oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
I. Penjelasan tentang ay 2-9.
Kalau dilihat sepintas lalu, maka ay 2-9 itu kelihatannya adalah doa Yunus di dalam perut ikan itu:
Karena itu, dari
doa syukur ini kita bisa mempelajari pengalaman Yunus ketika ia berada
di dalam perut ikan.
II. Apa yang dialami Yunus di dalam perut ikan.
Orang-orang Liberal, yang kurang / tidak menghormati otoritas dari Kitab Suci sebagai Firman Tuhan, menganggap ini sebagai sesuatu yang mustahil dan karena itu mereka menganggap bahwa ini hanyalah suatu perumpamaan atau illustrasi.
Tetapi Yun 1:17 dan Yun 2:1,10 tidak menunjukkan bahwa itu adalah suatu perumpamaan atau illustrasi. Demikian pula ketika Yesus menggambarkan peristiwa Yunus, Ia tidak menggambarkannya sebagai suatu perumpamaan / illustrasi, tetapi sebagai sesuatu yang betul-betul terjadi (Mat 12:39-41).
Karena ini adalah sesuatu yang betul-betul terjadi, ini jelas merupakan suatu penderitaan hebat bagi Yunus. Bayangkan gelapnya, kotornya, baunya, dan pengapnya keadaan dalam perut ikan itu.
2. Keadaan tanpa harapan.
Memang, kalau kita taat kepada Tuhan, kita juga akan menderita karena serangan setan. Tetapi dalam penderitaan itu Tuhan menyertai kita dan akan menolong kita, sehingga kita dapat menanggungnya.
Tetapi kalau kita menderita karena tidak taat kepada Tuhan, penderitaan itu datang sebagai hajaran dari Tuhan, sehingga tidak ada yang bisa menolong kita dan kita akan merasakan penderitaan itu sebagai sesuatu yang tidak bisa kita tanggung.
Tetapi bagaimanapun juga, semua hajaran ini diberikan oleh Tuhan, bukan karena Ia benci kepada Yunus, tetapi justru karena Ia cinta kepada Yunus dan karena Ia ingin Yunus bertobat melalui penderitaan itu. Bandingkan dengan ayat-ayat di bawah ini
Maz 119:67 - "Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janjiMu".
Maz 119:71 - "Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapanMu".
Maz 119:75 - "Aku tahu, ya TUHAN, bahwa hukum-hukumMu adil, dan bahwa Engkau telah menindas aku dalam kesetiaan".
III. Tindakan Yunus selanjutnya.
Dalam ay 9 ia bernazar kepada Tuhan bahwa ia akan mentaati perintahNya, dan akhirnya ia betul-betul melakukannya (3:1-3). Ini adalah langkah yang bijaksana!
Pada waktu saudara bertentangan dengan kehendak Tuhan, saudara mungkin berharap supaya Tuhan yang berubah. Tetapi ini tidak mungkin! Ia tidak akan berubah, karena Ia memang tidak bisa berubah! Bandingkan Yun 1:1-2 dengan Yun 3:1-2 dan perhatikan: apakah Tuhan berubah? Tidak! Saudara yang harus berubah / bertobat!
Illustrasi:
Sebuah kapal sedang berlayar pada suatu malam dengan cuaca buruk. Dari kejauhan tampak sebuah lampu yang kelihatannya berasal dari ‘kapal’ lain yang sedang menuju ke arah kapal itu. Untuk menghindari tabrakan, kapten kapal lalu memerintahkan untuk mengirim pesan ke ‘kapal’ itu, yang berbunyi: ‘Beloklah 10 derajad ke utara’. Tetapi ‘kapal’ itu bukannya belok 10 derajad ke utara, tetapi sebaliknya mengirim pesan balasan: ‘Kamu yang belok 10 derajad ke selatan’. Kapten kapal itu jengkel, dan mengirim pesan lagi: ‘Saya kapten, kamu belok 10 derajad ke utara’. Pesan balasan: ‘Saya pelaut kelas satu, kamu belok 10 derajad ke selatan’. Kapten itu jadi sangat marah dan lalu mengirim pesan lagi: ‘Ini kapal perang; kamu belok 10 derajad ke utara’. Pesan balasan: ‘Dan ini mercu suar; kamu belok 10 derajad ke selatan’.
Saudara harus bertobat dulu, baru berdoa. Kalau saudara berdoa tanpa bertobat, maka berlakulah ayat-ayat seperti Amsal 28:9 Yes 59:1-2 Yes 1:10-20.
Tetapi sekalipun
seorang berdosa itu bertobat, tidak selalu mudah baginya untuk berdoa!
Seringkali setan lalu bekerja dengan berkata kepadanya bahwa Allah pasti
tidak mau menerimanya lagi. Hal ini juga terjadi pada diri Yunus (ay 4a)!
Tapi Yunus tidak putus asa! Apa yang dia lakukan?
Ay 4a adalah pikiran Yunus yang merupakan bujukan setan supaya Yunus tidak berdoa. Tetapi Yunus tidak mau menuruti pemikiran itu, dan ia mendebatnya dengan ay 4b.
Tetapi dalam ay 4b terdapat salah terjemahan! Seharusnya: ‘Tetapi aku akan memandang lagi baitMu yang kudus’ (NIV: ‘yet I will look again toward your holy temple’).
Jadi, dengan kata-kata dalam ay 4b itu, Yunus meneguhkan dirinya untuk tetap berdoa
Penerapan:
Kalau saudara berbuat dosa (apalagi dengan sengaja, dosa besar, dsb), maka pada waktu saudara sudah sungguh-sungguh bertobat sekalipun, bisa saja saudara masih takut untuk berdoa / berbakti kepada Tuhan / membaca Firman Tuhan, dsb. Saudara merasa Allah masih tidak mau menerima saudara, atau saudara merasa bahwa dosa saudara belum diampuni dsb. Itu adalah pikiran dari setan! Jangan membiarkan pikiran semacam itu ada dalam kepala saudara! Saudara harus mendebat pikiran itu! Saudara bisa menggunakan ayat-ayat Firman Tuhan untuk itu, misalnya: Ro 8:1 Ro 5:8-10 1Yoh 1:9 dsb.
Penerapan:
Kalau saudara mengalami hal seperti ini, saudara bisa mengingat:
Ay 9: tentang agamanya sendiri.
Dengan ini Yunus hendak menyakinkan dirinya bahwa agama yang ia pilih itu benar, sedangkan agama lain itu sia-sia / salah. Atau dengan kata lain, ia berpikir: ‘Masakan saya tak diterima oleh Tuhan, padahal saya ikut agama yang benar / saya datang kepada Tuhan dengan cara yang benar?’.
Penerapan:
Saudara bisa juga membandingkan kristen dengan agama lain. Semua agama lain berdasarkan perbuatan baik, tetapi kristen mengajarkan: saudara diterima berdasarkan iman!! Jadi, jelas bukan karena saudara baik / saleh, maka saudara diterima oleh Tuhan!
Catatan:
Kalau saudara berdoa menggunakan ayat-ayat Kitab Suci, saudara tidak perlu
mengutipnya secara persis, yang penting artinya sama.
Pada waktu kita mau bertobat, sering ada halangan. Tetapi kita tidak boleh putus asa dan lalu berhenti dalam usaha kita! Kita harus terus bergumul sampai kita menang! Maukah saudara melakukannya? Tuhan beserta saudara!