Eksposisi Injil Yohanes
oleh: Pdt. Budi
Asali MDiv.
YOHANES 6:48-59
Ay 48-51:
1) Yesus mengkontraskan
antara diriNya yang adalah ‘roti hidup’ (ay 48,51a), yaitu roti yang memberi
hidup, dengan manna, yang adalah berkat jasmani dari Allah, yang hanya berguna
sementara saja, dan tidak memberikan hidup yang kekal (ay 49).
Tentang
ay 49, perlu diketahui bahwa orang-orang Yahudi mempunyai kepercayaan
bahwa bangsa Israel yang mati di padang gurun tidak akan mengalami kebangkitan.
Ini dipakai oleh Yesus untuk menunjukkan keterbatasan dari kegunaan manna, dan
kesuperioran diriNya sebagai roti hidup yang memberikan hidup kekal.
Jelas
bahwa tidak ada hal apapun, apalagi berkat jasmani, yang bisa dibandingkan
dengan Yesus.
Penerapan:
Apakah
saudara juga beranggapan bahwa Yesus lebih penting dari semua berkat jasmani? Apakah
saudara lebih mengutamakan Yesus dari pada uang, pekerjaan, makanan, kesenangan
duniawi, dsb? Atau sebaliknya saudara sering menyingkirkan Yesus demi uang,
kesenangan pribadi, dsb?
2) Kata-kata
‘tidak akan mati’ (ay 50b), dan ‘hidup selama-lamanya’ (ay 51,58b)
menunjukkan bahwa orang yang percaya kepada Yesus bukan hanya mendapatkan
keselamatan, tetapi sekaligus mendapatkan suatu jaminan bahwa keselamatan itu
tidak mungkin hilang.
3) Dalam
ay 51 Yesus mengatakan bahwa roti yang Ia berikan adalah dagingNya yang akan
Ia berikan untuk hidup dunia, dan dalam ay 53-56 Ia berbicara tentang
daging dan darahNya.
Jelas
bahwa disini Ia berbicara tentang salib yang akan terjadi, dan ini menunjukkan
bahwa kepercayaan kepada Kristus harus berhubungan dengan penebusan di kayu
salib, dan kalau tidak itu bukanlah iman yang sejati.
William
Hendriksen: “To believe in
Christ means to accept him as the Crucified One. Apart from that voluntary
sacrifice, Christ ceases to be bread for us in any sense” (= percaya
kepada Kristus berarti menerima Dia sebagai Orang yang tersalib. Terpisah dari
pengorbanan sukarela itu, Kristus berhenti menjadi roti bagi kita dalam arti
apapun).
Penerapan:
·
Jangan hanya percaya kepada Yesus sebagai
pemberi berkat, pelaku mujijat, penyembuh penyakit, dsb. Yang terutama saudara
harus percaya kepada Dia sebagai Juruselamat / Penebus dosa yang sudah mati
menggantikan saudara.
·
Dalam penginjilan, khususnya kepada orang yang
selalu menekankan Yesus sebagai pemberi berkat, pelaku mujijat, penyembuh
dsb, hal ini harus saudara tekankan! Desak mereka untuk percaya dan menerima
Yesus sebagai Juruselamat, bukan sekedar sebagai dokter, pelaku mujijat,
pemberi kekayaan, dsb.
4) Kata ‘dunia’
pada akhir ay 51 menunjukkan bahwa Yesus tidak hanya menjadi roti hidup /
berkorban di kayu salib untuk orang-orang Yahudi saja, tetapi juga untuk
bangsa-bangsa lain.
Ay 52-59:
1) Orang-orang
Yahudi memberikan penafsiran hurufiah untuk sesuatu yang jelas-jelas bersifat
kiasan (ay 52). Ini menimbulkan kebingungan, dan ini menunjukkan pentingnya
Hermeneutics (= ilmu penafsiran Alkitab), karena kesalahan dalam menafsirkan
Kitab Suci / Firman Tuhan selalu menye-babkan kebingungan.
2) Bahwa dalam
ay 52 dikatakan bahwa ‘orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka’,
menunjukkan bahwa ada di antara mereka yang mengerti secara benar kata-kata
Yesus, tetapi ada juga yang mengertinya secara salah / secara hurufiah. Ini
menimbulkan pertengkaran / perdebatan di antara mereka (bdk. Yoh
7:12,40-43 9:16 10:19-21).
Penerapan:
Pemberitaan
Firman yang benar memang bisa menimbulkan perpecahan di antara pendengarnya
(bdk. Mat 10:34-36). Karena itu kalau ada suatu gereja / persekutuan yang pecah
gara-gara ada seseorang yang berkhotbah di sana, jangan terlalu cepat
menyalahkan pengkhotbah itu. Memang bisa saja pengkhotbah itu yang salah,
tetapi bisa juga ia sama sekali tidak salah!
Tetapi
sesuatu yang juga perlu diperhatikan adalah: dalam peristiwa ini, orang-orang
yang mengerti dengan benar akan kata-kata Yesus itu, tetap tidak percaya kepada
Yesus. Mereka justru akan mendapat hukuman yang lebih berat dibandingkan dengan
orang-orang yang tidak mengerti kata-kata Yesus itu (bdk. Luk 12:47- 48).
3) Lagi-lagi,
pada waktu orang-orang Yahudi tidak bisa menerima hal-hal keras yang Yesus
ajarkan (ay 52), maka Yesus bukannya melemahkan / melunakkan ajaranNya,
tetapi sebaliknya makin menekankan / memperkeras.
Ini
terlihat dari:
·
tadi Ia hanya bicara tentang makan dagingNya
(ay 51).
·
sekarang Ia bicara tentang makan dagingNya dan
minum darahNya (ay 53-56). Ajaran tentang minum darah ini kalau ditafsirkan
secara hurufiah akan bertentangan dengan ayat-ayat seperti Kej 9:4 Im 3:17 Im 17:10,12,14.
4) Dalam bagian
ini Yesus mengajarkan bahwa keselamatan hanya ada di dalam Dia. Hal ini Ia ajarkan:
a) Secara positif.
Ia
mengatakan bahwa orang yang memakan Dia / memakan roti hidup / memakan
dagingNya dan meminum darahNya, mendapat hidup yang kekal (ay
50,51,54,57b,58b). Ini menjamin bahwa orang yang percaya kepada Yesus pasti
mendapatkan hidup kekal.
b) Secara negatif.
Ia
mengatakan bahwa siapa yang tidak makan dagingNya dan minum darahNya tidak
mempunyai hidup yang kekal (ay 53). Ini menjamin bahwa orang yang tidak percaya
kepada Yesus pasti binasa / masuk neraka!
Penerapan:
Kalau
saudara memberitakan Injil, tidak sukar memberitakan ajaran positifnya, tetapi
apakah saudara juga memberitakan ajaran negatifnya?
5) Apakah
kata-kata ‘daging’ dan ‘darah’ dalam ay 51,53-56 ini menunjuk pada
Perjamuan Kudus atau tidak, merupakan hal yang diperdebatkan habis-habisan oleh
banyak penafsir. Ada 3 macam pandangan:
a) Bagian ini
menunjuk pada Perjamuan Kudus.
b) Secara
primer bagian ini tidak berbicara tentang Perjamuan Kudus, tetapi secara sekunder
bagian ini berhubungan dengan Perjamuan Kudus.
Leon
Morris (NICNT): “It sees in the
words primarily a teaching about spiritual realities (as outlined in the
preceding paragraph), but does not deny that there may be a secondary reference
to the sacrament” [= ini melihat dalam kata-kata Yesus itu secara primer
suatu ajaran tentang kenyataan rohani (seperti diuraikan dalam paragraf
sebelumnya), tetapi tidak menyangkal bahwa di sana ada petunjuk sekunder
terhadap sakramen).
Calvin:
“... this discourse does not relate to the
Lord’s Supper, but to the uninterrupted communication of the flesh of Christ,
which we obtain apart from the use of the Lord’s Supper. ... From these words,
it plainly appears that the whole of this passage is improperly explained, as
applied to the Lord’s Supper. ...
And yet, at the same time, I acknowledge that there is nothing said here
that is not figuratively represented, and actually bestowed on believers, in
the Lord’s Supper; and Christ even intended that the holy Supper should be, as
it were, a seal and confirmation of this sermon” (= percakapan
ini tidak berhubungan dengan Perjamuan Kudus, tetapi pada pemberian /
penerimaan daging Kristus yang terus menerus, yang kita dapatkan terpisah dari
penggunaan Perjamuan Kudus. ...
Dari kata-kata ini, terlihat dengan jelas bahwa seluruh bagian ini
dijelaskan secara salah, kalau diterapkan pada Perjamuan Kudus. ... Sekalipun
demikian, pada saat yang sama, saya mengakui bahwa tidak ada yang dikatakan di
sini yang tidak mempunyai arti kiasan, dan betul-betul diberikan kepada
orang-orang percaya dalam Perjamuan Kudus; dan Kristus bahkan memaksudkan bahwa
Perjamuan Kudus menjadi meterai dan pengesahan dari khotbah ini).
c) Bagian ini
tidak berhubungan dengan Perjamuan Kudus.
Saya
setuju dengan pandangan ketiga ini.
Alasannya:
·
Tak mungkin Yesus membicarakan Perjamuan Kudus
yang pada saat itu belum ada.
·
Kalau ini menunjuk pada Perjamuan Kudus, maka:
*
ay 50,51,54,57b,58b menunjukkan bahwa
orang harus ikut Perjamuan Kudus untuk mendapatkan hidup yang kekal.
*
ay 53 menunjukkan bahwa orang yang tidak
ikut Perjamuan Kudus tidak akan mendapatkan hidup yang kekal.
Dengan
kata lain, kalau ini menunjuk pada Perjamuan Kudus, maka Perjamuan Kudus adalah
satu-satunya jalan untuk mendapatkan hidup yang kekal. Ini menjadi ajaran sesat
Salvation by works!
·
Yesus menggunakan istilah ‘daging’ (Inggris: flesh; Yunani: SARX) bukan ‘tubuh’
(Inggris: body; Yunani: SOMA).
Padahal dalam membicarakan Perjamuan Kudus, selalu digunakan kata ‘tubuh’ (body / SOMA). Bdk. Mat 26:26 Mark 14:22 Luk 22:19 1Kor
11:24,27.
·
Kata-kata ‘makan’ dan ‘minum’ dalam
ay 50,51,53 dalam bahasa Yunaninya menggunakan aorist tense yang menunjuk pada satu tindakan tertentu di masa
lampau. Kalau menunjuk pada Perjamuan Kudus, yang merupakan tindakan makan dan
minum secara berulang-ulang, maka seharusnya digunakan bentuk present tense.
Catatan:
Tetapi
ay 54,56,57 menggunakan bentuk present
participle, sehingga terjemahannya adalah: ‘the one (who is) eating / drinking My flesh / blood’.
6) ‘Tinggal di
dalam Aku dan Aku di dalam Dia’ (ay 56b).
Ini
menunjukkan kesatuan antara Yesus dengan orang yang percaya kepadaNya.
7) ‘Aku hidup
oleh Bapa’ (ay 57).
Ini
merupakan bagian sukar yang ditafsirkan bermacam-macam:
a) Ini menunjuk
kepada Yesus sebagai manusia. Sebagai manusia, Yesus memang mendapatkan hidup
dari Bapa.
b) Ini menunjuk
pada kesatuan antara Yesus dengan Bapa. Anak tidak mempunyai hidup di luar /
terpisah dari Bapa.
c) Ini menunjuk
pada doktrin The Eternal Generation of
the Son, yang mengatakan bahwa Yesus (sebagai Allah Anak) diperanakkan
secara kekal oleh Bapa.
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com