Eksposisi Injil Yohanes
oleh: Pdt. Budi
Asali MDiv.
YOHANES 3:9-21
Ay 9:
Tentang
ketidak-mengertian Nikodemus ini, William Barclay berkomentar sebagai berikut:
“There
are two kinds of misunderstanding. There is the misunderstanding of the man
who misunderstands because he has not yet reached a stage of knowledge and of
experience at which he is able to grasp the truth. ... There is also the
misunderstanding of the man who is unwilling to understand; there is a failure
to see which comes from the refusal to see. A man can deliberately shut his
mind to truth which he does not wish to accept” (= ada 2 macam
kesalah-mengertian. Ada kesalah-mengertian dari orang yang salah mengerti
karena ia belum mencapai tingkat pengetahuan dan pengalaman dimana ia bisa
mengerti kebenaran. ... Ada juga kesalah-mengertian dari orang yang tidak mau
mengerti; ada kegagalan untuk melihat yang datang dari penolakan untuk melihat.
Seseorang bisa secara sengaja menutup pikirannya terhadap kebenaran yang tidak
ingin ia terima).
A. T. Robertson juga
memberi komentar yang serupa:
“There
are none so dull as those who will not see. Preoccupation prevents insight.
Literally one must often empty his mind to receive new truth” (= tidak ada
orang yang bodohnya seperti mereka yang tidak mau melihat. Pikiran yang sudah
terisi menghalangi pengertian. Secara hurufiah seseorang harus sering
mengosongkan pikir-annya untuk menerima kebenaran yang baru).
Penerapan:
·
kalau saudara mendengar / membaca suatu
pelajaran Firman Tuhan, dan saudara tidak mengerti, coba pikirkan: apakah saudara
betul-betul tidak mengerti, atau tidak mau mengerti / tidak mau melihat?
·
ini berlaku bukan hanya dalam pengertian
tentang Injil, tetapi juga kebenaran yang lain, seperti Doktrin Providence of God. Banyak orang tidak
mau menerima doktrin ini karena otaknya sudah dipenuhi dengan ajaran Arminian!
Ay 10-13:
1) Ay 10:
Ayat
ini, dan juga ay 12, jelas menunjukkan kecaman Yesus terhadap ketidak-percayaan
Nikodemus. Apapun alasannya, ketidak-percayaan adalah dosa!
2) Ay 11:
a) Kata ‘kami’ dalam ay 11 diartikan
bermacam-macam:
·
sama seperti orang Indonesia sering berkata
‘kami’ pada saat memak-sudkan hanya dirinya sendiri.
Keberatan
terhadap pandangan ini adalah: dalam awal ay 11 Ia masih menggunakan
‘Aku’, dan pada ay 12 Ia kembali menggunakan ‘Aku’. Kalau memang kebiasaan
untuk menggunakan kata ‘kami’ pada waktu memaksudkan dirinya sendiri itu ada,
maka Ia pasti akan terus menggunakan kata ‘kami’.
·
Yesus dan Bapa dan Roh Kudus (Allah
Tritunggal).
·
Yesus dan Yohanes Pembaptis.
·
Yesus dan nabi-nabi Perjanjian Lama.
·
Yesus dan murid-muridNya.
Saya
setuju pada pandangan yang terakhir ini.
b) Kata-kata
‘kami tahu’ dan ‘kami lihat’ dalam ay 11 ini dikatakan oleh Yesus untuk
menjamin bahwa apa yang Ia ajarkan tentang kelahiran baru tadi adalah benar.
c) Kata ‘kamu’
pada akhir ay 11 ada dalam bentuk jamak, dan menunjukkan bahwa bukan
hanya Nikodemus yang tidak percaya, tetapi juga orang Farisi / anggota
Sanhedrin yang lain.
3) Ay 12:
a) Kata ‘kamu’ di sini ada dalam
bentuk tunggal!
Ini
lagi-lagi menunjukkan bahwa dalam pemberitaan Injil / Firman Tuhan, kita perlu
mempribadikan ajaran kita kepada orang yang mendengarnya!
b) ‘Hal-hal
duniawi’ menunjuk pada ajaran tentang kelahiran baru yang baru saja diajarkan
oleh Yesus. Disebut ‘hal-hal duniawi’ karena terjadi di dunia, atau karena baru
diilustrasikan dengan hal duniawi, yaitu angin (ay 8).
c) ‘Hal-hal
surgawi’ bisa menunjuk pada:
·
ajaran yang lebih tinggi dari kelahiran baru.
·
ketetapan kekal tentang penebusan.
·
jawaban terhadap pertanyaan ‘bagaimana’ dalam
ay 9.
Yang manapun yang benar, ini jelas menunjukkan
adanya ajaran yang sangat sukar!
Penerapan:
Apakah
saudara adalah orang yang maunya hanya mempelajari hal-hal yang gampang, dan
tidak mau mempelajari hal-hal yang sukar dalam Kitab Suci? Kalau ya, itu
berarti bahwa saudara hanya mau mempelajari sebagian Kitab Suci, padahal Tuhan jelas
menghendaki saudara mempelajari seluruh Kitab Suci (bdk. Kis 20:27)! Ingat
juga bahwa bayi yang terus-menerus hanya diberi susu, tidak mungkin tumbuh
dengan baik. Ia membutuhkan makanan keras (bdk. 1Kor 3:1-2 Ibr 5:11-14).
4) Ay 13:
a) Ada yang
menafsirkan ay 13 ini sebagai sesuatu yang bersifat figurative / kiasan. Jadi, ‘naik ke surga’ diartikan ‘hubungan /
persekutuan yang dekat dengan Allah’.
Tetapi
saya lebih setuju dengan kebanyakan penafsir yang berpendapat bahwa ay 13
ini harus diartikan secara hurufiah.
b) Kata-kata
‘tidak seorangpun yang telah naik ke sorga’ artinya adalah: tidak ada orang
yang naik ke sorga lalu kembali ke dunia untuk mengajar-kan hal-hal sorgawi (ay
12).
Jadi,
Henokh dan Elia juga tidak dikecualikan oleh ayat ini, karena mereka hanya naik
ke sorga tetapi tidak kembali ke dunia untuk mengajarkan hal-hal surgawi.
c) Yesus
tinggal di surga, dan lalu turun ke dunia. Karena itu, Ia adalah satu-satunya
yang bisa mengajarkan hal-hal surgawi.
d) Ay 13
(KJV): “And no man hath ascended up to
heaven, but he that came down from heaven, even the Son of man which is in
heaven” (= dan tidak seorangpun yang telah naik ke surga selain Dia
yang telah turun dari surga, yaitu Anak manusia yang ada di surga).
NKJV
dan footnote NIV memberikan terjemahan
yang mirip dengan terjemahan KJV ini.
Terjemahan
ay 13 ini bisa berbeda karena adanya perbedaan manuscript.
Kalau
kata-kata ‘which / who is in heaven’
itu memang ada dalam auto-graph (=
Kitab Suci asli) nya, maka itu menunjukkan bahwa Yesus turun dari surga, tanpa
meninggalkan surga. Ini menunjukkan kemaha-adaan Yesus!
Agustinus:
“Born of a mother, not quitting the Father” (= lahir dari
seorang ibu, tidak meninggalkan Bapa).
Leon
Morris: “The incarnation
represents not a diminution of His functions, but an addition to them” (= inkarnasi
tidak menunjukkan / menggambarkan pengurangan fungsi-fungsi /
pekerjaan-pekerjaanNya, tetapi suatu penambahan terhadap fungsi-fungsi / pekerjaan-pekerjaanNya).
Ay 14-15:
1) Ay 14-15
ini berhubungan dengan Bil 21:4-9.
2) ‘Anak
Manusia harus ditinggikan’:
a) Calvin
mengatakan bahwa istilah ‘ditinggikan’ tidak menunjuk pada penyaliban Yesus. Ia
berkata bahwa peninggian Yesus analog dengan peninggian ular tembaga, yaitu
supaya dilihat banyak orang. Karena itu ia berpendapat bahwa peninggian Yesus
menunjuk pada pemberitaan Injil.
Tetapi
saya lebih setuju dengan pandangan dari mayoritas penafsir yang mengatakan
bahwa peninggian Yesus ini menunjuk pada penyaliban Yesus, karena itulah arti
yang diberikan oleh Yohanes sendiri tentang istilah ‘ditinggikan’ ini (Yoh 8:28
12:32-34).
b) Bahwa di
sini dikatakan ‘Anak Manusia harus ditinggikan’ menunjukkan bahwa salib
bukanlah salah satu obat, tetapi satu-satunya obat.
Seperti
dikatakan oleh William Hendriksen: “Not a remedy,
but the only remedy” (= bukan suatu obat, tetapi satu-satunya obat).
c) Sekalipun di
sini istilah ‘ditinggikan’ itu menunjuk pada penyaliban Kristus, tetapi Kitab
Suci juga menggunakan istilah itu untuk menunjuk pada pemuliaan Kristus,
seperti dalam Kis 2:33
5:31 Fil 2:9.
Tentang hal ini William Barclay memberikan komentar sebagai
berikut:
“There was a double lifting up in Jesus’s life - the
lifting on the Cross and the lifting into glory. And the two are inextricably
connected. The one could not have happened without the other. For Jesus the
Cross was the way to glory; had he refused it, had he evaded it, had he taken
steps to escape it, as he might so easily have done, there would have been no
glory for him. It is the same for us. We can, if we like, choose the easy way;
we can, if we like, refuse the cross that every Christian is called to bear;
but if we do, we lose the glory. It is an unalterable law of life that if there
is no cross, there is no crown” (= ada peninggian dobel dalam kehidupan
Yesus - peninggian pada salib dan peninggian ke dalam kemuliaan. Dan keduanya
berhubungan secara tak bisa dilepaskan. Yang satu tidak akan bisa terjadi
tanpa yang lain. Untuk Yesus, salib adalah jalan menuju kemuliaan; andaikata Ia
menolaknya, andaikata ia mengambil langkah untuk menghindarinya, yang dengan
mudah bisa Ia lakukan, maka tidak akan ada kemuliaan bagi Dia. Sama halnya
dengan kita. Kita bisa, kalau kita mau, memilih jalan yang mudah; kita bisa,
kalau kita mau, menolak salib yang harus dipikul oleh setiap orang kristen;
tetapi kalau kita melakukan hal itu, kita kehilangan kemuliaan. Merupakan
suatu hukum kehidupan yang tidak bisa berubah bahwa kalau tidak ada salib,
tidak ada mahkota).
3) Cara untuk mendapatkan keselamatan
memang sangat mudah!
Ay 14-15
menunjukkan bahwa kalau pada jaman Musa orang yang digigit ular bisa mendapat
kesembuhan dengan sangat mudah, yaitu dengan hanya memandang pada ular tembaga,
maka pada jaman sekarangpun orang bisa mendapatkan keselamatan dari dosa dengan
sangat mudah, yaitu hanya dengan percaya kepada Yesus!
Tetapi
sayang sekali bahwa justru karena caranya begitu mudah, ada banyak orang yang
lalu meremehkan / menolak cara ini!
Ay 16-21:
Ada penafsir yang
beranggapan bahwa bagian ini sudah bukan merupakan kata-kata Yesus, tetapi
kata-kata rasul Yohanes (penulis Injil Yohanes), tetapi kebanyakan penafsir
beranggapan bahwa bagian ini masih merupakan kata-kata Yesus.
1) Ay 16:
a) Allah mengasihi dunia.
·
Ini diucapkan untuk menentang pandangan Yahudi
yang mengatakan bahwa Allah hanya mengasihi orang Yahudi saja.
·
Agustinus: “God loves each one of us as if there was only one of us
to love” (= Allah mengasihi setiap orang di antara kita seakan-akan
disana hanya ada satu orang untuk dicintai).
b) Kasih Allah
kepada dunia itu diwujudkan dengan Ia mau memberikan AnakNya yang tunggal,
sebagai korban untuk menebus dosa dunia (bdk. kasih Abraham kepada Allah
sehingga mau mempersembahkan Ishak - Kej 22).
Penerapan:
Pada
waktu mengalami penderitaan / kesukaran apapun, ingatlah bahwa Allah rela
memberikan AnakNya yang tunggal bagi saudara, dan tetaplah percaya akan
kasihNya kepada saudara!
c) Kata-kata
‘setiap orang yang percaya’ diucapkan lagi-lagi untuk menentang pandangan
Yahudi yang mengatakan bahwa hanya orang Yahudi yang akan selamat. Dengan
kata-kata ini jelaslah bahwa orang non Yahudi yang percaya akan selamat, dan
sebaliknya, orang Yahudi yang tidak percaya tidak akan selamat.
d) Kata
‘binasa’ bukan hanya menunjuk pada kematian, tetapi pada perpi-sahan kekal
dengan Allah (2Tes 1:9), dan pada hukuman kekal di neraka
(Wah 20:10,15 21:8 Mat 25:46).
e) ‘Hidup yang
kekal’.
·
Kata ‘hidup’ kontras dengan ‘binasa’.
·
Kata ‘kekal’ di sini sebetulnya menjamin bahwa
keselamatan tidak mungkin hilang. Allah bukan memberikan hidup bersyarat,
tetapi hidup yang kekal (bdk. Yoh 10:28 11:25-26).
2) Ay 17-18:
a) Ay 17
diucapkan lagi-lagi untuk menentang pandangan Yahudi yang mengatakan bahwa
Mesias akan datang untuk menghukum dan menghancurkan orang-orang kafir / non
Yahudi.
b) Ay 17
ini mengajar bahwa kedatangan Yesus yang pertama bukan untuk menghakimi, tetapi
untuk menyelamatkan.
Tetapi
mengapa ada ayat-ayat seperti Yoh 9:39 Luk 2:34
1Pet 2:7? Karena sekalipun Ia datang untuk memberi keselamatan,
tetapi orang-orang menolakNya sehingga mereka akan mendapat hukuman / penghakiman
(ay 18).
Barclay
memberi illustrasi sebagai berikut: kalau kita mengajak seseorang untuk nonton concert (= pagelaran musik). Tujuan kita
supaya orang itu bisa senang. Tetapi ternyata orang itu tidak senang musik,
sehingga selama dalam concert itu ia
malah jadi sumpek / menderita.
c) Ay 18 mengatakan bahwa:
·
orang yang percaya (kepada Yesus) tidak akan
dihukum (bdk. Ro 8:1).
·
orang yang tidak percaya kepada Yesus sudah
ada di bawah hukuman (bdk. ay 36).
Ini
menunjukkan bahwa sejak lahir semua orang ada di bawah murka / hukuman Allah,
dan hanya bisa bebas kalau percaya kepada Yesus.
Illustrasi:
Seorang
yang anti kristen bertemu dengan seorang anak sekolah minggu, dan ia menggoda
anak itu dengan bertanya: ‘Nak, mana jalan menuju neraka?’. Entah apa yang
didengar oleh anak itu (rupanya ia salah dengar), tetapi ia menjawab: ‘Teruskan
saja jalanmu, engkau dengan sendirinya akan sampai disana’.
Tanpa
disadari, anak itu memberikan jawaban yang tepat! Semua orang, kalau mereka
meneruskan jalan yang sudah mereka tempuh sejak lahir (tanpa mau percaya kepada
Yesus), dengan sendirinya akan sampai di neraka!
Jadi,
untuk bisa masuk ke neraka, saudara tidak perlu membunuh, berzinah, menyembah
berhala, menghujat Allah, atau melakukan dosa-dosa lain lebih dulu. Dengan
meneruskan begitu saja hidup saudara selama ini dan tidak datang kepada Yesus,
maka saudara akan secara otomatis masuk ke neraka. Sebaliknya, kalau saudara
mau masuk ke surga, saudara harus datang dan percaya kepada Yesus sebagai
Juruselamat dan Tuhan.
3) Ay 19-21:
a) Ay 19: ‘inilah hukuman itu’.
Ada
yang menafsirkan artinya adalah: ‘inilah alasan mengapa mereka dihukum’.
Tetapi
bisa juga ditafsirkan persis seperti kata-kata ay 19 itu, karena Allah
bisa menghukum manusia berdosa dengan membiarkannya mencintai dosa dan lari ke
dalam dosa (seperti dalam Ro 1:24-32).
b) Ay 19-21
menunjukkan kontras antara orang kristen / percaya dengan orang non kristen /
tak percaya.
·
orang percaya akan mencari dan datang kepada
terang.
·
orang yang tidak percaya membenci terang dan
tidak mau datang pada terang, supaya kejahatannya tidak tampak.
Penerapan:
Apakah
saudara senang pada Firman Tuhan atau justru menjauhi Firman Tuhan, supaya dosa
saudara tidak kelihatan?
Kalau
ada orang yang saleh, apakah saudara senang dekat dengan dia, atau sebaliknya
saudara merasa tidak enak dekat dengan dia, karena hal itu akan menunjukkan
kejelekan saudara?
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com