Eksposisi Injil Yohanes
oleh: Pdt. Budi
Asali MDiv.
YOHANES 5:1-18
Ay 1-9:
1) Ay 1:
a) ‘Hari raya orang Yahudi’.
Tidak
diketahui dengan jelas hari raya apa yang dimaksudkan disini. Adalah sesuatu yang
mengherankan bahwa boleh dikatakan semua penafsir berusaha menebak-nebak hari
raya apa yang dimaksudkan disini, padahal ini sama sekali tidak berguna.
Penerapan:
Jangan
ingin tahu tentang hal-hal yang memang tidak diberitahukan oleh Kitab Suci!
b) ‘Yesus berangkat ke Yerusalem’.
·
Pergi ke Yerusalem pada hari raya merupakan
suatu ketaatan pada Firman Tuhan (bdk. Ul 16:16).
·
Bahwa di sini hanya dikatakan Yesus yang
pergi, tidak berarti bahwa murid-muridNya tidak ikut. Mereka tentu ikut, hanya
tidak diceritakan.
·
Kata ‘berangkat’ seharusnya adalah went up (= pergi ke atas / naik).
Yerusalem
memang letaknya lebih tinggi dari tempat-tempat yang lain.
Ini
lagi-lagi menunjukkan bahwa para penulis Kitab Suci, atau mungkin lebih tepat lagi
Roh Kudusnya, memperhatikan akurasi tulisannya dalam hal yang remeh seperti
letak geografis dsb. Karena itu kita harus mempercayai bahwa Kitab Suci itu inerrant (= tidak ada salahnya) dalam
hal-hal yang remeh sekalipun.
2) Ay 2-3a:
Dikatakan
bahwa ada ‘sejumlah besar’ orang sakit (ay 3a). Tetapi nanti akan terlihat
bahwa hanya 1 orang saja yang disembuhkan oleh Yesus. Ini menunjukkan bahwa
sekalipun Yesus pada saat-saat tertentu memang menyembuhkan semua orang sakit
yang datang kepadaNya, tetapi hal seperti itu tidak selalu Ia lakukan (bdk. Luk
5:15-16).
3) Ay 3b-4:
a) Ay 3b
mulai kata-kata ‘yang menantikan goncangan air kolam ...’ sampai dengan akhir
ay 4 seharusnya terletak dalam tanda kurung, karena bagian ini
diperdebatkan keasliannya.
Tidak
ada satupun dari manuscript kuno / manuscript yang dipercaya yang mempunyai
bagian ini, dan karenanya bagian ini dianggap sebagai suatu penambahan.
Kalau
bagian ini memang merupakan suatu penambahan, maka:
·
bagian dimana dikatakan bahwa ada malaikat
yang kadang-kadang menggoncangkan air kolam, tidak bisa diterima, karena tidak
didukung oleh bagian Kitab Suci yang lain.
Memang
mungkin saja goncangan itu disebabkan oleh malaikat, tetapi itu bukan sesuatu
yang pasti.
·
tetapi bahwa dikatakan bahwa kadang-kadang air
kolam itu goncang, dan orang yang pertama masuk ke kolam akan sembuh, tetap
bisa diterima sebagai sesuatu yang benar, karena didukung oleh ay 7.
b) Jelas
terlihat bahwa kolam ini memberikan suatu kesembuhan yang bersifat mujijat.
Banyak orang yang berusaha melogiskan hal ini dengan mengatakan bahwa di dasar
kolam itu ada zat-zat yang bisa memberikan kesembuhan, sehingga hanya kalau air
bergoncang, zat-zat itu naik ke atas, sehingga orang yang masuk ke kolam
menjadi sembuh.
Tetapi
penjelasan logis ini tak bisa menjelaskan:
·
apa yang menyebabkan airnya bergoncang?
·
mengapa hanya orang yang masuk pertama yang
sembuh?
Karena
itu, maka haruslah dipercaya bahwa di sini memang terjadi suatu mujijat.
c) Bahwa tidak
semua orang disembuhkan, tetapi hanya yang pertama masuk kolam pada waktu
airnya goncang, lagi-lagi menunjukkan bahwa Allah memang tidak biasanya
menyembuhkan seadanya orang!
Bdk.
Luk 4:25-27!
d) Dalam
ay 1 Yohanes menggunakan past tense
(= bentuk lampau). Dalam ay 2 ia menggunakan present tense (= bentuk sekarang), menunjukkan bahwa kolam itu
masih ada sampai saat ia menulis. Dalam ay 3-4 ia kembali menggunakan past tense (= bentuk lampau).
Adam
Clarke mengatakan bahwa ini menunjukkan bahwa pada saat Yohanes menulis, Allah
sudah tidak lagi menggunakan kolam itu untuk mengadakan mujijat penyembuhan.
Karena
itu, jangan pergi ke sana untuk mendapatkan kesembuhan.
4) Ay 5:
Dalam
ayat ini disebutkan bahwa orang itu sudah lumpuh selama 38 tahun. Ini untuk
mengajar kita bertekun! Penderitaan yang sudah lama kita alami, tidak berarti
tidak mungkin dibereskan, dan doa yang lama tidak dijawab, tidak berarti tidak
dijawab selama-lamanya.
5) Ay 6:
a) Pertanyaan
Yesus pada akhir ay 6 bukanlah suatu pertanyaan konyol. Jangan berpikir:
sudah jelas orang itu ingin sembuh, mengapa mesti ditanya? Ingat bahwa orang
itu sudah sakit selama 38 tahun, dan juga bahwa ia selalu kalah cepat dalam
berusaha masuk ke kolam kalau kolamnya bergoncang, sehingga bisa saja saat ini
ia sudah putus asa sehingga kehilangan harapannya untuk sembuh. Pertanyaan
Yesus ini bertujuan untuk membangkitkan pengharapan orang itu.
b) Ada
orang-orang yang menggunakan ayat ini untuk menekankan perlunya kehendak /
keinginan sebagai syarat mutlak terjadinya kesembuhan / mujijat / pembebasan
dari penderitaan. Tetapi saya berpendapat ini salah, karena sekalipun kehendak
/ keinginan seringkali sangat penting, tetapi ini bukan syarat mutlak.
Kadang-kadang
Yesus menekankan iman sebagai syarat (bdk. Mat 9:28- 29 Mat 13:53-58), dan pada saat yang
lain Ia menekankan kehendak / keinginan dari si sakit, tetapi kadang-kadang ia
tidak memberikan persyaratan apa-apa. Pada waktu Ia membangkitkan Lazarus,
jelas Ia tidak memberikan persyaratan apa-apa, karena Lazarus yang sudah mati
itu tentu tidak bisa beriman, menghendaki kebangkitannya, dsb.
6) Ay 7-9:
a) Sebutan ‘Tuhan’ dalam ay 7
oleh NIV diterjemahkan Sir (= tuan).
Memang
jelas bahwa orang itu belum mempercayai Yesus sebagai Tuhan, karena ia tidak
kenal Yesus (ay 13).
b) Ay 7 menunjukkan
bahwa disana tidak ada antri-antrian, tetapi ‘siapa cepat, dia yang dapat’.
Ini
menunjukkan keegoisan, atau sikap tidak mempedulikan orang lain. Memang pada
waktu kita menderita sering muncul sikap seperti ini, karena kita berpikir
bahwa kita sendiri sedang menderita, untuk apa memikirkan orang lain? Tetapi
ini adalah dosa, yang justru bisa menambah penderitaan kita!
Pada
waktu Yesus sedang menderita kesakitan di kayu salib, Ia justru memikirkan
orang-orang lain seperti:
·
orang yang menyalibkan Dia (Luk 23:34).
·
penjahat disebelahnya yang bertobat (Luk
23:43).
·
ibuNya (Yoh 19:25-27).
Maukah
saudara meneladaniNya?
Illustrasi:
Baru-baru
ini ada film di ANTEVE tentang sebuah pesawat terbang yang tercebur di laut / danau
es. Sebuah helikopter datang untuk menolong beberapa orang yang tercebur di air
es tersebut. Ada satu orang yang setiap kali menerima tali yang diturunkan oleh
helikopter, selalu memberikan tali itu kepada orang yang lain. Akhirnya pada
waktu semua yang lain sudah berhasil diselamatkan, dan helikopter kembali
untuk menolong dia, ternyata dia sudah mati tenggelam. Orang ini justru
mendahulukan orang lain dibandingkan dengan dirinya sendiri, sekalipun ia
sendiri sedang menderita luar biasa hebatnya.
c) Kata-kata
orang itu dalam ay 7 maksudnya adalah meminta Yesus menolongnya untuk
masuk ke kolam pada saat air bergoncang.
Dalam
ay 8-9 terlihat bahwa Yesus menjawab lebih dari yang ia harapkan / doakan
(bdk. Ef 3:20).
d) Kata-kata
‘pada saat itu juga’ menunjukkan bahwa kesembuhan itu terjadi seketika, bukan
proses.
Dalam
Kitab Suci, mujijat kesembuhan ilahi selalu terjadi seketika, kecuali dalam
Mark 8:22-26. Tetapi yang inipun prosesnya hanya beberapa detik, sehingga
sebetulnya tidak bisa dikatakan sebagai proses. Karena itu adalah aneh kalau
pada jaman ini ada kesembuhan ilahi yang terjadi secara proses.
e) Ada orang
yang menafsirkan ay 9 itu sebagai berikut: orang itu men-dengar kata-kata
Yesus dalam ay 8, dan lalu dengan iman ia berusaha mentaati Yesus. Imannya
inilah yang menyembuhkan dia.
Tetapi
cobalah baca ay 9 sekali lagi! Jelas sekali bahwa dalam ay 9
dikatakan bahwa orang itu sembuh dulu, baru mengangkat tilamnya dan berjalan.
Ay 10-18:
1) Ay 10:
a) Dalam
Yer 17:21-22 memang dikatakan bahwa pada hari Sabat orang tidak boleh
membawa barang-barang.
Apakah
itu berarti bahwa orang ini memang melanggar hukum hari Sabat dengan membawa
tilamnya? Dan apakah Yesus menyuruh orang itu melanggar hukum hari Sabat, dengan
menyuruh orang itu mengangkat tilamnya (ay 8)?
Ada
orang yang menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dengan ‘ya’, tetapi tetap
membenarkan Yesus dengan alasan bahwa Yesus adalah Tuhan atas hari Sabat
(Mat 12:8), dan karena itu berhak melanggar hukum hari Sabat. Ini salah
sama sekali! Memang Yesus adalah Tuhan atas hari Sabat, tetapi itu tidak boleh
diartikan bahwa Ia boleh melanggar hukum Sabat! Ingat bahwa Yesus datang justru
untuk menggenapi hukum Taurat (Mat 5:17) dan karena itu Ia takluk kepada Hukum
Taurat (Gal 4:4).
Sebetulnya
yang dilarang oleh Firman Tuhan dalam Yer 17:21-22 bukanlah membawa
seadanya barang, tetapi membawa barang dalam hubungan dengan pekerjaan (bdk.
Neh 13:15). Karena itu jelas bahwa orang itu tidak melanggar hukum hari
Sabat dengan membawa tilamnya dan Yesus tidak menyuruh orang itu melanggar
hukum hari Sabat dengan menyuruhnya membawa tilamnya.
Tetapi
orang-orang Yahudi mengextrimkan hukum Sabat tersebut dengan memberikan
peraturan yang mengatakan bahwa beban yang boleh dibawa seseorang pada hari
Sabat hanyalah seberat 2 buah ara kering. Karena itu maka mereka menegur orang
yang membawa tilamnya itu.
Penerapan:
Jaman
sekarang, di negara kita ini mungkin tidak ada orang kristen yang mengextrimkan
hukum hari Sabat seperti yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi pada jaman
Yesus. Tetapi yang sekarang banyak terdapat adalah extrim ke arah sebaliknya,
dengan tidak mempedulikan hukum hari Sabat yang ada dalam Kel 20:8-11,
yaitu:
·
tidak boleh melakukan pekerjaan sehari-hari.
·
harus berbakti kepada Tuhan.
·
tidak boleh mempekerjakan orang (pegawai,
pembantu rumah tangga).
Kalau
saudara termasuk orang seperti ini, saudara tidak lebih baik dari orang-orang
Yahudi saat itu.
b) Perhatikan
juga bahwa orang-orang Yahudi ini sama sekali tidak mempedulikan kesembuhan
yang telah terjadi atas orang itu. Mereka hanya peduli pada ‘pelanggaran’ yang
dilakukan oleh orang itu (bdk ay 12).
Ini
kontras sekali dengan orang yang baru disembuhkan itu, yang selalu menyoroti
kesembuhannya (ay 11,15).
2) Ay 11-13:
a) Orang itu
menjawab teguran dari orang-orang Yahudi dengan mengatakan bahwa orang yang
menyembuhkan dialah yang menyuruhnya mengangkat tilamnya (ay 11).
Ia
bukan bermaksud ‘menjual’ Yesus dengan kata-katanya ini! Maksudnya adalah: orang
yang bisa menyembuhkan aku pasti adalah orang hebat dan benar sehingga pasti
perintahnya benar.
Tapi,
kata-katanya ini tidak selalu benar. Bandingkan dengan Ul 13:1-5, yang
menunjukkan bahwa bisa saja seorang nabi palsu melakukan mujijat atau memberikan
nubuat yang terjadi dengan tepat, tetapi setelah itu mengajarkan hal yang
sesat. Karena itu jangan terlalu gampang percaya pada seseorang yang bisa
melakukan mujijat. Cocokkan dahulu ajarannya dengan Kitab Suci!
b) Orang-orang
Yahudi lalu menanyakan siapa orang yang menyuruhnya membawa tilamnya, tetapi
orang itu tidak kenal Yesus (ay 12-13).
3) Ay 14:
a) Mungkin
sekali orang itu pergi ke Bait Allah untuk memberikan korban syukur kepada
Allah atas kesembuhannya. Orang ini termasuk orang yang tidak lupa daratan /
tidak melupakan Tuhan, pada waktu menerima pertolongan / berkat Tuhan.
b) Kata-kata
Yesus ini menunjukkan bahwa orang itu menderita lumpuh selama 38 tahun itu
karena dosanya.
Ini
menunjukkan bahwa akibat / hukuman dosa bisa lama sekali dan menyakitkan.
Calvin:
“Thus, when we are incessantly pressed down
by new afflictions, we ought to trace this to our obstinacy” (= Jadi, kalau
kita tanpa ada hentinya ditekan oleh penderitaan-penderitaan yang baru, kita
harus melacaknya pada kebandelan kita). Bdk. Maz 32:9.
4) Ay 15-16:
a) Orang ini
tidak bermaksud jelek. Mungkin ia menceritakan hal itu kepada orang-orang
Yahudi hanya untuk mempopulerkan Yesus.
Perhatikan
bahwa ia tidak berkata bahwa Yesuslah yang menyuruhnya mengangkat tilamnya / melanggar
peraturan Sabat, tetapi ia berkata bahwa Yesuslah yang menyembuhkannya.
b) ‘berusaha menganiaya’ (ay 16).
Kata
‘berusaha’ sebetulnya tidak ada.
NASB:
were persecuting (= sedang
menganiaya).
NIV:
persecuted (= menganiaya).
Ini
tidak berarti bahwa saat itu mereka langsung menganiaya / memukuli Yesus,
tetapi ini menunjukkan pada suatu aktivitas bermusuhan yang mereka lakukan
secara terus-menerus terhadap Yesus, dan mencapai puncaknya di kayu salib.
5) Ay 17:
a) ‘BapaKu bekerja sampai sekarang’.
Ini
menunjukkan bahwa dalam Kej 2:2-3 dimana dikatakan bahwa Allah berhenti
dari pekerjaanNya, yang dimaksudkan adalah pekerjaan penciptaan. Tetapi Ia
tidak pernah berhenti dari pekerjaan pemeliharaanNya.
b) Jawaban Yesus dalam ay 17 ini
menurut Calvin artinya adalah:
“What Christ insists upon is this, that the holy rest
which was enjoined by the Law of Moses is not disturbed when we are employed in
the works of God” (= apa yang Kristus tekankan adalah bahwa istirahat
kudus yang diperintahkan oleh hukum Musa tidaklah terganggu / terusik kalau
kita mengerjakan pekerjaan Allah). Bdk. Mat 12:9-12.
Bahkan
boleh dikatakan bahwa pada hari Sabat kita harus beristirahat dari pekerjaan
kita sehari-hari, supaya kita bisa berkonsentrasi pada Tuhan dan pekerjaan
Tuhan! Karena itu, janganlah menekankan istirahat pada hati Minggu begitu rupa
sehingga saudara menjadi segan dalam melayani Tuhan / bekerja bagi Tuhan!
6) Ay 18:
a) ‘menyamakan diriNya dengan Allah’.
NIV/NASB:
making himself equal with God (= membuat
diriNya sendiri setara dengan Allah).
Dalam
bahasa Yunaninya kata yang diterjemahkan ‘menyamakan’ adalah kata yang sama
dengan yang diterjemahkan ‘setara’ dalam Fil 2:6.
b) Ayat ini
menunjukkan bahwa pada waktu Yesus mengatakan bahwa Allah itu adalah BapaNya,
atau bahwa Ia adalah Anak Allah, itu berarti bahwa Ia menyamakan diri dengan
Allah (bdk. Yoh 10:33)!
Alasannya: Kalau kata-kata Yesus tidak berarti
bahwa Ia menyamakan diri dengan Allah, orang Yahudi itu tidak akan
menganggapNya menghujat Allah, dan mereka tidak akan berusaha membunuhNya.
William
Hendriksen: “They
immediately understood that Jesus claimed for himself deity in the highest
possible sense of that term” (= mereka langsung mengerti bahwa Yesus mengclaim untuk
diriNya sendiri keilahian dalam arti yang setinggi-tingginya).
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com