Bagaimana menaklukkan dan
membongkar fitnah/dusta/kepalsuan
Saksi-saksi palsu Yehuwa?
oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.
11) Yesus
sendiri mengakui bahwa Ia adalah Allah / Anak Allah, dan Ia rela mati untuk
pengakuan itu (Mat 26:63-66 Yoh
19:7).
Di depan sudah saya jelaskan bahwa pengakuan Yesus
sebagai Anak Allah sama dengan pengakuan sebagai Allah.
Memang kalau seseorang mengaku bahwa dirinya adalah Allah
/ Anak Allah, itu tidak / belum berarti bahwa ia memang betul-betul adalah
Allah. Tetapi Yesus bukan hanya mengaku bahwa diriNya adalah Allah / Anak
Allah, tetapi Ia juga rela mati demi pengakuan tersebut! Ini jelas menunjukkan
bahwa Ia betul-betul adalah Anak Allah.
Ada seorang penulis buku yang menggunakan hal ini untuk
membuktikan keilahian Yesus dengan cara sebagai berikut:
Yesus = Allah / Anak Allah
__________↓__________
↓ ↓
Tidak benar Benar
_____↓_____ ↓
↓ ↓ Allah / Anak
Allah
Tahu Tidak
tahu
↓ ↓
Pendusta Orang
gila
dan tolol
Keterangan:
Yesus mengaku sebagai Allah / Anak Allah, dan ia mau mati
untuk pengakuan itu. Ada 2 kemungkinan tentang pengakuan itu, yaitu: TIDAK
BENAR atau BENAR. Kalau pengakuan itu TIDAK BENAR, maka ada 2 kemungkinan lagi:
Yesus TAHU bahwa pengakuanNya tidak benar, atau Yesus TIDAK TAHU bahwa
pengakuanNya tidak benar. Kalau Yesus tahu bahwa pengakuannya tidak benar, maka
Ia pasti adalah seorang PENDUSTA, bahkan ORANG TOLOL (karena Ia mau mati untuk
suatu dusta). Kalau Yesus tidak tahu bahwa pengakuanNya tidak benar, maka Ia
pasti adalah ORANG GILA, karena hanya orang gila yang tidak mengerti apa yang
Ia sendiri katakan. Kalau pengakuan Yesus tersebut adalah BENAR, maka Yesus
adalah ALLAH / ANAK ALLAH.
Jadi sekarang hanya ada beberapa pilihan untuk saudara:
a) Yesus
adalah seorang pendusta / orang tolol.
Kitab Suci jelas tidak pernah menunjukkan Yesus sebagai
pendusta, karena kata-kataNya selalu benar. Kitab Suci juga tidak menunjukkan
Yesus sebagai orang tolol, karena Kitab Suci justru menunjukkan bahwa Ia selalu
bisa menjawab pertanyaan tokoh-tokoh agama Yahudi dengan jitu, dan mengalahkan
mereka dalam setiap perdebatan.
b) Yesus
adalah orang gila.
Ini lagi-lagi tidak mungkin karena kalau Ia adalah orang
gila, Ia tidak akan diikuti oleh begitu banyak orang. Dan juga kalau Ia memang
adalah orang gila, Ia tidak akan dihukum mati karena menghujat Allah. Para
tokoh Yahudi itu pasti tidak akan menggubris kata-kata dari orang gila.
c) Yesus
betul-betul adalah Anak Allah / Allah sendiri.
Yang mana dari ketiga pilihan di atas ini yang saudara
pilih? Ingat, saudara tidak punya pilihan lain! Kalau saudara tidak mau
mempercayai Yesus sebagai Allah, maka saudara harus mempercayai Dia sebagai
pendusta, orang tolol, atau orang gila!
C. S. Lewis berkata:
“A man
who was merely a man and said the sort of things Jesus said wouldn’t be a great
moral teacher. He’d either be a lunatic ... or else he’d be the Devil of Hell.
You must make your choice. Either this man was, and is, the Son of God, or else
a madman or something worse” (= Seseorang yang adalah semata-mata seorang manusia dan
mengucapkan hal-hal seperti yang Yesus katakan, bukanlah seorang guru moral
yang agung. Atau Ia adalah seorang gila ... atau Ia adalah Setan / Iblis dari
Neraka. Kamu harus menentukan pilihanmu. Atau Orang ini adalah Allah, baik dulu
maupun sekarang, atau Ia adalah orang gila atau sesuatu yang lebih jelek lagi).
12) Setan
mengakui bahwa Yesus adalah Allah / Anak Allah dan setan tunduk kepada Yesus
(Mat 8:28-32).
Sekalipun setan sendiri percaya bahwa Yesus adalah Allah
/ Anak Allah, tetapi ia bisa mendustai manusia sedemikian rupa sehingga manusia
tidak percaya bahwa Yesus adalah Allah / Anak Allah.
13) Penyembahan
terhadap Yesus.
Ketidak-percayaan Saksi-Saksi Yehuwa terhadap keilahian
Yesus, menyebabkan mereka melarang untuk menyembah Yesus.
Paul Blizard: “Jesus is not to be worshiped or prayed to” (= Kita tidak boleh menyembah Yesus atau berdoa kepadaNya) - internet.
Pada waktu mengomentari
Mat 4:10, Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Yesus jelas tidak mengatakan bahwa ia sendiri harus disembah” - ‘Bertukar Pikiran Mengenai
Ayat-Ayat Alkitab’, hal 426.
Kesesatan seperti ini secara sangat jelas bertentangan
dengan Kitab Suci, karena jelas bahwa Kitab Suci bukan hanya mengijinkan,
tetapi mengharuskan penyembahan, terhadap Yesus. Ini bisa terlihat dari
Yoh 5:22-23 - “(22) Bapa tidak menghakimi
siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak,
(23) supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati
Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang
mengutus Dia”.
Kalau kita menghormati Bapa dengan menyembah Dia, maka
jelas bahwa kita boleh, dan bahkan harus, menyembah Yesus.
John Owen: “To honour the Son as we
ought to honour the Father, is that which makes us Christians, and which
nothing else will so do” (= Menghormati Anak seperti kita seharusnya menghormati Bapa,
adalah apa yang membuat kita orang-orang Kristen, dan tidak ada hal lain yang
membuat demikian) - ‘The Works of
John Owen’, vol I, hal 107.
Disamping itu, ada 3 hal yang ingin saya bahas tentang
persoalan ini:
Mari kita menyoroti 3 hal ini satu per satu.
a) Kitab
Suci memerintahkan penyembahan terhadap Yesus.
1. Dalam
Ibr 1:6 Allah sendiri berkata bahwa malaikat-malaikat harus menyembah Anak
/ Yesus.
Ibr 1:6 - “Dan ketika
Ia membawa pula AnakNya yang sulung ke dunia, Ia berkata: ‘Semua malaikat Allah
harus menyembah Dia.’”.
Kalau Yesus bukan Allah, adalah sesuatu yang tidak masuk
akal bahwa Allah memerintahkan para malaikat untuk menyembah Dia. Karena itu
merupakan sesuatu yang jelas bertentangan dengan Kitab Suci kalau Saksi-Saksi
Yehuwa melarang untuk menyembah Yesus.
Tetapi kata ‘menyembah’ dalam Ibr 1:6 ini oleh NWT diterjemahkan ‘do obeisance’. Kata ini bisa diterjemahkan ‘menyembah’ atau ‘menghormat dengan
membungkukkan badan’. Mungkin yang
terakhir ini yang mereka maksudkan. Dan jelas bahwa mereka sengaja
menterjemahkan Ibr 1:6 sedemikian rupa, sehingga tidak menunjukkan bahwa
para malaikat diperintahkan untuk menyembah Yesus.
Tetapi, ada 2 alasan kuat yang membuktikan kesalahan
terjemahan NWT ini:
a. Kata
‘menyembah’ dalam
Ibr 1:6 berasal dari kata dasar PROSKUNEO, yang artinya memang ‘menyembah’. Ini juga
kata Yunani yang sama seperti yang digunakan dalam Mat 4:9-10. Dalam
Mat 4:9-10 NWT menterjemahkan ‘worship’ (=
menyembah). Mengapa dalam Ibr 1:6 tidak demikian? Ini lagi-lagi
menunjukkan kekurang-ajaran NWT dalam mengubah terjemahan seenaknya sendiri!
b. Ibr 1:6
itu merupakan kutipan dari Perjanjian Lama, yaitu Maz 97:7, yang merupakan
perintah bagi para malaikat untuk menyembah YAHWEH. Dan karena itu, jelas bahwa
dalam Ibr 1:6 harus digunakan istilah ‘menyembah’.
Maz 97:1-7 - “(1) TUHAN
adalah Raja! Biarlah bumi bersorak-sorak, biarlah banyak pulau bersukacita! (2)
Awan dan kekelaman ada sekeliling Dia, keadilan dan hukum adalah tumpuan
takhtaNya. (3) Api menjalar di hadapanNya, dan menghanguskan para lawanNya
sekeliling. (4) Kilat-kilatNya menerangi dunia, bumi melihatnya dan gemetar.
(5) Gunung-gunung luluh seperti lilin di hadapan TUHAN, di hadapan Tuhan
seluruh bumi. (6) Langit memberitakan keadilanNya, dan segala bangsa melihat
kemuliaanNya. (7) Semua orang yang beribadah kepada patung akan mendapat malu,
orang yang memegahkan diri karena berhala-berhala; segala allah sujud
menyembah kepadaNya”.
Catatan:
·
Saya mengutip mulai
ay 1, supaya saudara bisa melihat kontextnya, yang jelas membicarakan
TUHAN / YAHWEH (ay 1).
·
Kitab Suci Indonesia salah
terjemahan karena menterjemahkan bagian akhir dari ay 7 (yang saya garis
bawahi) bukan sebagai perintah, tetapi sebagai pernyataan biasa. RSV sama
salahnya dengan Kitab Suci Indonesia. Bandingkan dengan KJV, yang
menterjemahkan bagian itu sebagai kalimat perintah.
KJV: ‘worship him, all ye
gods’ (= sembahlah
Dia, kamu semua allah-allah). NIV/NASB » KJV.
·
Siapa yang disebut ‘allah-allah’ ini?
Ada yang menganggap bahwa kata ‘allah-allah’ dalam
ay 7b ini menunjuk kepada dewa-dewa dalam ay 7a.
A. H. Strong: “Ann. Par. Bible:
Although the deities of the heathen have no positive existence, they are
described in Scripture as if they had, and are resresented as bowing down
before the majesty of Jehovah” (= Ann. Par
Bible: Sekalipun allah-allah dari orang kafir tidak mempunyai keberadaan yang
positif, tetapi dalam Kitab Suci mereka digambarkan seakan-akan mereka
mempunyai keberadaan, dan digambarkan sebagai membungkuk / menyembah di depan
keagungan Yehovah) - ‘Systematic Theology’, hal 307.
Tetapi saya berpendapat bahwa kata ‘gods’ (= allah-allah) dalam
ay 7 ini jelas menunjuk kepada malaikat-malaikat, karena terlihat bahwa
dalam mengutip ayat ini, penulis surat Ibrani (yang jelas diilhami oleh Roh
Kudus, sehingga tulisannya pasti benar) menterjemahkannya menjadi ‘malaikat-malaikat’. Juga
dalam Septuaginta (Perjanjian Lama yang diterjemahkan ke bahasa Yunani), kata
ini diterjemahkan ‘malaikat-malaikat’ (A. H. Strong, ‘Systematic
Theology’, hal 307).
Jadi, kalau dalam Maz 97:7 malaikat-malaikat
diperintahkan untuk menyembah YAHWEH, maka dalam Ibr 1:6 malaikat-malaikat
diperintahkan untuk menyembah Yesus! Semua ini menunjukkan bahwa Yesus memang
adalah YAHWEH, dan karena itu Ia harus disembah!
A. H. Strong: “Those who are
figuratively and rhetorically called ‘gods’ are bidden to fall down in worship
before him who is the true God, Jesus Christ” (= Mereka yang secara kiasan dan rhetorik disebut
‘allah-allah’ diperintahkan untuk jatuh / tersungkur dalam penyembahan di
hadapanNya yang adalah Allah yang benar / sejati, Yesus Kristus) - ‘Systematic
Theology’, hal 307.
A. H. Strong menceritakan
bahwa seorang yang bernama Charles Lamb, pada waktu bersama dengan beberapa
temannya berkhayal tentang orang-orang besar yang hidup kembali. Lalu ada
pertanyaan: Bagaimana jika Kristus memasuki ruangan ini? Ia menjawab:
“if Shakespere entered, we should all rise; if He
appeared, we must kneel” (= jika
Shakespeare masuk, kita semua harus berdiri; jika Ia muncul, kita harus
berlutut) - ‘Systematic Theology’, hal 312.
2. Maz 2:11-12a
- “(11) Beribadahlah kepada TUHAN dengan takut dan ciumlah kakiNya
dengan gemetar, (12) supaya Ia jangan murka dan kamu binasa di jalan, sebab
mudah sekali murkaNya menyala”.
Kitab Suci Indonesia terjemahannya kacau (demikian juga
dengan RSV), khususnya kata ‘kaki’ yang saya garis bawahi! Seharusnya adalah ‘Anak’, yang jelas
menunjuk kepada Yesus!
KJV: ‘(11) Serve the LORD
with fear, and rejoice with trembling. (12) Kiss the Son, lest he be
angry, and ye perish from the way, when his wrath is kindled but a little’ [= (11) Layanilah / beribadahlah
kepada TUHAN dengan takut, dan bersukacitalah dengan gemetar. (12) Ciumlah
Anak, supaya Ia jangan marah, dan kamu binasa dari jalan, pada waktu
murkaNya dinyalakan sedikit saja].
NIV:
‘(11) Serve the LORD with fear and rejoice
with trembling. (12) Kiss the Son, lest he be angry and you be destroyed
in your way, for his wrath can flare up in a moment’ [= (11) Layanilah / Beribadahlah kepada TUHAN dengan
takut dan bersukacitalah dengan gemetar. (12) Ciumlah Anak, supaya Ia
jangan marah dan kamu dibinasakan / dihancurkan di jalanmu, karena murkaNya
bisa menyala dalam sekejap].
NASB: ‘(11) Worship the LORD with reverence, And
rejoice with trembling. (12) Do homage to the Son, lest He become angry,
and you perish in the way, For His wrath may soon be kindled’ [= Beribadahlah / sembahlah TUHAN
dengan hormat / takut, Dan bersukacitalah dengan gemetar. (12) Sembahlah /
hormatilah Anak, supaya Ia jangan marah, dan kamu binasa di jalan, Karena
murkaNya bisa menyala dengan cepat].
NWT: “Kiss the son” (= Ciumlah
anak / putra).
Mengapa Kitab Suci Indonesia / KJV / NIV menterjemahkan ‘Ciumlah’ / ‘Kiss’, tetapi
NASB menterjemahkan ‘Do homage’ (= Sembahlah / hormatilah)?
Rupanya karena kata ‘cium’ berhubungan
dengan penyembahan. Ini terlihat dari beberapa ayat seperti:
·
Hos 13:2 - “Sekarangpun mereka terus berdosa, dan membuat baginya patung tuangan
dari perak dan berhala-berhala sesuai dengan kecakapan mereka; semuanya itu
buatan tukang-tukang. Persembahkanlah korban kepadanya!, kata mereka. Baiklah manusia
mencium anak-anak lembu!”.
Calvin tentang Hos 13:2: “by kissing he means by a figure a profession of worship
or adoration” (= dengan ‘mencium’ ia memaksudkan dengan suatu penggambaran
suatu pengakuan tentang penyembahan dan pemujaan) - hal
453.
Dan Calvin lalu memberi contoh ayat lain, dimana kata ‘mencium’ juga
diartikan seperti itu, yaitu 1Raja 19:18
·
1Raja 19:18 - “Tetapi Aku akan meninggalkan tujuh ribu orang di Israel, yakni semua
orang yang tidak sujud menyembah Baal dan yang mulutnya tidak mencium
dia.’”.
·
Ayub 31:26-28
- “(26) jikalau aku pernah memandang matahari, ketika ia bersinar,
dan bulan, yang beredar dengan indahnya, (27) sehingga diam-diam hatiku
terpikat, dan menyampaikan kecupan tangan kepadanya, (28) maka hal itu
juga menjadi kejahatan yang patut dihukum oleh hakim, karena Allah yang di atas
telah kuingkari”.
NIV: ‘my hand
offered them a kiss of homage’ (= tanganku memberikan mereka
ciuman penghormatan / penyembahan).
Catatan: kata Ibrani yang diterjemahkan ‘mencium’ dalam Ayub 31:27, 1Raja 19:18, Hos 13:2, dan
Maz 2:11, berasal dari kata dasar Ibrani yang sama yaitu qwanA (NASHAQ), yang memang berarti ‘kiss’ (= mencium).
Jadi,
kalau dalam Maz 2:12 itu diperintahkan supaya kita mencium Anak / Yesus,
itu berarti bahwa kita diperintahkan untuk menyembah Dia!
Calvin tentang Maz 2:11-12: “The term ‘kiss’ refers to the solemn
token or sign of honour which subjects were wont to yield to their sovereigns. The
sum is, that God is defrauded of his honour if he is not served in Christ” (= Istilah ‘cium’ menunjuk pada
bukti atau tanda penghormatan yang biasanya diberikan oleh orang-orang yang
ditundukkan kepada penguasa mereka. Kesimpulannya adalah bahwa Allah diambil
kehormatanNya jika Ia tidak disembah dalam Kristus) - hal 24.
Dan
tentang kata-kata selanjutnya dalam Maz 2:12, yang berbunyi ‘supaya Ia jangan murka dan kamu binasa di jalan, sebab mudah
sekali murkaNya menyala’, Calvin berkata:
“What follows immediately after is a
warning to those who despise Christ, that their pride shall not go unpunished;
as if he had said, As Christ is not despised without indignity being done to
the Father, who hath adorned him with his own glory, so the Father himself will
not allow such an invasion of his sacred rights to pass unpunished” (= Apa yang langsung mengikutinya
adalah suatu peringatan kepada mereka yang meremehkan / merendahkan / menghina
Kristus, bahwa kesombongan mereka tidak akan lolos dari hukuman; seakan-akan Ia
mengatakan: Sebagaimana Kristus tidak dihina tanpa penghinaan dilakukan kepada
Bapa, yang telah menghiasi Dia dengan kemuliaanNya sendiri, demikian pula Bapa
sendiri tidak akan mengijinkan pelanggaran dari hak-hak yang keramat seperti
itu untuk berlalu tanpa dihukum) - hal 25.
3. Maz
45:7-12 - “(7) Takhtamu kepunyaan Allah, tetap
untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaanmu adalah tongkat
kebenaran. (8) Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu
Allah, Allahmu, telah mengurapi engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan,
melebihi teman-teman sekutumu. (9) Segala pakaianmu berbau mur, gaharu dan
cendana; dari istana gading permainan kecapi menyukakan engkau; (10) di antara
mereka yang disayangi terdapat puteri-puteri raja, di sebelah kananmu berdiri
permaisuri berpakaian emas dari Ofir. (11) Dengarlah, hai puteri, lihatlah, dan
sendengkanlah telingamu, lupakanlah bangsamu dan seisi rumah ayahmu! (12)
Biarlah raja menjadi gairah karena keelokanmu, sebab dialah tuanmu! Sujudlah
kepadanya!”.
Catatan: kata ‘kepunyaan’ dalam ay 7 itu seharusnya
adalah ‘ya’. Bdk. Ibr 1:8-9.
Bahwa
bagian ini berbicara tentang Yesus adalah jelas, karena ay 7-8nya dikutip
dalam Ibr 1:8-9 - “(8) Tetapi tentang Anak
Ia berkata: ‘TakhtaMu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan
tongkat kerajaanMu adalah tongkat kebenaran. (9) Engkau mencintai keadilan dan
membenci kefasikan; sebab itu Allah, AllahMu telah mengurapi Engkau dengan
minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutuMu.’”.
Kalau
saudara sudah yakin bahwa Maz 45 itu berbicara tentang Yesus, sekarang
perhatikan Maz 45:12, khususnya bagian yang saya garis bawahi itu, yang
berbunyi: “dialah tuanmu! Sujudlah kepadanya!”.
KJV: ‘for he
is thy Lord; and worship thou him’ (= karena ia adalah Tuhanmu; dan sembahlah
dia).
NWT:
“bow down”
[= membungkuklah (untuk menghormat)].
Kata
yang digunakan oleh NWT ini sama sekali tidak menunjuk pada penyembahan, tetapi
hanya menunjuk pada penghormatan. Ini lagi-lagi menunjukkan bahwa NWT
membengkokkan terjemahannya, karena kata Ibrani yang diterjemahkan ‘sembah’ / ‘sujud’ di sini adalah kata yang sama
dengan yang digunakan dalam Kej 24:26, yang menunjukkan hamba Abraham
menyembah TUHAN. Jadi jelas bahwa Maz 45:12 ini memerintahkan penyembahan,
bukan sekedar penghormatan, terhadap Yesus!
Tetapi
kepada siapa perintah untuk sujud dalam Maz 45:12 itu diberikan? Kepada ‘permaisuri’ (Maz 45:10) atau ‘puteri’ (Maz 45:11), yang menunjuk
kepada ‘Gereja’, karena ‘Gereja’ memang adalah ‘pengantin’ dari Kristus (bdk. Ef
5:23-32 2Kor 11:2 Wah 21:2,9 Wah 22:17)! Jadi, Maz 45:12 ini
merupakan perintah yang ditujukan kepada Gereja untuk menyembah / sujud kepada
Kristus!
W. S. Plumer: “If the worship which are
commanded to render to Jesus Christ (v. 11) does not establish his divinity,
how can any man establish the divinity of the Father or his claim to religious
homage?” [= Jika penyembahan yang
diperintahkan untuk diberikan kepada Yesus Kristus (ay 12) tidak membuktikan
keilahianNya, bagaimana seseorang bisa membuktikan keilahian dari Bapa atau claimNya terhadap / untuk penghormatan agamawi?] - hal 521.
b) Kitab
Suci menubuatkan penyembahan terhadap Yesus.
1. Daniel 7:13-14 -
“(13) Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak
datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia;
datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapanNya. (14)
Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai
raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi
kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap,
dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah”.
Calvin memberikan beberapa penjelasan tentang ayat ini:
·
Tentang ‘seorang seperti anak manusia’ (ay 13a) itu, Calvin berkata (hal 40) bahwa tidak
diragukan bahwa ini menunjuk kepada Kristus. Tetapi mengapa ada kata ‘seperti’? Calvin berkata
(hal 41) bahwa digunakan kata ‘seperti’ karena ini ada pada jaman Perjanjian Lama dimana
kemanusiaan Yesus itu belum ada / Yesus belum berinkarnasi sebagai manusia.
·
Tentang kata-kata ‘diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan’, Calvin mengatakan (hal 44)
bahwa ini tidak berkenaan dengan Kristus sebagai Allah, tetapi Kristus sebagai
Pengantara / sebagai manusia.
·
Tentang bagian yang
menunjukkan bahwa semua orang akan ‘mengabdi’ [NIV: ‘worshiped’ (=
menyembah); KJV/RSV/NASB/NWT: ‘serve’ (=
melayani / beribadah)] kepadanya (ay 14b), Calvin mengatakan (hal 43)
bahwa ini membuktikan bahwa Kristus betul-betul adalah Allah, karena Allah
tidak mungkin memberikan kemuliaanNya kepada yang lain. Yes 42:8 - “Aku ini TUHAN, itulah namaKu; Aku tidak akan memberikan
kemuliaanKu kepada yang lain atau kemasyhuranKu kepada patung”.
2. Fil 2:9-11 -
“(9) Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan
mengaruniakan kepadaNya nama di atas segala nama, (10) supaya dalam nama
Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan
yang ada di bawah bumi, (11) dan segala lidah mengaku: ‘Yesus Kristus adalah
Tuhan,’ bagi kemuliaan Allah, Bapa!”.
Jadi, pada akhir jaman, semua lutut akan bertelut, dan
segala lidah akan mengaku, bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan! Orang-orang
percaya akan melakukan dengan sukarela dan dengan sukacita, orang-orang yang
tidak percaya, termasuk Saksi-Saksi Yehuwa, akan melakukan dengan terpaksa, dan
tanpa ada gunanya (mereka tetap tidak diselamatkan).
Bandingkan text ini dengan:
a. Yes 45:23 -
“Demi Aku sendiri Aku telah bersumpah, dari mulutKu telah keluar
kebenaran, suatu firman yang tidak dapat ditarik kembali: dan semua orang
akan bertekuk lutut di hadapanKu, dan akan bersumpah setia dalam segala
bahasa” (Walter Martin, hal 89).
b. Ro 14:8-12 (ay
11nya mengutip dari Yes 45:23) - “(8) Sebab
jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk
Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan. (9) Sebab untuk
itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas
orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup. (10) Tetapi engkau, mengapakah
engkau menghakimi saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab
kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah. (11) Karena ada tertulis:
‘Demi Aku hidup, demikianlah firman Tuhan, semua orang akan bertekuk lutut
di hadapanKu dan semua orang akan memuliakan Allah.’ (12) Demikianlah
setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya
sendiri kepada Allah”.
Dalam ay 9nya Paulus berbicara tentang Kristus yang
menjadi Tuhan atas orang-orang mati maupun orang-orang hidup. Lalu dalam
ay 10nya Paulus berbicara tentang penghakiman Allah. Jelas bahwa ia mau
menekankan Kristus sebagai Hakim (bdk. Yoh 5:22 - “Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan
penghakiman itu seluruhnya kepada Anak”).
Dan dalam ay 11 Paulus lalu mengutip Yes 45:23. Jelas bahwa ia
mengutip ayat itu dan menerapkannya kepada Kristus.
Calvin, dalam tafsirannya tentang Ro 14:11 ini,
mengatakan (hal 502) bahwa pada akhir jaman nanti semua musuh-musuh Kristus
akan tersungkur di bawah kakiNya dan menjadi tumpuan kakiNya (bdk. Maz
110:1 Mat 22:44 Kis 2:35 Ibr 1:13
Ibr 10:13).
Calvin lalu menambahkan:
“This is also a remarkable
passage for the purpose of confirming our faith in the eternal divinity of Christ:
for it is God who speaks here, and the God who has once for all declared, that
he will not give his glory to another. (Is. 42:8.) Now if what he claims here
to himself alone is accomplished in Christ, then doubtless he in Christ
manifests himself” [= Ini juga merupakan
suatu text yang luar biasa untuk meneguhkan iman kita dalam keilahian kekal
dari Kristus: karena adalah Allah yang berbicara di sini, dan Allah yang telah
menyatakan sekali untuk selamanya, bahwa Ia tidak akan memberikan kemuliaanNya kepada
orang lain (Yes 42:8). Sekarang jika apa yang Ia claim di sini hanya bagi
diriNya sendiri dicapai dalam Kristus, maka tidak diragukan bahwa Ia menyatakan
diriNya sendiri dalam Kristus] - hal
502.
Perhatikan bahwa Yes 45:23 dan Ro 14:11
menyatakan bahwa semua orang akan bertekuk lutut di hadapan Allah,
sedangkan Fil 2:9-11 menyatakan bahwa semua orang akan bertekuk lutut di
hadapan Kristus.
Calvin, yang beranggapan bahwa baik Fil 2:9-11
maupun Ro 14:11 berhubungan dengan atau bahkan mengutip dari Yes 45:23,
lalu menyimpulkan:
“From this, however, we
infer that Christ is that eternal God who spoke by Isaiah” (= Dari sini, bagaimanapun, kami menyimpulkan bahwa Kristus
adalah Allah yang kekal itu yang berbicara melalui Yesaya) - ‘Commentary on the Epistle of the Philippians’, hal 63.
c) Kitab
Suci menunjukkan fakta bahwa Yesus disembah, dan Yesus mau menerima penyembahan
tersebut.
1. Dalam
Kitab Suci sendiri ada beberapa kasus dimana Yesus disembah.
a. Di
dunia.
·
Mat 2:2,11 - “(2) dan bertanya-tanya: ‘Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang
baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintangNya di Timur dan kami datang
untuk menyembah Dia.’ ... (11) Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan
melihat Anak itu bersama Maria, ibuNya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun
membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepadaNya, yaitu
emas, kemenyan dan mur”.
Kalau Yesus bukan Allah, maka:
*
rencana penyembahan
terhadapNya dalam diri orang-orang Majus (ay 2), merupakan suatu dosa. Seharusnya
T./ menghukum mereka karena ‘niat jahat’ mereka! Tetapi mengapa ternyata Tuhan
justru memimpin mereka dengan menggunakan Firman Tuhan dari imam-imam dan
ahli-ahli Taurat (ay 4-6), dan juga dengan bintang lagi (ay 9),
sampai mereka menemukan bayi Yesus, sehingga mereka lalu betul-betul
menyembahNya (ay 11)?
*
penyembahan terhadap Yesus
yang baru dilakukan oleh orang-orang Majus merupakan suatu pemberhalaan / dosa.
Tetapi mengapa para orang Majus yang menyembah Yesus ini bukannya dihukum,
tetapi sebaliknya diberi pimpinan oleh Tuhan melalui mimpi, untuk tidak kembali
kepada Herodes (ay 12)?
Jelas bahwa Allah berkenan dengan penyembahan yang mereka
lakukan terhadap Yesus, dan itu menunjukkan bahwa Yesus memang adalah Allah.
·
Mat 8:2
- “Maka datanglah seorang yang sakit
kusta kepadaNya, lalu sujud menyembah Dia dan berkata: ‘Tuan, jika Tuan
mau, Tuan dapat mentahirkan aku.’”.
·
Mat 9:18
- “Sementara Yesus berbicara demikian
kepada mereka, datanglah seorang kepala rumah ibadat, lalu menyembah Dia
dan berkata: ‘Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah dan
letakkanlah tanganMu atasnya, maka ia akan hidup.’”.
·
Mat 14:33 - “Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia,
katanya: ‘Sesungguhnya Engkau Anak Allah.’”.
·
Mat 15:25 - “Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil
berkata: ‘Tuhan, tolonglah aku.’”.
·
Mat 17:14
- “Ketika Yesus dan murid-muridNya
kembali kepada orang banyak itu, datanglah seorang mendapatkan Yesus dan menyembah”.
·
Mat 20:20 - “Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu
kepada Yesus, lalu sujud di hadapanNya untuk meminta sesuatu kepadaNya”.
·
Mat 28:9,17 - “(9) Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: ‘Salam
bagimu.’ Mereka mendekatiNya dan memeluk kakiNya serta menyembahNya. ...
(17) Ketika melihat Dia mereka menyembahNya, tetapi beberapa orang
ragu-ragu”.
·
Yoh 9:38 - “Katanya: ‘Aku percaya, Tuhan!’ Lalu ia sujud menyembahNya”.
·
Luk 24:51-52 - “(51) Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari
mereka dan terangkat ke sorga. (52) Mereka sujud menyembah kepadaNya,
lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita”.
Baik Yesus maupun Kitab Suci, tidak pernah menyalahkan
orang-orang yang menyembah Yesus ini!
b. Di
surga.
Wah 5:6-14 - “(6) Maka aku
melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah
tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih,
bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke
seluruh bumi. (7) Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab itu
dari tangan Dia yang duduk di atas takhta itu. (8) Ketika Ia mengambil gulungan
kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu
di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu
cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus. (9) Dan mereka
menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: ‘Engkau layak menerima gulungan kitab
itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan
darahMu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa
dan kaum dan bangsa. (10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu
kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah
sebagai raja di bumi.’ (11) Maka aku melihat dan mendengar suara banyak
malaikat sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu; jumlah mereka
berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa, (12) katanya dengan suara nyaring: ‘Anak
Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat,
dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!’ (13) Dan aku
mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi
dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya, berkata: ‘Bagi Dia yang
duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat
dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!’ (14) Dan keempat makhluk itu
berkata: ‘Amin’. Dan tua-tua itu jatuh tersungkur dan menyembah”.
Kata ‘tersungkurlah’ dalam ay 8 oleh TDB diterjemahkan ‘sujud’, dan kata-kata ‘jatuh tersungkur dan menyembah’ dalam ay 14 oleh TDB diterjemahkan ‘sujud dan menyembah’.
Jelas bahwa ‘Anak Domba’ itu menunjuk kepada Yesus, dan karena itu text ini
menunjukkan dengan jelas bahwa Yesus dimuliakan dan disembah, di surga!
Philip Schaff: “Christ cannot be a proper
object of worship, as he is represented in Scripture and has always been
regarded in the Church, without being strictly divine. To worship a creature is
idolatry” (= Kristus tidak bisa
merupakan obyek penyembahan yang benar, sebagaimana Ia digambarkan dalam Kitab
Suci dan sebagaimana Ia selalu dianggap dalam Gereja, kalau Ia bukan Allah
dalam arti yang ketat. Menyembah suatu ciptaan adalah penyembahan berhala) - ‘History of the Christian Church’, vol III, hal 662.
2. Yesus
menerima penyembahan tersebut.
Kalau saudara membaca ayat-ayat di atas dimana Yesus
disembah, maka Yesus bukannya menegur orang-orang yang menyembah diriNya itu,
atau menolak penyembahan mereka, tetapi sebaliknya, Yesus mau menerima
penyembahan tersebut,
padahal Ia sendiri berkata bahwa kita hanya boleh menyembah Allah.
Mat 4:10 - “Maka
berkatalah Yesus kepadanya: ‘Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau
harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya
kepada Dia sajalah engkau berbakti!’”.
Saksi-Saksi Yehuwa rupanya
bingung bagaimana menafsirkan ayat-ayat dimana Yesus disembah seperti dalam
Mat 14:33, dan juga Ibr 1:6, dimana malaikat diperintahkan untuk
menyembah Yesus, padahal Yesus sendiri berkata dalam Mat 4:10 bahwa kita hanya
boleh menyembah Allah. Juga perlu diperhatikan bahwa dalam semua ayat-ayat ini
kata Yunani yang diterjemahkan ‘menyembah’ adalah sama, yaitu PROSKUNEO.
Dan mereka lalu berkata
tentang Mat 4:10 sebagai berikut: “kita harus
mengerti bahwa ini adalah pro-skyne’o dengan sikap hati dan pikiran tertentu
yang harus ditujukan hanya kepada Allah saja” - ‘Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab’, hal 434.
Komentar saya: Ini jelas merupakan
penafsiran yang seenaknya sendiri, yang jelas-jelas memutar-balikkan Kitab
Suci, dan merupakan suatu tindakan memperkosa ayat Kitab Suci!
Mungkin untuk membenarkan
usahanya, mereka juga mengatakan (hal 433) bahwa kata Yunani yang sama
digunakan dalam Septuaginta (Perjanjian Lama yang berbahasa Yunani) dalam
Kej 23:7 dan 1Raja 1:23, padahal dalam kedua ayat ini tindakan
menyembah itu dilakukan bukan terhadap Allah, tetapi terhadap manusia. Untuk
menjawab ini perlu diketahui bahwa pada jaman Perjanjian Lama, kata-kata Yesus
dalam Mat 4:10 itu belum ada, dan karena itu dalam jaman Perjanjian Lama
kita sering menjumpai manusia yang menyembah manusia. Tetapi sejak Yesus
mengucapkan Mat 4:10, maka hal itu dilarang. Karena itu Petrus menolak
sembah dari Kornelius (Kis 10:25-26), dan Paulus dan Barnabas juga menolak
sembah dari orang banyak (Kis 14:11-18) dan malaikat menolak sembah dari
rasul Yohanes (Wah 19:10 Wah 22:8-9).
Mungkin mereka akan berkata: bukankah kata-kata Yesus
dalam Mat 4:10 itu dikutip dari Perjanjian Lama? Jadi bukankah itu sudah
ada pada jaman Perjanjian Lama?
Jawaban saya:
kata-kata Yesus itu memang dikutip dari Perjanjian Lama, yaitu dari
Ul 6:13 - “Engkau harus takut akan
TUHAN, Allahmu; kepada Dia haruslah engkau beribadah dan demi namaNya haruslah
engkau bersumpah”.
Sekarang bandingkan dengan Mat 4:10 - “Maka berkatalah Yesus kepadanya: ‘Enyahlah, Iblis! Sebab ada
tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia
sajalah engkau berbakti!’”.
Jadi, kalau dalam Ul 6:13 tidak ada kata ‘hanya’ (tetapi jelas ada
secara implicit, karena TUHAN / YAHWEH hanya ada satu - Ul 6:4), maka waktu mengucapkan Mat 4:10 Yesus memberi
kata ‘hanya’
itu secara explicit.
Catatan: dalam terjemahan NIV,
Ul 6:13 mengandung kata ‘only’ (= hanya), tetapi sebetulnya
kata itu tidak ada.
NIV: ‘Fear the LORD
your God, serve him only and take your oaths in his name.’ (= Takutilah TUHAN Allahmu,
layanilah / sembahlah Dia saja dan bersumpahlah dalam namaNya).
Dalam
NASB juga diberi kata ‘only’, tetapi
kata itu dicetak dengan huruf miring untuk menandakan bahwa kata itu tidak ada
dalam bahasa aslinya.
NASB: ‘You shall fear only
the LORD your God; and you shall worship Him, and swear by His name’ (= Kamu harus takut hanya
kepada TUHAN Allahmu; dan kamu harus menyembahNya, dan bersumpah dengan
namaNya).
Tetapi
dalam Ul 6:13 versi KJV dan RSV tidak ada kata ‘hanya’.
KJV: ‘Thou shalt fear the LORD thy God, and
serve him, and shalt swear by his name’ (= Kamu harus takut kepada TUHAN
Allahmu; dan kamu harus menyembahNya, dan bersumpah dengan namaNya).
RSV: ‘You shall fear the LORD your God; you shall
serve him, and swear by his name’ (= Kamu harus takut kepada TUHAN
Allahmu; kamu harus melayani / menyembah Dia, dan bersumpah dengan namaNya).
3. Bandingkan
penyembahan terhadap Yesus dan penerimaan Yesus terhadap sembah itu, dengan:
·
Rasul-rasul yang menolak
sembah (Kis 10:25-26 Kis
14:14-18).
·
Malaikat, yang juga menolak
sembah, dan berusaha mengalihkan penyembahan itu kepada Allah (Wah 19:10 Wah 22:8-9).
·
Herodes, yang karena mau menerima
penghormatan ilahi, lalu dihukum mati oleh Allah (Kis 12:20-23).
Karena itu, kalau Yesus menerima sembah, maka hanya ada 2
pilihan: atau Dia adalah orang yang kurang ajar / nabi palsu, atau Dia adalah
Allah sendiri! Yang mana yang saudara pilih?
Menurut saya, larangan Saksi Yehuwa untuk menyembah Yesus juga
merupakan titik lemah mereka. Karena itu, kalau saudara berargumentasi dengan
mereka, seranglah pada bagian ini.
14) Doa
kepada Yesus.
Ketidak-percayaan Saksi-Saksi Yehuwa terhadap keilahian Yesus
juga menyebabkan mereka melarang untuk berdoa kepada Yesus. Yesus hanya
pengantara dalam doa, tetapi bukan obyek doa.
Paul Blizard: “Jesus is not to be worshiped or prayed to” (= Kita tidak boleh menyembah Yesus atau berdoa kepadaNya) - internet.
Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan:
Bahwa ini juga merupakan pandangan / ajaran yang sesat,
terbukti dari:
a) Yesus
sendiri memerintahkan kita untuk berdoa kepadaNya.
Yoh 14:14 - “Jika kamu
meminta sesuatu kepadaKu dalam namaKu, Aku akan melakukannya.’”.
KJV: ‘If ye shall ask any
thing in my name, I will do it’ (= Jika kamu meminta apapun dalam namaKu, Aku akan
melakukannya). RSV » KJV.
NIV:
‘You may ask me for anything
in my name, and I will do it’ (= Kamu boleh meminta kepadaKu apapun
dalam namaKu, dan Aku akan melakukannya).
NASB: ‘If
you ask Me anything in My name, I will do it’ (= Jika
kamu meminta apapun kepadaKu dalam namaKu, Aku akan melakukannya).
Jadi ada versi Kitab Suci yang mempunyai kata ‘kepadaKu’ itu, dan ada
yang tidak mempunyainya.
TDB: “Jika kamu meminta apa pun
dengan namaku, aku akan melakukannya”.
1. Kata ‘kepadaKu’ ini
diperdebatkan keasliannya.
Ada manuscript yang mempunyainya dan ada manuscript yang tidak
mempunyainya. Sekarang pertanyaannya adalah: apakah manuscript yang tidak
mempunyai kata itu yang menghapus, atau manuscript yang mempunyai kata itu yang
menambahi?
Saya setuju dengan Bruce M. Metzger, yang berpendapat
bahwa beberapa manuscript menghapus bagian yang sebetulnya asli ini karena
salah satu dari 2 alasan di bawah ini:
·
Kata-kata ‘meminta sesuatu kepadaKu
dalam namaKu’ kelihatannya aneh.
Seperti yang dikatakan oleh F. F. Bruce:
“If something is asked for in
Jesus’ name, the request is probably viewed as addressed to the Father” (= Jika sesuatu diminta dalam
nama Yesus, permintaan itu mungkin dipandang sebagai ditujukan kepada
Bapa) - hal 301.
·
Keinginan membuang
kontradiksi antara ayat ini dengan Yoh 16:23, dimana doa dalam nama Yesus
itu ditujukan kepada Bapa.
Metzger mengatakan bahwa kata ‘kepadaKu’ ini didukung oleh cukup banyak manuscript, dan kata ini
kelihatannya didukung oleh / sesuai dengan kata-kata ‘Aku akan
melakukannya’ pada akhir dari ay 14.
2. Kata
‘kepadaKu’ ini menunjukkan
bahwa doa bukan hanya boleh ditujukan kepada Bapa, tetapi juga kepada
Yesus (dan tentu saja juga boleh ditujukan kepada Roh Kudus).
William Hendriksen:
“now the
disciples are told that they must not only pray in the name of Christ
but to Christ” (= sekarang murid-murid diberitahu bahwa mereka harus berdoa
bukan hanya dalam nama Kristus tetapi kepada Kristus) - hal 274.
Leon Morris (NICNT):
“The two
are inseparable, as throughout this paragraph. That is why prayer may be
addressed to either” [= Keduanya (Bapa dan Anak) tidak terpisahkan, seperti
dalam sepanjang paragraf ini. Itu sebabnya doa bisa ditujukan kepada yang
manapun dari Mereka] - hal 646.
Leon Morris (NICNT):
“There
is no object to the verb ‘ask’ in the preceding verse, so that it is not
certain whether it is Christ or the Father who is to be asked (though it is
Christ who will ‘do’ the response). ... We expect the same to be true of this
verse. However the true text appears to be ‘if ye shall ask me anything
in my name’. Prayer may be addressed to the Son as well as to the Father.
But it is still ‘in my name’. ... As in the previous verse, the prayer will be
answered by Christ” [= Tidak ada obyek bagi kata kerja ‘minta’ dalam ayat
sebelumnya (ay 13), sehingga tidak jelas
apakah kita harus minta kepada Kristus atau kepada Bapa (sekalipun Kristuslah
yang akan ‘melakukan’ tanggapan). ... Kita mengharapkan hal yang sama untuk
ayat ini (ay 14). Tetapi text yang benar
kelihatannya adalah ‘jika kamu meminta sesuatu kepadaKu dalam namaKu’. Doa
boleh ditujukan kepada Anak maupun kepada Bapa. Tetapi itu tetap ‘dalam
namaKu’. ... Seperti dalam ayat sebelumnya (ay 13), doa akan dijawab oleh Kristus] - hal 647.
Pulpit Commentary:
“Surely
this passage is the true justification of prayer to Christ himself” (= Jelas bahwa text ini
merupakan pembenaran yang benar tentang doa kepada Kristus sendiri) - hal 225.
b) Doa
kepada Yesus ini dipraktekkan oleh Stefanus menjelang kematiannya.
Kis 7:59-60 - “Sedang
mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: ‘Ya Tuhan Yesus, terimalah
rohku.’ Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: ‘Tuhan,
janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!’ Dan dengan perkataan itu
meninggallah ia”.
Dan ingat bahwa pada saat itu ia dipenuhi oleh Roh Kudus
(Kis 7:55). Masakan ia salah dalam menujukan doanya pada saat ia dipenuhi
oleh Roh Kudus? Jadi lagi-lagi merupakan sesuatu yang bertentangan dengan Kitab
Suci kalau Saksi Yehuwa melarang untuk berdoa kepada Yesus. Tetapi Saksi-Saksi
Yehuwa ‘tidak kurang akal’ dalam membengkokkan text ini. Dalam text ini ada 2 x
kata ‘Tuhan’,
dan keduanya sama-sama berasal dari kata bahasa Yunani KURIE. Kata KURIE yang
pertama diterjemahkan ‘Lord’ (= Tuhan) oleh NWT, dan diterjemahkan ‘Tuan’ oleh TDB. Mereka tidak bisa menterjemahkan kata itu
sebagai ‘Jehovah’, karena di situ kata itu diikuti oleh kata ‘Yesus’. Tetapi lucunya
kata KURIE yang kedua oleh NWT diterjemahkan sebagai ‘Jehovah’ (= Yehovah), dan oleh
TDB diterjemahkan sebagai ‘Yehuwa’.
Tanggapan saya:
1. Ini
jelas merupakan penterjemahan seenaknya sendiri tanpa memperhatikan kontext,
dan bertentangan dengan prinsip penafsiran mereka sendiri (‘Bertukar Pikiran
Mengenai Ayat-Ayat Alkitab’, hal 48).
2. Sekalipun
mereka membengkokkan Kis 7:60nya, tetapi itu sia-sia, karena Kis 7:59nya
tetap merupakan suatu doa yang ditujukan kepada Yesus!
3. Bandingkan
doa Stefanus dalam Kis 7:59 ini dengan Pkh 12:7 - “dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh
kembali kepada Allah yang mengaruniakannya”.
Kalau pada saat seseorang mati, rohnya kembali kepada
Allah, mengapa Stefanus menyerahkan rohnya kepada Yesus? Jelas
karena Yesus adalah Allah!
c) Paulus
juga berdoa kepada Yesus.
1. 2Kor 12:8
- “(7) Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan
yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu
seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri.
(8) Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan
Iblis itu mundur dari padaku”.
Bagian yang saya garis bawahi itu dalam TDB
diterjemahkan: “Untuk hal itu, sudah tiga
kali aku memohon kepada Tuan agar itu enyah dariku”.
Jadi, Saksi-Saksi Yehuwa menterjemahkan ‘Tuan’, sehingga jelas
bahwa yang dimaksudkan adalah Yesus. Juga mereka menggunakan kata ‘memohon’, dan karena itu
bagian ini merupakan dasar yang kuat untuk menunjukkan bahwa doa boleh
ditujukan kepada Yesus!
2. 1Tes 2:18,
3:10-11 - “(2:18) Sebab kami telah berniat untuk datang
kepada kamu - aku, Paulus, malahan lebih dari sekali -, tetapi Iblis telah
mencegah kami. ... (3:10) Siang malam kami berdoa sungguh-sungguh,
supaya kita bertemu muka dengan muka dan menambahkan apa yang masih kurang pada
imanmu. (3:11) Kiranya Dia, Allah dan Bapa kita, dan Yesus, Tuhan kita,
membukakan kami jalan kepadamu”.
a. Kata-kata
‘berdoa’ oleh TDB
diterjemahkan: ‘membuat permohonan’.
KJV/RSV/NASB: ‘praying’ (=
berdoa).
NIV: ‘pray’ (= berdoa).
b. Dalam
text ini terlihat bahwa Paulus berdoa dan berharap, bukan hanya kepada Bapa, tetapi
juga kepada Yesus, untuk membuka jalan sehingga ia bisa datang ke Tesalonika.
d) Rasul
Yohanes, dalam bagian akhir dari kitab Wahyu, juga menaikkan suatu seruan / doa
kepada Yesus.
Wah 22:20 - “Ia yang
memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: ‘Ya, Aku datang segera!’ Amin,
datanglah, Tuhan Yesus!”.
Kata-kata ‘Amin, datanglah segera
Tuhan Yesus!’ jelas diucapkan oleh rasul
Yohanes kepada Yesus, dan merupakan suatu doa kepada Yesus!
John Owen: “So the whole Scripture is
closed with a prayer of the church unto the Lord Christ, expressing their faith
in him: ‘Even so, come, Lord Jesus,’ Rev. 22:20” (= Demikianlah seluruh
Kitab Suci ditutup dengan suatu doa dari gereja kepada Tuhan Kristus,
menyatakan iman mereka kepadaNya: ‘Datanglah, Tuhan Yesus’, Wah 22:20) - ‘The Works of John Owen’, vol I, hal 111.
e) Semua
orang percaya di segala tempat berdoa kepada Yesus.
1Kor
1:2b - “dengan semua orang di segala tempat, yang berseru kepada nama
Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita”.
Kata-kata ini jelas menunjukkan bahwa orang kristen boleh
berdoa kepada Yesus!
Calvin: “he says that Christ is
called upon by believers, and this affords a proof of his divinity - invocation
being one of the first expressions of Divine homage” (= ia berkata bahwa Kristus dipanggil oleh orang-orang percaya,
dan ini memberikan suatu bukti keilahianNya - karena doa merupakan salah satu
ungkapan dari penghormatan Ilahi) - hal
53.
f) Beberapa
orang berdialog (= berdoa!) dengan Yesus (setelah kebangkitan dan kenaikan
Yesus ke surga), yaitu:
·
Saulus dalam Kis 9:4-6 - “(4) Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara
yang berkata kepadanya: ‘Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?’ (5)
Jawab Saulus: ‘Siapakah Engkau, Tuhan?’ KataNya: ‘Akulah Yesus yang
kauaniaya itu. (6) Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan
dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat.’”.
·
Ananias dalam
Kis 9:10-16 - “(10) Di Damsyik ada seorang
murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu
penglihatan: ‘Ananias!’ Jawabnya: ‘Ini aku, Tuhan!’ (11) Firman Tuhan:
‘Mari, pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas
seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa, (12) dan dalam
suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam
dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi.’ (13)
Jawab Ananias: ‘Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang
itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudusMu
di Yerusalem. (14) Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam
kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil namaMu.’ (15) Tetapi firman Tuhan
kepadanya: ‘Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagiKu untuk
memberitakan namaKu kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang
Israel. (16) Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan
yang harus ia tanggung oleh karena namaKu.’”.
·
Petrus dalam
Kis 10:13-16 - “(13) Kedengaranlah olehnya
suatu suara yang berkata: ‘Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah!’
(14) Tetapi Petrus menjawab: ‘Tidak, Tuhan, tidak, sebab aku belum
pernah makan sesuatu yang haram dan yang tidak tahir.’ (15) Kedengaran pula
untuk kedua kalinya suara yang berkata kepadanya: ‘Apa yang dinyatakan halal
oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram.’ (16) Hal ini terjadi sampai
tiga kali dan segera sesudah itu terangkatlah benda itu ke langit”.
Catatan:
dalam semua ayat-ayat ini kata ‘Tuhan’ diterjemahkan ‘Tuan’ dalam TDB dan ‘Lord’ dalam NWT.
g) Wah
5:8 menunjukkan bahwa doa orang-orang kudus dipersembahkan kepada Yesus.
Wah 5:8 - “Ketika Ia mengambil
gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat
tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu
kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang
kudus”.
TDB juga menterjemahkan ‘doa
orang-orang kudus’.
Kata ‘tersungkurlah’ dalam ayat ini menunjukkan bahwa keempat makhluk dan
keduapuluh-empat tua-tua menyembah Yesus. Dan mereka membawa ‘kecapi’, yang
menunjukkan bahwa mereka memuji Yesus. Dan mereka juga membawa ‘satu cawan emas, penuh dengan kemenyan’, yang menunjuk kepada ‘doa
orang-orang kudus’. Kalau memang doa
tidak boleh ditujukan kepada Yesus, mengapa cawan emas ini dibawa ke hadapan
Yesus?
James B. Ramsey: “what a mass of
overwhelming evidence is here again presented to us of the divinity of Jesus!
... It is as the Lamb that He is adored by all the redeemed church, by all the
angelic throngs, and by a whole worshipping creation; and that with
precisely the same homage, which they offer to Him that sitteth on the throne.
...let us joyfully unite in their homage, prostrating ourselves before His
throne in hearty consecration to His service, and hailing Him as our Lord and
our God” (= di sini lagi-lagi diberikan sangat banyak bukti yang
berkelimpahan tentang keilahian Yesus! ... Adalah sebagai Anak Domba Ia dipuja
oleh seluruh gereja yang ditebus, oleh seluruh kerumunan malaikat, dan oleh
seluruh ciptaan yang menyembah; dan itu dilakukan dengan penyembahan yang
persis sama, dengan yang mereka berikan kepada Dia yang duduk di atas takhta.
... hendaklah kita dengan sukacita bersatu dalam penyembahan mereka, dengan
meniarapkan diri kita sendiri di hadapan takhtaNya dalam penyerahan yang
sungguh-sungguh kepada pelayananNya, dan menyambut Dia sebagai Tuhan kita dan
Allah kita) - hal 309,310.
Catatan: mungkin bagian yang saya garis
bawahi itu menunjuk pada Wah 8:3-4 - “(3) Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat
mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan
untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas
mezbah emas di hadapan takhta itu. (4) Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama
dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah”.
Menurut saya, larangan Saksi Yehuwa untuk berdoa kepada Yesus
juga merupakan titik lemah mereka. Karena itu, kalau saudara berargumentasi
dengan mereka, seranglah pada bagian ini.
15) Yesus
‘diidentikkan’ dengan Tuhan dan Allah.
a) Mark 5:19
- “Yesus tidak memperkenankannya, tetapi Ia berkata kepada orang
itu: ‘Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah
kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan (TDB: ‘Yehuwa’) atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!’”.
Luk 8:39 - “‘Pulanglah
ke rumahmu dan ceriterakanlah segala sesuatu yang telah diperbuat Allah
atasmu.’”.
Dari kedua ayat ini terlihat bahwa Yesus memerintahkan
orang yang telah Ia sembuhkan dari kerasukan setan itu untuk menceritakan apa
yang telah diperbuat oleh Tuhan / Allah atasnya. Apa yang Yesus perintahkan
itu sesuai dengan Maz 66:16 - “Marilah, dengarlah, hai
kamu sekalian yang takut akan Allah, aku hendak menceritakan apa yang
dilakukanNya terhadap diriku”.
Tetapi apa yang lalu terjadi?
Mark 5:20 - “Orang itupun
pergilah dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala apa yang telah
diperbuat Yesus atas dirinya dan mereka semua menjadi heran”.
Luk 8:39b - “Orang itupun
pergi mengelilingi seluruh kota dan memberitahukan segala apa yang telah
diperbuat Yesus atas dirinya”.
Orang itu ternyata menceritakan apa yang diperbuat oleh Yesus
atasnya. Jelas bahwa Yesus dianggap sebagai ‘Tuhan’ (TDB: ‘Yehuwa’) dan ‘Allah’.
b) Kekristenan
disebut sebagai ‘jalan Tuhan (= Yesus)’ dan juga sebagai ‘jalan Allah’.
Dalam tafsirannya tentang Kis 18:24-28, William
Barclay berkata:
“Christianity is here
described as The Way of the Lord. One of the commonest titles in Acts is The
Way (9:2; 19:9,23; 22:4; 24:14,22)” [=
Kekristenan di sini digambarkan sebagai Jalan Tuhan. Salah satu gelar yang
paling umum dalam Kisah Rasul adalah ‘Jalan’ (9:2; 19:9,23; 22:4; 24:14,22)] - hal 139.
Kis 13:10
- “dan berkata: ‘Hai anak Iblis, engkau penuh
dengan rupa-rupa tipu muslihat dan kejahatan, engkau musuh segala kebenaran,
tidakkah engkau akan berhenti membelokkan Jalan Tuhan yang lurus itu?”.
Kis 18:25-26 - “(25) Ia
telah menerima pengajaran dalam Jalan Tuhan. Dengan bersemangat ia
berbicara dan dengan teliti ia mengajar tentang Yesus, tetapi ia hanya
mengetahui baptisan Yohanes. (26) Ia mulai mengajar dengan berani di rumah
ibadat. Tetapi setelah Priskila dan Akwila mendengarnya, mereka membawa dia ke
rumah mereka dan dengan teliti menjelaskan kepadanya Jalan Allah”.
Saksi-Saksi Yehuwa lagi-lagi membengkokkan terjemahan
Kitab Suci, karena dalam TDB kata ‘Tuhan’ dalam Kis 13:10 maupun Kis 18:25 diterjemahkan
‘Yehuwa’. Terjemahan TDB
ini mustahil, dan kata ‘Tuhan’ dalam Kis 13:10 dan Kis 18:25 pasti menunjuk
kepada Yesus, karena:
1. Dalam
Kis 13:6-8, Paulus sedang memberitakan Injil (tentang Yesus)
kepada gubernur, dan seorang tukang sihir berusaha menghalangi gubernur itu
untuk percaya kepada Yesus. Lalu Paulus mengucapkan kata-kata dalam
Kis 13:10 itu kepada tukang sihir itu.
2. Kis
18:25b mengatakan ‘ia mengajar tentang
Yesus’.
3. Kekristenan
bisa disebut ‘jalan Tuhan / Yesus’, mungkin ada hubungannya dengan kata-kata Yesus: ‘Akulah jalan dan kebenaran dan hidup’ (Yoh 14:6a).
Dengan demikian kata ‘Tuhan /
Yesus’ dalam Kis 13:10 dan
Kis 18:25 bisa diganti dengan kata ‘Allah’ dalam Kis 18:26, dan itu menunjukkan bahwa Yesus adalah
Allah.
c) Hari
kedatangan Yesus yang keduakalinya disebut ‘hari Tuhan (= Yesus)’ dan juga ‘hari Allah’.
Ada banyak ayat dalam Kitab Suci yang menyebut hari
kedatangan Yesus yang keduakalinya sebagai ‘hari Tuhan’, dimana kata ‘Tuhan’ itu jelas menunjuk kepada Yesus:
·
Kis 2:20
- “Matahari akan berubah menjadi gelap
gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari Tuhan (TDB: ‘hari Yehuwa’), hari yang besar dan mulia itu”.
·
1Kor 1:8
- “Ia juga akan meneguhkan kamu sampai
kepada kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan (TDB: ‘hari Tuan’) kita
Yesus Kristus”.
·
1Kor 5:5
- “orang itu harus kita serahkan dalam
nama Tuhan Yesus kepada Iblis, sehingga binasa tubuhnya, agar rohnya
diselamatkan pada hari Tuhan (TDB: ‘hari Tuan’)”.
·
2Kor 1:14
- “seperti yang telah kamu pahamkan
sebagiannya dari kami, yaitu bahwa pada hari Tuhan (TDB: ‘hari Tuan’) Yesus
kamu akan bermegah atas kami seperti kami juga akan bermegah atas kamu”.
·
1Tes 5:2
- “karena kamu sendiri tahu benar-benar,
bahwa hari Tuhan (TDB: ‘hari Yehuwa’)
datang seperti pencuri pada malam”.
·
2Tes 2:2
- “supaya kamu jangan lekas bingung dan
gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan
dari kami, seolah-olah hari Tuhan (TDB: ‘hari Yehuwa’)
telah tiba”.
·
2Pet
3:10 - “Tetapi hari Tuhan (TDB: ‘hari Yehuwa’) akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit
akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam
nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap”.
Perhatikan bahwa Saksi-Saksi Yehuwa mengubah kata ‘hari Tuhan’ itu menjadi ‘hari Yehuwa’. Tetapi
mereka tidak bisa mengubah semuanya, karena ada ayat-ayat dimana kata-kata ‘hari Tuhan’ itu diikuti
/ didahului dengan nama Yesus / Yesus Kristus, sehingga dalam ayat-ayat ini
mereka terpaksa menterjemahkan dengan ‘hari Tuan’, seperti dalam 1Kor 1:8 1Kor 5:5 2Kor
1:14.
Sekarang perhatikan 2Pet 3:12 - “yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari
Allah. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia
akan hancur karena nyalanya”.
KJV/RSV/NIV/NASB/NKJV/ASV: ‘the day of God’ (= hari Allah).
Jadi, kata ‘Tuhan’ yang dipakai dalam ayat-ayat di atas untuk menunjuk
kepada Yesus sekarang diganti dengan kata ‘Allah’. Dan ini menunjukkan bahwa Yesus memang adalah ‘Tuhan’ maupun ‘Allah’ sendiri.
Kurang ajarnya, dalam NWT / TDB Saksi-Saksi Yehuwa
menterjemahkan 2Pet 3:12 ini sebagai ‘the day of Jehovah’ (= hari
Yehuwa), padahal di sini digunakan kata
Yunani TOU THEOU (= the God / sang
Allah).
Tetapi ini tidak mengurangi kekuatan argumentasi kita.
Karena dengan menggunakan terjemahan NWT / TDB maka Yesus, yang digambarkan
sebagai ‘Tuan’
dalam ayat-ayat tertentu, digambarkan sebagai ‘Yehuwa’ dalam ayat-ayat yang lain. Jadi Yesus adalah Yehuwa!
Sebagai
penutup dalam bagian tentang bukti-bukti keilahian Kristus ini, saya ingin
memberikan beberapa pandangan / kutipan dari para penafsir / ahli theologia,
tentang orang-orang yang menyangkal keilahian Yesus.
1. Hanya
orang yang sengaja membutakan diri dan tidak mau melihat kebenaran, yang bisa
menyangkal keilahian Kristus, yang begitu banyak dinyatakan dalam Kitab Suci.
Loraine Boettner: “In view of this great mass
of evidence we are completely unable to understand how any fair-minded person
can rise up and say, as do the Unitarians and Modernists, that Christ was not
Deity, or that He did not claim Deity. In fact, we must go farther and say that
such opposition appears to be based on nothing other than blind opposition
and a determination not to accept that evidence no matter how clear and strong
it may be” (= Mengingat bukti yang
begitu banyak kami sama sekali tidak bisa mengerti bagaimana seseorang yang
mempunyai pikiran yang adil bisa berdiri dan berkata, seperti yang dilakukan
oleh penganut-penganut Unitarianisme dan Modernisme, bahwa Kristus bukanlah
Allah, atau bahwa Ia tidak mengclaim keAllahan. Dalam faktanya,
kita harus melanjutkan dan berkata bahwa oposisi seperti itu kelihatannya
tidak didasarkan pada apapun selain oposisi yang buta dan suatu ketetapan hati
untuk tidak menerima bukti tak peduli betapa jelas dan kuatnya bukti itu) - ‘Studies in Theology’,
hal 180.
William Barclay, dalam komentarnya tentang Yoh 3:7-13,
berkata:
“There are two kinds of
misunderstanding. There is the misunderstanding of the man who misunderstands
because he has not yet reached a stage of knowledge and of experience at which
he is able to grasp the truth. ... There is also the misunderstanding of the
man who is unwilling to understand; there is a failure to see which comes from
the refusal to see. A man can deliberately shut his mind to truth which he does
not wish to accept” (= Ada 2 macam kesalah-mengertian. Ada kesalah-mengertian dari
orang yang salah mengerti karena ia belum mencapai tingkat pengetahuan dan
pengalaman dimana ia bisa mengerti kebenaran. ... Ada juga
kesalah-mengertian dari orang yang tidak mau mengerti; ada kegagalan untuk
melihat yang datang dari penolakan untuk melihat. Seseorang bisa secara sengaja
menutup pikirannya terhadap kebenaran yang tidak ingin ia terima) - hal 130-131.
A. T. Robertson memberikan komentar tentang Yoh 3:9
dengan kata-kata yang serupa:
“There are none so dull as those
who will not see. Preoccupation prevents insight. Literally one must often
empty his mind to receive new truth” (= Tidak ada orang yang bodohnya seperti
mereka yang tidak mau melihat. Pikiran yang sudah terisi menghalangi
pengertian. Secara hurufiah seseorang harus sering mengosongkan pikirannya
untuk menerima kebenaran yang baru) - hal 47.
2. Penyangkalan
terhadap keilahian Kristus membuat seseorang tidak mungkin bisa mengerti Kitab
Suci dengan baik / benar.
Loraine Boettner: “Any denial of the Deity
of Christ, together with the implication that He was merely a great teacher
or prophet, gives one viewpoint other than that from which the Scriptures
are written and makes it impossible for him to comprehend the system of truth
that is revealed in Scripture. Such denial throws one out of harmony with
the great Source of wisdom and truth, which is God, and causes him to attempt
to explain intellectually that which can only be discerned spiritually” (= Penyangkalan apapun terhadap keAllahan Kristus,
bersama-sama dengan pengertian bahwa Ia hanyalah semata-mata guru atau nabi
yang agung, memberikan kepada seseorang sudut pandang yang berbeda dengan
sudut pandang dari mana Kitab Suci ditulis, dan membuat mustahil baginya untuk
mengerti sistim kebenaran yang dinyatakan dalam Kitab Suci. Penyangkalan
seperti itu melemparkan orang itu
keluar dari keharmonisan dengan Sumber dari hikmat dan kebenaran, yang adalah
Allah, dan menyebabkan dia berusaha untuk menjelaskan secara intelektual apa
yang hanya bisa dilihat secara rohani) -
‘Studies
in Theology’, hal 180.
3. Penyangkalan
terhadap keilahian Kristus bukan hanya membuat seseorang tidak bisa mengerti
Kitab Suci, tetapi juga membuang dirinya sendiri dari persekutuan orang-orang
yang ditebus.
Kurt Koch: “Christ is the key who
unlocks the Holy Scriptures. Anyone who tries to exclude Him will not get to
the heart of the Bible. Anyone who denies the divinity of Christ cuts himself
off from the community of the redeemed” (= Kristus
adalah kunci yang membuka Kitab Suci yang Kudus. Siapapun yang berusaha untuk
mengeluarkan / membuang Dia tidak akan mencapai hati / inti dari Alkitab.
Siapapun yang menyangkal keilahian Kristus membuang / memotong dirinya sendiri
dari masyarakat / himpunan orang-orang yang ditebus) - ‘Occult ABC’, hal
109.
Dengan kata lain, orang yang menyangkal keilahian
Kristus, tidak akan selamat, tetapi akan mati dalam dosanya.
Bdk. Yoh 8:23-24 - “Lalu Ia
berkata kepada mereka: ‘Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu
dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini. Karena itu tadi Aku berkata
kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak
percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu.’”.
email
us at : gkri_exodus@lycos.com