Bagaimana menaklukkan
dan membongkar fitnah/dusta/kepalsuan
Saksi-saksi palsu Yehuwa?
oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.
Kalau saudara mengatakan Saksi-Saksi Yehuwa bahwa mereka tidak
mempercayai Yesus, maka mereka pasti akan menjawab bahwa itu salah, karena mereka
percaya kepada Yesus. Yang perlu dipersoalkan adalah: Yesus yang bagaimana yang
mereka percayai? Yesus, seperti yang diajarkan oleh Kitab Suci, atau Yesus yang
lain / berbeda (bdk. 2Kor 11:4)?
Sekarang bagaimana ajaran Saksi Yehuwa tentang Yesus?
1) Saksi Yehuwa tidak mengakui Yesus sebagai
Allah yang maha kuasa, tetapi sebagai ‘suatu
allah’ (‘a god’),
atau ‘allah kecil’, yaitu allah yang lebih rendah dari
Allah (Yehuwa) yang maha kuasa. Mereka membedakan kebesaran / kekuasaan Yesus
sebagai ‘allah yang perkasa’ (‘a mighty god’) dengan kebesaran / kekuasaan Yehuwa sebagai ‘Allah yang maha kuasa’ (The Almighty God).
Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Yesus disebut dalam Alkitab sebagai ‘suatu allah,’ bahkan
sebagai ‘Allah yang perkasa.’ (Yoh. 1:1, NW; Yes. 9:5) Tetapi ia tidak
pernah disebut sebagai Yang Mahakuasa, seperti Yehuwa. (Kej. 17:1) Yesus
dikatakan adalah ‘cahaya kemuliaan Allah,’ namun Bapa adalah Sumber dari
kemuliaan tersebut. (Ibr. 1:3)” - ‘Bertukar Pikiran Mengenai
Ayat-Ayat Alkitab’, hal 55.
2) Yesus adalah ciptaan pertama / langsung dari
Allah yang maha kuasa. Jadi Kristus ada awalnya / tidak sekekal BapaNya, dan
Kristus lalu menjadi agen aktif dari Allah dalam menciptakan segala sesuatu.
Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan:
Catatan: Jangan menganggap kata-kata di atas
sebagai suatu pujian yang memuliakan Yesus. Semua kata-kata yang tidak cukup
tinggi dalam memuliakan Yesus, bukan merupakan pujian, tetapi penghujatan!
3) Saksi Yehuwa juga mengatakan bahwa Yesus
adalah Anak Allah, dan karena itu jelas bahwa Ia bukanlah Allah sendiri, dan Ia
tidak sekekal Allah sendiri / BapaNya.
Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Para penganut Tritunggal mengatakan bahwa karena Allah
itu kekal, maka Anak Allah juga kekal. Namun bagaimana seseorang bisa menjadi
anak dan pada waktu yang sama umurnya setua ayahnya?” - ‘Haruskah Anda Percaya Kepada
Tritunggal?’, hal 15.
Argumentasi yang semata-mata
berdasarkan logika dan bersifat daging, tetapi tidak punya dasar Alkitab ini,
digunakan untuk mengerti tentang Allah yang adalah Roh! Ini merupakan
kebodohan yang luar biasa! Bahwa Anak bisa sama kekal dengan BapaNya, akan saya
jelaskan belakangan, dalam doktrin ‘the eternal generation of the son’.
4) Saksi Yehuwa beranggapan bahwa Yesus baru
menjadi Anak Allah maupun Kristus / Mesias pada saat Ia dibaptis.
Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan:
5) Sebelum inkarnasi, Yesus adalah pribadi roh,
yang mempunyai tubuh rohani, dan Ia adalah wakil dari Allah Bapa.
Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Jadi
sebelum dilahirkan di bumi sebagai manusia Yesus sudah ada di surga sebagai
pribadi roh yang penuh kuasa. Ia mempunyai tubuh rohani yang tidak dapat
dilihat manusia, seperti halnya dengan Allah. (Yohanes 4:24) ... Sebelum datang
ke bumi Yesus disebut Firman dari Allah. Gelar ini memperlihatkan bahwa
di surga ia melayani sebagai pribadi yang berbicara mewakili Allah” - ‘Saudara Dapat Hidup Kekal Dalam
Firdaus di Bumi’, hal 58.
Catatan: tentang ‘tubuh rohani’ ini, tidak akan saya tanggapi dalam bagian tentang ‘keilahian Yesus’ ini, tetapi baru akan saya tanggapi belakangan pada waktu
membahas tentang ‘kebangkitan Yesus’.
6) Yesus adalah penghulu malaikat Mikhael.
Walter Martin mengutip ajaran Russell dalam
bukunya ‘Studies in the Scriptures’, vol 5, hal 84, yang berbunyi
sebagai berikut:
“As chief of the angels and next to the Father, he
(Christ) was known as the Archangel (highest angel or messenger), whose name,
Michael, signifies, ‘Who as God’ or God’s Representative” [= Sebagai kepala dari malaikat-malaikat dan yang
tingkatnya langsung di bawah Bapa, Ia (Kristus) dikenal sebagai Penghulu
malaikat (malaikat atau utusan yang tertinggi), yang namanya, Mikhael, berarti
‘Yang / Siapa seperti Allah’ atau ‘Wakil Allah’] - ‘The Kingdom of the Cults’,
hal 58.
Fritz Ridenour: “When
Christ lived in heaven, they say, He was known as the angel Michael. However,
when Christ came to earth, He was stripped off His angelic nature and became
only a man” [= Pada waktu Kristus
hidup di surga, mereka
(Saksi-Saksi Yehuwa)
mengatakan, Ia dikenal sebagai
malaikat Mikhael. Tetapi pada waktu Kristus datang dalam dunia, Ia ditelanjangi
/ dilucuti dari sifat malaikatNya dan menjadi hanya seorang manusia (biasa)] - ‘So What’s the Difference’,
hal 112.
Tetapi setelah bangkit, Saksi Yehuwa
mempercayai bahwa Yesus membuang total seluruh kemanusiaanNya, dan kembali
seperti sebelum Ia berinkarnasi.
Saksi-Saksi Yehuwa berkata: “bukti
menunjukkan bahwa Putra Allah dikenal sebagai Mikhael sebelum datang ke bumi
dan juga dikenal dengan nama itu sejak ia kembali ke surga tempat ia tinggal
sebagai Putra rohani Allah yang dimuliakan” - ‘Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab’, hal
436-437.
Catatan: bahwa Yesus dianggap sebagai malaikat
Mikhael, merupakan suatu ajaran yang jarang dibicarakan, sehingga ada
Saksi-Saksi Yehuwa yang bahkan tidak mengetahui kalau itu memang merupakan
ajaran Saksi Yehuwa. Tetapi penatua Saksi Yehuwa yang berdiskusi dengan saya
itu mengakui, dan kutipan-kutipan yang saya berikan di atas membuktikan, bahwa
itu memang adalah ajaran Saksi Yehuwa.
7) Saksi-Saksi Yehuwa dilarang untuk berdoa /
menyembah kepada Yesus.
Paul Blizard: “Jesus
is not to be worshiped or prayed to”
(= Kita tidak boleh menyembah Yesus atau berdoa kepadaNya) - internet.
Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “kita hendaknya berdoa hanya kepada Allah, Yehuwa.
... Akan tetapi semua doa kita hendaknya diucapkan dalam nama Yesus” - ‘Apa yang Allah Tuntut dari Kita?’,
hal 14,15.
Ini memang merupakan suatu konsekwensi
logis dari kepercayaan Saksi-Saksi Yehuwa tentang Yesus.
Saksi Yehuwa mempunyai banyak kemiripan
dengan Arianisme pada abad ke 4 M., tetapi dalam hal ini Saksi Yehuwa berbeda
dengan Arianisme, karena Arianisme mengijinkan dan bahkan mengharuskan untuk
menyembah Yesus (H. P. Liddon, ‘The
Divinity of the Lord and Saviour Jesus Christ’, hal 15).
Ada 2 hal yang ingin saya tambahkan sehubungan dengan
kepercayaan Saksi Yehuwa tentang keilahian Kristus ini:
a) Ajaran Saksi Yehuwa ini mempunyai banyak
persamaan dengan bidat Arianisme, yang sudah dikecam / dikutuk sebagai ajaran
sesat pada abad ke 4 M., dan memang bisa dikatakan merupakan ‘reinkarnasi’ dari
Arianisme.
Walter Martin: “The
Watchtower has never failed to echo the old Arian Heresy. This was a theory
popularized by Arius of Alexandria (in Egypt) in the fourth century A.D., which
taught that Jesus was the first creature, a second and created god, inferior to
Jehovah, the Father. It is upon this theological myth, banished from the
Church in 326 A.D. with Arius, that Jehovah’s Witnesses unsteadily base their
whole system” [= Menara Pengawal
tidak pernah gagal untuk menggemakan bidat Arian pada jaman dulu. Ini merupakan
suatu teori yang dipopulerkan oleh Arius dari Alexandria (di Mesir) pada abad
keempat Masehi, yang mengajar bahwa Yesus adalah mahkluk ciptaan pertama,
allah yang kedua yang yang diciptakan, lebih rendah dari Yehovah, sang Bapa.
Berdasarkan mitos yang bersifat theologia inilah, yang dibuang dari gereja pada
tahun 326 M. bersama dengan Arius, Saksi Yehuwa melandaskan secara tidak teguh
seluruh sistim mereka.]
- ‘The Kingdom of the Cults’, hal 66.
Catatan: saya berpendapat bahwa sekalipun ada
banyak persamaan antara Saksi Yehuwa dengan Arianisme, tetapi tidak semua
ajaran mereka didasarkan pada Arianisme, karena memang ada perbedaan-perbedaan
di antara kedua bidat ini.
A. H. Strong: “Arius
(of Alexandria; condemned by Council of Nice, 325) held that the Father is the
only divine being absolutely without beginning; the Son and the Holy Spirit,
through whom God creates and recreates, having been themselves created out of
nothing before the world was; and Christ being called God, because he is next
in rank to God, and is endowed by God with divine power to create” [= Arius (dari Alexandria; dikecam /
dikutuk oleh Sidang Gereja Nicea, 325 M.) mempercayai bahwa Bapa adalah
satu-satunya makhluk ilahi yang secara mutlak tidak mempunyai permulaan; Anak
dan Roh Kudus, melalui siapa Allah mencipta dan mencipta ulang, mereka sendiri
diciptakan dari tidak ada sebelum dunia / alam semesta diciptakan; dan Kristus
disebut Allah, karena Ia mempunyai kedudukan setelah Allah, dan diberi Allah
kuasa ilahi untuk mencipta] - ‘Systematic
Theology’, hal
328-329.
Catatan: penatua Saksi Yehuwa yang berdiskusi
dengan saya, pada waktu saya tanyai, mengatakan bahwa Roh Kudus itu kekal, dan
ada lebih dulu dari Yesus, karena Roh Kudus adalah ‘kuasa Allah’. Jadi dalam hal ini Saksi Yehuwa berbeda dengan Arianisme.
Encyclopedia
Britannica 2000 tentang ‘Arianism’:
“a Christian heresy first proposed early in the 4th
century by the Alexandrian presbyter Arius. It affirmed that Christ is not
truly divine but a created being. Arius’ basic premise was the uniqueness of
God, who is alone self-existent and immutable; the Son, who is not
self-existent, cannot be God. Because the Godhead is unique, it cannot be
shared or communicated, so the Son cannot be God. Because the Godhead is
immutable, the Son, who is mutable, being represented in the Gospels as subject
to growth and change, cannot be God. The Son must, therefore, be deemed a
creature who has been called into existence out of nothing and has had a
beginning. Moreover, the Son can have no direct knowledge of the Father since
the Son is finite and of a different order of existence. According to its
opponents, especially the bishop Athanasius, Arius’ teaching reduced the Son to
a demigod, reintroduced polytheism (since worship of the Son was not
abandoned), and undermined the Christian concept of redemption since only he
who was truly God could be deemed to have reconciled man to the Godhead. ...
The Christology of Jehovah’s Witnesses, also, is a form of Arianism; they
regard Arius as a forerunner of Charles Taze Russell, the founder of their
movement” (= Suatu bidat / sekte Kristen yang mula-mula diusulkan
pada abad ke 4 oleh seorang penatua dari Alexandria bernama Arius. Bidat ini
menegaskan bahwa Kristus bukan sungguh-sungguh ilahi, tetapi suatu makhluk
ciptaan. Alasan dasar dari Arius adalah keunikan dari Allah, yang adalah
satu-satunya yang ada dari diriNya sendiri / ada dengan sendirinya dan yang
tidak berubah; Anak, yang tidak ada dengan sendirinya, tidak bisa adalah Allah.
Karena keAllahan itu unik, itu tidak bisa dibagikan / dimiliki bersama atau
diberikan, dan karena itu Anak tidak bisa adalah Allah. Karena keAllahan adalah
sesuatu yang tidak bisa berubah, maka Anak, yang bisa berubah, karena
digambarkan dalam kitab-kitab Injil sebagai bertumbuh dan berubah, tidak bisa
adalah Allah. Karena itu, Anak harus
dianggap sebagai suatu makhluk ciptaan yang diciptakan dari tidak ada dan
mempunyai permulaan. Selanjutnya, Anak tidak mempunyai pengetahuan langsung
tentang Bapa, karena Anak itu terbatas dan berasal dari ordo keberadaan yang
berbeda. Menurut penentang-penentangnya, khususnya uskup Athanasius, ajaran
Arius menurunkan Anak menjadi ‘seorang setengah allah’, dan dengan demikian
memperkenalkan kembali polytheisme (karena penyembahan kepada Anak tidak
ditinggalkan), dan merusak / meruntuhkan konsep penebusan Kristen, karena hanya
Ia yang adalah sungguh-sungguh Allah yang bisa memperdamaikan manusia dengan
keAllahan. ... Kristologi dari
Saksi-Saksi Yehuwa, juga merupakan bentuk dari Arianisme; mereka menganggap
Arius sebagai pendahulu dari Charles Taze Russell, pendiri dari gerakan mereka).
Encyclopedia Britannica 2000 tentang
‘Arianism’:
“The Christology of Jehovah's Witnesses,
also, is a form of Arianism; they regard Arius as a forerunner of Charles Taze
Russell, the founder of their movement” (= Kristologi dari Saksi-Saksi Yehuwa, juga merupakan suatu
bentuk dari Arianisme; mereka menganggap Arius sebagai pendahulu / orang yang
mempersiapkan jalan bagi Charles Taze Russell, pendiri dari gerakan mereka).
b) Bandingkan kepercayaan Saksi Yehuwa tentang
keilahian Kristus ini dengan pengakuan-pengakuan iman dari gereja-gereja
Kristen tentang Yesus Kristus di bawah ini:
1. Pengakuan Iman
Nicea - Konstantinople:
“Aku percaya ... kepada satu Tuhan Yesus Kristus,
satu-satunya Anak Allah yang diperanakkan, diperanakkan dari Bapa sebelum alam
semesta, Allah dari Allah, terang dari terang, Allah yang sejati dari Allah
yang sejati, diperanakkan, bukan dicipta, sehakekat dengan sang Bapa, oleh
siapa segala sesuatu dicipta; yang untuk kita manusia dan untuk keselamatan
kita telah turun dari sorga, dan diinkarnasikan oleh Roh Kudus dari anak dara
Maria, dan dijadikan manusia; Ia telah disalibkan, juga bagi kita, di bawah
pemerintahan Pontius Pilatus. Ia menderita dan dikuburkan; dan pada hari ketiga
Ia bangkit kembali, sesuai dengan Kitab Suci, dan naik ke sorga; dan duduk di
sebelah kanan Bapa. Dan Ia akan datang kembali dengan kemuliaan untuk
menghakimi orang yang hidup dan yang mati; yang kerajaanNya takkan berakhir.
...”.
2. Pengakuan
Iman Athanasius:
“27. Tetapi
adalah perlu untuk keselamatan kekal bahwa ia juga percaya dengan setia / benar
inkarnasi dari Tuhan kita Yesus Kristus.
28. Karena itu adalah iman yang benar bahwa kita percaya dan
mengaku bahwa Tuhan kita Yesus Kristus adalah Allah dan manusia. 29. Ia adalah Allah, diperanakkan
dari kekekalan dari zat Sang Bapa; manusia, dilahirkan dalam waktu dari zat
ibuNya. 30. Allah yang
sempurna, manusia yang sempurna, terdiri dari jiwa yang rasionil dan daging
manusia. 31. Setara dengan Sang
Bapa dalam hal keilahianNya, lebih rendah dari Sang Bapa dalam hal kemanusiaanNya. 32. Yang, sekalipun adalah Allah dan
manusia, bukanlah dua tetapi satu Kristus.
33. Tetapi satu, bukan dari perubahan dari keilahianNya menjadi
daging, tetapi dari penerimaan / pengambilan dari kemanusiaanNya kepada / ke
dalam Allah. 34. Satu, sama sekali
bukan karena percampuran zat, tetapi dari kesatuan pribadi. 35. Karena sebagaimana jiwa yang
rasionil dan daging adalah satu manusia, demikian juga Allah dan manusia adalah
satu Kristus”.
3. Pengakuan
Iman Chalcedon:
“Maka, kami semua, mengikuti Bapa-bapa kudus, dengan suara
bulat, mengajar manusia untuk mengaku, Anak yang satu dan yang sama, Tuhan
kita Yesus Kristus, sempurna dalam keilahian dan juga sempurna dalam
kemanusiaan, sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia, dengan jiwa
yang bisa berpikir dan tubuh; menurut keilahianNya mempunyai zat / hakekat
yang sama dengan Sang Bapa, dan menurut kemanusiaanNya mempunyai zat / hakekat
yang sama dengan kita, dalam segala hal sama seperti kita tetapi tanpa
dosa; menurut keilahianNya diperanakkan sebelum segala jaman dari Bapa, dan
menurut kemanusiaanNya dilahirkan dari Maria, sang Perawan, Bunda Allah
dalam hari-hari akhir ini. Ia adalah Kristus, Anak, Tuhan yang satu dan yang
sama, satu-satunya yang diperanakkan, mempunyai keberadaan dalam 2 hakekat,
tanpa percampuran, tanpa perubahan, tanpa perpecahan, tanpa perpisahan;
perbedaan dari dua hakekat itu sama sekali tidak dihancurkan oleh persatuan
mereka, tetapi sifat-sifat dasar yang khas dari setiap hakekat dipertahankan
dan bersatu menjadi satu pribadi dan satu keberadaan / makhluk, tidak berpisah
atau terbagi menjadi dua pribadi, tetapi Anak yang satu dan yang sama, dan
satu-satunya yang diperanakkan, Allah Firman, Tuhan Yesus Kristus; seperti
nabi-nabi dari semula telah menyatakan tentang Dia, dan seperti Tuhan Yesus
Kristus sendiri telah mengajar kita, dan seperti pengakuan iman bapa-bapa kudus
telah menyampaikan kepada kita”.
Wah 3:14 - “‘Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia:
Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan
Allah”.
Ayat ini menyebut Yesus sebagai ‘permulaan ciptaan Allah’ / ‘the beginning
of the creation of God’, dan karena itu ayat ini dipakai oleh Saksi-Saksi Yehuwa
sebagai dasar untuk mengajarkan bahwa Yesus adalah ciptaan pertama dari Allah
Bapa.
NWT: “the beginning of the creation
by God” (= permulaan dari ciptaan oleh Allah).
TDB: “awal
dari penciptaan oleh Allah”.
Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Why.
1:1; 3:14: “Wahyu Yesus Kristus, yang dikaruniakan Allah kepadaNya ... Dan
tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: ‘Inilah firman dari Amin, Saksi
yang setia dan benar, permulaan (Yunani, arkhe) dari ciptaan Allah.’” Apakah
terjemahan itu benar? Ada yang berpandangan bahwa yang diartikan di sini adalah
bahwa Putra merupakan ‘pemula dari ciptaan Allah,’ bahwa ia adalah ‘sumber
pokoknya.’ Namun Greek-English Lexicon dari Liddell dan Scott menulis
arti pertama dari arkhe ialah ‘permulaan.’ (Oxford, 1968, h. 252)
Kesimpulannya yang masuk akal ialah bahwa pribadi yang dikutip dalam Wahyu 3:14
adalah suatu ciptaan, ciptaan Allah yang pertama, bahwa ia mempunyai permulaan” - ‘Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat
Alkitab’, hal 396.
Saksi-Saksi Yehuwa menambahkan: “‘Permulaan’
(bahasa Yunani, ARKHE) tidak dapat ditafsirkan bahwa Yesus adalah ‘pemula’ dari
ciptaan Allah. Dalam tulisan-tulisannya di Alkitab, Yohanes menggunakan
berbagai bentuk dari kata Yunani ARKHE lebih dari 20 kali, dan ini selalu
mempunyai arti umum ‘permulaan.’ Ya, Yesus diciptakan oleh Allah sebagai
permulaan dari ciptaan-ciptaan Allah yang tidak kelihatan” - ‘Haruskah Anda Percaya Kepada
Tritunggal?’, hal 14.
a) Dalam penterjemahan suatu kata yang mempunyai
banyak arti, kita harus selalu berhati-hati untuk tidak memilih arti yang
salah.
Sebagai contoh, kata ‘heart’ dalam bahasa Inggris bisa diterjemahkan ‘jantung’ ataupun ‘hati’ (sebagai pusat dari manusia). Kalau
kita mendengar istilah ‘heart attack’, maka tentu kita harus memilih arti
pertama dan menterjemahkan sebagai ‘serangan
jantung’. Tetapi kalau
kita mendengar istilah ‘broken heart’, maka kita tentu harus memilih arti
kedua dan menterjemahkan ‘patah hati’.
Kata bahasa Yunani yang diterjemahkan ‘permulaan’ adalah ARKHE. Kata ARKHE ini mempunyai banyak arti seperti:
1.
Beginning (= permulaan / mulanya). Arti ini
diambil dalam Yoh 1:1.
2.
Ruler / chief (= pemerintah / kepala).
Arti ini bisa saudara lihat dalam
beberapa kata yang saudara kenal:
·
‘archangel’ yang berarti penghulu / pemimpin /
kepala malaikat.
·
‘archbishop’ yang berarti pemimpin / kepala
uskup (uskup besar).
·
‘architect’ (= arsitek), yang berasal dari kata
Yunani ARKHITEKTON [= ARKHE (= kepala / pemimpin) + TEKTON (= tukang kayu /
batu)].
3.
Origin (= asal usul).
4.
Source (= sumber).
Kalau kita mau mengambil arti pertama,
maka ada 2 kemungkinan:
a. Kita lalu menafsirkan bahwa Yesus adalah
ciptaan pertama, karena ini berarti Yesus bukan Allah. Ini yang diambil oleh
Saksi-Saksi Yehuwa, dan ini jelas salah, karena penafsiran ini bertentangan
dengan banyak ayat-ayat Kitab Suci yang lain, yang menyatakan Yesus sebagai
Allah, kekal, Pencipta, dsb.
b. Kita menafsirkan bahwa Yesus adalah sumber /
pemula dari ciptaan Allah, atau yang memulai ciptaan Allah. Saya akan
memberikan beberapa contoh penterjemahan seperti ini:
·
NASB
menterjemahkan ‘beginning’, tetapi memberikan catatan kaki yang
mengatakan: “I. e., origin or source” (= Yaitu, asal usul atau sumber).
·
NKJV
menterjemahkan ‘beginning’, tetapi menuliskannya ‘Beginning’ (huruf pertama menggunakan huruf besar), yang jelas memaksudkan
ini sebagai gelar ilahi bagi Yesus.
·
John
Stott: “He is the beginning of God’s creation. If we adopt the
fundamental principle of Biblical interpretation that each Scripture must be
understood in the light of all and that no passage may be so expounded ‘that it
be repugnant to another’ ... , then this title of Christ means ‘the originator
of the creation of God’” (= Ia adalah permulaan dari ciptaan Allah. Jika kita
menyetujui prinsip dasar dari penafsiran Alkitab bahwa setiap bagian Kitab Suci
harus dimengerti dalam terang dari semua dan tidak ada text yang boleh
dijelaskan ‘sehingga itu bertentangan dengan yang lain’ ..., maka gelar Kristus
ini berarti ‘yang memulai ciptaan / penciptaan Allah’) - hal 121.
Apakah kata ‘beginning’ itu memang bisa diartikan seperti itu? Saya kira ya, karena
dalam kamus Webster’s New World Dictionary (College Edition) dikatakan
bahwa kata ‘to begin’ bisa berarti ‘to cause to start’ (= menyebabkan untuk mulai), atau ‘to cause to come into being’ (= menyebabkan ada / tercipta), atau ‘originate’
(= memulai). Sedangkan
untuk kata ‘beginning’ bisa diartikan ‘a starting’
(= suatu pe-mulai-an),
atau ‘origin’ (= asal usul), atau ‘source’ (= sumber).
Atau, kita bisa mengambil arti ke 2,
yaitu ‘ruler / chief’ (= pemerintah / kepala), seperti dalam terjemahan NIV: ‘the ruler of God’s creation’ (= pemerintah / penguasa dari ciptaan Allah). Jelas bahwa terjemahan ini tidak
menunjukkan Yesus sebagai ciptaan dari Allah!
Atau bisa juga kita mengambil arti ke 3
atau ke 4. Dengan demikian Wah 3:14 ini menunjukkan Yesus sebagai ‘sumber’ atau ‘asal mula’ dari ciptaan Allah. Dengan demikian
Wah 3:14 ini tidak menunjukkan Yesus sebagai ciptaan Allah, tetapi sebagai
Pencipta!
Living Bible: ‘the primeval source of God’s creation’ (= sumber yang mula-mula dari ciptaan Allah).
FAYH: ‘sumber segala ciptaan Allah’.
Catatan: FAYH = Firman Allah Yang Hidup, yaitu
Kitab Suci Indonesia dalam bahasa sehari-hari, yang merupakan terjemahan dari
Living Bible.
b) Sekarang
perhatikan beberapa komentar dari para penafsir / penulis tentang hal ini.
W. E. Vine: “ARCHE
(a]rxh) means a beginning. The root ARCH - primarily indicated
‘what was of worth’. Hence the verb ARCHO meant ‘to be first,’ and ARCHON
denoted a ruler. So also arose the idea of a beginning, the origin, the
active cause, whether a person or a thing” [= ARKHE (a]rxh) berarti suatu
permulaan. Akar kata ARKH - terutama menunjukkan ‘sesuatu yang berharga’.
Karena itu kata kerja ARKHO berarti ‘menjadi yang pertama’, dan ARKHON menunjuk
pada ‘seorang penguasa / pemerintah’. Juga muncul gagasan tentang suatu
permulaan, asal usul, penyebab aktif, baik seseorang atau
sesuatu] - ‘An
Expository Dictionary of New Testament Words’, hal 103.
Catatan: Yohanes beberapa kali menggunakan kata
ARKHON, yaitu dalam:
·
Yoh 3:1
diterjemahkan ‘pemimpin’.
·
Yoh 7:26
diterjemahkan ‘pemimpin’.
·
Yoh 7:48
diterjemahkan ‘pemimpin-pemimpin’.
·
Yoh 12:31
diterjemahkan ‘penguasa’.
·
Yoh 12:42
diterjemahkan ‘pemimpin’.
·
Yoh 14:30
diterjemahkan ‘penguasa’.
·
Yoh 16:11
diterjemahkan ‘penguasa’.
·
Wah 1:5
diterjemahkan ‘yang berkuasa atas’. NIV:
‘ruler’ (= penguasa).
Walter Martin: “The
Greek word arche (Revelation
3:14) can be correctly rendered ‘origin’ ... Revelation 3:14 then declares that
Christ is ... the ‘origin’ or ‘source’ of the creation of God” [= Kata Yunani ARKHE (Wahyu 3:14) bisa dengan benar
diterjemahkan ‘asal usul’ ... Maka Wahyu 3:14 menyatakan bahwa Kristus
adalah ... ‘asal usul’ atau ‘sumber’ dari ciptaan Allah] - ‘The Kingdom of the Cults’,
hal 92.
William Barclay: “This
phrase, as it stands in English, is ambiguous. It could mean, either, that
Jesus was the first person to be created or that he began the process of
creation .... It is the second meaning which is intended here. The word for
beginning is ARCHE. In early Christian writings we read that Satan is the arche of death, that is to say, death
takes its origin in him; and that God is the arche
of all things, that is, all things find their beginning in him” (= Ungkapan
ini dalam bahasa Inggris berarti ganda. Ungkapan ini bisa diartikan bahwa Yesus
adalah pribadi pertama yang diciptakan, atau bahwa Ia memulai proses
penciptaan. ... Adalah arti kedua yang dimaksudkan di sini. Kata untuk
‘permulaan’ / ‘mulanya’ adalah ARKHE. Dalam tulisan kristen kuno kita membaca
bahwa Setan adalah ARKHE dari kematian, artinya, kematian punya asal mula di
dalam dia; dan bahwa Allah adalah ARKHE dari segala sesuatu, artinya, segala
sesuatu mendapatkan permulaannya dalam Dia) - hal 140-141.
Philip Schaff, dalam bukunya ‘History
of the Christian Church’, vol II, hal 670, mengatakan bahwa Polycarp (murid
dari rasul Yohanes, mati pada tahun syahid pada tahun 155 / 156 M.) menulis
bahwa cinta uang adalah ARKHE dari segala kejahatan.
Bdk. 1Tim 6:10a - “Karena akar (RHIZA) segala
kejahatan ialah cinta uang”.
Kata ‘akar’ dalam 1Tim 6:10 dalam bahasa
Yunaninya sebetulnya adalah RHIZA, tetapi Polycarp mengubahnya menjadi ARKHE.
Jelas bahwa maksudnya adalah bahwa cinta uang itu adalah penyebab / sumber /
asal usul dari segala kejahatan. Jadi jelas bahwa kata ARKHE memang bisa
digunakan dalam arti ‘penyebab’ / ‘sumber’ / ‘asal usul’.
c) Lexicon
karangan Liddell & Scott.
1. Saksi-Saksi Yehuwa mengutip kata-kata dari
suatu Lexicon (semacam kamus) Yunani karangan Liddell & Scott, yang
mengatakan bahwa arti pertama dari kata ARKHE adalah ‘permulaan’.
Lalu mereka mengatakan: “Kesimpulannya yang masuk akal ialah bahwa pribadi yang
dikutip dalam Wahyu 3:14 adalah suatu ciptaan, ciptaan Allah yang pertama,
bahwa ia mempunyai permulaan”.
Jadi, secara implicit mereka
mengatakan bahwa karena kata ‘permulaan’ itu adalah arti pertama dari kata
Yunani ARKHE, maka arti itulah yang harus diambil. Itu rumus
penterjemahan yang paling bodoh yang pernah saya dengar! Kalau setiap melakukan
penterjemahan kita harus mengambil arti yang pertama, itu berarti bahwa
arti pertama itu adalah satu-satunya arti dari kata itu, dan itu berarti
bahwa arti-arti yang lain harus dibuang!
2. Mengapa mereka tidak memberikan arti kedua,
ketiga, keempat, dsb, dari Lexicon tersebut?
Ini menunjukkan sikap licik dari
Saksi-Saksi Yehuwa dalam mengutip. Mereka hanya mengutip sebatas yang mereka
sukai, atau sebatas kutipan itu mendukung ajaran mereka.
Saya mempunyai Lexicon itu, dan setelah
memeriksa bagian tersebut, saya kira saya tahu mengapa mereka tidak memberikan
arti-arti yang lain. Ternyata Liddell & Scott memberikan arti-arti ini
untuk kata Yunani ARKHE: ‘a beginning’ (= suatu permulaan), ‘origin’ (= asal usul), ‘first
cause’ (= penyebab
pertama). Liddell
& Scott juga memberikan arti-arti lain lagi, seperti ‘the end’
(= ujung), ‘corner’ (=
sudut).
Kalau kita mengambil arti ‘first cause’
(= penyebab pertama / causa prima), yang artinya tidak terlalu berbeda dengan arti yang diberikan
oleh W. E. Vine di atas (yaitu ‘penyebab
aktif’), maka itu
jelas menunjukkan Yesus sebagai Pencipta dan sebagai Allah sendiri, karena
hanya Allah yang bisa menjadi ‘first
cause’ (= penyebab pertama /
causa prima), dan
bahkan ‘God is the first cause of
everything’ (= Allah adalah
penyebab pertama / causa prima dari segala sesuatu).
Catatan: arti ‘first cause’
(= penyebab pertama / causa prima) ini juga diberikan oleh:
·
‘A
Greek-English Lexicon of the New Testament’ oleh Arndt & Gingrich.
·
sebuah
kamus tipis Yunani-Inggris, oleh Barclay M. Newman, Jr.
d) Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan bahwa rasul
Yohanes menggunakan “berbagai bentuk dari
kata Yunani ARKHE lebih dari 20 kali, dan ini selalu mempunyai arti umum
‘permulaan.’”.
Tanggapan saya:
Kalau Yohanes pernah menggunakan banyak
kali kata ARKHE dalam arti yang pertama, apakah ia tidak bisa menggunakannya
dalam arti yang lain? Itu lagi-lagi merupakan suatu rumus penterjemahan yang
sangat bodoh dan tidak masuk akal.
Sebagai suatu contoh, kalau ada
beberapa dokter spesialis jantung berbincang-bincang, dan mereka banyak kali
menggunakan kata ‘heart’ dalam arti ‘jantung’, apakah tidak mungkin suatu kali mereka berbicara tentang
seseorang yang mengalami ‘broken
heart’ (= patah hati), dimana kata ‘heart’ itu digunakan dalam arti ‘hati’?
Kalau kita menggunakan contoh dari
Kitab Suci, maka kita bisa melihat pada kata Ibrani RUAKH, atau kata Yunani
PNEUMA, yang artinya sama, yaitu ‘roh’. Ini adalah arti yang pertama dan yang
paling umum, dan mungkin kata RUAKH / PNEUMA diterjemahkan ‘roh’ sebanyak ratusan kali dalam sepanjang Kitab Suci. Tetapi
kadang-kadang kata RUAKH / PNEUMA diterjemahkan ‘angin’, seperti dalam:
·
Kej 8:1
- “Maka Allah mengingat Nuh dan segala
binatang liar dan segala ternak, yang bersama-sama dengan dia dalam bahtera
itu, dan Allah membuat angin (RUAKH)
menghembus melalui bumi, sehingga air
itu turun”.
·
Yoh 3:8
- “Angin (PNEUMA) bertiup
ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari
mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang
yang lahir dari Roh.’”.
e) Dalam Perjanjian Baru kata ARKHE sering
digunakan bukan dalam arti pertama (‘permulaan’ / ‘pada mulanya’), yaitu dalam:
·
Luk 12:11
diterjemahkan ‘pemerintah-pemerintah’.
·
Luk 20:20
diterjemahkan ‘wewenang’. NASB:
‘rule’ (= pemerintahan).
·
Kis 10:11
diterjemahkan ‘sudut’.
·
Kis 11:5
diterjemahkan ‘sudut’.
·
Ro 8:38
diterjemahkan ‘pemerintah-pemerintah’.
·
1Kor
15:24 diterjemahkan ‘pemerintahan’.
·
Ef 1:21
diterjemahkan ‘pemerintah’.
·
Ef 3:10
diterjemahkan ‘pemerintah-pemerintah’.
·
Ef 6:12
diterjemahkan ‘pemerintah-pemerintah’.
·
Kol 1:16
diterjemahkan ‘pemerintah’.
·
Yudas 6
diterjemahkan ‘batas-batas kekuasaan’.
Lalu mengapa dalam Wah 3:14 harus
dipilih arti pertama itu?
f) Sekarang saya akan membahas terjemahan dari
NWT, yang menterjemahkan: “the beginning of the creation by God” (= permulaan dari ciptaan oleh
Allah).
Ini jelas merupakan terjemahan yang
sengaja disalahkan, karena kata ‘by’ (= oleh) itu sebetulnya sama sekali tidak ada dalam bahasa Yunaninya.
Kata Yunaninya adalah tou qeou / TOU THEOU, yang artinya ‘of (the)
God’ [= dari (sang) Allah].
Rupanya dengan menterjemahkan seperti
itu, NWT berusaha untuk menunjukkan / menekankan bahwa Allah / Bapalah yang
adalah Pencipta, dan dengan demikian menghapus kemungkinan penafsiran bahwa
Yesus adalah Pencipta.
Amsal 8:22-25 - “(22) TUHAN telah menciptakan aku sebagai permulaan
pekerjaanNya, sebagai perbuatanNya yang pertama-tama dahulu kala. (23) Sudah
pada zaman purbakala aku dibentuk, pada mula pertama, sebelum bumi ada.
(24) Sebelum air samudera raya ada, aku telah lahir, sebelum ada
sumber-sumber yang sarat dengan air. (25) Sebelum gunung-gunung tertanam dan
lebih dahulu dari pada bukit-bukit aku telah lahir”.
Catatan: sekalipun kontext dari Amsal 8
ini membicarakan ‘hikmat’ (lihat mulai ay 1 dst.), tetapi
dalam Amsal 8 itu ‘hikmat’ itu dipersonifikasikan / digambarkan
sebagai pribadi, dan pada umumnya para penafsir menganggap bahwa ‘hikmat’ di sini menunjuk kepada Yesus. Bdk. 1Kor 1:24 - “Kristus
adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah”.
Saksi-Saksi Yehuwa lalu menggunakan
Amsal 8:22-25 ini untuk mengatakan bahwa Yesus bukan Allah, karena:
·
Amsal 8:22
mengatakan bahwa hikmat itu dicipta.
·
Amsal 8:23
mengatakan bahwa hikmat itu dibentuk.
·
Amsal 8:24-25
mengatakan bahwa hikmat itu dilahirkan.
Semua ini oleh mereka juga dianggap sebagai
bukti bahwa Yesus tidak kekal, dan karena itu Yesus bukan Allah.
Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “...
Amsal 8:22, di mana, seperti disetujui banyak komentator, Putra itu disebutkan
sebagai hikmat yang dipersonifikasikan. Dalam ayat itu, pribadi yang berbicara
dikatakan telah ‘diciptakan.’” - ‘Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab’, hal 396-397.
Dalam bagian ini Kitab Suci bahasa
Indonesia (dan juga RSV) mengandung beberapa kesalahan penterjemahan.
Dan
memang dalam buku-buku Saksi Yehuwa terlihat bahwa mereka sering secara sengaja
memilih versi Kitab Suci yang terjemahannya salah untuk mendukung pandangan
mereka! Karena itu, setiap kali mereka menggunakan ayat Kitab Suci dari versi
tertentu untuk mendukung pandangan mereka, kita harus memeriksa versi-versi
Kitab Suci yang lain, bahkan kalau bisa kita harus memeriksa bahasa aslinya.
Sekarang mari kita soroti ayat-ayat
dalam Amsal 8 itu satu per satu.
a) Amsal 8:22 - “TUHAN telah menciptakan aku sebagai permulaan
pekerjaanNya, sebagai perbuatanNya yang pertama-tama dahulu kala”.
NWT: “produced”
(= telah memproduksi).
Kata bahasa Ibrani yang diterjemahkan ‘telah menciptakan aku’ adalah QANANI, yang berasal dari kata dasar QANAH, yang
sekalipun bisa diterjemahkan ‘to
create’ (= mencipta), tetapi juga mempunyai bermacam-macam arti yang lain,
seperti:
·
to get (= mendapatkan).
·
to acquire (= mendapatkan).
·
to erect (= menegakkan).
·
to found (= mendirikan).
·
to form (= membentuk).
·
to buy (= membeli).
·
to posses (= memiliki).
Seorang Yahudi yang bertemu dengan saya
mengatakan bahwa arti dari kata Ibrani ini adalah ‘membeli sehingga menjadi milik’. Jadi 2 arti yang terakhir
digabungkan.
Dari ke empat terjemahan bahasa Inggris
yang paling populer, yaitu KJV/RSV/NIV/ NASB, hanya RSV saja yang
menterjemahkan ‘created’ (=
menciptakan), sedangkan KJV/NASB/NIV menterjemahkan ‘possesed’ (= memiliki).
Catatan: ada 2 versi NIV, yang versi kuno
menterjemahkan ‘possessed’ (= telah memiliki), sedangkan versi yang baru
menterjemahkan ‘brought forth’ (= telah melahirkan).
Terjemahan KJV/NASB/NIV ini sama sekali
tidak menunjukkan bahwa Yesus dicipta.
KJV: ‘The LORD
possessed me in the beginning of his way, before his works of old’
(= TUHAN telah memiliki aku pada permulaan jalanNya, sebelum
pekerjaan-pekerjaanNya pada jaman dahulu).
Derek Kidner, penulis buku Tafsiran
Amsal dari seri Tyndale, dalam komentarnya tentang Amsal 8:22 ini,
mengatakan bahwa kata QANAH ini keluar 84 kali dalam Perjanjian Lama, dan hanya
6 atau 7 kali yang memungkinkan diartikan ‘mencipta’, yaitu dalam:
¨ Kej 14:19,22 - “(19) Lalu ia memberkati Abram, katanya: ‘Diberkatilah
kiranya Abram oleh Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi, ...
(22) Tetapi kata Abram kepada raja negeri Sodom itu: ‘Aku bersumpah demi TUHAN,
Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi”.
Baik untuk ay 19 maupun ay 22
ini, NIV menterjemahkan ‘Creator’ (= Pencipta), tetapi pada catatan
kakinya memberikan terjemahan alternatif, yaitu ‘Possessor’ (= Pemilik).
KJV: ‘Possessor’ (= Pemilik).
¨ Kel 15:16 - “Ngeri dan takut menimpa mereka, karena kebesaran
tanganMu mereka kaku seperti batu, sampai umatMu menyeberang, ya TUHAN, sampai
umat yang Kauperoleh menyeberang”.
NIV: ‘you bought’
(= Kaubeli).
KJV: ‘thou
hast purchased’ (= telah Kaubeli).
¨ Ul 32:6 - “Demikianlah engkau mengadakan pembalasan terhadap TUHAN,
hai bangsa yang bebal dan tidak bijaksana? Bukankah Ia Bapamu yang mencipta
engkau, yang menjadikan dan menegakkan engkau?”.
NIV: ‘your Father,
your Creator’ (= Bapamu, Penciptamu), tetapi pada catatan kakinya
memberikan terjemahan alternatif yaitu ‘your Father, who bought you’
(= Bapamu, yang telah membelimu).
KJV: ‘thy
Father that hath bought thee’ (= Bapamu yang telah membelimu).
¨ Maz 74:2 - “Ingatlah akan umatMu yang telah Kauperoleh pada
zaman purbakala, yang Kautebus menjadi bangsa milikMu sendiri! Ingatlah akan
gunung Sion yang Engkau diami”.
NIV: ‘you purchased’
(= telah Kaubeli).
KJV: ‘thou
hast purchased’ (= telah Kaubeli).
¨ Maz 139:13 - “Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku,
menenun aku dalam kandungan ibuku”.
NIV: ‘you created’
(= Engkau telah mencipta).
KJV: ‘thou
hast possessed’ (= Engkau telah memiliki).
Tetapi Derek Kidner lalu menambahkan
bahwa dalam ayat-ayat inipun kata ini tidak harus diterjemahkan ‘mencipta’.
Perlu juga diketahui bahwa bahasa
Ibrani mempunyai kata lain yang artinya betul-betul adalah ‘to create’ (= mencipta), yaitu BARA,
seperti yang digunakan dalam Kej 1:1. Kalau memang yang dimaksud dalam
Amsal 8:22 adalah ‘mencipta’ mengapa tidak digunakan kata BARA itu?
b) Amsal 8:23 - “Sudah pada zaman purbakala aku dibentuk, pada
mula pertama, sebelum bumi ada”.
NWT: “I was installed” (= Aku dilantik / ditempatkan).
1. Kata Ibrani yang diterjemahkan ‘aku dibentuk’ adalah NISSAKTI yang arti sebenarnya
adalah ‘I
was appointed’ (= Aku ditentukan
/ ditetapkan).
NIV: ‘I was appointed from eternity, from the beginning, before the
world began’ (= Aku telah ditetapkan sejak kekekalan, dari semula,
sebelum dunia ada).
Terjemahan ini lagi-lagi tidak
menunjukkan bahwa Yesus itu dicipta / dibuat.
2. Dalam Yes 43:10b, Allah / Yahweh
berkata: “Sebelum Aku tidak ada Allah
dibentuk, dan sesudah Aku tidak akan ada lagi”. Karena itu, penafsiran Saksi Yehuwa
yang menafsirkan bahwa Amsal 8:23 mengatakan bahwa Yesus dibentuk oleh
Allah, jelas bertentangan dengan ayat ini.
Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Tidak
satu pun dari bangsa-bangsa Kafir penyembah berhala telah membentuk suatu ilah
sebelum Yehuwa, karena tidak ada ilah apapun sebelum Yehuwa. Demikian pula di
masa depan, mereka tidak akan membentuk ilah yang nyata dan hidup yang dapat
bernubuat. (Yes 46:9,10) Namun ini tidak berarti bahwa Yehuwa tidak
pernah membentuk suatu pribadi yang layak disebut suatu allah” - ‘Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat
Alkitab’, hal 401.
Tanggapan saya:
a. Kelihatannya Saksi-Saksi Yehuwa beranggapan
bahwa yang tidak bisa membentuk Allah adalah bangsa-bangsa kafir, tetapi Yehuwa
sendiri tentu bisa membentuk Allah / allah.
Perhatikan baik-baik Yes 43:10 di
atas. Di situ dikatakan tidak ada Allah yang dibentuk, tidak peduli siapa yang
membentukNya. Jadi ini berlaku bagi manusia (bangsa-bangsa kafir),
malaikat-malaikat, ataupun bagi Allah / YAHWEH sendiri. Juga dalam
Yes 43:10b itu dikatakan ‘Sebelum
Aku tidak ada Allah dibentuk’. Kata-kata ‘sebelum Aku’, jelas menunjukkan bahwa yang dimaksud
itu bukanlah bangsa-bangsa kafir atau siapapun juga (karena bagaimana mereka bisa
ada sebelum Allah?), tetapi Allah sendiri. Jadi, Allah sendiripun tidak bisa
membentuk atau mencipta Allah lain. Mengapa? Karena memang mustahil, bahkan
bagi Allah, untuk membentuk atau mencipta Allah lain. Allah tidak bisa dibentuk
/ dicipta. Allah harus ada dengan sendirinya. Bila suatu pribadi dibentuk /
dicipta, Ia pasti tidak layak disebut Allah ataupun suatu allah! Suatu pribadi
yang dibentuk / dicipta pasti tidak kekal, dan tidak memiliki sifat self-existent
(= ada dari dirinya sendiri), dan karena itu jelas sama sekali tidak layak
disebut sebagai Allah!
Hanya ada satu kelompok orang yang bisa
membentuk / menciptakan Allah / suatu allah / sesuatu yang layak disebut Allah,
yaitu Saksi-Saksi Yehuwa!
b. Mengapa Saksi-Saksi Yehuwa memberikan penafsiran
yang bertentangan dengan terjemahan mereka sendiri dalam NWT? NWT
menterjemahkan ‘I was installed’ (= Aku dilantik / ditempatkan), dan dengan demikian tidak menunjukkan
bahwa Yesus dibentuk.
c) Amsal 8:24-25 - “Sebelum air samudera raya ada, aku telah lahir,
sebelum ada sumber-sumber yang sarat dengan air. Sebelum gunung-gunung tertanam
dan lebih dahulu dari pada bukit-bukit aku telah lahir”.
Bahwa ‘Yesus / Anak dilahirkan’ tidak terlalu menimbulkan persoalan. Ini memang tidak mungkin
menunjuk pada kelahiran Yesus sebagai manusia, karena dalam ayat itu dikatakan
bahwa kelahiran itu terjadi ‘sebelum ada
sumber-sumber yang sarat dengan air, sebelum gunung-gunung tertanam, dan lebih
dahulu dari bukit-bukit’.
Jadi, kelahiran ini menunjuk pada kelahiran Yesus sebagai Anak Allah, atau ‘The Eternal Generation of the Son’ yang
akan saya jelaskan belakangan, dan ini tidak bisa dijadikan dasar untuk
mengatakan bahwa Yesus bukan Allah.
d) Supaya lebih
jelas secara keseluruhan, di sini saya memberikan Amsal 8:22-25 versi NIV
dan NASB.
NIV: ‘The LORD brought me forth as the first
of his works, before his deeds of old; I was appointed from eternity, from the
beginning, before the world began. When there were no oceans, I was given birth,
when there were no springs abounding with water; before the mountains were
settled in place, before the hills, I was given birth’ [= TUHAN telah
melahirkan aku sebagai yang pertama dari pekerjaan-pekerjaanNya, sebelum
perbuatan-perbuatanNya pada jaman dulu; Aku ditetapkan dari kekekalan, dari
semula, sebelum dunia mulai. Pada waktu belum ada lautan, aku telah dilahirkan,
pada waktu belum ada sumber-sumber yang melimpah dengan air; sebelum
gunung-gunung ditempatkan di tempatnya, sebelum bukit-bukit, aku telah
dilahirkan].
NASB: ‘The LORD possessed me at the beginning of His way,
Before His works of old. From everlasting I was established, From the
beginning, from the earliest times of the earth. When there were no depths I
was brought forth, When there were no springs abounding with water. Before the
mountains were settled, Before the hills I was brought forth’ (= TUHAN
memiliki aku pada permulaan jalanNya, Sebelum pekerjaan-pekerjaanNya pada jaman
dulu. Dari kekekalan aku telah ditetapkan, Dari semula, dari saat-saat yang
paling awal dari bumi. Pada waktu belum ada kedalaman / lautan aku telah
dilahirkan, Pada waktu belum ada sumber-sumber yang berlimpah dengan air.
Sebelum gunung-gunung ditempatkan, Sebelum bukit-bukit aku telah dilahirkan).
Kedua versi ini tidak menunjukkan bahwa
Yesus dicipta, tetapi hanya bahwa Ia dilahirkan.
Kol 1:15-20 - “(15) Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang
sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, (16) karena di dalam
Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi,
yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik
pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.
(17) Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam
Dia. (18) Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama
bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala
sesuatu. (19) Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, (20)
dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diriNya, baik yang ada
di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah
salib Kristus”.
Catatan: bagian yang saya garis bawahi itu
salah terjemahan.
Kol 1:15 (NASB): ‘And He is the image of the invisible God, the
firstborn of all creation’ (= Dan Ia adalah gambar Allah yang tidak
kelihatan, yang sulung dari semua ciptaan).
Dalam buku Saksi Yehuwa yang berjudul
‘Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab’, hal 395-397, dikatakan sebagai
berikut:
“Kol. 1:15,16: ‘Ia (Yesus Kristus) adalah gambar Allah
yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan,
karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan
yang ada di bumi.’ Dalam arti apa Yesus Kristus adalah ‘yang sulung dari segala
yang diciptakan’?
(1) Penganut-penganut Tritunggal mengatakan bahwa ‘anak
sulung’ di sini berarti yang utama, paling baik, paling terkemuka; maka Kristus
diartikan bukan sebagai bagian dari ciptaan, melainkan sebagai yang paling
terkemuka dalam hubungan dengan mereka yang diciptakan. Kalau begitu, dan andai
kata doktrin Tritunggal benar, mengapa Bapa dan roh suci tidak dikatakan juga
sebagai yang sulung dari semua ciptaan? Namun Alkitab menerapkan ungkapan ini
kepada Anak saja. Menurut arti yang umum dari ‘anak sulung,’ itu
menunjukkan bahwa Yesus adalah yang tertua dari putra-putra dalam keluarga
Allah.
(2) Sebelum Kolose 1:15, ungkapan ‘yang sulung dari’
muncul lebih dari 30 kali dalam Alkitab, dan setiap kali hal itu diterapkan
pada makhluk-makhluk hidup, arti yang samalah yang berlaku - yaitu yang sulung
adalah bagian dari suatu kelompok. ‘Anak sulung Israel’ adalah salah seorang
dari putra-putra Israel; ‘anak sulung Firaun’ adalah salah seorang dari
keluarga Firaun; ‘anak sulung binatang’ adalah juga binatang. Maka, apa
sebabnya beberapa orang menerapkan arti yang lain dari kata itu dalam Kolose
1:15? Apakah memang demikian penggunaannya dalam Alkitab atau itu merupakan
suatu kepercayaan yang sudah mereka anut dan yang coba mereka buktikan?
(3) Apakah Kolose 1:16,17 meniadakan kemungkinan bahwa
Yesus diciptakan, ketika dikatakan ‘di dalam Dialah telah diciptakan segala
sesuatu ... segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia’? Kata Yunani yang
di sini diterjemahkan ‘segala sesuatu’ adalah pan’ta, bentuk infleksi
(perubahan) dari pas. Dalam Lukas 13:2, TB dan BIS menggunakan
kata ‘semua ... yang lain’; Klinkert menuliskan ‘sekalian ... yang
lain.’ (Lihat juga Lukas 21:29 dalam Bode dan BIS, dan Filipi
2:21.) Maka selaras dengan hal-hal lain yang dikatakan Alkitab mengenai Anak, NW
memberikan arti yang sama pada kata pan’ta dalam Kolose 1:16,17,
sehingga sebagian bunyinya, ‘melalui dia semua hal lain diciptakan ... Semua
hal lain telah diciptakan melalui dia dan untuk dia.’ Maka ia diperlihatkan
sebagai makhluk ciptaan, bagian dari karya ciptaan Allah”.
a) Kata ‘sulung’ / ‘anak sulung’ memang biasanya diartikan sebagai salah seorang dari kelompok
tersebut, hanya saja ia yang paling tua / paling dulu ada.
Tetapi dalam Kitab Suci seringkali
suatu kata bisa digunakan dalam arti yang berbeda dengan biasanya. Misalnya:
1. Kata ‘iman’ digunakan puluhan atau mungkin ratusan
kali dalam arti ‘kepercayaan’, tetapi dalam Gal 1:23 kata ‘iman’ digunakan dalam arti ‘ajaran
/ Injil’.
Gal 1:23 - “Mereka hanya mendengar, bahwa ia yang dahulu menganiaya
mereka, sekarang memberitakan iman, yang pernah hendak dibinasakannya”.
2. Kata ‘allah’ / ‘Allah’ digunakan ratusan atau ribuan kali untuk menunjuk kepada Allah
/ dewa, tetapi juga perkecualiannya.
Maz 82:1,6-7 - “(1) Allah berdiri dalam sidang ilahi, di antara para
allah Ia menghakimi: ... (6) Aku sendiri telah berfirman: ‘Kamu adalah
allah, dan anak-anak Yang Mahatinggi kamu sekalian. - (7) Namun seperti
manusia kamu akan mati dan seperti salah seorang pembesar kamu akan tewas.’”.
NASB menterjemahkan ‘para allah’ dalam Maz 82:1 dengan kata ‘rulers’ (=
penguasa-penguasa / pemerintah-pemerintah).
Demikian juga dengan penggunaan kata ‘sulung’. Sekalipun biasanya menunjuk kepada salah satu dari kelompok
tersebut, hanya saja ia yang paling tua / paling dulu ada, tetapi ada perkecualiannya,
dimana kata ‘sulung’ digunakan dengan arti yang berbeda
dari biasanya. Dalam kutipan dari buku Saksi Yehuwa di atas, mereka sendiri
mengakui bahwa itu merupakan arti yang
umum dari kata ‘sulung’ (perhatikan bagian yang saya
garis-bawahi dari kutipan di atas). Jadi secara implicit mereka mengakui
bahwa ada arti yang merupakan perkecualian dari arti umum tersebut.
Misalnya:
a. Ro 8:29 - “Sebab semua orang yang dipilihNya dari semula, mereka
juga ditentukanNya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran AnakNya,
supaya Ia, AnakNya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara”.
b. Ibr 1:6 - “Dan ketika Ia membawa pula AnakNya yang sulung ke
dunia, Ia berkata: ‘Semua malaikat Allah harus menyembah Dia.’”.
Catatan: untuk kata ‘sulung’ dalam kedua ayat ini digunakan kata Yunani yang sama seperti
dalam Kol 1:15.
Pada waktu Kristus dikatakan sebagai ‘yang sulung di antara banyak saudara’ / ‘AnakNya yang sulung’, sudah tentu Kristus tidak bisa
dikatakan termasuk dalam kelompok ‘saudara-saudara’ / ‘anak-anak Allah’ tersebut. Ingat bahwa istilah ‘Anak Allah’ untuk Yesus tidak menunjuk kepada kemanusiaanNya, tetapi kepada
keilahianNya.
Loraine Boettner: “Christ
is the Son of God by nature; we become the sons of God by grace. He is the Son
of God in His own right; we become sons of God by adoption. He has existed thus
from eternity; we become sons in time as we are regenerated to a new life and
have His righteousness imparted to us. ... God is the Father of the Lord Jesus
Christ in a sense in which He is the Father of none other” (= Kristus adalah Anak Allah yang asli / secara alamiah;
kita menjadi anak-anak Allah oleh kasih karunia. Ia adalah Anak Allah dalam
hakNya sendiri; kita menjadi anak-anak Allah oleh pengadopsian. Ia telah mempunyai
keberadaan seperti itu dari kekekalan; kita menjadi anak-anak dalam waktu, pada
saat kita dilahirkan kembali kepada suatu kehidupan yang baru dan kebenaranNya
diberikan kepada kita. ... Allah adalah Bapa dari Tuhan Yesus Kristus dalam
suatu arti dalam mana Ia bukan Bapa dari siapapun yang lain) - ‘Studies in Theology’, hal
153.
Bdk. Yoh 20:17 - “Kata Yesus kepadanya: ‘Janganlah engkau memegang Aku,
sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudaraKu
dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada BapaKu
dan Bapamu, kepada AllahKu dan Allahmu.’”.
Perhatikan bahwa sekalipun Yesus
menyebut para muridNya dengan kata ‘saudara-saudaraKu’ tetapi Ia juga berkata ‘BapaKu dan Bapamu’, bukan ‘Bapa kita’. Jelas bahwa ‘hubungan
Bapa dengan Yesus / Anak’
tidak bisa disamakan dengan ‘hubungan
Bapa dengan kita yang percaya’.
Sekarang mari kita soroti kata-kata
dari buku Saksi Yehuwa di atas [point no (2)] yang berkata: “Sebelum
Kol 1:15, ungkapan ‘yang sulung dari’ muncul lebih dari 30 kali dalam
Alkitab, dan setiap kali hal itu diterapkan pada makhluk-makhluk hidup, arti
yang samalah yang berlaku - yaitu yang sulung adalah bagian dari suatu
kelompok”.
Jelas terlihat bahwa kata-kata ini
salah, karena Ro 8:29, yang terletak sebelum Kol 1:15, menggunakan
kata ‘sulung’ itu dalam arti yang berbeda. Ini
menunjukkan bahwa Saksi-Saksi Yehuwa sering mengclaim secara
sembarangan, dan bahwa claim mereka tidak bisa dipercaya!
Sekarang, kalau dalam Ro 8:29 dan
Ibr 1:6, kata ‘sulung’ bisa diartikan bahwa Yesus tidak
termasuk dalam kelompok itu, apakah aneh kalau kata-kata ‘yang sulung dari semua ciptaan’ dalam Kol 1:15 kita artikan
dengan cara yang serupa? Ini tidak menunjukkan bahwa Yesus termasuk dalam
ciptaan, tetapi bahwa Ia ada di atas ciptaan itu.
b) Perbandingan kata ‘sulung’ dalam Kol 1:15 dan kata ‘sulung’ dalam Kol 1:18.
·
Kol 1:15
- ‘yang sulung dari semua ciptaan’.
TDB: ‘yang
sulung dari antara semua ciptaan’.
·
Kol 1:18
- ‘yang sulung dari orang mati’.
TDB: ‘yang
sulung dari antara orang mati’.
1. Perhatikan bahwa TDB (Terjemahan Dunia Baru =
Kitab Suci Saksi Yehuwa) dalam terjemahannya menyamakan kedua ungkapan dalam
Kol 1:15 dan Kol 1:18 itu.
Catatan: penyamaan terjemahan TDB antara
Kol 1:15 (‘dari antara semua
ciptaan’) dengan
Kol 1:18 (‘dari antara orang
mati’) jelas salah,
karena bahasa Yunaninya berbeda.
Tetapi anehnya adalah: mengapa
Saksi-Saksi Yehuwa tidak membandingkan kedua ungkapan ini, dan lalu mengatakan:
¨ pada waktu dalam Kol 1:18 Yesus
disebut ‘yang sulung dari antara orang
mati’, Ia tadinya
termasuk dalam kelompok orang mati tersebut.
¨ jadi, konsekwensinya, pada waktu dalam
Kol 1:15 Yesus dikatakan sebagai ‘yang
sulung dari semua ciptaan’,
Ia harus termasuk pada ciptaan tersebut, hanya saja Ia yang pertama kali
diciptakan.
Saya menduga, rupanya Saksi-Saksi
Yehuwa tidak mau menggunakan serangan / argumentasi seperti ini karena mereka
bingung bagaimana mengatakan Yesus sebagai yang sulung / yang pertama bangkit
dari antara orang mati (bdk. Kis 26:23
1Kor 15:20,23
Wah 1:5), karena sebelum kebangkitan Yesus sudah ada banyak
peristiwa kebangkitan (1Raja 17:17-24
2Raja 4:18-37
2Raja 13:21
Mark 5:21-43
Luk 7:11-17 Yoh
11:1-44 Mat 27:52-53).
Kita mempercayai bahwa Yesus bangkit
secara jasmani, dan lalu tubuhNya diubahkan menjadi tubuh kebangkitan. Sebelum
Yesus tidak ada orang mati yang lalu dibangkitkan dan diberi tubuh kebangkitan.
Mereka bangkit dengan tubuh lama, tanpa mengalami perubahan menjadi tubuh
kebangkitan, dan karena itu mereka pasti akan mati lagi. Jadi, bagi kita Yesus
memang bisa dikatakan sebagai ‘yang
sulung / yang pertama bangkit dari antara orang mati’.
Tetapi Saksi Yehuwa tidak mempercayai
kebangkitan jasmani / tubuh kebangkitan dari Yesus, dan karena itu sebutan ‘yang sulung / yang pertama bangkit dari antara orang
mati’ untuk Yesus ini
pasti memusingkan.
2. Dalam NIV kedua ungkapan itu dibedakan.
·
Kol 1:15
- ‘yang sulung dari semua ciptaan’.
NIV: ‘the firstborn over all creation’ (= yang sulung di
atas semua ciptaan).
·
Kol 1:18
- ‘yang sulung dari orang mati’.
NIV: ‘the firstborn from among the dead’ (= yang sulung dari
antara orang mati).
Perhatikan terjemahan dari NIV.
Kata-kata ‘dari antara orang mati’ (Kol 1:18) menunjukkan bahwa
Yesus termasuk dalam kelompok orang mati itu, tetapi Ia yang pertama bangkit
dari antara mereka. Jadi di sini Yesus termasuk dalam golongan orang mati
tersebut. Ini berbeda dengan Kol 1:15, dimana NIV menterjemahkan ‘di atas semua ciptaan’, yang menunjukkan Yesus tidak termasuk
ciptaan tersebut. Apakah pembedaan terjemahan seperti ini bisa
dipertanggung-jawabkan? Jawabnya adalah: ya, karena dalam Kol 1:18 ada
kata Yunani e]k (EK), sedangkan kata Yunani EK ini
tidak ada dalam Kol 1:15.
Kol 1:15 - prwtotokoj pashj ktisewj
firstborn of all creation
sulung dari
semua ciptaan
Kol 1:18 - prwtotokoj e]k twn nekrwn
firstborn from / out of the
dead
sulung dari orang mati
Sekarang, apa arti dari kata Yunani EK ini?
Dalam kamus Arndt & Gingrich, ‘A Greek-English Lexicon of the New
Testament’, hal 234, pertama-tama kata EK diartikan: ‘from’ (=
dari); ‘out of’ (=
keluar dari);
‘away from’ (= jauh / dijauhkan dari). Lalu Lexicon itu memberikan arti yang
lebih terperinci:
a. ‘To denote separation’ (= Untuk menunjukkan pemisahan).
¨ ‘to introduce the place from which the separation takes
place’ (= untuk menunjukkan
tempat dari mana pemisahan itu terjadi).
¨ ‘with a group or company from which the separation takes
place’ (= dengan suatu kelompok
atau perkumpulan dari mana pemisahan itu terjadi).
¨ ‘of situations and circumstances out of which someone is
brought’ (= dari situasi dan
keadaan dari mana seseorang diambil).
b. ‘to
denote the direction from which something comes’ (= untuk menunjukkan arah dari mana sesuatu datang).
c. ‘to
denote origin, cause, motive, reason’
(= untuk menunjukkan asal usul, penyebab, motivasi, alasan).
Dari arti dari kata bahasa Yunani EK
ini, jelaslah bahwa pada waktu dalam Kol 1:18 Yesus dikatakan sebagai ‘yang sulung dari antara orang mati’, Ia termasuk dalam golongan orang mati
tersebut. Tetapi pada waktu dalam Kol 1:15 Yesus dikatakan sebagai ‘yang sulung dari semua ciptaan’ Ia tidak termasuk dalam ciptaan
tersebut, karena kata Yunani EK itu tidak ada dalam Kol 1:15. Jadi, kata
Yunani EK dalam Kol 1:18 itu menjadi kunci yang membedakan kedua ungkapan
yang kelihatannya sama itu.
c) Alasan lain yang menyebabkan sebutan ‘yang sulung dari semua ciptaan’ terhadap diri Yesus, tidak boleh
diartikan bahwa Yesus merupakan ciptaan pertama, adalah:
1. Kol 1:15 tidak boleh ditafsirkan menentang
kontextnya.
Kol 1:16-17 menunjukkan keilahian
Yesus dan bahwa Yesus adalah Pencipta segala sesuatu. Kalau Kol 1:15
diartikan bahwa Yesus adalah ciptaan pertama, maka Ia sama sekali bukan Allah,
dan Ia tidak bisa mencipta, dan dengan demikian bertentangan dengan Kol
1:16-17.
Sekarang mari kita soroti bagian-bagian
tertentu dari Kol 1:16-17.
a. Kol 1:16 - “karena di dalam Dialah telah diciptakan segala
sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang
tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun
penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia”. Bdk. Yoh 1:3.
·
‘oleh Dia’.
Seharusnya lebih tepat ‘through Him’
(= melalui Dia), seperti dalam terjemahan RSV, karena yang digunakan adalah
kata Yunani DIA, yang artinya adalah ‘through’ (= melalui).
·
‘untuk Dia’.
Harlow: “This
verse also teaches us that all things were created for Christ, that is, for His
glory and pleasure. This word ‘for’ again proves that Christ is God because God
will not give His glory to any creature, Isaiah 42:8” (= Ayat ini juga mengajar kita bahwa segala sesuatu
diciptakan untuk Kristus, yaitu, untuk kemuliaanNya dan kesenanganNya. Kata
‘untuk’ ini membuktikan lagi bahwa Kristus adalah Allah karena Allah tidak akan
memberikan kemuliaanNya kepada ciptaan yang manapun, Yes 42:8) - hal 10.
Yes 42:8 - “Aku ini TUHAN, itulah namaKu; Aku tidak akan
memberikan kemuliaanKu kepada yang lain atau kemasyhuranKu kepada patung”.
b. Kol 1:17 - “Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan
segala sesuatu ada di dalam Dia”.
KJV/RSV/NIV/NASB: ‘He is before all things’. Perhatikan kata ‘is’
yang merupakan bentuk present!
Moule: “is, not
only was” -
hal 78.
Ini mengingatkan kita akan
Yoh 8:58 dimana Yesus berkata (KJV): ‘Before
Abraham was, I am’.
Hanya untuk Allah bisa digunakan bentuk
present, sekalipun yang dibicarakan terjadi di masa yang lalu, karena
hanya Allahlah yang tidak terbatas oleh waktu (2Pet 3:8). Kalau dalam
Kol 1:16 dan Yoh 8:58 hal itu digunakan terhadap Yesus, itu pasti
membuktikan bahwa Dia adalah Allah.
2. Istilah ‘firstborn’ (= sulung / dilahirkan pertama) berbeda dengan ‘first-created’
(= diciptakan pertama),
dan Kol 1:15 menggunakan istilah yang pertama, bukan yang kedua, untuk
Yesus!
Sebutan ‘sulung’, atau lebih jelas dalam bahasa Inggris ‘firstborn’ (= dilahirkan pertama), untuk Yesus, menunjukkan bahwa Yesus
(sebagai Allah) bukan diciptakan, tetapi dilahirkan / diperanakkan oleh Bapa.
Kalau Yesus memang ciptaan pertama dari Bapa, Ia pasti akan disebut bukan
sebagai ‘firstborn’ (= sulung / yang lahir pertama) tetapi
sebagai ‘first-created’ (= yang diciptakan pertama). Sebutan ‘sulung’ / ‘firstborn’ ini juga didukung oleh istilah ‘Anak Allah’ yang ditujukan kepada Yesus, yang juga menunjukkan bahwa
Yesus diperanakkan, bukan diciptakan, oleh Bapa!
Tentang Kol 1:15 ini, yang juga
dipakai sebagai dasar oleh Arianisme, Philip Schaff memberikan komentar sebagai
berikut:
“But prwtotokoj is
not equivalent to prwtoktistoj or
prwtoplastoj: ... The meaning of the expression, therefore, is: born
before every creature, i.e. before anything was made. The text indicates the
distinction between the eternal generation of the Son from the essence of the
Father, and the temporal creation of the world out of nothing by the Son. Yet
there is a difference between monogenhj
and prwtotokoj, which Athanasius himself makes: the former referring to
the relation of the Son to the Father, the latter, to his relation to the
world” [= Tetapi prwtotokoj (PROTOTOKOS
/ first-born / dilahirkan pertama)
tidak sama artinya dengan prwtoktistoj (PROTOKTISTOS / first-created /
diciptakan pertama) atau prwtoplastoj (PROTOPLASTOS
/ first-formed / dibentuk pertama):
... Karena itu, arti dari ungkapan itu adalah: dilahirkan sebelum setiap
ciptaan, yaitu sebelum apapun dibuat. Text ini menunjukkan perbedaan antara
tindakan kekal memperanakkan Anak dari hakekat Bapa, dan penciptaan alam
semesta dari tidak ada menjadi ada, oleh Anak, dalam waktu. Tetapi ada suatu
perbedaan antara monogenhj (MONOGENES
/ only begotten / satu-satunya yang diperanakkan) and prwtotokoj (PROTOTOKOS / first-born /
dilahirkan pertama), yang dibuat oleh
Athanasius sendiri: yang pertama menunjuk pada hubungan Anak dengan Bapa, yang
terakhir menunjuk pada hubunganNya dengan alam semesta] - ‘History of the Christian Church’,
vol III, hal 647 (footnote).
Moule: “‘Firstborn
over all creation,’ Himself ‘not created but begotten,’ the Son, the
Heir of all things, and thus eternally antecedent to all contingent and created
being” (= ‘Yang sulung di atas
semua ciptaan’, Ia sendiri ‘tidak diciptakan tetapi diperanakkan’, Anak,
Pewaris dari segala sesuatu, dan karena itu secara kekal mendahului semua
makhluk-makhluk yang tergantung dan yang diciptakan) - hal 76.
Ini perlu ditekankan! Yesus / Anak
Allah (sebagai Allah) tidak diciptakan tetapi diperanakkan! Ini sebetulnya juga
ada dalam Yoh 3:16, Yoh 1:14,18 versi TDB / NWT.
Yoh 3:16 (TB-LAI) - “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga
Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang
percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”.
Yoh 3:16 (TDB) - “Karena Allah begitu mengasihi dunia ini, ia memberikan Putra
satu-satunya yang diperanakkan, agar setiap orang yang memperlihatkan iman
akan dia tidak akan dibinasakan melainkan memperoleh kehidupan abadi”.
Catatan: terjemahan ‘Putra satu-satunya yang diperanakkan’ sesuai dengan terjemahan bahasa
Inggris yang mengatakan ‘the only begotten Son’, dan ini memang benar.
Yoh 1:14 (TB-LAI): “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara
kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang diberikan
kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran”.
Yoh 1:14 (TDB): “Maka Firman itu menjadi manusia dan diam di antara kita,
dan kita telah melihat kemuliaannya, kemuliaan seperti yang dimiliki satu-satunya
putra yang diperanakkan dari seorang bapak; dan dia penuh kebaikan hati
yang tidak selayaknya diperoleh dan kebenaran”.
Yoh 1:18 (TB-LAI) - “Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak
Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakanNya”.
Yoh 1:18 (TDB): “Tidak seorang pun pernah melihat Allah; satu-satunya
allah yang diperanakkan yang berada pada posisi dada Bapak, dia itulah yang
menjelaskan mengenai dirinya”.
Catatan: dalam Yoh 1:18 ini ada 4 kelompok
manuscripts, dan menurut saya terjemahan dari TDB ini memilih manuscript yang
terbaik. Jadi dalam hal Yoh 1:18 ini, TDB lebih baik dari pada TB-LAI,
kecuali kata ‘allah’ yang dimulai dengan huruf kecil, yang
menunjukkan mereka tidak mempercayai Yesus sebagai Allah.
Perhatikan bahwa dalam Yoh 1:18
ini Yesus disebut sebagai ‘satu-satunya
Allah yang diperanakkan’.
Kita mengakui Bapa sebagai Allah, Yesus sebagai Allah, dan Roh Kudus juga
sebagai Allah (sekalipun kita tidak mengakui adanya 3 Allah). Bapa dan Roh
Kudus tidak diperanakkan; hanya Yesus yang diperanakkan (ingat, ini tidak
membicarakan Yesus sebagai manusia, pada waktu Ia diperanakkan oleh
Maria. Ini membicarakan Yesus sebagai Allah!). Jadi tepatlah kalau dalam
Yoh 1:18 ini dikatakan bahwa Yesus adalah ‘satu-satunya Allah yang diperanakkan’.
Yoh 1:14,18 dan Yoh 3:16 ini
bisa dijadikan senjata dalam melawan Saksi Yehuwa, yang mengatakan bahwa Yesus
hanyalah ‘suatu allah’, yang adalah ciptaan pertama dari Allah, karena dalam
ayat-ayat ini ditunjukkan secara jelas bahwa Yesus bukan diciptakan, tetapi
diperanakkan. Ini menunjuk pada doktrin ‘the eternal generation of the Son’
yang akan saya jelaskan belakangan.
Ayat lain yang juga bisa dipakai untuk
menunjukkan bahwa Yesus bukan dicipta tetapi dilahirkan / diperanakkan adalah
Amsal 8:24-25 - “Sebelum air
samudera raya ada, aku telah lahir, sebelum ada sumber-sumber yang sarat
dengan air. Sebelum gunung-gunung tertanam dan lebih dahulu dari pada
bukit-bukit aku telah lahir”.
Dalam perdebatan saya dengan penatua
Saksi Yehuwa, terhadap serangan ini ia menjawab bahwa: Yesus diperanakkan itu
artinya Ia diciptakan oleh Bapa. Ia juga menunjuk kepada Adam yang juga disebut
sebagai ‘anak Allah’ (Luk 3:38) sekalipun ia diciptakan
oleh Bapa.
Tanggapan saya:
Kata ‘Bapa’ memang bisa diartikan sebagai ‘sumber’ / ‘pencipta’, seperti dalam Yes 9:5 Yesus
dikatakan sebagai ‘Bapa yang kekal’ (seharusnya ‘Bapa dari kekekalan’). Ini berarti bahwa Yesus adalah sumber dari kekekalan.
Kalau ‘Bapa’ bisa
diartikan sebagai sumber / pencipta, maka adalah sesuatu yang logis kalau ‘anak’ bisa diartikan sebaliknya, yaitu sebagai ‘ciptaan’. Dan mungkin arti inilah yang diambil pada waktu Adam,
dan juga malaikat, disebut dengan istilah ‘anak
Allah’
(Luk 3:38 Ayub 1:6). Saya
katakan ‘mungkin’, karena masih ada kemungkinan lain, yaitu dengan mengartikan
kata ‘anak’ sebagai ‘kemiripan’, seperti pada waktu ada orang-orang yang disebut sebagai ‘anak Iblis’ (1Yoh 3:10).
Tetapi pada saat Yesus disebut sebagai ‘Anak Allah’, pasti kata ‘Anak’ ini digunakan dalam arti yang berbeda,
karena:
·
pada
waktu Ia menggunakan istilah ‘Anak Allah’ untuk diriNya Ia dituduh menyamakan
/ menyetarakan diri dengan Allah, dan Ia tidak menyangkal tuduhan tersebut!
Bdk. Yoh 5:18 Yoh 10:30-36.
·
selain
disebut ‘Anak Allah’, Ia juga disebut ‘Anak Tunggal Allah / Bapa’.
Kalau Yesus disebut ‘Anak’ dalam arti bahwa Ia dicipta oleh Allah, bagaimana mungkin Ia
disebut ‘Anak yang Tunggal dari
Allah / Bapa’?
·
berbeda
dengan Adam dan malaikat-malaikat, yang oleh bagian-bagian lain dari Kitab Suci
dikatakan sebagai diciptakan oleh Bapa / Allah (Kej 1 Yoh 1:3); maka untuk Yesus, Kitab Suci
tidak pernah mengatakan seperti itu. Sebaliknya Kitab Suci menggambarkan Dia
sebagai Pencipta (Yoh 1:10 Ibr 1:10).
d) Sekarang tentang pertanyaan dari Saksi
Yehuwa: Mengapa Allah Bapa dan Roh Kudus tidak pernah disebutkan sebagai ‘yang sulung dari semua ciptaan’?
Tanggapan saya:
1. Saksi Yehuwa membuat rumusan sendiri tanpa
dasar Kitab Suci.
Tidak ada alasan atau dasar Kitab Suci yang
mengharuskan Bapa, Anak, dan Roh Kudus disebut dengan istilah yang sama. Siapa
yang membuat peraturan bahwa suatu istilah yang digunakan untuk menunjuk kepada
salah satu pribadi dari Allah Tritunggal, juga harus diterapkan kepada
pribadi-pribadi yang lain?
Sebaliknya, ada banyak contoh dimana
setiap pribadi dari Allah Tritunggal mempunyai sebutan-sebutan yang khas, yang
tidak digunakan untuk pribadi yang lain.
Misalnya:
·
Untuk
pribadi ketiga dari Allah Tritunggal, selalu digunakan kata ‘Roh’, pada umumnya dengan tambahan ‘Kudus’ atau ‘Kebenaran’. Mengapa Bapa dan Anak tidak pernah disebut dengan istilah ‘Roh Kudus’ / ‘Roh Kebenaran’? Apakah Bapa dan Anak bukan Roh?
Apakah Bapa dan Anak tidak kudus / benar?
·
Yesus dan
Roh Kudus disebut dengan istilah Yunani PARAKLETOS, yang bisa diterjemahkan ‘Penolong’, ‘Penghibur’, ‘Pengantara’, ‘Pembela’, ‘Penasehat’, ‘Pengacara’ (1Yoh 2:1 Yoh 14:16,26 Yoh 15:26
Yoh 16:7), tetapi sebutan ini tidak pernah diberikan kepada Bapa.
Apakah Bapa bukan Penolong, Penghibur, Penasehat bagi kita?
·
Yesus
disebut dengan istilah ‘Saksi yang setia’ (Wah 1:5 3:14). Roh Kudus juga adalah saksi
(Yoh 15:26), tetapi Ia tidak pernah disebut ‘Saksi yang setia’. Bapa juga adalah saksi (Yoh 8:18), tetapi Ia juga
tidak pernah disebut sebagai ‘saksi yang
setia’. Apakah Bapa
dan Roh Kudus adalah ‘saksi yang tidak
setia’?
·
Istilah ‘Juruselamat’ berulang kali diterapkan kepada Bapa (khususnya dalam
Perjanjian Lama), dan kepada Yesus (khususnya dalam Perjanjian Baru). Tetapi
seingat saya istilah itu tidak pernah diterapkan kepada Roh Kudus. Padahal
tanpa pekerjaan Roh Kudus tidak mungkin ada orang yang bisa diselamatkan (Yoh
3:3,5 1Kor 12:3 Tit 3:5).
2. Tujuan dari penggunaan istilah itu untuk
Yesus dalam Kol 1:15 adalah untuk menunjukkan bahwa Ia bukan ciptaan, dan
bahkan ada di atas segala ciptaan. Ini lalu dilanjutkan dengan Kol 1:16-17
yang menunjukkan Yesus sebagai Pencipta segala sesuatu (bdk. Yoh 1:3,10 Ibr 1:10).
Semua ini memang pasti juga berlaku
untuk Bapa dan Roh Kudus, tetapi Kitab Suci tidak harus menyatakannya dengan
cara yang sama / menggunakan istilah yang sama. Kitab Suci bisa
menyatakan dengan cara yang berbeda. Misalnya dengan menceritakan cerita
penciptaan dalam Kej 1, dimana dikatakan bahwa Allah (Bapa) menciptakan
segala sesuatu. Roh Kudus juga ada di sana (Kej 1:2), dan apa kerjanya Dia
pada saat itu, kalau tidak ikut mencipta? Bdk. Ayub 33:4 - “Roh Allah telah membuat aku, dan nafas Yang Mahakuasa
membuat aku hidup”.
e) Sekarang tentang terjemahan dari Kol 1:16-20
versi NWT / TDB.
Kol 1:16-20 (TB1-LAI) - “(16) karena di dalam Dialah telah diciptakan segala
sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang
tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun
penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. (17) Ia ada
terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di
dalam Dia. (18) Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang
pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam
segala sesuatu. (19) Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia,
(20) dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diriNya,
baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan
pendamaian oleh darah salib Kristus”.
Saksi-Saksi Yehuwa ingin mengubah
kata-kata ‘segala sesuatu’ menjadi ‘segala sesuatu yang lain’. Tujuannya adalah untuk menunjukkan
bahwa dalam ay 15 Yesus dinyatakan sebagai ciptaan pertama, dan sekarang
dalam ay 16-20 dikatakan bahwa Allah menciptakan ‘segala sesuatu yang lain’ melalui Yesus.
Untuk jelasnya saya mengutip ulang
kata-kata mereka di atas. Saksi-Saksi Yehuwa berkata:
“Kata Yunani yang di sini diterjemahkan ‘segala sesuatu’
adalah pan’ta, bentuk infleksi (perubahan) dari pas. Dalam Lukas
13:2, TB dan BIS menggunakan kata ‘semua ... yang lain’; Klinkert
menuliskan ‘sekalian ... yang lain.’ (Lihat juga Lukas 21:29 dalam Bode
dan BIS, dan Filipi 2:21.) Maka selaras dengan hal-hal lain yang dikatakan
Alkitab mengenai Anak, NW memberikan arti yang sama pada kata pan’ta
dalam Kolose 1:16,17, sehingga sebagian bunyinya, ‘melalui dia semua hal
lain diciptakan ... Semua hal lain telah diciptakan melalui dia dan
untuk dia.’ Maka ia diperlihatkan sebagai makhluk ciptaan, bagian dari karya
ciptaan Allah”.
Jadi, Saksi-Saksi Yehuwa berusaha
menterjemahkan kata Yunani PANTA / PAS menjadi ‘semua yang lain’ / ‘sekalian yang lain’. Dan untuk mendukung hal itu mereka
memberikan contoh kata Yunani tersebut diterjemahkan seperti itu. Contohnya
adalah:
·
Luk 13:2
- “Yesus menjawab mereka: ‘Sangkamu
orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang
Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu?”.
·
Luk 21:29
- “Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini
kepada mereka: ‘Perhatikanlah pohon ara atau pohon apa saja”.
NIV: “He told them this parable: ‘Look at the fig tree and
all the trees” (= Ia menceritakan perumpamaan ini kepada mereka:
‘Lihatlah pada pohon ara dan semua pohon).
·
Fil 2:21
- “sebab semuanya mencari
kepentingannya sendiri, bukan kepentingan Kristus Yesus”.
Tanggapan saya:
1. Dalam persoalan terjemahan ‘semua yang lain’.
a. Kalau tadi dalam pembahasan tentang istilah ‘yang sulung’ mereka mati-matian berusaha memberikan arti yang umum
dari kata-kata ‘yang sulung’ itu. Mengapa itu tidak mereka lakukan
di sini? Arti yang umum dari kata PANTA adalah ‘semua / segala sesuatu’, bukan ‘semua yang lain’.
b. Saya memang setuju bahwa dalam Luk 13:2
dan Luk 21:29 kata Yunani PANTA bisa diterjemahkan ‘semua yang lain’, tetapi dalam Fil 2:21 tidak.
c. Mengapa dalam Luk 13:2 dan
Luk 21:29 bisa diterjemahkan seperti itu? Bukan karena kata PANTA
memang mempunyai arti seperti itu, tetapi karena kontextnya menuntut hal itu.
Mungkin ini terjadi karena perbedaan kebiasaan dari bahasa Yunani. Dalam bahasa
Yunani hal itu tidak apa-apa, tetapi waktu diterjemahkan ke bahasa Inggris /
Indonesia rasanya menjadi aneh, sehingga harus ditambahkan kata-kata ‘yang lain’.
d. Tetapi dalam Kol 1:16-17,20, sekalipun
kontextnya sama sekali tidak menuntut hal itu, Saksi-Saksi Yehuwa tetap
memaksakan penterjemahan seperti itu. Saya ingin Saksi-Saksi Yehuwa merenungkan
kata-kata mereka sendiri dalam point no (2) bagian akhir: “Apakah memang demikian penggunaannya dalam Alkitab atau
itu merupakan suatu kepercayaan yang sudah mereka anut dan yang coba mereka
buktikan?”.
Walter Martin: “In
this particular rendering, Jehovah’s Witnesses attempt one of the most clever
perversions of the New Testament texts that the author has ever seen. Knowing
full well that the word ‘other’ does not occur in this text, or for that matter
in any of the three verses (16,17,19) where it has been added, albeit in
brackets, the Witnesses deliberately insert it into the translation in vain
attempt to make Christ a creature and one of the ‘things’ He is spoken of as
having created. Attempting to justify this unheard of travesty upon the Greek
language and simple honesty, the New World Bible Translation Committee enclosed
each added ‘other’ in brackets, which are said by them to ‘enclose words
inserted to complete or clarify the sense in the English text’ (‘New World
Translation of the Christian Greek Scriptures’, op. cit., ‘Foreword,’ p. 6).
Far from ‘clarifying’ God’s Word here, these unwarranted additions serve only
to further the erroneous presupposition of the Watchtower that our Lord Jesus
Christ is a creature rather than the Eternal Creator. ... Jehovah’s Witnesses
have no conceivable ground, then, for this dishonest rendering of Colossians
1:16,17 and 19 by the insertion of the word ‘other’ since they are supported by
no grammatical authorities, nor do they dare dispute their perversion with
competent scholars lest they further parade their obvious ignorance of Greek
exegesis” [= Dalam terjemahan
yang khusus ini, Saksi-Saksi Yehuwa mengusahakan salah satu dari penyelewengan
/ pemutak-balikan yang paling cerdik dari text-text Perjanjian Baru yang pernah
dilihat oleh pengarang. Mereka tahu benar bahwa kata ‘yang lain;’ tidak ada
dalam text ini, atau untuk persoalan itu dalam yang manapun dari ketiga ayat
(16,17,19) dimana kata itu telah ditambahkan, sekalipun dalam tanda kurung,
Saksi-Saksi Yehuwa secara sengaja memasukkan kata itu ke dalam terjemahannya,
dalam suatu usaha yang sia-sia untuk membuat Kristus sebagai suatu makhluk
ciptaan dan satu dari ‘hal-hal’ yang diciptakan. Dalam usahanya untuk
membenarkan karikatur / ejekan yang tak pernah didengar seperti ini tentang
bahasa Yunani dan kejujuran, Komisi Penterjemahan Alkitab Dunia Baru meletakkan
setiap tambahan ‘yang lain’ dalam tanda kurung, yang mereka katakan ‘untuk
membungkus kata-kata yang dimasukkan untuk melengkapi atau menjelaskan arti
dalam text bahasa Inggris’ (‘New World Translation of the Christian Greek
Scriptures’, op. cit., ‘Foreword’, p. 6). Tetapi penambahan-penambahan yang tak
berdasar / tak beralasan ini bukannya ‘menjelaskan’ Firman Allah di sini tetapi
sebaliknya hanya melayani / menolong untuk melanjutkan anggapan yang salah dari
Menara Pengawal bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah suatu makhluk ciptaan dan
bukannya Sang Pencipta yang kekal. ... Jadi, Saksi-Saksi Yehuwa tidak mempunyai
dasar yang memungkinkan untuk penterjemahan yang tidak jujur dari Kol 1:16,17
dan 19 dengan memasukkan kata ‘yang lain’ karena mereka tidak didukung oleh
wewenang tata bahasa, dan mereka tidak berani memperdebatkan penyimpangan yang
mereka lakukan dengan ahli-ahli bahasa asli Kitab Suci supaya mereka tidak
lebih jauh memamerkan kebodohan mereka yang nyata tentang exegesis bahasa Yunani] - ‘The Kingdom of the Cults’,
hal 75.
Catatan:
·
Dalam
Kol 1:19 tambahan ‘lain’ / ‘yang lain’ itu tidak ada. Yang dimaksudkan oleh Walter Martin pasti adalah
Kol 1:20. Dalam Kol 1:20, kata ‘segala
sesuatu’ dalam Kitab
Suci Indonesia, diterjemahkan oleh TDB sebagai ‘segala perkara yang lain’.
·
Dalam NWT
(Kitab Suci Saksi Yehuwa yang berbahasa Inggris), kata ‘lain’ (‘other’) itu diletakkan dalam tanda kurung. Tetapi
dalam TDB (Kitab Suci Saksi Yehuwa berbahasa Indonesia), tanda kurung itu tidak
ada.
2. Ajaran yang mengatakan bahwa Allah
menciptakan segala sesuatu yang lain melalui Yesus, yang adalah makhluk ciptaan
yang terpisah secara total dari Allah, bertentangan dengan Yes 44:24 - “Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, yang membentuk engkau
sejak dari kandungan; ‘Akulah TUHAN, yang menjadikan segala sesuatu, yang seorang diri membentangkan langit, yang
menghamparkan bumi - siapakah yang
mendampingi Aku?”.
RSV menterjemahkan seperti Kitab Suci
Indonesia, tetapi untuk kata-kata terakhir, yaitu ‘yang menghamparkan bumi - siapakah yang mendampingi
Aku?’, RSV memberikan
catatan kaki sebagai berikut: ‘Another
reading is: who spread out the earth by myself’ (= Bacaan yang lain
adalah: yang menghamparkan bumi oleh diriKu sendiri).
KJV/NIV/NASB mengambil bacaan yang lain
ini; NWT menterjemahkan seperti Kitab Suci Indonesia.
Yang manapun terjemahan yang benar
tidak terlalu jadi soal, karena artinya sama. Ayat ini menunjukkan bahwa Allah menciptakan
segala sesuatu sendirian.
Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan bahwa
Allah menciptakan segala sesuatu yang lain melalui Yesus, dan Saksi-Saksi
Yehuwa mempercayai bahwa Yesus adalah pribadi yang terpisah total dari Allah,
dan karena itu Saksi-Saksi Yehuwa jelas sekali bertentangan dengan ayat ini!
Ini berbeda dengan dalam kekristenan,
dimana sekalipun kita mempercayai bahwa Anak dan Roh Kudus juga ikut dalam
melakukan penciptaan, tetapi kita percaya bahwa ketiga pribadi itu mempunyai
satu hakekat dan merupakan satu kesatuan, dan karena itu tidak bertentangan
dengan ayat ini.
email us at : gkri_exodus@lycos.com