Bagaimana menaklukkan dan
membongkar fitnah/dusta/kepalsuan
Saksi-saksi palsu Yehuwa?
oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.
2) Kitab Suci memberikan nama-nama ilahi
untuk Yesus.
a) Mat
1:23 menyatakan Yesus sebagai ‘Imanuel’.
Mat 1:23 - “‘Sesungguhnya,
anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka
akan menamakan Dia Imanuel’ - yang berarti: Allah menyertai kita”.
Kata ‘Imanuel’, arti sebetulnya adalah ‘God
with us’ (= Allah dengan kita).
Saksi-Saksi Yehuwa
mengomentari tentang nama Imanuel yang diberikan kepada Yesus (Mat 1:23),
dengan berkata:
“Ketika mengumumkan kelahiran Yesus yang akan datang, apakah
malaikat Yehuwa mengatakan bahwa anak itu kelak adalah Allah sendiri? Tidak,
pengumumannya berbunyi: ‘Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi.’ (Luk 1:32,35; cetak miring
ditambahkan.) Dan Yesus sendiri tidak pernah mengaku sebagai Allah tetapi,
sebaliknya, ‘Anak Allah.’ (Yoh 10:36; cetak
miring ditambahkan.) Yesus diutus ke dunia oleh Allah; jadi melalui Putra
tunggal ini, Allah ada bersama umat manusia” - ‘Bertukar Pikiran Mengenai
Ayat-Ayat Alkitab’, hal 432.
Jawaban saya:
1. Dalam jilid I saya sudah
menjelaskan tentang sebutan ‘Anak Allah’ bagi Yesus, dan tentang fakta
bahwa Yesus tidak pernah mengaku diri sebagai ‘Allah’, tetapi selalu sebagai ‘Anak Allah’, dan itu tidak akan saya ulangi di sini.
2. Perhatikan bagian yang saya garis
bawahi itu. Kalau Saksi-Saksi Yehuwa menganggap Yesus bukan Allah, bagaimana
mereka bisa mengatakan bahwa “melalui Putra tunggal ini
Allah ada bersama umat manusia”? Kalau Yesus memang bukan Allah, dan merupakan pribadi
yang sama sekali terpisah dari Allah, tidak peduli yang mengutus Yesus adalah
Allah, tetap saja Allah tidak bisa dikatakan ada bersama umat manusia melalui
Putra tunggalNya!
Saya juga mempunyai seorang putra tunggal, dan seandainya
saya mengutus dia pergi ke rumah saudara, apakah saudara menganggap bahwa saya
sudah ada bersama saudara?
b) 1Kor 8:4-6
menyatakan Yesus sebagai Tuhan.
1Kor 8:4-6 - “(4) Tentang hal makan daging
persembahan berhala kita tahu: ‘tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah
lain dari pada Allah yang esa.’ (5) Sebab sungguhpun ada apa yang disebut
‘allah’, baik di sorga, maupun di bumi - dan memang benar ada banyak ‘allah’
dan banyak ‘tuhan’ yang demikian - (6) namun bagi kita hanya ada satu
Allah saja, yaitu Bapa, yang dari padaNya berasal segala sesuatu dan yang untuk
Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang
olehNya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup”.
Catatan:
ada hal-hal dari 1Kor 8:4-6 yang sudah dibahas dalam jilid I, dan apa yang
sudah dibahas di sana tidak diulang di sini.
1. Ada
beberapa hal yang perlu kita perhatikan:
·
Perhatikan
kata-kata ‘satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus’. Ini tidak memungkinkan diartikan ‘Tuan’, seperti dalam terjemahan TDB, karena kalau ‘Tuan’ pasti tidak cuma satu, tetapi banyak [ay 5b - ‘banyak tuhan yang demikian’; TDB: “banyak ‘tuan’”).
·
Juga
perhatikan bagian akhir dari ay 6 itu, yang mengatakan: ‘yang
olehNya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup’ (ay 6c). Ini jelas menunjukkan bahwa Yesus adalah Tuhan / Allah
dalam arti yang setinggi-tingginya.
·
Sekalipun Bapa adalah
Allah, dan Yesus juga adalah Allah, tetapi tetap hanya ada satu Allah. Demikian
juga sekalipun Yesus adalah Tuhan, dan Bapa juga adalah Tuhan, tetapi kita
hanya mempunyai satu Tuhan. Ini disebabkan karena sekalipun Allah itu terdiri
dari 3 pribadi tetapi hanya mempunyai 1 hakekat. Kristen memang tidak
mempercayai banyak Allah / Tuhan. Sebaliknya kita percaya adanya hanya satu
Allah / Tuhan (Ul 6:4 1Kor
8:4 1Tim 2:5 Yak 2:19).
Calvin: “Three are spoken of, each
of which is entirely God, yet there is not more than one God” (= Tiga yang dibicarakan, masing-masing
adalah Allah sepenuhnya, tetapi tidak ada lebih dari satu Allah) - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book I,
Chapter XIII, No 3.
2. Ada
banyak sekali ayat-ayat lain yang menyatakan Yesus sebagai Tuhan.
a. Ada
orang yang berkata bahwa dalam kitab Kisah Rasul, yang menekankan penginjilan,
sehingga seharusnya menekankan Yesus sebagai Juruselamat, ternyata hanya ada 2
x sebutan ‘Juruselamat’ untuk Yesus, yaitu dalam Kis 5:31 dan 13:23. Tetapi
Yesus disebut ‘Tuhan’ sebanyak 92 x, disebut ‘Tuhan Yesus’ sebanyak 13 x, dan disebut ‘Tuhan Yesus
Kristus’ sebanyak 6 x!
b. Kata
Yunani KURIOS yang biasanya diterjemahkan ‘Tuhan’, memang bisa diterjemahkan ‘tuan’. Kitab Suci bahasa Inggris (KJV/RSV/NIV/NASB)
kadang-kadang menterjemahkan ‘Sir’ (= Tuan), misalnya dalam Yoh 4:11, padahal kata itu
ditujukan kepada Yesus. Mengapa diterjemahkan demikian? Karena kontextnya
menunjukkan bahwa perempuan Samaria itu baru bertemu dengan Yesus dan
sebelumnya tidak pernah mendengar ataupun mengenal Yesus. Jadi tidak mungkin ia
tahu-tahu menyebut Yesus dengan sebutan ‘Tuhan’.
c. Tetapi
ada banyak ayat yang menyatakan Yesus betul-betul sebagai ‘Tuhan’ dan tidak mungkin
diterjemahkan ‘tuan’, seperti: Mat 7:21-22 12:8
25:37,44 Luk 2:11 5:8 6:46
Yoh 11:27 20:28 Kis 2:20,21,25,36 4:33 7:59,60 8:16 9:1,2,5,10,11,13,15,17,31 10:13,36 11:16,20,21,24
15:11,26 16:15,31 18:8,25 19:5,9,13,17
20:21,24,35 21:13 22:4,5,8,10,16 24:14 26:15
28:31 Ro 1:4,7 4:24 5:1,11,21 6:23 7:25 8:39
10:9,13 13:14 14:14 15:6,30
16:18,20,24
1Kor 1:2,3,7,8,9,10
2:8 4:4,5 5:5 6:11,14 9:1 11:23,26,27,29 12:3,5 15:31,57,58
16:23
2Kor 1:2,3,14
4:5,14 8:9 11:31 13:13
Gal 1:3,19
6:14,18
Ef 1:2,3,15,17 3:11 4:1,5 5:20
6:23,24 Fil 2:11,19 3:20 4:23
Kol 2:6 3:17 1Tes 1:1,3 2:15,19 3:11,13
4:1,2,15,16,17
5:2,9,23,28
2Tes 1:1,2,7,8,12
2:1,2,8,14,16
3:6,12,18
1Tim 1:2,12 6:3,14 2Tim 1:2,8,12,19 4:8 Filemon 3,5,25
Ibr 1:10 7:14 13:20 Yak 1:1
2:1 5:7 1Pet 1:3 3:15
2Pet 1:2,8,14,16,20
3:2,10,18
Yudas 21,25
Wah 1:8,10 14:13 22:20,21.
Catatan:
TDB menterjemahkan semua kata KURIOS yang ditujukan kepada Yesus dengan
kata ‘Tuan’.
Tetapi kalau kata KURIOS itu ditujukan kepada Allah (Bapa), maka pada umumnya
mereka menterjemahkan menjadi ‘Yehuwa’. NWT memang tetap menggunakan kata ‘Lord’ untuk Yesus, tetapi mungkin dengan pertimbangan bahwa
kata itu memang bisa diartikan ‘Tuan’. Tetapi anehnya, dalam Yoh 4:11 itu NWT juga
menterjemahkan ‘Sir’ (= Tuan). Hal lain yang menarik adalah bahwa dalam beberapa ayat
TDB menyebut Bapa / Allah sebagai ‘Tuan’, seperti dalam Luk 10:21b - “ya, Bapak, Tuan (NWT: ‘Lord’) atas langit
dan bumi”. Juga dalam Kis 17:24 Allah
disebut sebagai ‘Tuan’.
Sebagai contoh dari ayat-ayat di atas, saya memberikan beberapa
ayat di sini:
·
Yoh 9:38 - “Katanya: ‘Aku percaya, Tuhan!’ Lalu ia sujud
menyembahNya”.
Di sini TDB tetap menterjemahkan ‘Tuan’, dan ini
betul-betul tidak masuk akal, karena kalau orang itu menganggap Yesus sebagai ‘Tuan’ dan bukan ‘Tuhan’, mengapa ia sujud
menyembahNya?
·
Kis 7:59-60 - “(59) Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: ‘Ya Tuhan
(TDB: ‘Tuan’) Yesus, terimalah rohku.’ (60) Sambil berlutut ia berseru dengan
suara nyaring: ‘Tuhan (TDB: ‘Yehuwa’), janganlah tanggungkan
dosa ini kepada mereka!’ Dan dengan perkataan itu meninggallah ia”.
Ini betul-betul terjemahan yang seenaknya sendiri. Dalam satu
doa, Stefanus menggunakan kata Yunani KURIE 2 x, tetapi mereka menterjemahkan
secara berbeda. Yang pertama, karena menunjuk kepada Yesus, mereka terjemahkan ‘Tuan’, sedangkan yang
kedua mereka terjemahkan ‘Yehuwa’. Ini berarti separuh doa ditujukan kepada Yesus dan
separuh sisanya ditujukan kepada Bapa / Yehuwa. Tidakkah ini merupakan suatu
lelucon?
Kata KURIE dalam Kis 7:59 itu tidak mungkin
diterjemahkan ‘Tuan’, karena di sana Stefanus menggunakan sebutan tersebut
pada saat berdoa kepada Yesus. Sebagai obyek doa, Yesus harus adalah ‘Tuhan’ dan bukan sekedar
‘Tuan’.
·
Kis 10:36 - “Itulah firman yang Ia suruh sampaikan kepada orang-orang
Israel, yaitu firman yang memberitakan damai sejahtera oleh Yesus Kristus, yang
adalah Tuhan (TDB: ‘Tuan’) dari semua orang”.
·
Ibr 1:8,10 - “(8) Tetapi tentang (kepada) Anak Ia berkata: ‘TakhtaMu, ya
Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaanMu adalah
tongkat kebenaran. ... (10) Dan: ‘Pada mulanya, ya Tuhan, Engkau telah
meletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tanganMu”.
Kata ‘Tuhan’
dalam Ibr 1:10 ini tidak mungkin diartikan sebagai ‘Tuan’,
karena dalam Ibr 1:8nya Ia disebut ‘Allah’, yang mempunyai ‘takhta yang kekal’, dan dalam Ibr 1:10nya dikatakan
bahwa Ia adalah pencipta langit dan bumi.
d. Sebutan
‘Tuhan’ bagi Yesus
dikontraskan dengan ‘hamba’ / ’budak’.
Paulus bukan hanya menyebut Yesus dengan sebutan ‘Tuhan’, tetapi juga
mengkontraskan sebutan tersebut dengan sebutan yang ia gunakan bagi dirinya
sendiri, yaitu ‘hamba’.
Hal ini terlihat dalam banyak tempat, misalnya dalam Ro
1:1,4 - “(1) Dari Paulus, hamba Kristus Yesus,
yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah. ...
(4) dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitanNya dari antara orang
mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita”.
B. B. Warfield: “‘Slave’ is the correlate of ‘Lord,’ and the relation must be
taken at its height. When Paul calls himself the slave of Christ Jesus,
he is calling Christ Jesus his Lord in the most complete sense which can
be ascribed to that word” (= ‘Hamba’ adalah kata
yang berhubungan dengan kata ‘Tuhan’, dan hubungan kedua kata itu harus diambil
pada puncaknya. Pada waktu Paulus menyebut dirinya sendiri hamba Kristus
Yesus, ia menyebut Kristus Yesus Tuhannya dalam arti yang paling lengkap
yang bisa diberikan kepada kata itu) - ‘The Person and Work of Christ’, hal 74-75.
Catatan:
·
Ingat bahwa lawan kata dari
‘Tuhan’ adalah ‘hamba’, sedangkan lawan
kata dari ‘Tuan’
adalah ‘pelayan’
/ ‘pegawai’. Kalau kata ‘Tuhan’ untuk Yesus
diganti dengan ‘Tuan’, maka Paulus seharusnya menyebut dirinya sebagai ‘pelayan’ / ‘pegawai’ dari Kristus
Yesus, bukan sebagai ‘hamba’ dari Kristus Yesus.
·
Bukan hanya Paulus yang
menyebut dirinya sendiri ‘hamba’ sebagai kontras dari sebutan ‘Tuhan’ terhadap Yesus, tetapi juga:
*
Yakobus. Bdk. Yak 1:1
- “Salam dari Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus,
kepada kedua belas suku di perantauan”.
*
Petrus. Bdk.
2Pet 1:1-2 - “(1) Dari Simon Petrus, hamba
dan rasul Yesus Kristus, kepada mereka yang bersama-sama dengan kami memperoleh
iman oleh karena keadilan Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. (2) Kasih
karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus,
Tuhan kita”.
*
Yudas. Bdk. Yudas 1,4
- “(1) Dari Yudas, hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus,
kepada mereka, yang terpanggil, yang dikasihi dalam Allah Bapa, dan yang
dipelihara untuk Yesus Kristus. ... (4) Sebab ternyata ada orang tertentu yang
telah masuk menyelusup di tengah-tengah kamu, yaitu orang-orang yang telah lama
ditentukan untuk dihukum. Mereka adalah orang-orang yang fasik, yang
menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka,
dan yang menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus”.
e. Ingat
juga bahwa yang menyebut Yesus dengan sebutan ‘Tuhan’ adalah orang-orang Yahudi yang adalah bangsa monotheist,
sehingga tidak mungkin begitu sering menyebut Yesus dengan sebutan ‘Tuhan’, seandainya Yesus
bukan betul-betul Tuhan dalam arti yang setinggi-tingginya.
W. E. Vine: “The full significance of
this association of Jesus with God under the one appellation, ‘Lord,’ is seen
when it is remembered that these men belonged to the only monotheistic race in
the world. To associate with the Creator one known to be a creature, however
exalted, though possible to Pagan Philosophers, was quite impossible to a Jew” (= Arti sepenuhnya dari persatuan Yesus dengan Allah di bawah
satu sebutan ‘Tuhan’ ini, terlihat pada waktu diingat bahwa orang-orang ini
termasuk dalam satu-satunya bangsa monotheist dalam dunia ini. Menyatukan /
menggabungkan sang Pencipta dengan seseorang yang diketahui sebagai ciptaan,
bagaimanapun ditinggikannya dia, sekalipun merupakan sesuatu yang memungkinkan
bagi ahli-ahli filsafat kafir, adalah mustahil bagi seorang Yahudi) - ‘An Expository Dictionary of New Testament Words’, hal 689.
Catatan:
bangsa Yahudi memang adalah satu-satunya bangsa monotheist di dunia pada
saat itu.
c) 2Tim 1:10
menyebut Yesus dengan istilah ‘Juruselamat’.
2Tim 1:10 - “dan yang
sekarang dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang oleh
Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat
binasa”.
Dilihat sepintas lalu, ayat ini tak membuktikan bahwa Ia
adalah Allah, karena ayat ini hanya menyatakan Dia sebagai ‘Juruselamat’. Tetapi
perlu diketahui bahwa dalam Perjanjian Lama, sebutan ‘Juruselamat’ dan ‘Penebus’ / ‘Penolong’ merupakan
gelar ilahi yang menunjuk hanya
kepada Allah.
Yes 43:3,11 - “(3) Sebab
Akulah TUHAN, Allahmu, Yang Mahakudus, Allah Israel, Juruselamatmu. Aku
menebus engkau dengan Mesir, dan memberikan Etiopia dan Syeba sebagai gantimu.
... (11) Aku, Akulah TUHAN dan tidak ada juruselamat selain dari padaKu”.
Yes 44:6 - “Beginilah firman TUHAN,
Raja dan Penebus Israel, TUHAN semesta alam: ‘Akulah yang terdahulu dan
Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari padaKu”.
Yes 45:15 - “Sungguh,
Engkau Allah yang menyembunyikan diri, Allah Israel, Juruselamat”.
Yer 14:8 - “Ya
Pengharapan Israel, Penolongnya [KJV: ‘the saviour’ (= sang
juruselamat)] di waktu kesusahan! Mengapakah Engkau seperti orang asing di
negeri ini, seperti orang perjalanan yang hanya singgah untuk bermalam?”.
Hos 13:4 - “Tetapi Aku
adalah TUHAN, Allahmu sejak di tanah Mesir; engkau tidak mengenal allah kecuali
Aku, dan tidak ada juruselamat selain dari Aku”.
Sedangkan dalam Perjanjian Baru, sebutan-sebutan itu
ditujukan kepada Yesus (2Tim 1:10
Tit 1:4
Tit 2:13 Tit 3:6 2Pet 1:11 2Pet 2:20 2Pet 3:18). Ini secara implicit / tidak langsung
menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah.
Walter Martin: “Many times Jehovah
declares His existence as the ‘Only God and Saviour (Isaiah 41:4; 43:11-13;
44:6; 45:5; 48:12; etc.). This is indeed irrefutable proof, since Christ could
not be our Savior and Redeemer if He were not Jehovah, for Jehovah is the only
Savior (Isaiah 43:11)” [= Banyak kali Yehovah
menyatakan keberadaanNya sebagai ‘satu-satunya Allah dan Juruselamat’
(Yes 41:4; 43:11-13; 44:6; 45:5; 48:12; dsb.). Ini merupakan bukti yang
tidak bisa dibantah, karena Kristus tidak bisa menjadi Juruselamat dan Penebus
kita seandainya Ia bukan Yehovah, karena Yehovah adalah satu-satunya
Juruselamat (Yes 43:11)] - ‘The Kingdom of
the Cults’, hal 91.
d) Ada
satu lagi nama ilahi yang diterapkan kepada Yesus, tetapi karena bagian ini
panjang, maka saya bahas secara terpisah dalam no 3) di bawah.
3) Kitab
Suci menunjukkan bahwa Yesus adalah YAHWEH sendiri.
a) Yer 23:5-6
- “(5) Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman
TUHAN, bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah
sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di
negeri. (6) Dalam zamannya Yehuda akan dibebaskan, dan Israel akan hidup dengan
tenteram; dan inilah namanya yang diberikan orang kepadanya: TUHAN (YAHWEH) - keadilan kita”.
Pertama-tama perlu diketahui bahwa ini merupakan nubuat
tentang Yesus / Mesias. Pada umumnya Saksi-Saksi Yehuwa mengakui hal ini,
tetapi bila ada di antara mereka yang tidak mau mengakuinya, maka kita bisa
membuktikannya. Bahwa ayat ini merupakan suatu nubuat tentang Yesus / Mesias,
terlihat dari:
1. Gelar
‘Tunas adil bagi Daud’
dalam ay 5nya.
Bahwa gelar ini menunjuk kepada Yesus terlihat dengan
jelas kalau kita membandingkannya dengan:
·
Yes 4:2 - “Pada waktu itu tunas yang ditumbuhkan TUHAN akan menjadi
kepermaian dan kemuliaan, dan hasil tanah menjadi kebanggaan dan kehormatan
bagi orang-orang Israel yang terluput”.
Baca kelanjutan dari ayat ini dan saudara akan melihat bahwa ayat ini merupakan
nubuat tentang Mesias / Yesus.
·
Yes 6:13 - “Dan jika di situ masih tinggal sepersepuluh dari mereka, mereka
harus sekali lagi ditimpa kebinasaan, namun keadaannya akan seperti pohon
beringin dan pohon jawi-jawi yang tunggulnya tinggal berdiri pada waktu
ditebang. Dan dari tunggul itulah akan keluar tunas yang kudus!’”.
·
Yes 11:1-3 - “(1) Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang
akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah. (2) Roh TUHAN akan ada padanya, roh
hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut
akan TUHAN; (3) ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN. Ia tidak akan menghakimi
dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang”.
·
Yes 53:2 - “Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas
dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang
dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya”. Baca kelanjutan dari ayat ini dan saudara akan melihat
bahwa ayat ini merupakan nubuat tentang Mesias / Yesus.
·
Zakh 3:8 - “Dengarkanlah, hai imam besar Yosua! Engkau dan teman-temanmu
yang duduk di hadapanmu - sungguh kamu merupakan suatu lambang. Sebab,
sesungguhnya Aku akan mendatangkan hambaKu, yakni Sang Tunas”.
·
Zakh 6:12 - “katakanlah kepadanya: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Inilah
orang yang bernama Tunas. Ia akan bertunas dari tempatnya dan ia
akan mendirikan bait TUHAN”.
·
Wah 5:5 - “Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: ‘Jangan
engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud,
telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh
meterainya.’”. Baca kontext dari ayat
ini dan saudara akan melihat bahwa ayat ini berbicara tentang Yesus. Juga gelar
‘singa Yehuda’ merupakan
gelar dari Yesus (bdk. Kej 49:9-10).
·
Wah 22:16 - “‘Aku, Yesus, telah mengutus malaikatKu untuk memberi kesaksian
tentang semuanya ini kepadamu bagi jemaat-jemaat. Aku adalah tunas, yaitu
keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang.’”.
2. Text
itu mengatakan bahwa Ia akan menjadi raja yang bijaksana (ay 5b), dan
dalam jamannya Yehuda akan dibebaskan, dsb. (ay 6).
Kalau ini tidak menunjuk kepada Yesus, lalu menunjuk
kepada siapa?
Kalau kita sudah tahu / yakin bahwa Yer 23:5-6 ini
merupakan nubuat tentang Yesus, maka sekarang perhatikan bagian akhir dari text
itu, dimana Yesus disebut sebagai ‘TUHAN keadilan’, dimana kata ‘TUHAN’ tersebut dalam bahasa Ibraninya adalah YAHWEH / YEHOVAH.
Catatan: Perlu
diketahui bahwa dalam Perjanjian Lama, kata ‘Tuhan’ berasal dari kata bahasa Ibrani ADONAY, sedangkan kata ‘TUHAN’ (semua dalam
huruf besar) berasal dari kata bahasa Ibrani YAHWEH / YEHOVAH.
Ini adalah ayat yang sangat
penting dalam menghadapi Saksi-Saksi Yehuwa karena di dalam ayat ini Yesus
Kristus disebut dengan sebutan YAHWEH / YEHOVAH!
Juga perlu diketahui bahwa dalam Kitab Suci istilah bahasa
Ibrani ‘ADONAY’
(= Tuhan / Lord) bisa digunakan untuk seseorang yang bukan Allah
(Misalnya dalam Yes 21:8). Demikian juga dengan istilah bahasa Ibrani ‘ELOHIM’ [= Allah / God(s)],
atau istilah bahasa Yunani ‘THEOS’ (= Allah), atau istilah bahasa Yunani ‘KURIOS’ (= Tuhan), bisa
digunakan untuk menunjuk kepada dewa dan bahkan manusia dan setan (Misalnya:
Kel 4:16 Kel 7:1 Kel 12:12 Kel 20:3,23 Hakim 16:23-24 1Raja 18:27 Maz 82:1,6 Kis 28:6 2Kor
4:4).
Tetapi sebutan ‘YAHWEH’ /
‘YEHOVAH’ (= TUHAN / LORD) tidak pernah digunakan untuk makhluk lain
selain Allah, karena YAHWEH / YEHOVAH adalah nama dari Allah!
Maz 83:19 - “supaya mereka tahu bahwa Engkau sajalah yang bernama TUHAN,
Yang Mahatinggi atas seluruh bumi”.
NIV menterjemahkan secara berbeda,
dan NWT / TDB mirip dengan NIV.
NIV: ‘Let
them know that you, whose name is the LORD - that you alone are the Most High
over all the earth’ (=
Biarlah mereka mengetahui bahwa Engkau, yang namaNya adalah TUHAN - bahwa
Engkau saja adalah Yang Maha Tinggi atas seluruh bumi).
TDB: “Agar mereka tahu bahwa engkau, yang
bernama Yehuwa, Engkau sajalah Yang Mahatinggi atas seluruh bumi”.
Tetapi
KJV/RSV/NASB menterjemahkan seperti Kitab Suci Indonesia.
KJV: ‘That men may know that thou, whose name
alone is JEHOVAH, art the most high over all the earth’ (=
Supaya manusia bisa mengetahui bahwa Engkau sendiri yang namaNya adalah
Yehovah, adalah yang maha tinggi atas seluruh bumi).
RSV: ‘Let them know that thou alone, whose name
is the LORD, art the Most High over all the earth’ (=
Biarlah mereka mengetahui bahwa Engkau saja, yang namanya adalah TUHAN, adalah
Yang Maha Tinggi atas seluruh bumi).
NASB: ‘That
they may know that Thou alone, whose name is the LORD, Art the Most High over
all the earth’ (=
Supaya mereka bisa mengetahui bahwa Engkau saja, yang namanya adalah TUHAN,
adalah Yang Maha Tinggi atas seluruh bumi).
C. H. Spurgeon: “‘Jehovah’ is the incommunicable name of God, and is
never attributed to any but God” (= ‘Yehovah’ adalah nama Allah yang tidak bisa diberikan, dan tidak
pernah diberikan kepada yang lain kecuali Allah) - ‘The
Treasury of David’, vol 2, hal 430.
Herman Bavinck: “God’s ‘proper name par
excellence’ is Jehovah: Ex. 15:3; Ps. 83:19; Hos 12:6; Is. 42:8. This name is,
therefore, not used of any other than Israel’s God” (= Nama Allah yang sungguh-sungguh yang paling menonjol adalah
Yehovah: Kel 15:3; Maz 83:19; Hos 12:6; Yes 42:8. Karena itu,
nama ini tidak digunakan untuk yang lain dari Allah Israel) - ‘The Doctrine of God’, hal 107.
Louis Berkhof: “It
is especially in the name Yahweh, which gradually supplanted earlier names,
that God reveals Himself as the God of grace. It has always been regarded as
the most sacred and the most distinctive name of God, the incommunicable
name” (= Khususnya dengan nama Yahweh inilah,
yang perlahan-lahan menggantikan nama-nama yang lebih awal, Allah menyatakan
diriNya sendiri sebagai Allah kasih karunia. Nama itu selalu dianggap sebagai
nama Allah yang paling keramat dan paling khusus / tersendiri, nama yang
tidak bisa diberikan) - ‘Systematic Theology’, hal
49.
Dalam tafisannya tentang nama YAHWEH dalam Yes 42:8,
Albert Barnes mengatakan:
“It is a name which is given
to none but the true God, and which is everywhere in the Scriptures used to
distinguish him from all others” (= Ini
adalah nama yang tidak diberikan kepada siapapun kecuali Allah yang benar, dan
yang dimana-mana dalam Kitab Suci digunakan untuk membedakan Dia dari semua
yang lain) - hal 103.
Saksi-Saksi
Yehuwa sendiri mengatakan:
“‘God,’ ‘Lord,’ and ‘Creator’ like ‘President,’ ‘King,’
and ‘General’ - are titles and may be applied to several different personages.
But ‘Jehovah’ is a personal name and refers to the almighty God and Creator of
the universe” (= ‘Allah’, ‘Tuhan’, dan ‘Pencipta’ seperti ‘Presiden’,
‘Raja’, dan Jendral’ - adalah gelar-gelar dan bisa diterapkan kepada beberapa
tokoh-tokoh / orang-orang terkemuka yang berbeda. Tetapi ‘Yehovah’ adalah nama
pribadi dan menunjuk kepada Allah yang mahakuasa dan Pencipta dari alam
semesta) - internet:
http://www.watchtower.org/library/jt/article_09.htm.
Lalu
mereka mengutip juga Maz 83:19 di atas (dalam versi KJV).
Catatan: merupakan sesuatu yang aneh bahwa
dalam menggunakan Maz 83:19 ini mereka berkali-kali menggunakan terjemahan
yang berbeda dengan NWT / TDB. Dalam buku tipis mereka yang berjudul ‘Nama
Ilahi Yang Akan Kekal Selama-lamanya’, hal 5, mereka menggunakan 4 terjemahan
untuk Maz 83:19 ini, yaitu terjemahan dari TB-LAI, Klinkert, Terjemahan
Katolik - Ende, Flores, dan KJV, yang semuanya menterjemahkan seperti TB-LAI.
Juga dalam buku ‘Nama
Ilahi Yang Akan Kekal Selama-lamanya’, hal 21, Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan:
“Publikasi-publikasi
Afrika Selatan lainnya, juga, pada suatu waktu memuat nama Allah. Misalnya,
dalam De Korte Catechismus (Katekismus Singkat), karya J. A. Malherbe, 1914,
muncul yang berikut ini: ‘Apa Nama Allah yang sangat unggul?’ Jawabannya? ‘Yehuwa,
yang ditulis TUHAN dengan huruf-huruf besar dalam Alkitab-Alkitab kita. (Nama)
ini tidak pernah diberikan kepada makhluk lain”.
Karena itu, kalau dalam
Yer 23:5-6 Yesus disebut dengan sebutan ‘YAHWEH / YEHOVAH’, maka tidak
bisa tidak hal ini menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah sendiri!
Charles
Haddon Spurgeon: “Jesus Christ is the Lord our
righteousness. There are but three words, ‘JEHOVAH,’ - for so it is in the
original, - ‘OUR RIGHTEOUSNESS.’ He is Jehovah. Read that verse, and you will
clearly perceive that the Messias of the Jews, Jesus of Nazareth the Saviour of
the Gentiles, is certainly Jehovah. He hath the incommunicable title of
the Most High God. ... Oh, ye Arians and Socinians, who monstrously deny the
Lord who bought you and put him to open shame by denying his divinity, read you
that verse and let your blasphemous tongues be silent, and let your obdurate
hearts melt in penitence because ye have so foully sinned against him. He is
Jehovah, or, mark you, the whole of God’s word is false, and there is no ground
whatever for a sinner’s hope” (= Yesus Kristus adalah TUHAN kebenaran
kita. Di sana ada tiga kata, ‘Yehovah’, - karena demikianlah dalam bahasa
aslinya, - ‘Kebenaran kita’. Ia adalah Yehovah. Bacalah ayat ini, dan engkau
akan dengan jelas mengerti bahwa Mesias dari orang-orang Yahudi, Yesus dari
Nazaret, Juruselamat dari orang-orang non Yahudi, jelas adalah Yehovah. Ia
mempunyai gelar dari Allah Yang Maha Tinggi yang tidak bisa diberikan kepada
yang lain. ... O, kamu penganut-penganut Arianisme dan Socinianisme, yang
dengan hebat menyangkal Tuhan yang membelimu dan mempermalukan Dia dengan
menyangkal keilahianNya, bacalah ayat itu dan hendaklah lidah-lidah penghujatmu
diam, dan hendaklah hati-hatimu yang bandel mencair dalam penyesalan karena
kamu sudah berdosa dengan begitu busuk / kotor terhadap Dia. Ia adalah Yehovah,
atau, perhatikanlah, seluruh firman Allah adalah salah, dan di sana tidak ada
dasar apapun untuk pengharapan orang berdosa) - ‘A Treasury of Spurgeon on the
Life and Work of our Lord’, vol 2, hal 216.
b) Mari
kita membandingkan Zakh 6:12 dengan Mal 3:1.
Zakh 6:12 - “katakanlah
kepadanya: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Inilah orang yang bernama
Tunas. Ia akan bertunas dari tempatnya dan ia akan mendirikan bait TUHAN
(TDB:
‘Yehuwa’)”.
Mal 3:1 - “Lihat, Aku
menyuruh utusanKu, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapanKu! Dengan mendadak Tuhan
(TDB: ‘Tuan’) yang kamu cari itu akan masuk ke baitNya! Malaikat
Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN
semesta alam”.
Kalau dalam Zakh 6:12 dikatakan ‘bait TUHAN / YAHWEH’,
maka dalam Mal 3:1 dikatakan ‘baitNya’, dimana kata ‘Nya’ jelas menunjuk kepada ‘Tuhan’ (TDB: ‘Tuan’), dan ini jelas
menunjuk kepada Yesus. Jadi, terlihat bahwa Yesus adalah YAHWEH.
c) Bahwa
Yesus adalah YAHWEH juga terlihat dari pelayanan Yohanes Pembaptis. Yohanes
Pembaptis mempersiapkan jalan bagi siapa?
1. Mari
kita melihat beberapa text dari Perjanjian Lama berkenaan dengan hal ini:
·
Mal 3:1 - “Lihat, Aku menyuruh utusanKu, supaya ia mempersiapkan jalan
di hadapanKu! Dengan mendadak Tuhan (TDB: ‘Tuan’) yang kamu cari itu akan masuk ke baitNya! Malaikat Perjanjian
yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN (TDB: ‘Yehuwa’) semesta alam”.
Perhatikan bahwa yang berbicara di sini adalah Yahweh.
Utusan itu (Yohanes Pembaptis) akan mempersiapkan jalan di hadapanKu (Yahweh).
·
Mal 4:5-6 - “(5) Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu
menjelang datangnya hari TUHAN (TDB: ‘hari Yehuwa’) yang besar dan dahsyat itu.
(6) Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati
anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi
sehingga musnah”.
Beberapa penjelasan tentang ayat ini:
*
Kata ‘Aku’ jelas menunjuk
kepada ‘YAHWEH’.
*
Yang dimaksud dengan ‘nabi Elia’ di sini jelas
adalah Yohanes Pembaptis. Bdk. Mat 11:14 - “dan - jika
kamu mau menerimanya - ialah Elia yang akan datang itu”. Kontext jelas menunjukkan bahwa kata ‘ia’ menunjuk kepada
Yohanes Pembaptis. Ini memang tidak berarti bahwa Yohanes Pembaptis adalah
reinkarnasi dari Elia. Yohanes Pembaptis sendiri mengakui bahwa ia bukanlah
Elia (Yoh 1:19-21). Jadi, Yohanes Pembaptis disebut ‘Elia’ hanya karena ia
menyerupai Elia (bdk. Luk 1:17a - ‘ia akan
berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia’ - kata ‘roh’ bisa diartikan ‘semangat’).
*
Yohanes Pembaptis akan
datang menjelang hari TUHAN, supaya orang-orang Israel bertobat, dan jangan ‘Aku’ (YAHWEH) datang memukul
bumi sehingga musnah. Jadi jelas bahwa Yohanes Pembaptis datang untuk
mempersiapkan jalan bagi YAHWEH.
·
Yes 40:3 - “Ada suara yang berseru-seru: ‘Persiapkanlah di padang gurun
jalan untuk TUHAN (TDB: ‘Yehuwa’), luruskanlah di padang
belantara jalan raya bagi Allah kita!”.
Jelas bahwa ayat ini juga berbicara tentang Yohanes
Pembaptis (Mat 3:3 Mark
1:3 Luk 3:4 Yoh 1:23), dan di sini dikatakan
bahwa ia mempersiapkan / meluruskan jalan untuk ‘TUHAN’ (YAHWEH) / ‘Allah’.
Jadi dari beberapa ayat Perjanjian Lama ini terlihat
bahwa Yohanes Pembaptis mempersiapkan / meluruskan jalan bagi YAHWEH / Allah.
2. Sekarang
mari kita melihat ayat-ayat Perjanjian Baru tentang Yohanes Pembaptis supaya
kita bisa tahu untuk siapa ia mempersiapkan jalan.
Sebetulnya semua orang kristen tentu tahu bahwa Yohanes
Pembaptis mempersiapkan jalan bagi Yesus, dan bahkan Saksi-Saksi Yehuwa
mengakui hal itu.
Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Yohanes sedang mempersiapkan jalan dengan membantu orang-orang
agar memiliki keadaan hati yang baik untuk menerima Mesias, yang akan menjadi
Raja” -
‘Tokoh Terbesar Sepanjang Masa’, pelajaran 11.
Tetapi untuk lebih jelasnya, saya tetap mengajak saudara
untuk melihat beberapa ayat.
Mat 3:1-3,11 - “(1) Pada
waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan:
(2) ‘Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!’ (3) Sesungguhnya dialah
yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata: ‘Ada suara orang yang
berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan (TDB: ‘Yehuwa’), luruskanlah jalan bagiNya.’ ... (11) Aku membaptis kamu
dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari
padaku (=
Yesus) lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak
layak melepaskan kasutNya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan
dengan api”.
Dari text ini terlihat bahwa Yohanes Pembaptis harus
mempersiapkan jalan bagi ‘Tuhan’ (Mat 3:3), tetapi bagian ini dilanjutkan dengan
membicarakan kedatangan Yesus (Mat 3:11). Jadi jelas bahwa sebetulnya kata
‘Tuhan’ itu menunjuk
kepada ‘Yesus’.
Hal yang sama terlihat dari bagian paralelnya dalam Injil Markus.
Mark 1:1-4,7-8 - “(1) Inilah
permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah. (2) Seperti ada tertulis
dalam kitab nabi Yesaya: ‘Lihatlah, Aku menyuruh utusanKu mendahului Engkau, ia
akan mempersiapkan jalan bagiMu; (3) ada suara orang yang berseru-seru di
padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan (TDB: ‘Yehuwa’), luruskanlah jalan bagiNya’, (4) demikianlah Yohanes
Pembaptis tampil di padang gurun dan menyerukan: ‘Bertobatlah dan berilah
dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu.’ ... (7) Inilah yang
diberitakannya: ‘Sesudah aku akan datang Ia (= Yesus) yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali
kasutNyapun aku tidak layak. (8) Aku membaptis kamu
dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus.’”.
Luk 1:13-17 - “(13) Tetapi
malaikat itu berkata kepadanya: ‘Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah
dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki
bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes. (14) Engkau akan
bersukacita dan bergembira, bahkan banyak orang akan bersukacita atas
kelahirannya itu. (15) Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan (TDB: ‘Yehuwa’) dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan ia akan
penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya; (16) ia akan membuat banyak
orang Israel berbalik kepada Tuhan (TDB: ‘Yehuwa’), Allah mereka, (17) dan ia
akan berjalan mendahului Tuhan (TDB: ‘dia’) dalam roh dan kuasa Elia
untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang
durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan
(TDB:
‘Yehuwa’) suatu umat yang layak bagiNya.’”.
Catatan:
kata ‘Tuhan’
dalam Luk 1:17a memang seharusnya adalah ‘Dia’, tetapi dilihat dari ayat yang mendahuluinya, maka jelas
bahwa kata ‘Dia’ menunjuk kepada ‘Tuhan’.
Luk 1:76 (kata-kata Zakharia kepada Yohanes
Pembaptis) - “Dan engkau, hai anakku,
akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi; karena engkau akan berjalan
mendahului Tuhan (TDB: ‘Yehuwa’) untuk mempersiapkan
jalan bagiNya”.
Luk 3:3-6 - “(3) Maka
datanglah Yohanes ke seluruh daerah Yordan dan menyerukan: ‘Bertobatlah dan
berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu, (4) seperti ada
tertulis dalam kitab nubuat-nubuat Yesaya: Ada suara yang berseru-seru di
padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan (TDB: ‘Yehuwa’), luruskanlah jalan bagiNya. (5) Setiap lembah akan
ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yang berliku-liku akan
diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan, (6) dan semua orang akan
melihat keselamatan yang dari Tuhan (TDB: ‘Allah’).’”.
Catatan:
kata ‘Tuhan’
pada akhir dari Luk 3:6 itu seharusnya memang adalah ‘Allah’. TB1-LAI dan TB2-LAI
sama-sama secara salah menterjemahkan ‘Tuhan’.
Yoh 1:19,23 - “(19) Dan
inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa
imam dan orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: ‘Siapakah engkau?’
... (23) Jawabnya: ‘Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah
jalan Tuhan (TDB:
‘Yehuwa’)! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya.’”.
Sebetulnya terlihat dengan jelas
bahwa kata ‘Tuhan’ dalam ayat-ayat di atas ini
menunjuk kepada ‘Yesus’, dan Yohanes Pembaptis memang
mempunyai tugas khusus untuk mempersiapkan jalan bagi Yesus. Tetapi dalam semua ayat-ayat ini kata ‘Tuhan’ diterjemahkan
dengan ‘Yehuwa’
oleh TDB. Mereka bisa membengkokkan ayat-ayat di atas, tetapi bagaimana dengan
ayat-ayat di bawah ini?
Yoh 3:28 - “Kamu sendiri
dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku
diutus untuk mendahuluiNya”.
Kata-kata ini diucapkan oleh Yohanes Pembaptis
(Yoh 3:27), dan dengan jelas ia berkata bahwa ia diutus untuk mendahului
Kristus.
Mat 11:10 - “Karena
tentang dia ada tertulis: Lihatlah, Aku menyuruh utusanKu
mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalanMu di hadapanMu” (bdk. Luk 7:27).
Kata ‘Aku’ jelas menunjuk kepada ‘Bapa /
YAHWEH’; kata ‘utusan’ jelas menunjuk
kepada ‘Yohanes Pembaptis’; kata-kata ‘Engkau’ dan ‘Mu’ tidak mungkin menunjuk kepada ‘Bapa’, karena kalau
menunjuk kepada ‘Bapa’, pasti akan digunakan kata ‘Aku’ / ‘Ku’. Jadi kata ‘Engkau’ dan ‘Mu’ jelas menunjuk kepada Yesus.
Bandingkan Mat 11:10 ini dengan:
·
Mal 3:1a - “Lihat, Aku menyuruh utusanKu, supaya ia mempersiapkan jalan
di hadapanKu!”.
·
Yes 40:3 - “Ada suara yang berseru-seru: ‘Persiapkanlah di padang gurun
jalan untuk TUHAN (TDB: ‘Yehuwa’), luruskanlah di padang
belantara jalan raya bagi Allah kita!”.
Jadi, dalam Mat 11:10 itu Yesus mengubah ‘mempersiapkan jalan di hadapanKu’ (Mal 3:1) menjadi ‘mempersiapkan
jalanMu dihadapanMu’. ↓
↓ ↓ YAHWEH
Yesus
Pulpit Commentary tentang Mat 11:10: “Christ does not hesitate to apply to himself a prophecy of the
coming of God” (= Kristus tidak ragu-ragu
untuk menerapkan kepada diriNya sendiri suatu nubuat tentang datangnya Allah) - hal 445.
3. Kesimpulan.
Kalau beberapa ayat Perjanjian Lama dalam point 1. di
atas menunjukkan bahwa Yohanes Pembaptis mempersiapkan jalan bagi YAHWEH /
Allah, sedangkan beberapa ayat Perjanjian Baru dalam point 2. di atas
menunjukkan bahwa Yohanes Pembaptis mempersiapkan jalan bagi Yesus, maka
kesimpulannya adalah bahwa Yesus adalah YAHWEH sendiri!
d) Siapa
yang akan datang disertai ribuan malaikat / orang-orang kudus (holy ones) untuk menghakimi pada akhir jaman?
Mat 24:30 - “Pada waktu itu akan tampak
tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka
akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan
segala kekuasaan dan kemuliaanNya”.
Mat 25:31-32 - “(31)
‘Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaanNya dan semua malaikat
bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaanNya.
(32) Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapanNya dan Ia akan memisahkan
mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari
kambing”.
Mat 26:64 - “Jawab Yesus:
‘Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu
akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di
atas awan-awan di langit.’”.
Yoh 5:22-27 - “(22) Bapa
tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya
kepada Anak, (23) supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka
menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati
Bapa, yang mengutus Dia. (24) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa
mendengar perkataanKu dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai
hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut
ke dalam hidup. (25) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan
sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka
yang mendengarnya, akan hidup. (26) Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup
dalam diriNya sendiri, demikian juga diberikanNya Anak mempunyai hidup dalam
diriNya sendiri. (27) Dan Ia telah memberikan kuasa kepadaNya untuk
menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia”.
Dari text-text di atas ini terlihat dengan jelas bahwa
Yesuslah yang akan menjadi Hakim pada akhir jaman.
Sekarang bandingkan dengan Yudas 14-15 - “(14) Juga tentang mereka Henokh, keturunan ketujuh dari Adam,
telah bernubuat, katanya: ‘Sesungguhnya Tuhan (TDB: ‘Yehuwa’) datang dengan beribu-ribu orang kudusNya, (15) hendak menghakimi semua orang dan menjatuhkan hukuman
atas orang-orang fasik karena semua perbuatan fasik, yang mereka lakukan dan
karena semua kata-kata nista, yang diucapkan orang-orang berdosa yang fasik itu
terhadap Tuhan.’”.
Sebetulnya Yudas 14-15 ini jelas berbicara tentang
kedatangan Yesus yang kedua-kalinya untuk menghakimi (bdk. Mat 25:31-32).
Tetapi ternyata TDB menterjemahkan ‘Yehuwa’, dan secara tidak langsung mereka mengakui bahwa Yesus
adalah Yehuwa!
e) Sebagai
orang-orang percaya, kita adalah milik siapa?
·
Kis 9:13 - “Jawab Ananias: ‘Tuhan (TDB: ‘Tuan’), dari banyak orang telah
kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya
terhadap orang-orang kudusMu di Yerusalem”.
Dalam Kis 9:13 ini, kata ‘Tuhan’ jelas menunjuk kepada Yesus, dan karena itu kata-kata ‘orang-orang kudusMu’
menunjukkan bahwa orang-orang percaya adalah milik Yesus.
·
Ro 14:8 - “Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika
kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah
milik Tuhan”.
Ketiga kata ‘Tuhan’ dalam Ro 14:8 ini oleh TDB diterjemahkan ‘Yehuwa’. Jadi, dalam
ayat ini, menurut Saksi-Saksi Yehuwa, orang-orang percaya adalah milik
Yehuwa.
Kesimpulan dari perbandingan kedua ayat di atas adalah:
Yesus adalah Yehuwa!
Catatan:
dalam point d) dan e) ini saya memang menggunakan Kitab Suci Saksi Yehuwa. Kalau
menggunakan Kitab Suci kita sendiri, sebetulnya ayat-ayat dalam point d) dan e)
ini bukan merupakan bukti bahwa Yesus adalah YAHWEH.
f) Ayat-ayat
yang berbicara / bernubuat tentang Allah (YAHWEH) digenapi dalam diri Yesus.
1. Maz 68:19
- “Engkau telah naik ke tempat tinggi, telah membawa
tawanan-tawanan; Engkau telah menerima persembahan-persembahan di antara
manusia, bahkan dari pemberontak-pemberontak untuk diam di sana, ya TUHAN
Allah (TDB:
‘oh, Allah Yah’)”.
Kata ‘Engkau’ jelas menunjuk kepada ‘TUHAN Allah’, dan kata-kata yang
diterjemahkan ‘Tuhan Allah’ ini adalah ‘YAH ELOHIM’, dimana kata ‘YAH’ adalah kependekan dari ‘YAHWEH’.
Sekarang mari kita bandingkan dengan Ef 4:8-9 -
“(8) Itulah sebabnya kata nas: ‘Tatkala Ia naik ke tempat
tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada
manusia.’ (9) Bukankah ‘Ia telah naik’ berarti, bahwa Ia juga telah turun ke
bagian bumi yang paling bawah?”.
Jelas bahwa Ef 4:8-9 ini mengutip Maz 68:19 itu
dan menerapkannya kepada Yesus. Jadi jelas bahwa Yesus adalah ‘TUHAN Allah’ (YAH ELOHIM) yang
dibicarakan dalam Maz 68:19 itu. Bandingkan dengan Wah 1:8 yang juga
menyebut Yesus dengan istilah ‘Tuhan Allah’.
2. Maz 102:25-28 -
“(25) Aku berkata: ‘Ya Allahku, janganlah mengambil aku pada
pertengahan umurku! Tahun-tahunMu tetap turun-temurun!’ (26) Dahulu sudah
Kauletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tanganMu. (27) Semuanya itu
akan binasa, tetapi Engkau tetap ada, dan semuanya itu akan menjadi usang
seperti pakaian, seperti jubah Engkau akan mengubah mereka, dan mereka berubah;
(28) tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahunMu tidak berkesudahan”.
Jelas bahwa kata-kata ini diucapkan oleh si pemazmur
kepada Allah / YAHWEH (Maz 102:2,13,25).
Sekarang mari kita bandingkan dengan Ibr 1:8-12 -
“(8) Tetapi tentang (kepada) Anak Ia
berkata: ‘TakhtaMu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat
kerajaanMu adalah tongkat kebenaran. (9) Engkau mencintai keadilan dan membenci
kefasikan; sebab itu Allah, AllahMu telah mengurapi Engkau dengan minyak
sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutuMu.’ (10) Dan: ‘Pada
mulanya, ya Tuhan, Engkau telah meletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan
tanganMu. (11) Semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada, dan semuanya
itu akan menjadi usang seperti pakaian; (12) seperti jubah akan Engkau
gulungkan mereka, dan seperti persalinan mereka akan diubah, tetapi Engkau
tetap sama, dan tahun-tahunMu tidak berkesudahan.’”.
Ibr 1:10-12 jelas mengutip dari Maz 102:26-27,
tetapi kalau kata-kata dalam Maz 102 itu ditujukan kepada Allah /
YAHWEH, maka kata-kata dalam Ibr 1:10-12 itu ditujukan kepada Anak
/ Yesus. Jadi jelas bahwa Yesus adalah Allah / YAHWEH sendiri!
Barnes’ Notes (tentang Ibr 1:10): “In the Psalm, there can be no doubt that JEHOVAH is intended.
... because the name JEHOVAH is introduced in vers. 1,12, and because he is
addressed as the Creator of all things, and as immutable. No one, on reading
the Psalm, ever would doubt that it referred to God; and, if the apostle meant
to apply it to the Lord Jesus, it proves most conclusively that he is divine” (= Dalam Mazmur itu, tidak ada keraguan bahwa Yehovahlah yang dimaksudkan. ... karena
nama YEHOVAH digunakan dalam ay 2,13, dan karena Ia disebut sebagai sang
Pencipta segala sesuatu, dan sebagai tidak berubah. Tidak seorangpun yang
membaca Mazmur itu bisa meragukan bahwa itu menunjuk kepada Allah; dan jika
sang rasul bermaksud untuk menerapkannya kepada Tuhan Yesus, itu membuktikan
secara paling meyakinkan bahwa Ia adalah ilahi / Allah) - hal 1229.
3. Yes 6:1-10 -
“(1) Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan (TDB: ‘Yehuwa’) duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung
jubahNya memenuhi Bait Suci. (2) Para Serafim berdiri di sebelah atasNya,
masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka
mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai
untuk melayang-layang. (3) Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya:
‘Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh
kemuliaanNya!’ (4) Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang
yang berseru itu dan rumah itupun penuhlah dengan asap. (5) Lalu kataku:
‘Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal
di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang
Raja, yakni TUHAN semesta alam.’ (6) Tetapi seorang dari pada Serafim itu
terbang mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit
dari atas mezbah. (7) Ia menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata: ‘Lihat,
ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah
diampuni.’ (8) Lalu aku mendengar suara Tuhan (TDB: ‘Yehuwa’) berkata: ‘Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi
untuk Aku?’ Maka sahutku: ‘Ini aku, utuslah aku!’ (9) Kemudian firmanNya:
‘Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini: Dengarlah sungguh-sungguh, tetapi
mengerti: jangan! Lihatlah sungguh-sungguh, tetapi menanggap: jangan! (10) Buatlah
hati bangsa ini keras dan buatlah telinganya berat mendengar dan buatlah
matanya melekat tertutup, supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan
mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik dan
menjadi sembuh.’”.
Jelas bahwa Yesaya melihat Yahweh sendiri, dan Yahweh
lalu mengucapkan kata-kata dalam ay 10 itu.
Sekarang mari kita membandingkannya dengan
Yoh 12:37-42 - “(37) Dan meskipun Yesus
mengadakan begitu banyak mujizat di depan mata mereka, namun mereka tidak
percaya kepadaNya, (38) supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi
Yesaya: ‘Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami? Dan kepada
siapakah tangan kekuasaan Tuhan dinyatakan?’ (39) Karena itu mereka tidak dapat
percaya, sebab Yesaya telah berkata juga: (40) ‘Ia telah membutakan mata dan
mendegilkan hati mereka, supaya mereka jangan melihat dengan mata, dan
menanggap dengan hati, lalu berbalik, sehingga Aku menyembuhkan mereka.’
(41) Hal ini dikatakan oleh Yesaya, karena ia telah melihat kemuliaanNya
dan telah berkata-kata tentang Dia. (42) Namun banyak juga di antara pemimpin
yang percaya kepadaNya, tetapi oleh karena orang-orang Farisi mereka tidak
mengakuinya berterus terang, supaya mereka jangan dikucilkan”.
Yoh 12:40 itu (bagian yang saya garis bawahi) jelas
mengutip Yes 6:10. Jadi kedua text ini jelas sangat dekat hubungannya.
Tetapi kalau dalam Yes 6 itu Yesaya melihat Adonay / Yahweh,
maka dalam Yoh 12:41 dikatakan bahwa Yesaya telah melihat kemuliaanNya (garis bawah
dobel), dan kalau kita melihat Yoh 12:42nya maka terlihat dengan jelas
bahwa kata ‘Nya’ itu menunjuk kepada Yesus. Jadi jelas bahwa Yesus adalah
Adonay / Yahweh sendiri.
4. Yes 8:12b-13
- “(12b) ... apa yang mereka takuti janganlah kamu takuti dan
janganlah gentar melihatnya. (13) Tetapi TUHAN (YAHWEH) semesta alam, Dialah yang harus kamu akui sebagai Yang Kudus; kepadaNyalah harus kamu takut dan terhadap Dialah harus kamu
gentar”.
Bagian yang saya garis bawahi diterjemahkan secara agak
berbeda oleh KJV.
KJV: ‘Sanctify the LORD of
hosts himself’ (=
Kuduskanlah TUHAN semesta alam sendiri).
Yes 8:12-13 ini dikutip oleh Petrus dalam
1Pet 3:14-15 dan diterapkan kepada Kristus!
1Pet 3:14b-15a - “(14) ...
janganlah kamu takuti apa yang mereka takuti dan janganlah gentar. (15) Tetapi
kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan!”.
Jadi, kalau dalam Yes 8:12-13 ada perintah untuk
menguduskan YAHWEH, maka dalam 1Pet 3:15a perintahnya adalah untuk
menguduskan Kristus. Ini menunjukkan bahwa Yesus adalah YAHWEH.
Pulpit Commentary tentang 1Pet 3:15: “St. Peter here substitutes the Saviour’s Name where the prophet
wrote, ‘the Lord of hosts, Jehovah Sabaoth’ - a change which would be nothing
less than impious if the Lord Jesus Christ were not truly God” (= Santo Petrus di sini menggantikan dengan Nama sang
Juruselamat dimana sang nabi menulis ‘TUHAN semesta alam, Yehovah Tsebbaoth’ -
perubahan mana merupakan sesuatu yang tidak kurang dari suatu ketidak-hormatan
terhadap Allah, seandainya Tuhan Yesus Kristus bukan sungguh-sungguh Allah) - hal 131-132.
Pulpit Commentary tentang 1Pet 3:15: “Peter, the Jew, who knew that perhaps the very highest title
which could be ascribed to Jehovah was ‘the Lord of hosts,’ did not hesitate to
give that title to Christ. Peter had known him in the humiliation of his human
life; he had even washed Peter’s feet, yet Peter uses his name and that of ‘the
Lord of hosts’ as convertible terms - speaks of these two as one. Peter, at
least, had no doubt of the Deity of Jesus” (= Petrus,
si orang Yahudi, yang tahu bahwa mungkin gelar tertinggi yang bisa diberikan
kepada Yehovah adalah ‘TUHAN semesta alam’, tidak ragu-ragu untuk memberikan
gelar itu kepada Kristus. Petrus telah mengenalNya dalam perendahan dari
kehidupan manusiaNya; Ia bahkan telah mencuci kaki Petrus, tetapi Petrus menggunakan
namaNya dan nama ‘TUHAN semesta alam’ sebagai istilah-istilah yang dapat
ditukar - berbicara tentang kedua nama ini sebagai satu nama. Sedikitnya,
Petrus tidak ragu-ragu tentang Keilahian Yesus) - hal 156.
5. Yer 9:23-24
- “(23) Beginilah firman TUHAN: ‘Janganlah orang bijaksana
bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena
kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, (24) tetapi siapa
yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan
mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia,
keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah
firman TUHAN.’”.
Karena yang berbicara dalam ayat ini adalah TUHAN (Yahweh), maka itu berarti bahwa ayat
ini menyuruh seseorang bermegah karena ia memahami dan mengenal Yahweh.
Yer 9:24 ini dikutip 2 x oleh Paulus, yaitu dalam
1Kor 1:31 dan 2Kor 10:17.
1Kor 1:31 - “Karena itu
seperti ada tertulis: ‘Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di
dalam Tuhan.’”.
2Kor 10:17 - “‘Tetapi
barangsiapa bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan.’”.
Saya berpendapat bahwa dalam kedua ayat itu Paulus
menerapkannya kepada Yesus, dan dengan demikian ini menunjukkan bahwa Yesus
adalah YAHWEH. Tetapi kontext dari kedua ayat itu tidak terlalu jelas dalam
menunjukkan bahwa Paulus menerapkannya kepada Yesus. Dan baik dalam
1Kor 1:31 maupun dalam 2Kor 10:17, TDB mengubah kata ‘Tuhan’ menjadi ‘Yehuwa’. Karena itu mari
kita membandingkan dengan:
a. Ayat-ayat
di bawah ini yang menunjukkan bahwa Paulus bermegah dalam / oleh Yesus!
·
Ro 5:11 - “Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah
oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima
pendamaian itu”.
·
Ro 15:17 - “Jadi dalam Kristus aku boleh bermegah tentang
pelayananku bagi Allah”.
·
Gal 6:14 - “Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam
salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku
dan aku bagi dunia”.
·
Fil 3:3 - “karena kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh
Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada
hal-hal lahiriah”.
b. Ayat-ayat
di bawah ini yang menunjukkan bahwa Paulus bermegah karena pengenalannya
terhadap Yesus.
Fil 3:7-11 - “(7) Tetapi
apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena
Kristus. (8) Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan
Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah
aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku
memperoleh Kristus, (9) dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri
karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan
kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.
(10) Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitanNya dan
persekutuan dalam penderitaanNya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam
kematianNya, (11) supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang
mati”.
Dari semua ini jelas bahwa Yesus adalah Yahweh sendiri!
Kita juga bisa menambahkan bahwa dalam 1Kor 3:21a
Paulus melarang untuk bermegah dalam / tentang manusia.
1Kor 3:21a - “Karena itu janganlah
ada orang yang memegahkan dirinya atas manusia”.
KJV: ‘let no man glory in
men’ (= jangan ada
orang yang bermegah dalam manusia).
NIV: ‘no more boasting
about men’ (=
jangan lagi bermegah tentang manusia).
Kalau Yesus hanya manusia biasa dan bukan Allah, seperti
yang dipercayai oleh Saksi-Saksi Yehuwa, maka Paulus melanggar kata-katanya
sendiri, karena Paulus ternyata bermegah dalam Kristus / bermegah karena
pengenalannya terhadap Yesus.
6. Yoel 2:32a -
“Dan barangsiapa yang berseru kepada nama TUHAN (YAHWEH) akan diselamatkan”.
Dalam Perjanjian Baru Yoel 2:32a itu dikutip 2 x yaitu
dalam:
·
Ro 10:9-13 - “(9) Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus
adalah Tuhan (TDB:
‘Tuan’), dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan
Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. (10) Karena dengan
hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan
diselamatkan. (11) Karena Kitab Suci berkata: ‘Barangsiapa yang percaya
kepada Dia, tidak akan dipermalukan.’ (12) Sebab tidak ada perbedaan antara
orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari
semua orang, kaya bagi semua orang yang berseru kepadaNya. (13) Sebab, barangsiapa
yang berseru kepada nama Tuhan (TDB: ‘Yehuwa’), akan diselamatkan”.
Ro 10:13 jelas merupakan kutipan dari
Yoel 2:32, dan kata ‘Tuhan’ dalam Ro 10:13 tidak mungkin menunjuk kepada ‘Yehuwa’ tetapi pasti
menunjuk kepada ‘Yesus’. Alasannya:
*
Kata-kata ‘Yesus adalah Tuhan’
dalam Ro 10:9 jelas menunjukkan bahwa yang dimaksudkan dengan ‘Tuhan’ dalam
Ro 10:13 adalah ‘Yesus’.
*
Ro 10:11, merupakan
kutipan dari Yes 28:16 - “sebab itu beginilah firman
Tuhan ALLAH: ‘Sesungguhnya, Aku meletakkan sebagai dasar di Sion sebuah batu,
batu yang teruji, sebuah batu penjuru yang mahal, suatu dasar yang teguh: Siapa
yang percaya, tidak akan gelisah!”.
Kata ‘batu’
/ ‘batu penjuru’ di sini
jelas menunjuk kepada Yesus, dan karena itu, kata ‘Dia’ dalam Ro 10:11 itu pasti menunjuk kepada Yesus!
*
Kontext setelah
Ro 10:13 itu juga berbicara tentang Yesus.
Ro 10:14-15 - “(14) Tetapi
bagaimana mereka dapat berseru kepadaNya, jika mereka tidak percaya kepada Dia?
Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang
Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang
memberitakanNya? (15) Dan bagaimana mereka dapat memberitakanNya, jika mereka
tidak diutus? Seperti ada tertulis: ‘Betapa indahnya kedatangan mereka yang
membawa kabar baik!’”.
Jadi, terlihat bahwa penterjemahan ‘Yehuwa’ dalam
Ro 10:13 itu betul-betul bertentangan dengan seluruh kontext dari
Ro 10:9-15, yang seluruhnya berbicara tentang ‘Yesus’.
·
Kis 2:21-23 - “(21) Dan barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan (TDB: ‘Yehuwa’) akan diselamatkan. (22) Hai
orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus
dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan
kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang
dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang
kamu tahu. (23) Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencanaNya, telah
kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka”.
Kis 2:21 jelas merupakan kutipan dari Yoel 2:32
itu, dan dari Kis 2:22-dst terlihat bahwa kata ‘Tuhan’ itu diterapkan kepada Yesus. Saya betul-betul tidak
mengerti, bagaimana dengan adanya kata-kata ‘Yang aku
maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret’ dalam Kis 2:22 itu, Saksi-Saksi Yehuwa masih bisa
menterjemahkan kata ‘Tuhan’ dalam Kis 2:21 itu
menjadi ‘Yehuwa’.
Jadi kata ‘TUHAN’ dalam Yoel 2:32 (yang menunjuk kepada Yahweh), dalam Ro 10:13 dan
Kis 2:21 diarahkan kepada Yesus. Ini jelas menunjukkan bahwa Yesus adalah Yahweh!
7. Zakh 12:1,10
- “(1) Ucapan ilahi. Firman TUHAN tentang Israel: Demikianlah
firman TUHAN yang membentangkan langit dan yang meletakkan dasar bumi dan yang
menciptakan roh dalam diri manusia: ... (10) ‘Aku akan mencurahkan roh
pengasihan dan roh permohonan atas keluarga Daud dan atas penduduk Yerusalem,
dan mereka akan memandang kepada dia1 yang telah mereka
tikam, dan akan meratapi dia2 seperti orang meratapi anak
tunggal, dan akan menangisi dia dengan pedih seperti orang menangisi anak
sulung”.
a. Kata ‘dia’ yang pertama.
Kitab Suci Indonesia salah terjemahan, dan RSV sama
salahnya dengan Kitab Suci Indonesia. Kata ‘dia’ yang pertama dalam Zakh 12:10 itu seharusnya adalah
‘Aku’. Bandingkan dengan
terjemahan-terjemahan lain di bawah ini (saya hanya mengambil kedua kata ‘dia’ itu).
KJV/NIV/NASB: ‘me ... him’
(= Aku ... dia).
RSV: ‘him ... him’ (= dia ... dia).
NWT: “they will certainly look to the One whom they pierced
through, and they will certainly wail over Him” (= mereka pasti akan memandang kepada Orang yang mereka tikam,
dan mereka pasti akan meratapi Dia).
Kata Ibrani yang digunakan di sini adalah ylixe
(ELI), yang artinya ‘kepadaku’.
Pulpit Commentary tentang Zakh 12:10: “‘Me’ has been altered in some manuscripts into ‘him:’ but this
is an evident gloss received into the text for controversial purposes, or to
obviate the supposed impropriety of representing Jehovah as slain by the
impious” (= ‘Aku / Ku’ telah diubah
dalam sebagian manuscripts menjadi ‘dia’: tetapi ini merupakan suatu kesalahan
/ penampilan yang menipu yang diterima ke dalam text untuk tujuan perdebatan,
atau untuk menyingkirkan gambaran yang dianggap tidak sesuai dari Yehovah yang
dibunuh oleh orang-orang jahat) - hal
136.
Albert Barnes mengatakan bahwa perubahan itu dilakukan
oleh orang-orang Yahudi pada abad ke 9. Mereka mengubah ylx (to me / kepadaku)
menjadi vylx (= to him / kepadanya).
Sekarang, kalau kata ‘dia’ yang pertama sebetulnya adalah ‘Aku’, maka kata ‘Aku’ ini jelas menunjuk
kepada YAHWEH, karena mulai Zakh 12:1 yang berbicara adalah YAHWEH. Jadi,
Zakh 12:10 ini menunjukkan bahwa dengan dosa-dosanya Yehuda telah
‘menikam’ YAHWEH.
Sekarang bandingkan dengan Yoh 19:37 - “Dan ada pula nas yang mengatakan: ‘Mereka akan memandang kepada
Dia yang telah mereka tikam.’”.
KJV/RSV/NASB: ‘him’ (= Dia).
NIV/NWT: ‘the one’ (=
orang / dia).
Sebetulnya dalam Yoh 19:37 ini tidak ada kata ‘Dia’. Terjemahan
hurufiahnya adalah: ‘They will look at whom they pierced’ (= Mereka akan memandang kepada yang mereka
tikam).
Kata Yunani yang diterjemahkan ‘whom’ (= yang) adalah o[n (HON), suatu relative pronoun
(= kata ganti penghubung) yang berjenis kelamin laki-laki, dan karena
itu KJV/RSV/NASB menterjemahkan ‘him’ (= Dia).
Jelas bahwa Yoh 19:37 ini mengutip dari Zakh 12:10,
tetapi kalau kata-kata dalam Zakh 12:10 itu diterapkan kepada YAHWEH, maka
Yohanes mengutipnya dan menerapkannya kepada Yesus, yang baru saja ditikam
dengan tombak. Ini membuktikan bahwa Yesus adalah YAHWEH.
Pulpit Commentary tentang Zakh 12:10: “The Speaker is Jehovah. ... We may say generally that the
clause intimates that the people, who had grieved and offended God by their
sins and ingratitude, ... But there was a literal fulfilment of this piercing,
i.e. slaying ..., when the Jews crucified the Messiah, him who was God and Man” (= Si Pembicara adalah Yehovah. ... Kita boleh mengatakan
secara umum bahwa anak kalimat itu menunjukkan bahwa bangsa itu, yang telah
menyedihkan dan menyakiti hati Allah oleh dosa-dosa dan rasa tidak tahu
berterima kasih mereka, ... Tetapi ada penggenapan hurufiah dari penikaman ini,
yaitu pembunuhan ..., pada waktu orang-orang Yahudi menyalibkan Mesias, Ia yang
adalah Allah dan Manusia) - hal 136.
Calvin tentang Zakh 12:10: “John says that this prophecy was fulfilled in Christ, when his
side was pierced by a spear, (John 19:37;) and this is most true: for it was
necessary that the visible symbol should be exhibited in the person of Christ,
in order that the Jews might know that he was the God who had spoken by the Prophets;
... The Jews then had crucified their God when they grieved his Spirit; but
Christ also was as to his flesh pierced by them. And this is what John means -
that God by that visible symbol made it evident, that he had not only been
formerly provoked in a disgraceful manner by the Jews, but that at length in
the person of his only begotten Son this great sin was added to their
disgraceful impiety, that they pierced even the side of Christ. It is indeed
true, that the side of Christ was pierced by a Roman soldier, but, as Peter
says, he was crucified by the Jews, for they were the authors of his death, and
Pilate was almost forced by them to condemn him. (Acts 2:38.) So then the
piercing of his side is justly to be ascribed to the Jews, for they executed what
their mad impiety suggested by the hand of a foreign soldier. But it must be
observed, that the words of the Prophet are not cited by John with reference to
repentance, for he does not speak there of repentance; but his object was
briefly to show, that Christ is that God who had from the beginning spoken by
the Prophets; for he says, ‘They shall look to me.’ It is certain that the only
true God, the creator of heaven and earth, declared this through his Spirit by
the mouth of Zechariah. Then Christ is that same God. We do not, however, thus
confound the persons; but we are to conclude that the essence of the Father and
of the Son is simple and the same, which those wicked men, who now disturb the
Church, attempt to deny” [= Yohanes mengatakan
bahwa nubuat ini digenapi dalam Kristus, pada waktu sisi / rusukNya ditikam
dengan sebuah tombak (Yoh 19:37), dan ini sangat tepat: karena merupakan suatu
keharusan bahwa simbol yang bisa dilihat ini harus ditunjukkan dalam diri
Kristus, supaya orang-orang Yahudi bisa mengetahui bahwa Ia adalah Allah yang
telah berbicara melalui nabi-nabi; ... Orang-orang Yahudi pada saat itu telah
menyalibkan Allah mereka pada waktu mereka mendukakan RohNya; tetapi Kristus,
berkenaan dengan dagingNya, juga ditikam oleh mereka. Dan ini adalah apa yang
dimaksudkan oleh Yohanes - bahwa Allah oleh simbol yang bisa dilihat itu,
membuatnya jelas bahwa Ia bukan hanya dahulu pernah dibuat menjadi marah dengan
cara yang memalukan oleh orang-orang Yahudi, tetapi akhirnya dalam pribadi dari
Anak TunggalNya dosa yang besar ini ditambahkan kepada kejahatan mereka yang
memalukan, bahwa mereka bahkan menikam sisi / rusuk dari Kristus. Memang benar,
bahwa sisi / rusuk Kristus ditikam oleh seorang tentara Romawi, tetapi seperti
yang dikatakan oleh Petrus, Ia disalibkan oleh orang-orang Yahudi, karena
mereka adalah pencipta / dalang dari kematianNya, dan Pilatus hampir-hampir
dipaksa oleh mereka untuk menghukum Dia (Kis 2:38). Jadi penikaman sisi /
rusukNya dengan benar dianggap berasal dari orang-orang Yahudi, karena mereka
melaksanakan apa yang diusulkan oleh kejahatan mereka yang gila melalui tangan
dari seorang tentara asing. Tetapi harus diperhatikan bahwa kata-kata dari sang
Nabi tidak dikutip oleh Yohanes berkenaan dengan pertobatan, karena di sana ia
tidak berbicara tentang pertobatan; tetapi tujuannya adalah menunjukkan secara
singkat bahwa Kristus adalah Allah yang dari semula telah berbicara melalui
nabi-nabi; karena ia berkata ‘mereka akan memandang kepadaKu’. Adalah pasti
bahwa satu-satunya Allah yang benar, Pencipta dari langit dan bumi, menyatakan
ini melalui RohNya oleh mulut dari Zakharia. Jadi Kristus adalah Allah yang
sama. Tetapi kami tidak mencampur-adukkan pribadi-pribadi; tetapi kami harus
menyimpulkan bahwa hakekat dari Bapa dan dari Anak adalah tunggal dan sama,
yang diusahakan untuk disangkal oleh orang-orang jahat itu, yang sekarang
mengganggu Gereja] - hal 364-365.
Catatan:
Kis 2:38 itu pasti salah, dan seharusnya adalah Kis 2:36 - “Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah
telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan
Kristus.’”. Dalam ayat ini Petrus
berbicara kepada orang-orang Yahudi, dan mengatakan ‘Yesus, yang kamu
salibkan’.
Calvin: “Was God the Father
pierced? By no means; for he had not put on flesh in which he could have
suffered; but this was done by his only begotten Son. Why then does the Father
say, ‘They shall look to me?’ the answer given is, because of the unity of the
essence” (= Apakah Allah Bapa
ditikam? Tidak mungkin; karena Ia tidak mengenakan daging dalam mana Ia bisa
menderita; tetapi ini dilakukan oleh Anak satu-satuNya yang diperanakkan. Lalu,
mengapa Bapa berkata: ‘Mereka akan memandang kepadaKu?’ jawaban yang diberikan
adalah, karena kesatuan hakekat) - hal
366.
b. Sekarang
tentang kata ‘dia’ yang kedua.
Kata ‘dia’ yang kedua ini terjemahannya memang betul.
Pulpit Commentary tentang Zakh 12:10: “There is a change of persons here. Jehovah speaks of the
Messiah as distinct in Person from himself” (= Ada
perubahan kata ganti orang di sini. Yehovah berbicara tentang Mesias sebagai
Pribadi yang berbeda dari diriNya sendiri)
- hal 136.
Tentang ini Calvin memberikan adanya 2 kemungkinan
penafsiran:
Calvin: “There is here a transition
from the first to the third person; for though Christ is the same with the
Father, yet different as to his person” (= Di sini
ada perubahan dari orang pertama menjadi orang ketiga; karena sekalipun Kristus
adalah sama dengan Bapa, tetapi berbeda berkenaan dengan pribadiNya) - hal 367.
Calvin: “the Hebrew mode of
speaking seems to countenance the other opinion - that the Prophet introduces
God as the speaker, and then narrates himself, as God’s minister, what would
take place” (= cara berbicara orang
Ibrani kelihatannya menyetujui pandangan yang lain - bahwa sang Nabi
memperkenalkan Allah sebagai pembicara, dan lalu menceritakan sendiri, sebagai
pelayan Allah, apa yang akan terjadi) -
hal 367.
Calvin sendiri mengambil pandangan yang kedua ini.
Tanggapan Saksi Yehuwa:
Sekarang perhatikan bagaimana cara Saksi-Saksi Yehuwa
menjelaskan ayat-ayat yang menunjuk kepada YAHWEH / bernubuat tentang YAHWEH,
tetapi yang lalu digenapi dalam diri Yesus Kristus ini.
Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Penulis-penulis Alkitab
yang terilham menerapkan ayat-ayat dari Alkitab Ibrani yang jelas berlaku untuk
Yehuwa, kepada Yesus Kristus. Mengapa Yesaya 40:3 dikutip dalam Yohanes
1:23 dan diterapkan pada apa yang dikerjakan Yohanes Pembaptis dalam menyiapkan
jalan bagi Yesus Kristus, sedangkan Yesaya 40:3 jelas membahas tentang
persiapan jalan di hadapan Yehuwa? Karena Yesus mewakili Bapanya. Ia
datang atas nama Bapanya dan mempunyai jaminan bahwa Bapanya selalu
menyertai dia karena ia melakukan hal-hal yang menyenangkan Bapanya. - Yoh.
5:43; 8:29. Mengapa Mazmur 102:25-27 dikutip dalam Ibrani 1:10-12 dan
diterapkan kepada Anak, sedangkan mazmur mengatakan bahwa itu ditujukan kepada
Allah? Karena melalui Anak, Allah menghasilkan karya-karya ciptaanNya yang
digambarkan oleh penulis mazmur. (Lihat Kolose 1:15,16;
Amsal 8:22,27-30.) Perlu diperhatikan bahwa dalam Ibrani 1:5b ada
sebuah kutipan dari 2Samuel 7:14 dan diterapkan pada Anak Allah. Meskipun ayat
itu mula-mula diterapkan pada Salomo, penerapan berikutnya kepada Yesus Kristus
tidak berarti bahwa Salomo sama dengan Yesus. Yesus ‘lebih dari pada
Salomo’ dan melaksanakan pekerjaan yang digambarkan oleh Salomo” - ‘Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab’, hal
402.
Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Jika sebutan tertentu atau ungkapan yang bersifat menggambarkan
ditemukan di lebih dari satu tempat dalam Alkitab, jangan kita tergesa-gesa
menyimpulkan bahwa itu harus selalu ditujukan pada orang yang sama. Pemikiran
sedemikian akan membawa kita kepada kesimpulan bahwa Nebukadnezar adalah Yesus
Kristus, karena keduanya disebut ‘raja segala raja’ (Dan. 2:37; Why. 17:14);
dan bahwa murid-murid Yesus sebenarnya ialah Yesus Kristus, karena keduanya
disebut ‘terang dunia.’ (Mat. 5:14; Yoh. 8:12) Kita harus selalu
mempertimbangkan ikatan kalimat dan kejadian-kejadian lain dalam Alkitab di
mana ungkapan yang sama muncul” - ‘Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab’, hal
401-402.
Tanggapan saya:
a. Di
sini terlihat ‘mbuletnya’ Saksi-Saksi Yehuwa. Kalau untuk Yesus diberikan gelar
ilahi seperti misalnya ‘Allah yang perkasa’ (Yes 9:5), maka mereka menuntut adanya sebutan yang
persis seperti sebutan bagi Bapa / Yehuwa, yaitu EL SHADDAY.
Tetapi kalau ada sebutan yang sama yang digunakan baik
untuk Bapa maupun untuk Yesus, mereka mengatakan bahwa pada saat ada 2 orang
disebut dengan sebutan yang sama, itu tidak menunjukkan bahwa mereka identik /
sama.
Tetapi bagaimanapun juga argumentasi mereka di sini ada
logikanya, dan mungkin bisa dibenarkan dalam hal-hal lain, tetapi tidak dalam
hal ini.
b. Pada
waktu ada 2 orang / pribadi diberi sebutan / gelar yang sama, harus diteliti
apakah sebutan / gelar itu diberikan dalam arti yang sama atau tidak. Kalau
suatu gelar / sebutan / ungkapan diterapkan kepada 2 orang dalam arti berbeda,
maka pasti akan ada hal-hal yang menunjukkan bahwa gelar / sebutan / ungkapan
itu memang digunakan dalam arti yang berbeda.
Sekarang mari kita perhatikan contoh-contoh yang
diberikan oleh Saksi-Saksi Yehuwa:
·
Nebukadnezar dan Yesus
disebut dengan sebutan yang sama yaitu ‘raja segala
raja’. Tetapi jelas bahwa sebutan itu
tidak digunakan dalam arti yang sama, karena:
*
Nebukadnezar adalah raja duniawi,
sedangkan Kristus adalah raja secara rohani (Yoh 18:36-37).
*
Kerajaan Nebukadnezar, sekalipun
besar, tetapi hanya sebagian dari dunia ini, sedangkan kerajaan Kristus
mencakup segala sesuatu.
*
Kerajaan Nebukadnezar
akhirnya hancur, tetapi Kerajaan Kristus kekal selama-lamanya (Daniel 2:36-45).
*
Pada waktu gelar itu
diberikan kepada Allah / Yesus selalu disertai dengan gelar ‘Tuhan di atas segala tuan / tuhan’ / ‘Lord of lords’
(lihat kutipan di bawah); sedangkan kalau gelar itu diberikan kepada
Nebukadnezar tidak ada tambahan seperti itu.
Dan International Standard Bible Encyclopedia mengatakan
bahwa penggunaan gelar seperti ini untuk Yesus / Allah dalam Perjanjian Baru,
justru merupakan tanggapan terhadap praktek pendewaan terhadap raja-raja
duniawi.
The International Standard
Bible Encyclopedia, vol II: “The title ‘King of kings,’ denoting
absolute authority rather than divinity per se, is used of God and Christ in
the NT (always with ‘Lord of lords’: 1Tim. 6:15; Rev. 17:14; 19:16). Its use
was a response by both Jews and Christians to the practice of deifying earthly
political rulers”
[= Gelar ‘Raja segala raja’ lebih menunjukkan otoritas mutlak dari pada
keilahian sendiri, digunakan terhadap Allah dan Kristus dalam PB (selalu dengan
‘Tuhan segala Tuhan’: 1Tim 6:15; Wah 17:14; 19:16). Penggunaannya merupakan
suatu tanggapan baik oleh orang-orang Yahudi dan orang-orang Kristen terhadap
praktek pendewaan penguasa-penguasa politik duniawi] - hal 508.
·
Yesus maupun orang percaya
disebut dengan istilah ‘terang dunia’. Jelas bahwa sebutan itu digunakan dalam arti yang
berbeda, karena dalam bagian lain Kristus disebut sebagai ‘terang yang sesungguhnya’ (Yoh 1:9), sedangkan orang percaya disebut sebagai ‘terang di dalam Tuhan’ (Ef 5:8), atau dengan kata lain, orang percaya menjadi terang
karena memantulkan terang dari Kristus.
·
Sebagai tambahan, kalau
Kristus maupun orang percaya disebut ‘Anak / anak
Allah’, maka sebutan itu pasti digunakan
juga dalam arti yang berbeda, karena:
*
Kristus berulang-ulang
disebut sebagai ‘Anak Tunggal Allah’.
*
Kristus mengatakan ‘BapaKu dan Bapamu’
(Yoh 20:17), yang jelas membedakan hubunganNya dengan Bapa dan kita dengan
Bapa.
*
Yesus adalah Anak Allah
karena diperanakkan secara kekal oleh Allah / Bapa (lihat tentang doktrin ‘The Eternal Generation of
the Son’ dalam jilid I), sedangkan
kita menjadi anak Allah karena pengadopsian.
Gal 4:5 - “Ia diutus
untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima
menjadi anak”.
KJV:
‘that we
might receive the adoption of sons’ (= supaya kita menerima
pengangkatan sebagai anak).
Tetapi, pada waktu Yesus diberi sebutan / gelar /
ungkapan yang sama dengan yang digunakan terhadap Bapa, seperti misalnya
sebutan / gelar ‘Tuhan’, ‘Allah’, ‘Allah yang perkasa’, ‘Alfa dan Omega’, ‘Yang Pertama
dan Yang Terakhir’, ‘mahakuasa’, dan sebagainya,
tidak ada apapun yang menunjukkan bahwa gelar-gelar / sebutan-sebutan itu
digunakan dalam arti yang berbeda.
c. Sekedar
adanya sebutan / gelar yang sama yang digunakan terhadap 2 orang / pribadi,
tidak bisa disamakan dengan fakta bahwa:
·
nama Allah (YAHWEH)
ternyata diberikan kepada Yesus (Yer 23:5-6). Mengapa? Karena ‘YAHWEH’ bukan sekedar
suatu gelar / sebutan, tetapi betul-betul suatu nama (a proper name), yang tidak bisa diberikan kepada makhluk lain.
·
begitu banyak nubuat
tentang YAHWEH / Allah yang digenapi dalam diri Yesus.
Sangat tidak masuk akal untuk mengatakan bahwa
nubuat-nubuat itu digenapi dalam Yesus, karena Yesus adalah wakil dari Allah.
Saya tidak pernah tahu bahwa dalam Kitab Suci ada nubuat tentang seseorang yang
lalu digenapi oleh wakilnya, yang adalah pribadi yang berbeda dan terpisah
total dari orang yang diwakilinya! Kalau nubuat itu tentang YAHWEH, maka harus
digenapi dalam diri YAHWEH. Kalau tidak, maka itu berarti bahwa nubuat itu
gagal / tidak digenapi. Jadi, pada waktu nubuat itu digenapi dalam diri Yesus,
maka kita harus memilih salah satu dari dua hal ini:
*
nubuat itu gagal / tidak
digenapi.
*
Yesus adalah YAHWEH.
Saya memilih yang kedua.
d. Salomo
adalah TYPE dari Yesus.
Tentang ayat Kitab Suci yang diterapkan kepada Salomo,
dan sesudah itu juga diterapkan kepada Yesus, mari kita melihat ayatnya lebih
dulu.
2Sam 7:12-16 - “(12) Apabila
umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek
moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak
kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. (13) Dialah yang akan
mendirikan rumah bagi namaKu dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya
untuk selama-lamanya. (14) Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi
anakKu. Apabila ia melakukan kesalahan, maka Aku akan menghukum dia dengan
rotan yang dipakai orang dan dengan pukulan yang diberikan anak-anak manusia.
(15) Tetapi kasih setiaKu tidak akan hilang dari padanya, seperti yang
Kuhilangkan dari pada Saul, yang telah Kujauhkan dari hadapanmu. (16) Keluarga
dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapanKu, takhtamu akan
kokoh untuk selama-lamanya.’”.
Ibr 1:5 - “Karena
kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu pernah Ia katakan: ‘AnakKu
Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini?’ dan ‘Aku akan menjadi
BapaNya, dan Ia akan menjadi AnakKu?’”.
Mengapa bisa ada ayat yang berlaku untuk Salomo, yang
lalu digenapi dalam diri Yesus? Karena Salomo adalah Type / bayangan dari Kristus (sama seperti domba korban,
domba Paskah, imam adalah type-type
dari Kristus).
Ayat seperti ini sebetulnya tidak ditujukan kepada Salomo
secara pribadi, tetapi kepada Salomo sebagai
Type dari Kristus (Pulpit
Commentary tentang 2Sam 7:14, hal 185). Karena itu, 2Sam 7:13b,16
(yang saya beri garis bawah dobel), yang berbicara tentang kerajaan yang kokoh
untuk selama-lamanya, tidak tergenapi dengan sempurna dalam diri Salomo.
Kenyataan menunjukkan bahwa Kerajaan Daud / Salomo akhirnya hancur. Ayat ini
hanya digenapi secara sempurna dalam diri Yesus (Calvin, ‘Sermons on
2Samuel’, hal 324-325).
Calvin: “The temporal kingdom,
therefore, which involved the house of David, was only a type, so that the substance
and ultimate reality of what is contained in this prophecy cannot be found in
it” (= Karena itu, kerajaan
yang sementara itu, yang mencakup keluarga Daud, hanya merupakan suatu TYPE,
sehingga inti dan kenyataan akhir / pokok dari apa yang ada dalam nubuat ini
tidak bisa didapatkan di dalamnya) - ‘Sermons on
2Samuel’, hal 325.
Catatan:
Calvin berkata bahwa hal yang sama terjadi dengan nubuat tentang Yehuda dalam
Kej 49:10 - “Tongkat kerajaan tidak
akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya,
sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk
bangsa-bangsa”.
Karena itu, Yesaya menggambarkan bahwa Isai (ayah Daud)
seperti tunggul dari pohon yang roboh, yang lalu bertunas, dan tunas itu adalah
Yesus!
Yes 11:1 - “Suatu tunas
akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan
berbuah”.
Calvin: “In sum, when God promised
to raise up seed to David, we clearly see that he did not have in mind Solomon
alone, nor those who are descended from his race, but above all he had in mind
our Lord Jesus Christ. If one asks, however, if this was not understood of
Solomon, we have already responded ‘yes, in part’, as the First Book of
Chronicles, chapter 22 sufficiently explains” (= Singkatnya, pada waktu Allah berjanji untuk membangkitkan
benih bagi Daud, kita melihat dengan jelas bahwa Ia tidak memikirkan Salomo
saja, juga tidak mereka yang diturunkan dari dia, tetapi di atas semua Ia
memikirkan Tuhan kita Yesus Kristus. Tetapi jika seseorang bertanya, jika ini
tidak dimengerti tentang Salomo, kami telah menjawab ‘Ya, sebagian’, seperti
1Taw 22 menjelaskan secara cukup) -
‘Sermons
on 2Samuel’, hal 326.
Tetapi mungkin ada keberatan untuk mengatakan bahwa
nubuat ini menunjuk kepada Yesus, mengingat 2Sam 7:14b - “Apabila ia
melakukan kesalahan, maka Aku akan menghukum dia dengan rotan yang dipakai
orang dan dengan pukulan yang diberikan anak-anak manusia” - tidak mungkin diterapkan kepada Yesus. Calvin
mengatakan bahwa bagian ini menunjuk kepada orang-orang percaya yang adalah
anggota-anggota tubuh Kristus.
Calvin: “since this does not refer
to the person of our Lord Jesus Christ, it must refer to us who are members of
him; and it is spoken in common of him and of us, because it pleases him for us
to be his body” (= karena ini tidak
menunjuk kepada diri dari Tuhan kita Yesus Kristus, ini harus menunjuk kepada
kita yang adalah anggota-anggotaNya; dan ini dikatakan bersama-sama tentang Dia
dan tentang kita, karena merupakan sesuatu yang menyenangkan Dia bahwa kita
adalah tubuhNya) - ‘Sermons on
2Samuel’, hal 33.
Jadi, karena Salomo adalah TYPE dari Yesus, maka contoh
tentang Salomo ini tentu berbeda dengan ayat yang bernubuat tentang YAHWEH dan
ternyata digenapi dalam Yesus saja (tidak ada penggenapan yang lain).
email
us at : gkri_exodus@lycos.com