Eksposisi Injil Yohanes
oleh: Pdt. Budi
Asali MDiv.
YOHANES 4:19-26
Ay 19-20:
1) Bahwa Yesus
bisa tahu tentang dosa-dosanya, menyebabkan perempuan Samaria itu menganggap
Yesus sebagai nabi (ay 19). Ini merupakan langkah yang penting, karena
menerima Yesus sebagai nabi berarti mau mendengar dan percaya pada ajaran
Yesus. Dan hal ini akhirnya menyebabkan perempuan itu mempercayai kata-kata
Yesus bahwa Ia adalah Mesias / Kristus (ay 25,26,29).
Penerapan:
·
Ada orang yang mau menerima Yesus sebagai
nabi, tetapi tidak mau belajar dari Yesus. Ini hanya penerimaan yang ada di
mulut saja! Kalau saudara betul-betul menerima Yesus sebagai nabi, dengarkanlah
dan percayalah ajaran dari Yesus!
·
Kalau saudara mempercayai dan menerima Yesus
sebagai nabi, maka saudara harus mau belajar dan menerima / tunduk pada firman
Tuhan, yang merupakan ajaran dari Yesus (baik langsung maupun melalui nabi /
rasul). Hanya kalau saudara ada dalam keadaan seperti ini maka saudara bisa
mendapatkan pengenalan yang benar tentang diri Yesus, dan bahkan mempunyai
hubungan pribadi dengan Yesus.
2) Ay 20:
a) ‘nenek moyang kami’.
Siapa
yg dimaksud dg ‘nenek moyang kami’? Ada 2 pandangan:
·
‘nenek moyang kami’ disini adalah Abraham,
Ishak dan Yakub.
·
‘nenek moyang kami’ disini adalah orang-orang
Samaria.
Saya
lebih setuju dengan pandangan yang kedua, karena dalam ay 20 ini ‘nenek
moyang kami’ dikontraskan dengan ‘kamu’, yang jelas menunjuk kepada orang
Yahudi.
b) Tempat ibadah yang benar.
Ada
2 kemungkinan mengapa perempuan Samaria itu membicarakan tempat ibadah yang
benar:
·
Perempuan ini membicarakan tempat ibadah
karena ia mau mengalihkan pembicaraan dari dosa-dosanya.
Kalau
ini benar, maka lagi-lagi ini menunjukkan bahwa ia tidak senang membicarakan dosa-dosanya.
Penerapan:
Kalau
saudara mendengar firman Tuhan, dan pengkhotbah sedang membicarakan dosa yang
saudara lakukan, apakah saudara punya kecenderungan untuk mengalihkan pikiran
saudara kepada hal-hal lain? Mungkin saudara berpikir bahwa dari pada mendengar
teguran dosa, yang akan membuat saudara mempunyai perasaan bersalah, lebih baik
melamun saja! Sebagai orang kristen saudara harus berusaha mengatasi /
mengalahkan kecenderungan / pikiran seperti ini dalam diri saudara.
·
Perempuan itu membicarakan tempat ibadah,
karena setelah sadar akan dosanya, ia mau memberi korban penghapus dosa. Tetapi
ia tidak tahu dimana tempat yang benar untuk melakukan hal itu. Orang Samaria
berbakti di gunung Gerizim, sedangkan orang Israel / Yahudi berbakti di Yerusalem.
Ia ingin tahu yang mana yang benar, dan ia menanyakannya kepada Yesus.
Catatan:
Perlu
diketahui bahwa sebelum jaman Musa, maka tempat ibadah kepada Tuhan belum
ditetapkan, dan karena itu orang boleh beriba-dah di mana-mana. Tetapi sejak
jaman Musa, Tuhan menetapkan satu tempat ibadah tertentu (Ul 12:8-14).
Karena
itu ‘nenek moyang’ perempuan Samaria itu berdosa dengan menyembah Allah di
gunung Gerizim. Dengan mengikuti tradisi yang salah itu, perempuan Samaria itu
juga berdosa. Jadi ‘nenek moyang’ tidak bisa dipakai sebagai perisai.
Penerapan:
Karena
itu jangan asal tiru, baik dari nenek moyang maupun dari gereja lain atau dari
siapapun juga.
Contoh
orang kristen yang asal tiru:
¨
melihat ada gereja yang berdoa dengan iringan
musik, langsung meniru tanpa menyelidiki apakah hal itu sesuai dengan Kitab
Suci atau tidak.
¨
melihat bahwa saat ini sedang musimnya orang
kristen ‘tertawa dalam roh / berbahasa roh’, maka banyak orang kristen kepingin
dirinya juga demikian.
¨
melihat bahwa saat ini banyak orang pergi ke
Toronto, maka banyak orang kristen ikut-ikutan pergi ke sana, tanpa mempelajari
apakah Toronto Blessing itu
alkitabiah atau tidak!
Kalau
saudara mau meniru, tirulah firman Tuhan / kehidupan Yesus!
Ay 21-24:
1) ‘Saatnya
akan tiba’ (ay 21).
Bandingkan
dengan ay 23 yang berbunyi: ‘Saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang’.
Ini
bukan kontradiksi, tetapi merupakan kebiasaan saat itu untuk menunjuk pada masa
transisi. Jadi, sistim ibadah Perjanjian Lama, yang menekankan hal-hal
lahiriah, sedang mulai dihapuskan.
2) ‘kamu
menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal’ (ay
22a).
a) Ini
jelas menunjukkan bahwa ibadah / agama harus disertai pengenalan / pengetahuan
/ pengertian yang benar!
Calvin:
“Unless there be knowledge, it is not God
that we worship, but a phantom or idol” (= kecuali ada pengetahuan / pengertian,
maka bukan Allah yang kita sembah, tetapi setan atau berhala).
Calvin
berkata lagi:
“if we wish our religion to be approved by God, it must
rest on knowledge obtained from His word” (= kalau kita menginginkan supaya agama
kita direstui oleh Allah, maka agama itu harus bersandar pada pengetahuan yang
didapatkan dari firmanNya).
Penerapan:
·
kalau saudara adalah orang yang menekankan
ibadah / kebaktian, atau orang yang menekankan agama, maka saudara harus rajin
belajar firman Tuhan! Adalah sia-sia kalau saudara hanya rajin beribadah /
berbakti, tetapi saudara tidak mengerti firman Tuhan dengan baik. Ingat bahwa
tidak dalam setiap kebaktian diajarkan firman Tuhan yang baik!
·
gereja yang tidak menekankan pengajaran firman
Tuhan, pada hakekatnya tidak mengarahkan jemaatnya untuk beribadah kepada
Allah!
b) Mengapa
orang Samaria dikatakan tidak mengenal Allah? Karena mereka memotong Kitab Suci
/ Firman Tuhan. Dari seluruh Perjanjian Lama mereka hanya mengakui / menerima Pentateuch (= 5 kitab Musa, yaitu
Kejadian - Ulangan).
Penerapan:
·
terimalah seluruh Kitab Suci, dan pelajarilah
seluruh Kitab Suci! Jangan ada bagian tertentu yang dianak-tirikan! Jangan
hanya menyoroti bagian tertentu dan mengabaikan bagian yang lain!
·
menambahi maupun mengurangi Kitab Suci membuat
kita tidak mengenal Allah, atau mengenal Allah secara salah! Karena itu hati-hatilah
dengan pengkhotbah yang mengurangi ataupun menambahi Kitab Suci! Orang Liberal
sering mengurangi Kitab Suci, khususnya bagian-bagian yang bersifat mujijat,
atau yang bertentangan dengan ‘toleransi beragama’. Orang Kharismatik sering
menambahi Kitab Suci dengan ajaran-ajaran yang semata-mata berdasarkan
pengalaman, bukan berdasarkan Kitab Suci.
3) ‘sebab
keselamatan datang dari bangsa Yahudi’ (ay 22b).
Ada
2 penafsiran tentang bagian ini:
a) Keselamatan
disini menunjuk pada Kristus / keselamatan dalam Kristus. Perlu diingat bahwa
Yesus adalah orang Yahudi.
Tetapi
penafsiran ini rasanya tidak cocok dengan kontexnya.
b) Ini menunjuk
pada keistimewaan yang diberikan oleh Allah kepada bangsa Yahudi, yaitu dengan
diberikannya Firman Tuhan kepada mereka (Ro 3:2), sehingga dari merekalah
pengertian yang benar tentang Allah / keselamatan bisa tersebar ke seluruh
dunia.
Bdk.
Yes 2:3 / Mikha 4:2.
Setelah
orang Yahudi menolak Kristus, maka hak istimewa ini dicabut.
4) Ay 23-24:
a) ‘Penyembah-penyembah benar’
(ay 23).
Secara
implicit ini menunjukkan adanya penyembah-penyembah yang salah / palsu.
Karena
itu jangan pernah berkata: agama / caranya berbeda tidak apa-apa, yang penting
tujuannya sama yaitu menyembah Allah. Allah bukan hanya menghendaki manusia
menyembah Dia, tetapi juga menghendaki supaya manusia menyembahNya dengan
benar. Untuk itu perhatikan ay 23b - ‘Bapa menghendaki
penyembah-penyembah demikian’.
Bagaimana
kita bisa menyembah Allah dengan benar? Syarat
pertama dan terutama yang harus saudara penuhi kalau saudara mau menjadi
seorang penyembah benar adalah: saudara harus menyembah Allah melalui Yesus
Kristus sebagai satu-satunya Pengantara antara Allah dan manusia (bdk.
Yoh 14:6 1Tim 2:5).
Kalau saudara menolak syarat ini, jangan pernah mimpi bisa menjadi penyembah
Allah yang benar!
Syarat
selanjutnya dibahas di bawah ini.
b) ‘menyembah dalam roh dan kebenaran’
(ay 23,24).
·
‘menyembah dalam roh’.
Ada
banyak orang kristen jaman ini yang menggunakan bagian ini sebagai dasar untuk
melakukan ‘acara penyembahan’ dalam kebaktian / persekutuan. Tetapi kalau kita
melihat kontex dimana ayat ini terletak, maka jelaslah bahwa bukan itu yang
dimaksud oleh Yesus!
Kata
‘menyembah dalam roh’ di sini dikontraskan dengan ‘menyembah secara lahiriah’.
Contoh
penyembahan yang lahiriah adalah:
*
penekanan tempat tertentu untuk ibadah, doa
dsb (dalam kontex ini jelas inilah yang dimaksud. Bdk. ay 21).
Dari
sini jelas bahwa:
Þ
orang kristen tidak punya tempat / kota suci.
Yerusalem,
maupun Israel / Kanaan bukan merupakan tempat suci bagi orang kristen!
Þ
orang kristen tidak harus berbakti di gedung
gereja.
Rumah,
restoran, ruang senam, lapangan, atau tempat manapun / apapun, boleh dipakai
sebagai tempat untuk berbakti.
Þ
pemberkatan pernikahan tidak harus dilakukan
di gedung gereja.
Þ
orang kristen tidak perlu pergi ke suatu
tempat tertentu (misalnya bukit doa) kalau mau berdoa. Memang kita harus
mencari tempat yang sunyi, tetapi bukan tempat tertentu.
Þ
orang kristen tidak perlu pergi ke tempat
tertentu untuk mendapat berkat tertentu. Karena itu adalah lucu kalau ada
banyak orang yang pergi ke Toronto untuk mendapatkan Toronto Blessing. Bandingkan dengan ajaran Kitab Suci sendiri yang
menunjukkan bahwa walaupun pencurahan Roh Kudus pertama kali terjadi di
Yerusalem, tetapi tidak ada keharusan pergi ke Yerusalem untuk mendapatkan Roh
Kudus.
*
external
worship (= penyembahan / ibadah lahiriah).
Yang
dimaksud di sini adalah orang yang berpandangan bahwa yang penting ia sudah
pergi ke gereja, dan sepanjang kebaktian tubuhnya ada di gereja. Bagaimana dan
dimana hati dan pikirannya pada saat itu, tidaklah terlalu jadi soal.
Ingat
bahwa sebetulnya yang penting adalah kesungguhan, semangat dan kasih dalam hati
si penyembah. Jadi kalau orang hanya sekedar muncul dan berbakti di gereja,
tetapi hati dan pikirannya tidak sungguh-sungguh berbakti, maka sebetulnya ia
tidak berbakti kepada Tuhan.
*
keharusan posisi tubuh tertentu dalam berdoa /
berbakti.
*
keharusan bagi orang yang berdoa / berbakti
untuk menghadap ke arah tertentu.
*
liturgi yang dilaksanakan dengan terlalu
ketat, sehingga tidak dijiwai. Demikian juga pembacaan doa / pengakuan iman
yang sekedar diucapkan oleh mulut. Ini banyak terdapat dalam gereja Protestan
dan Katolik.
Sebetulnya
dalam Perjanjian Lamapun ‘menyembah dalam roh’ juga ditekankan (bdk.
Yes 1:11-15
Yes 58:2-5
Maz 51:8,18-19), tetapi dalam Perjanjian Lama semua ini dibungkus
dengan hal-hal lahiriah sehingga kelihatannya bersifat daging / lahiriah. Bahwa
‘bungkus’ ini kelihatannya bersifat daging / lahiriah, terlihat dari:
à
Gal 4:9 yang menyebut ceremonial law dengan istilah ‘roh-roh
dunia yang lemah dan miskin’ (NIV: weak
and miserable principles).
à
Ibr 9:1 yang menyebut Bait Allah dengan
istilah ‘tempat kudus buatan tangan manusia’ (NIV: earthly sanctuary).
Calvin:
“The worship of the Law was spiritual in
its substance, but, in respect of its form, it was somewhat earthly and carnal” (= Penyembahan
/ ibadah dari hukum Taurat pada hakekatnya adalah rohani, tetapi, agak duniawi
dan bersifat daging kalau ditinjau dari bentuknya).
·
‘menyembah dalam kebenaran’.
Ini
perlu ditambahkan pada ‘menyembah dalam roh’, karena hanya benar secara batin
(yaitu ada kasih, kesungguhan dsb) belumlah cukup. Harus juga ada kebenaran,
seperti pemikiran / pengertian yang benar, kepercayaan yang benar, cara ibadah
yang benar dsb. Ini lagi-lagi
menekankan perlunya belajar Firman Tuhan!
·
‘menyembah dalam roh dan kebenaran’.
Ini
menunjukkan bahwa kedua hal ini harus diperhatikan.
Ada
orang yang tidak mempedulikan kedua hal ini. Mereka tidak mempunyai pengertian
yang benar, dan mereka juga tidak punya semangat dan kesungguhan.
Ada
juga orang yang hanya menekankan hanya salah satu saja seperti:
*
yang dipentingkan hanyalah kesungguhan dan
semangat; sedangkan kalau caranya / pengertiannya salah tidak apa-apa. Ini
sering ada pada orang Kharismatik / Pentakosta!
*
yang dipentingkan adalah pengertian dan cara
yang benar, tetapi dalam hati tidak ada semangat / kesungguhan maupun kasih.
Ini sering ada pada orang Protestan!
Saudara
termasuk yang mana? Maukah bertobat?
c) ‘Allah itu Roh’ (ay 24).
KJV:
God is a Spirit (= Allah
adalah suatu Roh). Ini salah terjemahan!
RSV/NIV/NASB/NKJV:
God is Spirit (= Allah adalah Roh).
Ay 25-26:
1) Ay 25:
Mengapa
perempuan Samaria ini tahu-tahu bicara tentang Mesias? Mungkin karena kata-kata
Yesus itu mengingatkan dia pada janji Tuhan tentang akan datangnya Mesias. Atau
mungkin perempuan Samaria itu tidak senang pada jawaban Yesus yang jelas
berpihak pada bangsa Yahudi, sehingga ia mau menantikan Mesias, yang menurutnya
akan memberikan jawaban yang benar.
2) Ay 26:
Pengakuan
Yesus kepada perempuan Samaria itu bahwa Dia adalah Mesias.
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com