Bagaimana menaklukkan dan
membongkar fitnah/dusta/kepalsuan
Saksi-saksi palsu Yehuwa?
oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.
Ada 4
hal yang salah / sesat yang dipercayai oleh Saksi-Saksi Yehuwa tentang Roh Kudus, yaitu:
A) Roh Kudus adalah kuasa / tenaga aktif
Allah.
B) Roh Kudus bukanlah seorang pribadi.
C) Roh Kudus bukan Allah.
D) Allah adalah Sumber dari Roh Kudus.
Bandingkan
kepercayaan Saksi Yehuwa tentang Roh Kudus ini dengan pengakuan-pengakuan iman dari
gereja-gereja Kristen tentang Roh Kudus di bawah ini:
1) Pengakuan Iman Nicea - Konstantinople.
“dan aku percaya kepada Roh Kudus, Tuhan dan Pemberi kehidupan,
yang keluar dari Bapa dan Anak, yang bersama-sama dengan Bapa dan Anak disembah
dan dimuliakan, yang telah berfirman dengan perantaraan para nabi”.
2) Pengakuan Iman Athanasius.
3. Tetapi iman Katolik
/ universal / am adalah ini, bahwa kami menyembah satu Allah dalam tritunggal,
dan tritunggal dalam kesatuan. 4. Tidak ada kekacauan / percampuran
pribadi-pribadi ataupun pemisahan zat. 5. Karena pribadi dari Bapa adalah
satu, dari Anak adalah pribadi yang lain, dan dari Roh Kudus adalah pribadi
yang lain. 6. Tetapi dari Bapa, dari Anak, dan dari Roh Kudus ada satu
keilahian, kemuliaan yang sama / setara dan keagungan yang sama kekalnya.
7. Apa adanya Bapa itu, demikian juga dengan Anak, dan juga Roh Kudus.
8. Bapa tidak diciptakan, Anak tidak diciptakan, Roh Kudus tidak
diciptakan. 9. Bapa itu maha besar, Anak itu maha besar, Roh Kudus itu
maha besar. 10. Bapa itu kekal, Anak itu kekal, Roh Kudus itu kekal.
11. Tetapi tidak ada tiga yang kekal, tetapi satu yang kekal. 12. Demikian
juga tidak ada tiga (makhluk) yang tidak dicipta, juga tidak tiga yang maha
besar, tetapi satu yang tidak dicipta, dan satu yang maha besar.
13. Dengan cara yang sama Bapa adalah maha kuasa, Anak adalah maha kuasa,
Roh Kudus adalah maha kuasa. 14. Tetapi tidak ada tiga yang maha kuasa,
tetapi satu yang maha kuasa. 15. Demikian juga Bapa adalah Allah, Anak
adalah Allah, Roh Kudus adalah Allah. 16. Tetapi tidak ada tiga
Allah, tetapi satu Allah. 17. Demikian pula Bapa adalah Tuhan, Anak adalah
Tuhan, dan Roh Kudus adalah Tuhan. 18. Tetapi tidak ada tiga Tuhan,
tetapi satu Tuhan. 19. Karena sebagaimana kami didorong seperti itu oleh
kebenaran Kristen untuk mengakui setiap pribadi secara terpisah / individuil
sebagai Allah dan Tuhan; demikian pula kami dilarang oleh agama Katolik /
universal / am untuk mengatakan bahwa ada tiga Allah atau Tuhan. 20. Bapa
tidak dibuat dari apapun, tidak diciptakan, tidak diperanakkan. 21. Anak
itu dari Bapa saja, tidak dibuat, tidak dicipta, tetapi diperanakkan. 22. Roh
Kudus itu dari Bapa dan Anak, tidak dibuat, tidak dicipta, tidak diperanakkan,
tetapi keluar. 23. Karena itu ada satu Bapa, bukan tiga bapa, satu
Anak, bukan tiga anak, satu Roh Kudus, bukan tiga Roh Kudus. 24. Dan dalam
tritunggal ini tidak ada yang pertama atau terakhir, tidak ada yang lebih besar
atau lebih kecil. 25. Tetapi ketiga pribadi yang sama-sama kekal dan
setara di antara mereka sendiri; sehingga mereka semua secara keseluruhan,
seperti dikatakan di atas, baik kesatuan dalam tritunggal, maupun tritunggal
dalam kesatuan, harus disembah.
A) Roh Kudus adalah tenaga aktif Allah.
Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan:
·
“‘Roh Kudus’ yang digunakan
dalam Alkitab menyatakan bahwa ini adalah suatu kekuatan atau tenaga yang dikendalikan
yang digunakan oleh Allah Yehuwa untuk melaksanakan berbagai maksud-tujuanNya.
Sampai taraf tertentu, ini dapat disamakan dengan listrik, tenaga yang dapat
digunakan untuk melakukan beragam fungsi” - ‘Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?’, hal 20.
·
“Roh kudus adalah tenaga
aktif Allah ... Roh kudus tidak setara dengan Allah tetapi selalu dipakai
oleh-Nya dan lebih rendah daripada Dia” - ‘Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?’, hal 23.
·
“From God there goes forth an invisible active force by means of
which he gets his will done. It is not a mere influence such as a man might
exercise over others by his powerful personality. It is a force that is
operative, and it issues forth from God who is holy, that is to say, absolutely
clean and righteous. He sends it forth to accomplish what is holy. So it is
correctly called ‘holy spirit.’” (= Dari Allah keluar suatu tenaga aktif yang tak terlihat
dengan mana Ia melakukan kehendakNya. Ini bukan semata-mata suatu pengaruh seperti
yang bisa digunakan seorang manusia terhadap orang-orang lain oleh
kepribadiannya yang kuat. Ini adalah suatu tenaga yang beroperasi, dan itu
keluar dari Allah yang adalah suci / kudus, yaitu, bersih dan benar secara
mutlak. Ia mengirimnya keluar untuk melaksanakan apa yang suci / kudus.
Demikianlah itu secara tepat disebut ‘roh kudus’) - ‘CD - Watchtower’, ‘The Holy Spirit’, ch 1, no 14a.
Sebagai suatu tambahan, Saksi-Saksi Yehuwa mempercayai
bahwa Allah tidak maha hadir / maha ada, tetapi Roh KudusNya / tenaga aktifNya
itulah yang maha ada.
a) Kej 1:2
- “Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera
raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air”.
Kej 1:2 (TDB): “Bumi belum
berbentuk dan kosong dan kegelapan ada di atas permukaan air yang dalam, dan tenaga
aktif Allah (NWT: ‘God’s active force’) bergerak
kesana kemari di atas permukaan air”.
Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “disini, Roh Allah adalah
tenaga aktifNya yang bekerja untuk membentuk bumi” - ‘Haruskah Anda
Percaya Kepada Tritunggal?’, hal 20.
Tetapi dari mana Saksi-Saksi Yehuwa bisa menterjemahkan ‘tenaga aktif Allah’
dalam Kej 1:2 itu? Perlu diketahui bahwa kata Ibrani yang digunakan dalam
Kej 1:2 itu adalah RUAKH ELOHIM. Kata ELOHIM artinya ‘Allah’, sedangkan kata
Ibrani RUAKH, sama dengan kata Yunani PNEUMA, bisa diartikan sebagai ‘angin’, ‘nafas’, ‘roh’, dan sebagainya.
Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Because the Hebrew word ru’ahh contains the idea of action and
movement, English translators have rendered it as ‘blast, breath, breeze,
tempest, wind, active force,’ as well as ‘spirit.’” (= Karena kata Ibrani RUAKH
mengandung gagasan tentang tindakan dan gerakan, penterjemah-penterjemah
Inggris telah menterjemahkannya sebagai ‘hembusan / ledakan, nafas, angin
sepoi-sepoi, angin badai / ribut, angin, tenaga aktif’, maupun sebagai
‘roh’) - ‘CD
- Watchtower’, ‘The Holy Spirit’, ch 1, no 16.
Pertanyaan: Penterjemah-penterjemah
Inggris yang mana?
Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “For instance, in the second verse of the Sacred Scriptures (Ge
1:2) the word ru’ahh occurs for the first time. How should it be rendered into
another language? Well, the popular English version of the Bible, the King
James Authorized Version, renders Genesis 1:1, 2 in this way: ‘In the beginning
God created the heaven and the earth. And the earth was without form, and void;
and darkness was upon the face of the deep. And the Spirit of God moved upon
the face of the waters.’ However, An American Translation, copyrighted by the
University of Chicago in 1939, reads: ‘When God began to create the heavens and
the earth, the earth was a desolate waste, with darkness covering the abyss and
a tempestuous wind raging over the surface of the waters.’ Here,
instead of the word ‘Spirit,’ the word ‘wind’ is used, and the expression ‘the
Spirit of God’ is rendered as ‘a tempestuous wind.’ Thus An American
Translation indicates that the word ru’ahh means something invisible and in
motion or in action.”
[= Sebagai contoh, dalam ayat yang kedua dari Kitab Suci yang Kudus
(Kej 1:2) kata RUAKH muncul untuk pertamakalinya. Bagaimana kata itu harus
diterjemahkan ke dalam bahasa yang lain? Versi Alkitab bahasa Inggris yang
populer, King James Authorized Version (KJV/AV), menterjemahkan Kej 1:2 dengan
cara ini: ‘Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Dan bumi ada tanpa
bentuk, dan kosong; dan kegelapan ada di atas permukaan samudera. Dan Roh Allah
bergerak di atas permukaan air’. Tetapi, Suatu Terjemahan Amerika, yang diberi
hak cipta oleh Universitas Chicago pada tahun 1939, berbunyi: ‘Pada waktu Allah
mulai mencipta langit dan bumi, bumi adalah suatu kekosongan yang sunyi, dengan
kegelapan menutupi jurang yang dalam dan suatu angin keras mengamuk di
atas permukaan air’. Di sini, bukannya kata ‘Roh’, tetapi kata ‘angin’ yang
digunakan, dan ungkapan ‘Roh Allah’ diterjemahkan sebagai ‘suatu angin keras’.
Jadi, Suatu Terjemahan Amerika menunjukkan bahwa kata RUAKH berarti sesuatu
yang tak terlihat dan bergerak atau bertindak] - ‘CD - Watchtower’, ‘The Holy Spirit’, ch 1, no 17.
Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Holding in view that ru’ahh means an invisible force in action,
the New World Translation of the Holy Scriptures puts Genesis 1:1, 2 into
English in this way: ‘In the beginning God created the heavens and the earth.
Now the earth proved to be formless and waste and there was darkness upon the
surface of the watery deep; and God’s active force was moving to and fro
over the surface of the waters.’ Thus this translation as well as An American
Translation makes it clear that no person called ‘the Spirit’ was moving
invisibly over the waters that covered the entire globe. Rather, it was the
impersonal active force of God that was moving to and fro over the
unlighted surface of the waters”
(= Mempertahankan pandangan bahwa RUAKH berarti suatu tenaga yang tak terlihat
yang bertindak, Terjemahan Dunia Baru dari Kitab Suci yang Kudus menterjemahkan
Kejadian 1:1,2 dengan cara ini: ‘Pada mulanya Allah menciptakan langit dan
bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong dan kegelapan
ada di atas permukaan air yang dalam, dan tenaga aktif Allah bergerak
kesana kemari di atas permukaan air’. Jadi terjemahan ini maupun Suatu
Terjemahan Amerika membuat jelas bahwa tidak ada pribadi yang disebut ‘Roh’
yang bergerak secara tak terlihat di atas air yang menutupi seluruh bumi.
Tetapi, adalah tenaga aktif yang tak berpribadi dari Allah yang sedang
bergerak kesana kemari di atas permukaan yang gelap dari air) - ‘CD - Watchtower’, ‘The Holy
Spirit’, ch
1, no 18.
1. Arti
dan penterjemahan dari kata Ibrani RUAKH atau kata Yunani PNEUMA.
Kata Ibrani RUAKH maupun kata Yunani PNEUMA arti
sebenarnya dan yang terutama adalah ‘angin’. Dan karena ‘nafas’ juga merupakan ‘angin’ / ‘udara yang bergerak’, maka lalu kata RUAKH / PNEUMA juga digunakan untuk
menunjuk kepada ‘nafas’. Dan karena ‘nafas’ berhubungan dengan ‘kehidupan’ / ‘nyawa’, maka lalu kata RUAKH / PNEUMA juga bisa berarti ‘nyawa’ / ‘roh’.
Tetapi dalam melakukan penterjemahan, kita harus memilih,
mau menterjemahkan dengan ‘roh’, atau dengan ‘nafas’, atau dengan ‘angin’. Tetapi Saksi-Saksi Yehuwa tidak konsisten dalam memilih
kata yang dipakai untuk menterjemahkan kata RUAKH atau PNEUMA tersebut. Kalau
untuk kata ‘Roh’ dalam istilah ‘Roh Kudus’ mereka mau memilih terjemahan ‘angin’ maka mereka
seharusnya konsisten, sehingga setiap kali kata ‘Roh Kudus’ itu muncul, mereka harus menterjemahkan sebagai ‘Angin Kudus’. Tetapi
ternyata bukan itu yang mereka lakukan.
2. Terjemahan
dari Suatu Terjemahan Amerika (1939) tentang Kej 1:2.
Lagi-lagi mereka memilih suatu terjemahan yang tidak
pernah diketahui orang, yaitu yang mereka sebut Suatu Terjemahan Amerika
(1939), untuk mendukung pandangan sesat mereka. Apakah mereka memilih
terjemahan ini, karena terjemahan ini benar? Mari kita perhatikan dan teliti
terjemahan Amerika (1939) ini:
“When God began to create
the heavens and the earth, the earth was a desolate waste, with darkness
covering the abyss and a tempestuous
wind raging over the surface of the waters” (= Pada waktu Allah mulai mencipta
langit dan bumi, bumi adalah suatu kekosongan yang sunyi, dengan kegelapan
menutupi jurang yang dalam dan suatu
angin keras mengamuk di atas permukaan air).
Terjemahan ini pasti salah, karena:
a. Kata
‘Roh Allah’ dalam
Kej 1:2, yang oleh Suatu Terjemahan Amerika ini diterjemahkan ‘a tempestuous wind’ / ‘suatu angin keras’, dalam bahasa Ibraninya adalah RUAKH ELOHIM.
Kata RUAKH memang bisa berarti ‘angin keras’, seperti dalam Kel 10:13 dan
Yer 4:11, tetapi jika dipilih arti demikian, maka kata ‘ELOHIM’nya dibuang
kemana?
Kata RUAKH juga memungkinkan diterjemahkan hanya sebagai ‘wind’ (= angin), tetapi kata ELOHIM (= Allah) tidak
pernah bisa diterjemahkan sebagai ‘tempestuous’ (= keras). John Owen mengatakan (‘The Works of John Owen’, vol 3, hal 97) bahwa ‘wind of God’ (= angin Allah) memang bisa diartikan sebagai ‘angin yang keras’, karena dalam Kitab Suci ‘kegentaran yang besar’ disebut dengan istilah ‘kegentaran Allah’ (1Sam 14:15), dan ‘pohon aras yang besar’ disebut ‘pohon aras Allah’ (Maz 80:11). Tetapi John Owen
menolak kalau dalam Kej 1:2 ini istilah RUAKH ELOHIM diterjemahkan ‘angin keras’, karena kalau diterjemahkan demikian,
kapan angin keras tersebut diciptakan? Juga terjemahan ‘angin keras’ ini tidak cocok dengan arti kata MERAKHEFET,
yang akan saya jelaskan di bawah ini.
b. Kata Ibrani yang oleh Suatu
Terjemahan Amerika ini diterjemahkan ‘raging’ (= mengamuk) adalah MERAKHEFET,
yang sebetulnya tidak pernah mempunyai arti ‘raging’ (= mengamuk). Artinya bisa
bermacam-macam, yaitu: ‘move gently’ (= bergerak dengan lembut), ‘cherish’ (=
memelihara), ‘brood’ (= mengerami), ‘hovering’
(= melayang-layang) - ‘The New Brown-Driver-Briggs-Gesenius Hebrew-Aramaic
Lexicon’, hal 934.
Beberapa penafsir tidak setuju dengan penterjemahan ‘melayang-layang’ di
sini, mereka lebih setuju dengan arti ‘mengerami’, dan ini menunjukkan bahwa pada peristiwa penciptaan itu
Roh Allah itu ‘mengerami’ ciptaan itu sehingga memunculkan kehidupan / membereskan
kekacauan yang ada.
3. Terjemahan
dari NWT/TDB tentang Kej 1:2.
Dalam NWT/TDB Saksi-Saksi Yehuwa
menterjemahkan kata-kata dalam Kej 1:2 itu sebagai ‘God’s
active force’ (=
tenaga aktif Allah).
a. Ini jelas juga merupakan terjemahan
yang salah, karena kata RUAKH tidak pernah punya arti ‘tenaga aktif’.
Saya berusaha mencari dalam kamus / lexicon bahasa Ibrani
tentang kata RUAKH. Inilah kamus-kamus
/ lexicon-lexicon yang saya pakai:
·
William L. Holladay, ‘A Concise
Hebrew and Aramaic Lexicon of the Old Testament’, hal 334-335.
·
‘The New Brown-Driver-Briggs-Gesenius Hebrew-Aramaic
Lexicon’, hal 924-926.
·
Benjamin Davidson, ‘The Analytical
Hebrew and Chaldee Lexicon’, hal 678.
tetapi saya tidak bisa menemukan arti ‘force’ / ‘tenaga’.
Saya berusaha lagi dengan mencari ayat Kitab Suci dimana
kata RUAKH diterjemahkan ‘active force’ / ‘tenaga aktif’. Ini saya
lakukan dengan menggunakan bahasa Indonesia maupun Inggris:
¨
Saya mencari dalam konkordansi
semua ayat dalam Kitab Suci Indonesia dimana kata ‘tenaga’ itu digunakan. Saya memeriksa ayat-ayat itu dalam bahasa
aslinya, dan ternyata tidak pernah digunakan kata RUAKH.
¨
Lalu saya mencoba dengan
menggunakan bahasa Inggris. Kata ‘tenaga’ dalam bahasa Inggris bisa diterjemahkan sebagai:
*
‘strength’ (= kekuatan).
*
‘power’ (= kuasa).
*
‘force’ (= kekuatan).
*
‘energy’ (= tenaga).
Lalu saya mencari kata-kata tersebut dalam konkordansi. ‘Young’s Analytical
Concordance to the Bible’ memberikan
banyak kata-kata Ibrani dan Yunani yang bisa diartikan sebagai ‘strength’ (= kekuatan), atau ‘power’ (= kuasa), atau ‘force’ (= kekuatan), dan
sekaligus memberikan ayat-ayat dimana kata-kata itu digunakan dalam Kitab Suci.
Tetapi dari semua kata yang diberikan itu tidak ada kata RUAKH!
Sedangkan kata ‘energy’ (= tenaga) tak pernah muncul dalam KJV, dan hanya sekali muncul
dalam RSV, tetapi itu ada dalam Perjanjian Baru (Kol 1:29), yang tentunya
tidak menggunakan kata RUAKH, dan bahkan juga tidak menggunakan kata Yunani
PNEUMA.
Kesimpulan saya: kata Ibrani RUAKH tidak bisa
diterjemahkan sebagai ‘kuasa’, ‘kekuatan’, atau ‘tenaga’, apalagi ‘tenaga aktif’.
Rupanya Saksi-Saksi Yehuwa berusaha menggunakan kata ‘angin’ yang merupakan ‘udara yang bergerak’,
dan mereka lalu menganggap bahwa angin mempunyai / mengandung kekuatan /
tenaga, dan karena itu mereka lalu membelokkan arti kata RUAKH itu menjadi ‘tenaga
aktif’.
Keberatan saya:
·
‘Angin’ tidak sama dengan ‘tenaga
aktif’. Sekalipun angin mengandung
kekuatan / tenaga, tetapi angin tetap berbeda dengan kekuatan / tenaga. Sama
halnya kalau kita tahu bahwa kata ‘heart’ berarti ‘jantung’, dan sekalipun
kata ‘jantung’
mengandung ‘darah’ / ‘otot’, kita tidak bisa menterjemahkan ‘heart’ sebagai ‘darah’ / ‘otot’.
·
Juga kalau dikatakan ‘aktif’, itu seakan-akan
menunjukkan bahwa angin itu bisa berbuat sesukanya sendiri, padahal Allahlah
yang membuat angin berhembus (Kej 8:1
Kel 10:13,19 Kel 14:21 Bil 11:31 Ayub 28:25 Maz
48:8 Maz 78:26 Maz 104:4 Maz 107:25 Maz 135:7 Maz 147:18 Maz 148:8 Amsal 30:4 Yes 30:30 Yes 41:16 Yer 4:12 Yer
10:13 Yer 23:19 Yer 30:23 Yer 49:36 Yer
51:16 Yeh 13:13 Yeh 37:9 Amos 4:13 Yun
1:4 Yun 4:8 Mat 8:26-27).
b. Hal lain yang ingin saya tekankan
di sini adalah: kalau tadi terlihat bahwa Saksi-Saksi Yehuwa mendukung
terjemahan dari ‘Suatu Terjemahan Amerika’ (1939) yang menterjemahkan kata-kata
RUAKH ELOHIM itu sebagai ‘tempestuous wind’ (= angin
keras), mengapa
Saksi-Saksi Yehuwa sendiri tidak menterjemahkan kata-kata RUAKH ELOHIM itu
sebagai ‘tempestuous
wind’ (= angin keras) dalam NWT/TDB? Terlihat dengan
jelas bahwa mereka hanya menggunakan ‘Suatu Terjemahan Amerika’ itu sebagai
suatu batu loncatan untuk memberikan terjemahan mereka sendiri, yaitu ‘tenaga aktif’.
c. Dari terjemahan NWT / TDB pun
sebetulnya tetap tidak mungkin bisa didapatkan kesimpulan bahwa Roh Kudus
adalah ‘tenaga aktif Allah’.
Kej 1:2 (TDB): “Bumi belum
berbentuk dan kosong dan kegelapan ada di atas permukaan air yang dalam, dan tenaga
aktif Allah (NWT: ‘God’s active force’) bergerak
kesana kemari di atas permukaan air”.
Dari terjemahan ini kita sebetulnya cuma bisa melihat
bahwa pada saat itu ada tenaga aktif Allah yang bergerak kesana kemari di atas
permukaan air. Lalu dari mana bisa didapatkan bahwa ‘tenaga aktif
itu’ adalah ‘Roh Kudus’? Hanya dengan melihat pada terjemahan mereka tidak
mungkin bisa didapatkan kesimpulan seperti itu.
Saksi-Saksi Yehuwa harus menghubungkan terjemahan mereka
dengan terjemahan kita yang berbunyi: “Bumi belum
berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah
melayang-layang di atas permukaan air”,
dan barulah mereka bisa mengatakan bahwa ‘Roh Allah’ adalah ‘tenaga aktif Allah’.
Tetapi kalau mereka menganggap bahwa terjemahan kita
salah, bagaimana mungkin mereka menggunakannya?
4. Kej 1:2
ini sama sekali tidak menunjukkan bahwa ‘Roh Kudus’ adalah ‘tenaga aktif Allah’. Mengapa tidak ditafsirkan bahwa Roh Kudus adalah
seorang Pribadi, yang pada saat itu juga hadir, untuk menciptakan alam semesta
bersama-sama dengan Allah (Bapa)?
5. Saksi-Saksi
Yehuwa tidak secara konsisten menterjemahkan RUAKH ELOHIM (= ‘Roh Allah’) sebagai ‘tenaga aktif Allah’.
Bahkan mereka tidak
pernah menterjemahkan RUAKH ELOHIM sebagai ‘tenaga aktif Allah’ di
tempat-tempat lain dalam Kitab Suci.
Kalau kita melihat konkordansi maka kita akan mendapatkan
bahwa kata-kata ‘Roh Allah’ dalam Perjanjian Lama muncul hanya di dalam ayat-ayat sebagai berikut:
Kej 41:38 Kel 31:3 Kel 35:31 Bil 24:2 1Sam 10:10
1Sam 11:6
1Sam 19:20,23
2Taw 15:1
2Taw 24:20
Ayub 27:3
Ayub 33:4
Yeh 11:24.
Dalam semua
ayat-ayat ini, Saksi-Saksi Yehuwa menterjemahkannya sebagai ‘roh Allah’ (TDB).
Perlu diketahui bahwa kata Ibrani yang digunakan dalam
Kej 1:2 dan semua ayat-ayat ini adalah sama persis yaitu RUAKH ELOHIM,
dengan perkecualian Ayub 33:4 saja, dimana digunakan RUAKH EL (yang
artinya sama saja, yaitu ‘Roh Allah’).
Pertanyaan yang perlu diberikan kepada Saksi-Saksi Yehuwa
adalah: mengapa dalam Kej 1:2 mereka menterjemahkan secara berbeda dengan
di semua ayat-ayat lain, padahal kata yang diterjemahkan adalah persis sama?
Hanya untuk menyesuaikan dengan doktrin mereka?
Dari sini terlihat secara jelas kekurang-ajaran dan sikap
tidak fair / jujur dari para Saksi-Saksi (palsu) Yehuwa ini dalam
menterjemahkan Kitab Suci!
6. Yoh 4:24
mengatakan bahwa ‘Allah adalah Roh’. Kalau Saksi-Saksi Yehuwa memang menganggap ‘Roh’ sebagai angin /
tenaga, mengapa dari Yoh 4:24 mereka tidak menyimpulkan bahwa Allah /
Yehuwa juga adalah angin / tenaga aktif?
7. Kalau
kata ‘Roh’
mereka tafsirkan seperti itu, lalu mengapa dalam Kitab Suci ada istilah ‘Roh Kristus’, dan
bagaimana mereka menafsirkannya?
·
Ro 8:9 - “Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika
memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh
Kristus, ia bukan milik Kristus”.
·
1Pet 1:11 - “Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang
dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh
yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa
Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu”.
Apakah Saksi-Saksi Yehuwa mengartikan ‘Roh Kristus’ ini sebagai
‘angin Kristus’ atau ‘tenaga aktif Kristus’?
b) Bil 11:17,25
- “Maka Aku akan turun dan berbicara dengan engkau di sana, lalu sebagian dari Roh yang hinggap padamu
itu akan Kuambil dan Kutaruh atas mereka, maka mereka bersama-sama dengan
engkau akan memikul tanggung jawab atas bangsa itu, jadi tidak usah lagi engkau
seorang diri memikulnya. ... Lalu turunlah TUHAN dalam awan dan berbicara
kepada Musa, kemudian diambilNya sebagian
dari Roh yang hinggap padanya, dan ditaruhNya atas ketujuh puluh tua-tua itu;
ketika Roh itu hinggap pada mereka, kepenuhanlah mereka seperti nabi, tetapi
sesudah itu tidak lagi”.
Saksi-Saksi Yehuwa menganggap bahwa tidak mungkin seorang
pribadi dibagi-bagi, dan karena itu jelas bahwa Roh Kudus bukan seorang
pribadi, tetapi hanya merupakan tenaga / kuasa dari Allah.
1. Bil 11:17,25
versi Kitab Suci Indonesia ini sebetulnya terjemahannya kurang tepat, dan RSV
juga menterjemahkan secara sama salahnya dengan Kitab Suci Indonesia. Kata ‘sebagian’ itu seharusnya
tidak ada. Bandingkan dengan terjemahan KJV, NIV dan NASB di bawah ini.
KJV: ‘And I will come down
and talk with thee there: and I will take of the spirit which is upon thee,
and will put it upon them; and they shall bear the burden of the people with
thee, that thou bear it not thyself alone. ... And the LORD came down in a
cloud, and spake unto him, and took of the spirit that was upon him, and
gave it unto the seventy elders: and it came to pass, that, when the spirit
rested upon them, they prophesied, and did not cease’ (= Aku akan turun dan berbicara
denganmu di sana, dan Aku akan mengambil dari Roh yang ada padamu dan
meletakkanNya pada mereka; dan mereka akan memikul beban dari bangsa
denganmu, sehingga engkau tidak memikulnya sendirian. ... Dan TUHAN turun dalam
awan, dan berbicara kepadanya, dan mengambil dari Roh yang ada padanya dan
memberikanNya pada tujuh puluh tua-tua itu; dan terjadilah bahwa ketika Roh
itu hinggap pada mereka, mereka bernubuat, dan tidak berhenti).
NIV:
‘I will come down and speak
with you there, and I will take of the Spirit that is on you and put the
Spirit on them. They will help you carry the burden of the people so that
you will not have to carry it alone. ... Then the LORD came down in the cloud
and spoke with him, and he took of the Spirit that was on him and put the
Spirit on the seventy elders. When the Spirit rested on them, they
prophesied, but they did not do so again’ (= Aku akan turun dan berbicara denganmu di sana, dan Aku akan
mengambil dari Roh yang ada padamu dan meletakkan Roh itu pada mereka.
Mereka akan menolongmu memikul beban dari bangsa itu sehingga engkau tidak usah
memikulnya sendirian. ... Lalu TUHAN turun dalam awan dan berbicara dengannya,
dan Ia mengambil dari Roh yang ada padanya dan meletakkan Roh itu pada tujuh
puluh tua-tua itu. Ketika Roh itu hinggap pada mereka, mereka bernubuat,
tetapi mereka tidak berbuat demikian lagi).
NASB:
‘Then I will come down and
speak with you there, and I will take of the Spirit who is upon you, and
will put Him upon them; and they shall bear the burden of the people with
you, so that you shall not bear it all alone. ... Then the LORD came down in
the cloud and spoke to him; and He took of the Spirit who was upon him and
placed Him upon the seventy elders. And it came about that when the Spirit
rested upon them, they prophesied. But they did not do it again’ (= Maka Aku akan turun dan berbicara denganmu
di sana, dan Aku akan mengambil dari Roh yang ada padamu, dan meletakkan Dia
pada mereka; dan mereka akan memikul beban dari bangsa itu denganmu,
sehingga engkau tidak akan memikulnya sendirian. ... Lalu TUHAN turun dalam
awan dan berbicara kepadanya; dan Ia mengambil Roh yang ada padanya dan
meletakkan Dia pada tujuh puluh tua-tua itu. Dan terjadilah bahwa ketika
Roh itu hinggap pada mereka, mereka bernubuat. Tetapi mereka melakukannya
lagi).
2. Apa arti dari kata ‘Roh’ di sini?
a. Calvin [juga Pulpit Commentary
(hal 109,110) dan Matthew Poole (hal 283)] beranggapan bahwa kata ‘Roh’ dalam Bil 11:17,25 ini menunjuk pada
karunia-karunia Roh Kudus.
Calvin: “The word Spirit is here, as frequently
elsewhere, applied to the gifts themselves; as if He had said, I had deposited
with thee gifts sufficing for the government of the people; but now, since thou
refusest, I will distribute his due measure to each of the seventy, so that the
grace of the Spirit, which dwelt in thee alone, shall be manifestly dispersed
among many” (=
Kata ‘Roh’ di sini, seperti sering di tempat lain, diterapkan kepada
karunia-karunia itu sendiri; seakan-akan Ia berkata: Aku telah meletakkan
kepadamu / mempercayakan kepadamu karunia-karunia yang cukup untuk pemerintahan
bangsa ini; tetapi sekarang, karena engkau menolak, Aku akan membagikan ukuran
/ takaran yang seharusnya kepada setiap orang dari 70 orang ini, sehingga kasih
karunia dari Roh Kudus, yang tadinya berada dalam engkau saja, akan dibagikan /
disebarkan secara nyata / jelas di antara banyak orang) - hal 26.
Contoh lain dimana kata ‘Roh’ menunjuk pada karunia-karunia Roh Kudus, adalah:
·
Kel 28:3
- “Haruslah engkau mengatakan kepada semua
orang yang ahli, yang telah Kupenuhi dengan roh keahlian, membuat
pakaian Harun, untuk menguduskan dia, supaya dipegangnya jabatan imam bagiKu”.
·
Ibr 2:4
- “Allah meneguhkan kesaksian mereka oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat
dan oleh berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan karena Roh Kudus, yang
dibagi-bagikanNya menurut kehendakNya”.
Catatan: Untuk Ibr 2:4 ini,
KJV/RSV/NIV/NASB secara seragam menterjemahkan ‘karunia-karunia
Roh Kudus’,
padahal kata ‘karunia-karunia’ itu sebetulnya tidak ada.
b. Kalaupun kata ‘Roh’ diartikan menunjukkan kepada Roh Kudus, ayat ini tetap tidak
menimbulkan problem. Mengapa? Karena Roh Kudus adalah Allah yang maha ada,
sehingga bisa saja Ia dibagi-bagikan kepada banyak orang. Pandangan /
argumentasi dari Saksi Yehuwa yang mengatakan bahwa seorang pribadi tidak dapat
dibagi-bagikan, hanya bisa berlaku, kalau pribadi itu adalah pribadi biasa yang
terbatas. Tetapi pandangan / argumentasi itu tidak berlaku kalau yang
dibicarakan adalah pribadi Roh Kudus / Allah yang maha ada.
Keil & Delitzsch: “We are not to understand this as
implying, that the fulness of the Spirit possessed by Moses was diminished in
consequence; ... For the Spirit of God is not something material, which is
diminished by being divided” (=
Kita tidak boleh mengartikan ini untuk menunjukkan bahwa kepenuhan Roh yang
dimiliki oleh Musa berkurang sebagai akibatnya; ... Karena Roh Allah bukanlah
sesuatu yang bersifat materi, yang berkurang bila dibagi-bagi) - hal 70.
Adam Clarke mengatakan bahwa Origen
dan Theodoret memberikan illustrasi sebagai berikut: Musa seperti sebuah lampu
(yang menggunakan minyak tanah dan sumbu), dan pada waktu api dari lampu
tersebut diberikan kepada 70 buah lampu yang lain, maka lampu yang pertama itu
tidak berkurang apinya.
c) Hak 14:6
- “Pada waktu itu berkuasalah Roh TUHAN atas dia, sehingga singa
itu dicabiknya ... tanpa apa-apa di tangannya”.
Saksi Yehuwa menggunakan terjemahan dari Today’s English
Version (TEV) yang mengatakan: “Suddenly the power of the LORD made
Samson strong” (= Tiba-tiba kuasa TUHAN membuat Simson kuat).
Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Apakah suatu pribadi ilahi
benar-benar memasuki atau berkuasa atas Simson, menggunakan tubuhnya untuk melakukan
apa yang ia lakukan? Tidak, ini benar-benar ‘kuasa TUHAN (yang) membuat Simson
kuat’ - Today’s English Version (TEV)” - ‘Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?’, hal 21.
1. Terjemahan
TEV / Good News Bible ini justru salah, tetapi yang salah ini yang justru
dipilih oleh Saksi-Saksi Yehuwa.
Tetapi kalaupun digunakan terjemahan TEV / Good News
Bible ini, tetap tidak menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah kuasa / tenaga aktif dari
Allah. Bukankah kita bisa menafsirkan bahwa Allah sendiri memberikan kuasaNya
kepada Simson?
2. Dalam
ayat ini terjemahan Kitab Suci Indonesia benar. Perhatikan juga terjemahan NIV:
“The Spirit of the LORD came upon him in power” (= Roh TUHAN datang kepada
dia dalam kuasa).
Jadi ayat ini dengan jelas mengatakan bahwa yang memasuki
dan menguasai Simson adalah ‘Roh TUHAN’, bukan sekedar ‘kuasa TUHAN’! Dan Roh TUHAN itu maha kuasa sehingga dengan mudah Ia
bisa menjadikan Simson sangat kuat.
d) Luk 5:17
- “Kuasa Tuhan menyertai Dia, sehingga Ia dapat menyembuhkan orang
sakit”.
Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Tenaga aktif dari Allah ini
memungkinkan Yesus untuk menyembuhkan orang sakit dan membangkitkan orang mati” - ‘Haruskah Anda
Percaya Kepada Tritunggal?’, hal 21.
Terjemahan Kitab Suci Indonesia cukup baik, tetapi saya
tetap akan membandingkannya dengan NIV dan NASB.
NIV: “And the power of the Lord was present for him to
heal the sick” (= Dan kuasa Tuhan hadir / ada bagi Dia untuk menyembuhkan
orang sakit).
NASB: “And the power of the Lord was present for Him
to perform healing” (= Dan kuasa Tuhan hadir / ada bagi Dia untuk melakukan
penyembuhan).
Ayat ini memang menunjukkan adanya ‘kuasa Tuhan’ tetapi ayat
ini sama sekali tidak menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah kuasa Tuhan! Roh Kudus
ada dalam diri Yesus dan karena itu dengan sendirinya kuasa Allah juga ada di
dalam Yesus.
e) 2Kor 4:7
- “Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya
nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan
dari diri kami”.
Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Roh Allah dapat juga memberikan ‘kekuatan yang melimpah-limpah
(‘melebihi yang normal,’ NW)’ kepada mereka yang melayani Dia. (2 Korintus
4:7)” -
‘Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?’, hal 21.
Ayat ini sama sekali tidak menunjukkan bahwa ‘Roh Kudus’ adalah ‘kuasa Allah’. Ayat itu
hanya mengatakan bahwa Allah memberikan kuasaNya (kuasaNya ini bukan Roh Kudus).
Atau kita bisa menafsirkan bahwa ayat itu artinya: Allah memberikan Roh
KudusNya, dan Roh Kudus itu memberikan kuasaNya.
f) Maz
104:30 2Pet 1:21 Kis 4:31.
Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “roh suci adalah tenaga
aktif Allah. Roh suci bukan suatu pribadi melainkan tenaga yang kuat yang
keluar dari Allah sendiri untuk mencapai maksud suciNya. - Maz 104:30; 2Pet
1:21; Kis 4:31” - ‘Bertukar Pikiran
Mengenai Ayat-Ayat Alkitab’, hal 319.
Mari kita soroti ketiga ayat yang mereka gunakan itu satu
per satu.
1. Maz 104:30 -
“Apabila Engkau mengirim rohMu, mereka tercipta, dan Engkau
membaharui muka bumi”.
Tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa ayat ini
menunjukkan bahwa Roh Kudus bukan suatu pribadi tetapi hanya merupakan kuasa /
tenaga aktif Allah. Yoh 1:3,10 dan Kol 1:16-17 menunjukkan bahwa
Allah menciptakan segala sesuatu melalui Yesus sebagai agenNya, dan itu, bahkan
dari sudut pandang Saksi Yehuwa, tidak berarti bahwa ‘Yesus bukan pribadi tetapi hanya kuasa / tenaga Allah’.
Maka Maz 104:30 ini juga bisa diartikan secara sama.
Allah menciptakan melalui Roh Kudus sebagai agenNya, dan itu tidak menunjukkan
bahwa ‘Roh Kudus bukan pribadi tetapi hanya kuasa /
tenaga Allah’.
2. 2Pet 1:21
- “sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia,
tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah”.
Kalau Roh Kudus itu hanyalah sekedar suatu kuasa /
tenaga, bagaimana mungkin Ia mendorong orang-orang untuk berbicara?
3. Kis 4:31
- “Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka
berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan
firman Allah dengan berani”.
Alangkah lucunya kalau hanya karena tempat itu bergoyang,
maka diartikan bahwa Roh Kudus adalah kuasa / tenaga Allah. Ayat ini menceritakan
bahwa orang-orang kristen itu dipenuhi dengan Roh Kudus, dan tempat itu
bergoyang karena pekerjaan dari Roh Kudus itu. Roh Kudus itu memang maha kuasa,
karena Ia adalah Allah sendiri, dan Ialah yang membuat tempat itu bergoyang!
Dalam Yes 6, pada waktu Yesaya melihat TUHAN, maka
dikatakan dalam Yes 6:4 - “Maka bergoyanglah
alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu dan rumah itupun
penuhlah dengan asap”.
Dan dalam Ayub 9:4-6, Ayub berkata: “(4) Allah itu bijak dan kuat, siapakah dapat berkeras melawan
Dia, dan tetap selamat? (5) Dialah yang memindahkan gunung-gunung dengan
tidak diketahui orang, yang membongkar-bangkirkannya dalam murkaNya; (6)
yang menggeserkan bumi dari tempatnya, sehingga tiangnya
bergoyang-goyang”.
Mengapa dari ayat-ayat ini Saksi-Saksi Yehuwa tidak
menganggap / menyimpulkan bahwa Allah hanya merupakan kuasa / tenaga, dan bukan
pribadi?
g) Allah
tidak maha ada; Roh KudusNya / tenaga aktifNyalah yang maha ada.
Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Suatu pusat pembangkit tenaga listrik terdapat di tempat
tertentu di dalam atau dekat kota. Akan tetapi, listriknya
dibagi-bagikan di seluruh daerah, untuk memberikan penerangan dan tenaga. Demikian
pula halnya dengan Allah. Ia ada di surga. (Yesaya 57:15; Mazmur 123:1)
Namun, roh suci-Nya, yaitu tenaga aktif-Nya yang tidak kelihatan, dapat
dirasakan di mana-mana, di seluruh alam semesta. Melalui roh suci-Nya Allah
menciptakan langit, bumi dan semua benda-benda hidup. (Mazmur 33:6; Kejadian
1:2; Mazmur 104:30) Untuk menciptakan semuanya ini, Allah tidak perlu hadir
dengan tubuh-Nya. Ia dapat mengirim roh-Nya, tenaga aktif-Nya, untuk
melakukan apa pun yang Ia inginkan meskipun Ia berada di tempat yang jauh.” - ‘Saudara Dapat Hidup Kekal Dalam
Firdaus di Bumi’, hal 37.
Yes 57:15 - “Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang
bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus namaNya: ‘Aku bersemayam di
tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk
dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan
untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk”.
Maz 123:1 - “Nyanyian ziarah. KepadaMu aku melayangkan mataku, ya Engkau
yang bersemayam di sorga”.
1. Adalah
lucu kalau Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan ‘Allah tidak perlu hadir dengan
tubuh-Nya’. Allah adalah Roh
(Yoh 4:24) dan Ia tidak mempunyai tubuh!
Kalau dalam Kitab Suci sering dikatakan tentang
anggota-anggota tubuh Allah, seperti tangan dan telinga Allah (Yes 59:1),
mata Allah (Amsal 15:3), jari Allah (Kel 31:18), dsb, itu hanya merupakan
bahasa Anthropomorphisme, yaitu bahasa yang menggambarkan Allah seakan-akan Ia
adalah manusia. Bahasa Anthropomorphisme ini penting dan harus digunakan,
karena tanpa itu kita tidak bisa belajar apa-apa tentang Allah. Tetapi
bagaimanapun juga, dalam arti yang sesungguhnya, Allah tidak mempunyai tubuh.
Apakah Saksi-Saksi Yehuwa memang mempercayai bahwa Allah
mempunyai tubuh? Inilah jawabannya.
Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Meskipun Ia tidak mempunyai tubuh jasmani, Ia mempunyai
tubuh rohani. Suatu pribadi roh mempunyai tubuh? Ya, Alkitab berkata: ‘Jika
ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah.’ - 1Korintus 15:44; Yohanes
4:24. Karena Allah suatu pribadi dengan tubuh rohani, Ia harus mempunyai
tempat tinggal. Alkitab mengatakan kepada kita bahwa surga adalah ‘tempat
kediaman yang tetap’ dari Allah (1Raja 8:43)” - ‘Saudara Dapat Hidup Kekal Dalam Firdaus di Bumi’, hal
3.6
Ada beberapa hal yang harus diberikan sebagai jawaban
tentang hal ini:
a. Dalam
persoalan tubuh rohaniah dalam 1Kor 15:44, mereka mengutip ayat out of
context! Mari kita sekarang melihat seluruh kontextnya.
1Kor 15:35-49 - “(35) Tetapi
mungkin ada orang yang bertanya: ‘Bagaimanakah orang mati dibangkitkan? Dan
dengan tubuh apakah mereka akan datang kembali?’ (36) Hai orang bodoh! Apa
yang engkau sendiri taburkan, tidak akan tumbuh dan hidup, kalau ia tidak mati
dahulu. (37) Dan yang engkau taburkan bukanlah tubuh tanaman yang akan tumbuh,
tetapi biji yang tidak berkulit, umpamanya biji gandum atau biji lain. (38)
Tetapi Allah memberikan kepadanya suatu tubuh, seperti yang dikehendakiNya: Ia
memberikan kepada tiap-tiap biji tubuhnya sendiri. (39) Bukan semua daging
sama: daging manusia lain dari pada daging binatang, lain dari pada daging
burung, lain dari pada daging ikan. (40) Ada tubuh sorgawi dan ada tubuh
duniawi, tetapi kemuliaan tubuh sorgawi lain dari pada kemuliaan tubuh duniawi.
(41) Kemuliaan matahari lain dari pada kemuliaan bulan, dan kemuliaan bulan
lain dari pada kemuliaan bintang-bintang, dan kemuliaan bintang yang satu
berbeda dengan kemuliaan bintang yang lain. (42) Demikianlah pula halnya
dengan kebangkitan orang mati. Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam
ketidakbinasaan. (43) Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan.
Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan. (44) Yang ditaburkan
adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Jika ada tubuh
alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah. (45) Seperti ada tertulis: ‘Manusia
pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup’, tetapi Adam yang akhir menjadi roh
yang menghidupkan. (46) Tetapi yang mula-mula datang bukanlah yang rohaniah,
tetapi yang alamiah; kemudian barulah datang yang rohaniah. (47) Manusia
pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani, manusia kedua berasal
dari sorga. (48) Makhluk-makhluk alamiah sama dengan dia yang berasal dari debu
tanah dan makhluk-makhluk sorgawi sama dengan Dia yang berasal dari sorga. (49)
Sama seperti kita telah memakai rupa dari yang alamiah, demikian pula kita
akan memakai rupa dari yang sorgawi”.
Dari seluruh text ini terlihat dengan jelas bahwa ‘tubuh rohaniah’ di sini
tak ada hubungannya dengan tubuh rohaniah Allah. Itu adalah tubuh yang akan kita
dapatkan pada kebangkitan orang mati. Dan karena kebangkitan kita mengikuti
pola kebangkitan Kristus (Ro 6:4,5,8
1Kor 15:20-23
Fil 3:21), maka itu juga merupakan tubuh Kristus setelah Ia bangkit
dari antara orang mati.
Catatan:
ini bertentangan dengan dengan ajaran Saksi Yehuwa yang mengatakan bahwa
sebelum berinkarnasi, Kristus mempunyai tubuh rohaniah. Ini terlihat dari
kutipan di bawah ini:
Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Jadi sebelum dilahirkan di bumi sebagai manusia Yesus
sudah ada di surga sebagai pribadi roh yang penuh kuasa. Ia mempunyai tubuh
rohani yang tidak dapat dilihat manusia, seperti halnya dengan Allah” - ‘Saudara Dapat Hidup Kekal
Dalam Firdaus di Bumi’, hal 58.
b. Seluruh
text di atas, khususnya ay 46, menunjukkan bahwa ‘tubuh alamiah’ ada lebih
dulu, dan nanti baru ada ‘tubuh rohaniah’.
1Kor 15:46 - “Tetapi yang
mula-mula datang bukanlah yang rohaniah, tetapi yang alamiah; kemudian barulah
datang yang rohaniah”.
Kalau Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan bahwa ‘tubuh rohaniah’ dalam
1Kor 15 ini merupakan ‘tubuh rohaniah dari Allah’, apakah mereka mempercayai bahwa ‘tubuh alamiah kita’ ada
lebih dulu dari ‘tubuh rohaniah Allah’?
c. 1Raja 8:43
- “maka Engkaupun kiranya mendengarkannya di sorga, tempat
kediamanMu yang tetap, dan
Engkau kiranya bertindak sesuai dengan segala yang diserukan kepada-Mu oleh
orang asing itu, supaya segala bangsa di bumi mengenal namaMu, sehingga mereka
takut akan Engkau sama seperti umatMu Israel dan sehingga mereka tahu, bahwa
namaMu telah diserukan atas rumah yang telah kudirikan ini”.
Saya tidak tahu dari mana gerangan muncul kata-kata ‘yang tetap’ itu.
Kata-kata itu sebetulnya tidak ada. Saksi-Saksi Yehuwa lagi-lagi menggunakan
Kitab Suci yang salah terjemahan untuk mendukung pandangan mereka, dan mereka
juga memasukkan kata-kata itu ke dalam terjemahan mereka.
TDB: “kiranya engkau mendengarkan dari surga,
tempat tinggalmu yang tetap”.
NWT: “may you yourself listen from the heavens, your established
place of dwelling” (= kiranya engkau sendiri
mendengar dari surga, tempat tinggalmu yang ditetapkan / tak dapat
dipungkiri).
Sekarang bandingkan dengan
terjemahan-terjemahan dari Kitab Suci bahasa Inggris.
KJV/RSV/NASB: ‘Hear thou in heaven thy dwelling place, ...’ (= Dengarkanlah di surga tempat
tinggalMu, ...).
NIV: ‘then
hear from heaven, your dwelling place, ...’ (= maka dengarlah dari surga,
tempat tinggalMu, ...).
Jadi, kelihatannya untuk mendukung pandangan mereka bahwa
Allah itu tidak maha ada, Saksi-Saksi (palsu) Yehuwa ini menggunakan Kitab Suci
yang salah terjemahan, dan juga secara sengaja menyalah-terjemahkan Kitab Suci
mereka sendiri, baik NWT maupun TDB.
d. Mengatakan
bahwa Allah hanya ada di surga, bertentangan dengan ayat-ayat pada point no 3.
di bawah, yang menunjukkan kemaha-adaan Allah.
2. Illustrasi yang digunakan oleh
Saksi-Saksi Yehuwa tentang pembangkit listrik dan tenaga listrik yang
dikirimkan itu, hanya berdasarkan logika, tetapi tidak ada dalam Kitab Suci dan
tidak berdasarkan Kitab Suci, dan sangat tidak Alkitabiah pada waktu diterapkan
kepada Allah dan Roh KudusNya.
Dalam memberikan illustrasi, kita mestinya memberikan
ajaran Kitab Suci dulu, dan baru setelah itu, untuk memperjelasnya kita menggunakan
illustrasi. Tetapi mereka langsung loncat pada illustrasi, tanpa dasar Kitab
Suci, dan ini jelas salah.
3. Allah
memang hadir di surga, tetapi Ia juga hadir dimana-mana. Tidak ada tempat
dimana Allah tidak ada.
·
1Raja 8:27 - “Tetapi benarkah Allah hendak diam di atas bumi? Sesungguhnya
langit, bahkan langit yang mengatasi segala langitpun tidak dapat memuat
Engkau, terlebih lagi rumah yang kudirikan ini”.
·
Maz 139:1b,5-10 - “(1b) TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; ... (5) Dari
belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tanganMu ke
atasku. (6) Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak
sanggup aku mencapainya. (7) Ke mana aku dapat pergi menjauhi rohMu, ke mana
aku dapat lari dari hadapanMu? (8) Jika aku mendaki ke langit, Engkau di
sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau.
(9) Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut,
(10) juga di sana tanganMu akan menuntun aku, dan tangan kananMu memegang aku”.
Perhatikan bahwa subyek dari pembicaraan ini adalah
‘TUHAN’ atau YAHWEH (ay 1b). Selanjutnya text ini sangat menekankan
kemaha-adaan dari Allah / YAHWEH tersebut.
*
Ay 5nya mengatakan bahwa
YAHWEH itu mengurung pemazmur dari depan dan dari belakang.
*
Ay 7a memang bicara
tentang ‘rohMu’,
yaitu Roh dari YAHWEH, atau Roh Kudus, tetapi ay 7b berkata ‘kemana aku dapat pergi dari hadapanMu?’, dimana kata ‘Mu’ pasti menunjuk kepada YAHWEH. Jadi ini lagi-lagi
menunjukkan kemaha-adaan dari Allah / YAHWEH.
*
Dalam ay 8-10, kata ‘Engkau’ dan ‘Mu’ lagi-lagi pasti
menunjuk kepada Allah / YAHWEH, dan karena itu jelas menyatakan kemaha-adaan
dari Allah / YAHWEH.
·
Yes 57:15
- “Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang
bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus namaNya: ‘Aku bersemayam di
tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan
untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk”.
Yes 57:15 ini digunakan oleh Saksi-Saksi Yehuwa,
tetapi ayat ini hanya mereka soroti sebagian (yang digaris-bawahi), sedangkan sebagian
yang lain mereka abaikan (yang dicetak miring). Bagian yang mereka abaikan itu
jelas menunjukkan bahwa Allah bukan hanya ada di surga, tetapi juga bersama
dengan orang-orang yang remuk dan rendah hati, dan itu berarti ada di bumi, dan
bahkan di banyak tempat di bumi!
·
Yes 66:1 - “Beginilah firman TUHAN: Langit adalah takhtaKu dan bumi
adalah tumpuan kakiKu; rumah apakah yang akan kamu dirikan bagiKu, dan
tempat apakah yang akan menjadi perhentianKu?”.
·
Yer 23:23-24 - “(23) Masakan Aku ini hanya Allah yang dari dekat,
demikianlah firman TUHAN, dan bukan Allah yang dari jauh juga? (24)
Sekiranya ada seseorang menyembunyikan diri dalam tempat persembunyian, masakan
Aku tidak melihat dia? demikianlah firman TUHAN. Tidakkah Aku memenuhi
langit dan bumi? demikianlah firman TUHAN”.
·
Kis 17:27-28 - “supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan
menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing. Sebab di
dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga
dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga”.
Kita tidak perlu merasa menghina Allah, kalau kita
mengatakan bahwa Allah ada dimana-mana, bahkan di tempat-tempat yang kotor
(got, tempat sampah, dsb), dan di neraka sekalipun!
Ada orang yang bertanya: ‘Where is God?’ (=
Dimanakah Allah?) yang lalu dijawab dengan pertanyaan: ‘Where is He not?’
(= Dimana Ia tidak ada?).
4. Dalam
kutipan di atas, Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan bahwa Allah ada di surga, dan
untuk melakukan apapun Ia hanya mengirimkan Roh KudusNya / tenaga aktifNya
untuk melakukan apapun yang Ia kehendaki.
Tetapi ini jelas bertentangan dengan Kitab Suci, karena
dalam Kitab Suci sering dikatakan Allah datang / pergi, turun / naik, berjalan-jalan
/ ada di bumi, dan sebagainya. Misalnya:
·
Kej 3:8-10 - “(8) Ketika
mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman
itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu
terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman. (9) Tetapi TUHAN
Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: ‘Di manakah engkau?’ (10)
Ia menjawab: ‘Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini,
aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.’”.
·
Kej 11:5-7 - “(5) Lalu turunlah
TUHAN untuk melihat kota dan menara yang didirikan oleh anak-anak manusia
itu, (6) dan Ia berfirman: ‘Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa untuk
semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari sekarang apapun juga
yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana. (7) Baiklah
Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka, sehingga mereka
tidak mengerti lagi bahasa masing-masing.’”.
·
Kej 18:21 - “Baiklah
Aku turun untuk melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan
seperti keluh kesah orang yang telah sampai kepadaKu atau tidak; Aku hendak
mengetahuinya.’”.
·
Kej 18:33
- “Lalu pergilah TUHAN, setelah
Ia selesai berfirman kepada Abraham; dan kembalilah Abraham ke tempat tinggalnya”.
Catatan: bahwa Ia ‘pergi’, jelas menunjukkan bahwa tadinya Ia ‘datang’.
·
Kel 19:9,11,17-18 - “(9)
Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: ‘Sesungguhnya Aku akan datang kepadamu
dalam awan yang tebal, dengan maksud supaya dapat didengar oleh bangsa itu apabila
Aku berbicara dengan engkau, dan juga supaya mereka senantiasa percaya
kepadamu.’ Lalu Musa memberitahukan perkataan bangsa itu kepada TUHAN. ... (11)
Menjelang hari ketiga mereka harus bersiap, sebab pada hari ketiga TUHAN
akan turun di depan mata seluruh bangsa itu di gunung Sinai. ... (17) Lalu
Musa membawa bangsa itu keluar dari perkemahan untuk menjumpai Allah dan
berdirilah mereka pada kaki gunung. (18) Gunung Sinai ditutupi seluruhnya
dengan asap, karena TUHAN turun ke atasnya dalam api; asapnya membubung
seperti asap dari dapur, dan seluruh gunung itu gemetar sangat”.
·
Kel 34:28
- “Dan Musa ada di sana bersama-sama
dengan TUHAN empat puluh hari empat puluh malam lamanya, tidak makan roti
dan tidak minum air, dan ia menuliskan pada loh itu segala perkataan
perjanjian, yakni Kesepuluh Firman”.
·
Hak 13:20 - “Sedang nyala
api itu naik ke langit dari mezbah, maka naiklah Malaikat TUHAN dalam
nyala api mezbah itu. Ketika Manoah dan isterinya melihat hal ini, sujudlah
mereka dengan mukanya sampai ke tanah”.
Catatan:
*
‘Malaikat TUHAN’ ini adalah Allah sendiri (ay
21-22).
*
Kalau
di sini dikatakan Ia naik, pasti tadinya Ia turun dulu.
Memang sebetulnya, kalau dalam Kitab Suci dikatakan Allah
datang, pergi, turun, naik, dsb., itu semua lagi-lagi hanyalah merupakan bahasa
Anthropomorphisme (= bahasa yang menggambarkan Allah seakan-akan Ia adalah
manusia). Kemaha-adaan Allah tidak membutuhkan untuk ‘pergi’, ‘datang’, ‘naik’,
‘turun’ dan sebagainya. Semua ini digunakan hanya untuk menyesuaikan dengan
kapasitas otak kita yang terbatas.
5. Pandangan
Louis Berkhof tentang pandangan seperti ini.
Louis Berkhof: “the
Deistic conception that God is indeed present in creation per potentiam (with
His power), but not per essentiam et naturam (with His Being and nature), and
acts upon the world from a distance. Though God is distinct from the world and
may not be identified with it, He is yet present in every part of His creation,
not only per potentiam, but also per essentiam” [=
pengertian yang bersifat Deisme bahwa Allah itu memang hadir dalam ciptaan per potentiam
(dengan kuasaNya), tetapi tidak per essentiam et naturam (dengan keberadaan dan hakekatNya), dan
bertindak pada dunia ini dari jarak jauh. Sekalipun Allah itu berbeda dari
dunia dan tidak boleh disamakan dengannya, tetapi Ia hadir di setiap bagian
dari ciptaanNya, bukan hanya per
potentiam (dengan kuasaNya),
tetapi juga per
essentiam (dengan
hakekatNya)] - ‘Systematic Theology’, hal
61.
Kesimpulan:
argumentasi Saksi-Saksi Yehuwa dalam hal ini sangat lemah! Karena itu, ini
merupakan titik yang harus kita serang dalam perdebatan / berargumentasi.
email
us at : gkri_exodus@lycos.com