atau Yesus TIDAK TAHU bahwa pengakuanNya
tidak benar. Kalau Yesus tahu bahwa pengakuannya tidak benar, maka Ia pasti
adalah seorang PEN-DUSTA, bahkan ORANG TOLOL (karena Ia mau mati untuk
suatu dusta). Kalau Yesus tidak tahu bahwa pengakuanNya tidak benar, maka
Ia pasti adalah ORANG GILA, karena hanya orang gila yang tidak mengerti
apa yang Ia sendiri katakan. Kalau pengakuan Yesus tersebut adalah BE-NAR,
maka Yesus adalah ALLAH / ANAK ALLAH.
Jadi sekarang hanya ada beberapa pilihan untuk saudara:
a) Yesus adalah seorang pendusta / orang tolol.
Kitab Suci jelas tidak pernah menunjukkan Yesus sebagai pendusta, karena
kata-kataNya selalu benar. Kitab Suci juga tidak menunjukkan Yesus sebagai
orang tolol, karena Kitab Suci justru menunjukkan bahwa Ia selalu bisa
menjawab pertanyaan tokoh-tokoh agama Ya-hudi dengan jitu, dan mengalahkan
mereka dalam setiap perdebatan.
b) Yesus adalah orang gila.
Ini lagi-lagi tidak mungkin karena kalau Ia adalah orang gila, Ia tidak
akan diikuti oleh begitu banyak orang. Dan juga kalau Ia memang adalah
orang gila, Ia tidak akan dihukum mati karena menghujat Allah. Para tokoh
Yahudi itu pasti tidak akan menggubris kata-kata dari orang gila.
c) Yesus betul-betul adalah Anak Allah / Allah sendiri.
Yang mana dari ketiga pilihan di atas ini yang saudara pilih? Ingat,
saudara tidak punya pilihan lain! Kalau saudara tidak mau mempercayai Yesus
sebagai Allah, maka saudara harus mempercayai Dia sebagai pendusta, orang
tolol, atau orang gila!
C.S. Lewis berkata:
"A man who was merely a man and said the sort of things Jesus
said wouldn't be a great moral teacher. He'd either be a lunatic ... or
else he'd be the Devil of Hell. You must make your choice. Either this
man was, and is, the Son of God, or else a madman or something worse"
(= seseorang yang adalah semata-mata seorang manusia dan mengucapkan hal-hal
seperti yang Yesus katakan, bukanlah seorang guru moral yang agung. Atau
Ia adalah seorang gila ... atau Ia adalah Setan / Iblis dari Neraka. Kamu
harus menentukan pi-lihanmu. Atau Orang ini adalah Allah, baik dulu maupun
sekarang, atau Ia adalah orang gila atau sesuatu yang lebih jelek lagi).
8) Setan mengakui bahwa Yesus adalah Allah / Anak Allah dan setan tunduk
kepada Yesus (Mat 8:28-32).
9) Kitab Suci memerintahkan penyembahan terhadap Yesus.
Dalam Ibr 1:6 Allah sendiri berkata bahwa malaikat-malaikat harus me-nyembah Anak / Yesus.
Yesus sendiri mau disembah dan disebut Tuhan / Allah (Mat 14:33
Mat 28:9,17 Yoh 9:38 Yoh 20:28), padahal Yesus sendiri berkata
bahwa kita hanya boleh menyembah Allah (Mat 4:10).
Perhatikan juga bahwa:
Karena itu, kalau Yesus menerima sembah, dan bahkan menerima sebutan
Tuhan / Allah bagi diriNya, maka hanya ada 2 pilihan: atau Dia adalah orang
yang kurang ajar / nabi palsu, atau Dia adalah Allah sendiri! Yang mana
yang saudara pilih?
email us at : gkri_exodus@mailcity.com