Eksposisi Injil Yohanes
oleh: Pdt. Budi
Asali MDiv.
YOHANES 6:30-40
Ay 30-31:
1) Dalam
ay 29 Yesus mengatakan bahwa mereka harus percaya kepada Dia. Ini sama
dengan suatu claim (= tuntutan /
pernyataan / penegasan) sebagai Mesias. Karena itu orang-orang Yahudi itu lalu
meminta tanda lagi (ay 30-31).
Tadinya
orang-orang Yahudi itu sudah melihat beberapa tanda (ay 26 - ‘signs / tanda-tanda’ - ini bentuk plural / jamak!), tetapi sekarang mereka
toh meminta tanda lagi (bdk. Yoh 2:18
1Kor 1:22).
Mengomentari
hal ini Leon Morris (NICNT) mengutip Ryle yang berkata sebagai berikut:
“They were always deceiving themselves with the idea that
they wanted more evidence, and pretending that if they had this evidence they
would believe. Thousands in every age do just the same ... The plain truth is
that it is want of heart, not want of evidence, that keeps people back from
Christ” (= mereka selalu menipu diri mereka sendiri dengan
gagasan bahwa mereka menginginkan lebih banyak bukti, dan berpura-pura bahwa
kalau mereka mendapatkan bukti ini mereka akan percaya. Ribuan orang dalam
setiap jaman melakukan hal yang persis sama ... Kebenaran yang jelas adalah
bahwa kebutuhan akan hati, dan bukan kebutuhan akan bukti, yang menahan
manusia sehingga tidak datang kepada Kristus).
2) Mereka
betul-betul sangat tidak konsisten. Tadi mereka yakin bahwa Yesus adalah Mesias
karena adanya tanda dalam Yoh 6:1-15; tetapi sekarang mereka tidak percaya
dan minta tanda lagi. Mengapa? Karena Kristus tidak menuruti keinginan mereka
(keinginan untuk menjadikan Kristus sebagai raja dunia dalam ay 15, dan juga keinginan mereka akan roti
dalam ay 26).
Calvin:
“As soon as Christ does not grant their
prayers, he is no longer their master” (= begitu Kristus tidak mengabulkan
doa-doa mereka, Ia bukan lagi tuan mereka).
Penerapan:
Apakah
saudara juga sering menjadi jengkel kepada Tuhan dan tidak mau menjadikanNya
sebagai Tuhan dalam hidup saudara, kalau Ia tidak mengabulkan doa / keinginan
saudara?
3) Tanda yang
mereka minta ini berhubungan dengan Musa dan manna (ay 31 bdk. ay 32). Ini dilatarbelakangi oleh kepercayaan
yang salah dari orang-orang Yahudi bahwa kalau Mesias datang, Ia akan memberi
mereka manna lagi.
4) Dalam
pikiran mereka ada beberapa keunggulan Musa atas Yesus:
a) Yesus
memberi makan hanya sekitar 5000 orang, sedangkan Musa memberi makan sekitar
2-3 juta orang.
b) Yesus
memberi makan hanya 1 x, sedangkan Musa memberi makan selama 40 tahun.
c) Yesus
melakukan mujijat itu dengan adanya 5 roti dan 2 ikan, sedangkan Musa tanpa
menggunakan apa-apa.
d) Yesus
memberi mereka makan roti biasa, sedangkan Musa memberi mereka makan roti dari
surga.
Adalah
suatu ketololan yang luar biasa untuk berpikir bahwa ada manusia yang bisa
lebih hebat / unggul dari Yesus, yang adalah Allah sendiri!
Ay 32-35:
1) Jawaban
Yesus (ay 32-33):
a) Yang memberi manna itu bukanlah
Musa tetapi Allah (ay 32).
Ini
menunjukkan bahwa semua nabi / rasul yang melakukan mujijat tidak melakukannya
dengan kuasa mereka sendiri, tetapi dengan kuasa Allah (bdk. Kis 3:12,16 Kis 4:9-10).
Hal
ini penting saudara ingat untuk menghadapi orang Saksi Yehovah yang berkata:
bahwa Yesus bisa melakukan mujijat, itu tidak menunjukkan bahwa Ia adalah
Allah, karena rasul / nabi juga bisa melakukan mujijat. Untuk itu bisa kita
katakan bahwa rasul / nabi melakukan mujijat dengan kuasa Tuhan, dan karenanya
itu tidak menunjukkan bahwa mereka itu mahakuasa. Tetapi Yesus melakukan
mujijat dengan kuasaNya sendiri, dan karenanya hal itu menunjukkan bahwa Yesus
itu mahakuasa.
b) Dalam ay 32-33, Yesus
mengkontraskan manna dengan:
·
‘roti yang benar dari sorga dan yang memberi
hidup kepada dunia’.
·
‘roti yang dari Allah’.
·
‘roti yang turun dari sorga dan yang memberi
hidup kepada dunia’.
Pengkontrasan
ini menunjukkan bahwa sekalipun manna itu turun dari sorga, tetapi itu tetap
merupakan makanan jasmani belaka. Ini berbeda dengan ‘roti yang benar yang
turun dari sorga’, karena yang ini bisa memberi hidup (rohani) kepada dunia.
Apakah
ini menunjukkan bahwa Kristus bertentangan dengan Paulus, yang dalam 1Kor 10:3
menyebut manna sebagai ‘makanan rohani’?
Jawabnya
adalah ‘tidak’, karena manna disebut sebagai makanan rohani, maksudnya adalah:
manna itu adalah makanan yang diberikan oleh Roh / Tuhan melalui suatu mujijat.
Bdk. Gal 4:29 - Ishak ‘diperanakkan menurut Roh’ artinya Ishak adalah anak
yang diberikan oleh Roh melalui mujijat.
c) Roti yang memberi hidup itu
dikatakan ‘turun dari sorga’ (ay 33).
Ini
menunjukkan bahwa untuk bisa mendapatkan hidup yang kekal, manusia tidak perlu
bersusah payah / mencari jauh-jauh (Ro 10:6-8 Ul 30:12-13). Kristus tahu bahwa tidak ada orang yang
bisa naik ke atas untuk mendapatkan hidup kekal itu, dan karenanya Ia telah
turun dari surga, sehingga sekarang manusia dengan mudah bisa mendapatkan hidup
yang kekal dengan percaya kepada Dia.
2) Tanggapan
orang-orang Yahudi (ay 34):
a) Sebutan
‘Tuhan’ disini harus diartikan Sir (=
tuan), karena jelas bahwa mereka belum mengakui / menyadari bahwa Yesus adalah
Tuhan.
b) Calvin
menganggap kata-kata mereka disini hanya sebagai irony (= ejekan). Jadi rupanya mereka menganggap Kristus hanya membual
tentang roti yang memberi hidup itu, dan karena itu mereka lalu meminta roti
itu.
3) Yesus
menyatakan diriNya sebagai roti hidup (ay 35 bdk. ay 48,51).
a) Dalam
terjemahan bahasa Inggris pernyataan Yesus ini berbunyi: I am the bread of life (= Aku adalah roti hidup).
Ini
adalah yang pertama dari seri 7 ‘I am’ (=
Aku adalah) dalam Injil Yohanes. Yang ke 2 sampai dengan yang ke 7 adalah
sebagai berikut:
·
Yoh 8:12 - I
am the light of the world (= Aku adalah terang dunia).
·
Yoh 10:7,9 - I am the door (= Aku adalah pintu).
·
Yoh 10:11,14 - I am the good shepherd (= Aku adalah gembala yang baik).
·
Yoh 11:25 - I am the resurrection and the life (= Aku adalah kebangkitan dan
hidup).
·
Yoh 14:6 - I am the way, the truth and the life (= Aku adalah jalan, kebenaran
dan hidup).
·
Yoh 15:1,5 - I am the true vine (= Aku adalah pokok anggur yang benar).
Kata-kata
‘I am’ (= Aku adalah) di sini oleh
banyak orang dihubungkan dengan dengan kata-kata ‘I am’ dalam Kel 3:14 yang oleh NIV diterjemahkan sebagai
berikut: God said to Moses, “I am who I
am. This is what you are to say to the Israelites: ‘I AM has sent me to you’” (=
Allah berkata kepada Musa: “Aku adalah Aku. Inilah yang harus kamu katakan
kepada orang-orang Israel: ‘AKU ADALAH telah mengirimku kepadamu’”).
Lalu
dalam Kel 3:15 Allah memperkenalkan diri dengan sebutan Yahweh / Yehovah
(= TUHAN).
Karena
itu, kata-kata Yesus ini secara implicit
menunjukkan diriNya sebagai Yahweh / Allah sendiri (bdk. Yer 23:5-6 Yer 33:15-16 dimana Yesus disebut
sebagai TUHAN / Yahweh!).
b) Untuk bisa mendapatkan roti hidup
itu, kita harus:
·
datang kepada Kristus.
·
percaya kepada Kristus.
2
hal ini sebetulnya tidak perlu dibedakan. Datang kepada Kristus sebetulnya sama
saja dengan percaya kepada Kristus.
Kalau
seseorang melakukan ini, Yesus berkata bahwa orang itu ‘tidak akan lapar lagi
dan tidak akan haus lagi’ (ay 35b).
¨
‘tidak akan lapar / haus’ artinya ‘dipuaskan’.
¨
Dalam bahasa Yunaninya, kata-kata ‘tidak akan’
dua-duanya menggunakan double negatives
(= dua kali kata ‘tidak’), dan ini menunjukkan suatu penekanan.
Ay 36-40:
1) Ay 36:
a) Kata ‘tetapi’ pada awal ay 36
mengkontraskan ay 35 dan ay 36.
Jadi,
dalam ay 35 Yesus menyatakan diri sebagai roti hidup dan menuntut supaya
mereka percaya kepadaNya, tetapi dalam ay 36 Ia mengatakan bahwa mereka
tidak percaya kepadaNya.
Penerapan:
Seringkah
ada kontras antara tuntutan Tuhan dan kepercayaan / kehidupan saudara?
b) Ay 36
ini juga merupakan teguran, karena sekalipun mereka melihat Yesus, mereka tetap
tidak percaya. Padahal Tuhan bukan sekedar menghendaki supaya orang yang
melihat Dia mau percaya kepadaNya (ay 40), tetapi lebih dari itu Tuhan
menghendaki supaya kita percaya sekalipun tidak melihat (Yoh 20:29 1Pet 1:8).
2) Ay 37:
a) Ini menunjukkan
bahwa orang tidak datang kepada Kristus karena kehendak mereka sendiri, tetapi
karena Bapa memberikan mereka kepada Kristus.
Calvin
mengomentari bagian ini dengan berkata:
“Faith is not a thing which depends on the will of men” (= iman
bukanlah sesuatu yang tergantung pada kehendak manusia).
b) Ay 37b: barangsiapa datang
kepadaKu, ia tidak akan Kubuang.
·
‘Kubuang’.
NIV:
drive away (= mengusir).
NASB:
cast out (= mengusir).
·
Dalam bahasa Yunaninya, kata ‘tidak’ di sini
lagi-lagi menggunakan double negatives
(2 x kata ‘tidak’), yang menunjukkan suatu penekanan. Jadi maksudnya, Yesus
sekali-kali tidak akan menolak siapapun yang datang kepadaNya. Betapapun
kotornya hidup saudara, asal saudara mau datang kepada Yesus, Yesus berjanji
untuk tidak menolak saudara! Ingat bahwa Ia memang datang ke dunia untuk
mencari orang berdosa, bukan orang benar / orang berdosa yang merasa benar (Mat
9:12-13).
·
Dalam pekabaran Injil, ay 37b ini perlu
ditekankan pada waktu kita menghadapi orang yang merasa diri sangat berdosa,
sehingga merasa bahwa Tuhan tidak akan mau menerima dia.
3) Ay 38:
Ini
tidak boleh diartikan seakan-akan Yesus dan Bapa bisa berbeda kehendak, dan
juga tidak boleh diartikan seakan-akan Yesus sendiri tidak mempunyai kehendak
sehingga hanya menurut saja pada kehendak Bapa.
Penekanan
ay 38 ini adalah: kalau orang-orang Yahudi itu menentang Yesus / tidak
mau percaya kepada Yesus, itu sama dengan menentang kehendak Bapa, karena Yesus
datang untuk melakukan kehendak Bapa yang mengutusNya.
4) Ay 39-40:
a) Bagian ini
secara jelas mengajarkan doktrin Perseverance
of the saints (= ketekunan orang suci), yaitu point yang kelima dari 5
points Calvinisme, yang mengatakan bahwa sekali seseorang diselamatkan, maka ia
tidak mungkin bisa kehilangan keselamatan itu.
b) Mula-mula
Yesus menyatakan doktrin ini secara negatif, dimana Ia mengatakan bahwa Bapa
menghendaki supaya orang yang sudah diberikanNya kepada Yesus tidak ada
yang hilang (ay 39). Lalu Yesus menyatakan doktrin ini secara positif,
dimana Ia mengatakan bahwa Bapa menghendaki supaya setiap orang yang percaya
kepada Yesus beroleh hidup yang kekal dan dibangkitkan pada akhir zaman (ay
40).
c) Doktrin ini
secara implicit juga ditunjukkan oleh
istilah ‘hidup yang kekal’ (ay 40). Orang yang percaya kepada Yesus,
bukan diberi ‘hidup bersyarat’, atau ‘hidup sementara’, tetapi ‘hidup yang
kekal’. Kalau karena dosa atau godaan setan seseorang yang sudah diselamatkan
bisa murtad dan akhirnya terhilang / binasa (seperti yang diajarkan oleh
Arminianisme), maka itu berarti pada waktu ia percaya, kepada dia hanya
diberikan hidup bersyarat / sementara, bukan hidup yang kekal!
Pada
waktu Adam dan Hawa diciptakan, maka mereka memang hanya mempunyai hidup
bersyarat, yaitu: selama mereka tidak makan buah terlarang mereka tetap hidup
(Kej 2:16-17). Tetapi kepada kita yang percaya kepada Yesus, tidak
diberikan hidup bersyarat seperti itu, melainkan hidup kekal. Karena itu jelas
bahwa keselamatan itu tidak bisa hilang!
d) Ayat-ayat
lain yang mendukung doktrin ini: Yoh 10:28-29 Ro 5:9-10
Ro 8:29-30,38-39 Ro
11:29 Fil 1:6 1Pet 1:4-5.
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com