Eksposisi Injil Yohanes
oleh: Pdt. Budi
Asali MDiv.
YOHANES 7:14-24
Ay
14:
1) ‘Waktu pesta sedang berlangsung’
(ay 14a).
NASB: ‘But when it was now the midst of the feast’ (= Tetapi pada saat
ada ditengah-tengah pesta itu).
NIV: ‘Not until halfway through the Feast’ (= tidak sebelum setengah
jalan dari pesta itu).
Ini menunjukkan bahwa Yesus datang
terlambat dalam pesta itu. Ia datang pada waktu pesta itu sudah setengah
selesai.
Ini tidak mengajar bahwa kita juga
boleh datang terlambat, karena:
a) Yesus sengaja datang terlambat
supaya orang-orang Yahudi tidak bisa membunuhNya (ay 1,6-10).
b) Adam Clarke mengatakan bahwa dalam
pesta itu ada banyak upacara yang ditambahkan oleh para tokoh Yahudi saat itu,
dan ini tidak perlu diikuti.
c) Bagian ini tidak boleh ditafsirkan
bertentangan dengan 2Tim 2:3 yang menyebut kita / orang kristen sebagai
prajurit / tentara Kristus, yang tentunya harus mempunyai kedisiplinan dalam
hal waktu.
2) Beberapa penafsir menganggap bahwa
masuknya Yesus ke dalam Bait Suci dengan mendadak ini merupakan penggenapan
dari Mal 3:1b yang berbunyi: ‘Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari (bdk.
Yoh 7:11) itu akan masuk ke baitNya’.
3) Sekalipun Yesus sengaja datang
terlambat untuk menghindari pembunuhan terhadap diriNya, ia jelas bukannya
takut kepada orang-orang Yahudi itu. Ini ditunjukkanNya dengan terang-terangan
mengajarkan Firman Tuhan dalam Bait Suci (ay 14b).
Penerapan:
Dalam memberitakan Injil (atau
melakukan tugas apapun dari Tuhan), kita harus bijaksana untuk tidak
melakukannya dengan mendatangi kematian, tetapi kita tidak boleh berkompromi
dengan jalan tidak memberitakan Injil!
Ay 15:
1) William Barclay berpendapat bahwa
ay 15-24 salah letak. Seharusnya bagian ini terletak setelah Yoh 5:47,
karena bagian ini berhubungan dengan penyembuhan orang lumpuh (ay 23). Jadi ay
14 bersambung ke ay 25.
Tetapi pandangan ini tidak berdasar,
karena sekalipun bagian ini terletak di sini, bisa saja pembicaraan tentang
penyembuhan orang lumpuh itu terjadi. Jangan lupa bahwa Yohanes tidak menulis
setiap detail pembicaraan. Jadi
mungkin saja ada bagian yang menyebabkan pembicaraan tentang orang lumpuh itu
muncul, tetapi bagian itu tidak dicatat dalam Kitab Suci.
2) ‘Bagaimanakah orang ini mempunyai
pengetahuan demikian tanpa belajar!’ (ay 15b).
a) Bahwa Yesus dikatakan ‘tanpa
belajar’ tidak berarti bahwa Ia tidak pernah belajar Firman Tuhan. Perlu
diketahui bahwa semua orang Yahudi diajar Firman Tuhan dari kecil. Dan juga,
Luk 2:46,47 jelas menunjukkan bahwa Yesus belajar Firman Tuhan.
Jadi, ‘tanpa belajar’ artinya ‘tidak
pernah belajar dalam sekolah theologia / sekolah rabi’ [bdk. Paulus belajar
pada Gamaliel (Kis 22:3)].
b) Ada
2 kemungkinan arti dari ucapan ini:
·
Ini
sekedar menunjukkan keheranan mereka bagaimana Yesus bisa mempunyai pengetahuan
begitu hebat padahal tidak pernah masuk sekolah theologia.
·
Ini
menunjukkan penolakan mereka terhadap ajaran Yesus, atau sedikitnya kesangsian
mereka terhadap ajaran Yesus, karena Yesus tidak pernah masuk sekolah
theologia.
Jawaban Yesus dalam ay 16 yang
menunjukkan asal usul ajaranNya kelihatannya menunjukkan bahwa kemungkinan
kedua inilah yang benar.
Untuk ini ada 2 hal yang perlu kita
ingat:
¨
Pada
waktu mendengar Firman Tuhan, bukan urusan kita dari mana pengkhotbahnya
mendapatkan hal itu. Urusan kita adalah mengechek kebenaran khotbah itu (bdk.
Kis 17:11) dan mentaatinya kalau khotbah itu sesuai dengan Firman Tuhan.
¨
Roh Kudus
bisa mengajar seseorang tanpa menggunakan sekolah theologia, dan karena itu
kita tidak boleh menolak secara mutlak semua pengkhotbah yang tidak pernah
masuk sekolah theologia.
c) Dalam Kis 4:13 dikatakan bahwa
rasul-rasul (Petrus dan Yohanes) juga bukan orang terpelajar, karena rasul-rasul
juga tidak pernah masuk sekolah theologia / sekolah rabi.
Ini dipakai oleh gereja-gereja
Pentakosta / Kharismatik sebagai dasar untuk mengatakan bahwa hamba Tuhan tidak
perlu masuk dalam sekolah theologia. Roh Kudus bisa memimpin mereka dalam
berkhotbah / mengajar (bdk. Yoh 14:26
16:13).
Jadi, kalau tadi ada pandangan yang
extrim yang menganggap bahwa sekolah theologia adalah syarat mutlak
untuk boleh berkhotbah, maka sekarang ada extrim sebaliknya yang menganggap
bahwa semua hamba Tuhan tidak perlu sekolah theologia.
Perlu saudara ketahui bahwa ada
perbedaan yang besar antara rasul-rasul jaman dulu dengan hamba Tuhan jaman
sekarang:
·
Rasul-rasul
adalah orang Yahudi yang hidup dalam penjajahan Romawi sehingga mereka bisa
menggunakan bahasa Ibrani maupun Yunani, yang merupakan bahasa asli Kitab Suci,
sehingga tidak perlu lagi belajar bahasa-bahasa itu.
·
Rasul-rasul
adalah orang Yahudi sehingga dari kecil dididik Firman Tuhan.
·
Rasul-rasul
hidup pada jaman dahulu di Palestina sehingga mereka tahu tentang kebudayaan,
tradisi, latar belakang Kitab Suci tanpa perlu mempelajarinya lagi.
·
Rasul-rasul
itu mengikut Yesus selama 3 tahun lebih, mendengarkan ajaranNya, melihat
hidupNya yang suci, dan menyaksikan mujijat-mujijatNya yang luar biasa, dan ini
lebih hebat dari sekolah theologia manapun!
Hal-hal ini tidak dimiliki oleh hamba-hamba
Tuhan jaman sekarang (khususnya yang bukan orang Yahudi), sehingga dibutuhkan
sekolah theologia untuk mengerti hal-hal tersebut di atas.
Ay 16-18:
1) Dalam ay 16-17 Yesus berbicara
seakan-akan Ia terpisah dengan Allah / Bapa, karena Ia menyesuaikan
pembicaraanNya dengan orang banyak itu yang menganggapNya sebagai manusia
biasa.
2) Jawaban Yesus dalam ay 16 ini
menunjukkan bahwa apa yang Ia ajarkan mempunyai sumber yang lebih tinggi dari
semua sekolah theologia Yahudi, yaitu Allah sendiri. Karena itu, menolak ajaran
Yesus ini sama dengan menolak Allah sendiri.
3) Yesus tahu bahwa mereka
bertanya-tanya dalam hati mereka: dari mana kami bisa tahu bahwa ajaranMu
betul-betul dari Allah?
Jawaban pertama yang diberikan oleh
Yesus ada dalam ay 17 dimana Yesus berkata: kalau kamu mau taat, kamu akan tahu
apakah ajaranKu itu dari Aku sendiri atau dari Allah (bdk. Yoh 8:31-32).
Ini menunjukkan 2 hal:
a) Orang yang mempunyai keinginan
untuk mentaati Tuhan, pasti akan diteguhkan imannya, bahwa ajaran Yesus itu benar-benar
dari Allah. Sebaliknya, kalau kita hidup dalam dosa, maka itu bisa merusak iman
kita sehingga kita menjadi makin ragu-ragu tentang Firman Tuhan.
b) Orang bisa sesat, atau tidak bisa
membedakan ajaran yang benar dan ajaran yang sesat / palsu, karena dia memang
tidak ingin taat!
Dengan kata lain, adanya penyesatan
bisa menunjukkan apakah seseorang memang cinta Tuhan / ingin mentaati Tuhan
atau tidak (bdk. Ul 13:3-4).
Tetapi awas! Kata-kata Yesus ini tidak
boleh diartikan seperti ini: ‘Asal saya cinta Tuhan / ingin mentaati Tuhan,
maka sekalipun saya tidak belajar Firman Tuhan, saya tidak bakal sesat’. Jangan
lupa bahwa ‘belajar Firman Tuhan’ juga merupakan perintah Tuhan, sehingga kalau
saudara memang adalah orang yang ingin taat kepada Tuhan, saudara harus belajar
Firman Tuhan! Kita juga perlu belajar tentang ajaran-ajaran sesat, tetapi lebih
perlu lagi belajar Firman Tuhannya sendiri.
Penerapan:
Ada 2 extrim yang salah:
·
Ada orang
kristen yang semata-mata / terlalu banyak belajar tentang ajaran sesat (agama
lain atau aliran-aliran yang sesat), tetapi kurang belajar tentang Firman Tuhan
sendiri.
Illustrasi: untuk bisa tahu uang palsu, kita
harus mempelajari uang aslinya! Kalau kita tidak tahu uang aslinya, dan
ciri-cirinya secara mendetail,
bagaimana kita bisa mengetahui kepalsuan uang yang kita dapatkan?
·
Ada juga
orang kristen yang sama sekali tidak mau belajar tentang ajaran sesat.
Alasannya bermacam-macam, seperti:
*
Tiap
orang berhak mempunyai kepercayaannya sendiri-sendiri.
*
Kita
tidak boleh menghakimi mereka.
Tetapi ini bodoh sekali, karena kalau
kita tidak mengetahui tentang suatu ajaran sesat, lebih mudah bagi kita untuk
jatuh ke dalamnya. Juga, kalau kita tidak mengetahui kesesatan / kesalahan
suatu ajaran, maka kita tidak akan berusaha membetulkan mereka yang menganut
ajaran tersebut.
Yang benar: harus belajar Firman
Tuhannya maupun ajaran sesatnya, dan lalu membandingkan keduanya.
4) ‘berkata-kata dari diriKu sendiri’
(ay 17b).
Maksudnya: Ia berbicara tanpa disuruh oleh Allah, sehingga
berita yang Ia beritakan bukan dari Allah tetapi dari diriNya sendiri.
Tak jadi soal apakah pemberitaan berita
yang bukan dari Allah ini dilakukan dengan sengaja / sadar atau tidak, ini
tetap merupakan ciri nabi palsu (Ul 18:20-22).
5) Sekarang dalam ay 18 Yesus
memberikan cara ke 2 untuk bisa mengetahui apakah seorang pemberita Firman itu
dari Allah atau bukan. Kalau orang itu mencari hormat untuk dirinya sendiri,
maka ia adalah seorang nabi palsu. Kalau ia mencari hormat untuk Allah maka ‘ia
benar dan tidak ada ketidakbenaran padanya’ (ay 18b). Ini tentu tidak
boleh diartikan bahwa orang itu suci atau bahwa ajarannya mutlak benar. Artinya
adalah: ia bukan penipu / penyesat / nabi palsu.
Penerapan:
·
banyak
gereja memusuhi pendeta yang populer karena jemaatnya tersedot. Ini menunjukkan
bahwa gereja-gereja itu mencari hormat untuk dirinya sendiri! Sekalipun
jemaatnya tersedot dan pindah gereja, asal jemaat itu masih ikut Yesus, itu
tidak perlu dipersoalkan!
·
banyak
gereja menjadi tidak senang kalau ada gereja baru yang muncul, karena mereka
takut jemaatnya tersedot. Tetapi kalau ada tempat ibadah agama lain yang
didirikan, atau bahkan ada rumah pelacuran / perjudian yang didirikan, mereka
tidak peduli! Ini jelas adalah orang sesat yang mencari hormat untuk dirinya
sendiri!
·
banyak
pemberita firman / guru sekolah minggu yang dalam mengajar sengaja memamerkan
kepandaiannya supaya dianggap pandai. Misalnya dengan menggunakan bahasa asing tanpa
ada gunanya. Ini mencari hormat untuk dirinya sendiri!
·
seorang
penyanyi atau chairman yang pada
waktu melayani hanya bertujuan untuk menunjukkan kehebatannya dalam menyanyi,
juga adalah orang yang mencari hormat untuk dirinya sendiri.
Ay 19-24:
1) Ay 19:
Apa hubungan ay 19 ini dengan bagian
sebelumnya?
Ada yang mengatakan: tidak ada
hubungannya, karena Yohanes tidak menuliskan semua yang Yesus katakan, tetapi
hanya mencupliki saja.
Ada juga yang menghubungkannya dengan
cara sebagai berikut: tadi dalam ay 17 Yesus berkata bahwa orang yang
ingin taat pada firman Tuhan akan tahu apakah ajaran Yesus itu dari Allah atau
bukan. Sekarang dalam ay 19 Yesus menunjukkan bahwa orang-orang Yahudi itu
memang bukan termasuk orang yang ingin taat, karena sekalipun mereka menerima
hukum Taurat dari Musa, tetapi mereka tidak ingin mentaatinya. Sebagai
bukti bahwa mereka tidak ingin taat, Yesus berkata bahwa mereka ingin
membunuhNya (ay 19b).
Tuduhan Yesus ini berhubungan dengan peristiwa
penyembuhan orang lumpuh dalam Yoh 5:1-18. Dalam Yoh 5:18 memang
dikatakan secara jelas bahwa mereka berusaha untuk membunuh Yesus.
2) Ay 20:
Mereka menolak tuduhan Yesus tadi. Ada
2 kemungkinan tentang hal ini:
a) Mereka berdusta / tak mau mengaku
bahwa mereka memang mau membunuh Yesus.
b) Yang menjawab adalah orang banyak
yang memang tidak tahu bahwa para pemimpin mereka memang berusaha membunuh
Yesus.
3) Ay 21-23:
a) Yesus mengucapkan bagian ini untuk
mengingatkan mereka akan peristiwa penyembuhan orang lumpuh dalam Yoh 5,
dimana mereka berusaha membunuh Yesus. Dengan demikian tuduhan Yesus memang
benar.
b) Yesus juga sekaligus ingin
menunjukkan betapa tidak konsekwennya serangan yang mereka lakukan kepada Yesus
karena Ia menyembuhkan orang lumpuh pada hari Sabat.
Dalam melakukan penyunatan [sunat sudah
ada sebelum Musa (Kej 17:9-10)], maka Tuhan memberikan ketetapan untuk
melakukannya pada hari ke 8 (Im 12:3), yang bisa saja jatuh pada hari Sabat.
Hal ini mereka ijinkan untuk dilakukan. Lalu mengapa mereka melarang Yesus
untuk menyembuhkan orang lumpuh pada hari Sabat?
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
·
Dengan
ini Yesus tidak bermaksud untuk meniadakan hukum hari Sabat yang ada dalam
Kel 20:8-11, yang melarang orang untuk bekerja ataupun mempekerjakan
orang. Hukum ini masih berlaku sampai jaman ini!
Penerapan:
Banyak orang kristen melanggar hukum
hari Sabat ini dengan:
*
lembur /
tetap bekerja pada hari Minggu.
*
belajar
pada hari Minggu.
*
tidak
memberi hari istirahat untuk pembantu rumah tangga / pegawai.
Ingat bahwa pelanggaran seperti ini
bukan termasuk dosa ringan, karena dalam Perjanjian Lama dosa seperti ini
diganjar dengan hukuman mati (Kel 34:14-15 Bil 15:32-26).
·
Pada hari
Sabat bukannya tidak boleh melakukan apa-apa. Ada hal-hal yang tidak dilarang
pada hari Sabat:
*
Menolong
orang / berbuat baik pada hari Sabat (Mat 12:9-13).
Penerapan:
Dokter boleh menolong / mengobati orang
pada hari Sabat, tetapi bukan dengan tujuan mencari uang.
*
Melayani
Tuhan (Mat 12:5).
Penerapan:
Hamba Tuhan / guru sekolah minggu harus
‘bekerja’ pada hari Sabat! Jadi, janganlah tidak melayani Tuhan dengan alasan
bahwa saudara membutuhkan istirahat pada hari Minggu!
4) Ay 24:
a) ‘Jangan
menghakimi menurut apa yang nampak’ (ay 24a).
NIV: Stop judging by mere appearances (= berhentilah menghakimi
semata-mata dari hal yang kelihatan).
Ada hal-hal yang sepintas lalu
kelihatan salah, padahal benar. Jangan menghakimi orang yang melakukan hal-hal
seperti ini.
b) ‘tetapi
hakimilah dengan adil’ (ay 24b).
NIV: and make a right judgment (= dan buatlah penghakiman yang benar).
NASB: but judge with righteous judgment (= tetapi hakimilah dengan
penghakiman yang benar).
Ini menunjukkan bahwa kita boleh
menghakimi (atau mungkin lebih tepat disebut ‘menilai’), asalkan kita
melakukannya dengan benar. Yesus me-larang kita menghakimi (Mat 7:1-5) kalau
kita menghakimi secara salah, misalnya:
·
motivasi
yang salah, misalnya hati yang tidak kasih.
·
cara /
saat penghakiman yang salah, misalnya menegur dengan keras pada waktu orangnya
sedang sangat susah / putus asa.
·
penghakiman
yang didasarkan atas hal-hal yang kelihatan. Karena bagi kita manusia memang
sering ada hal-hal yang tak terlihat, maka kita memang tak boleh sembarangan
menghakimi.
c) Ini merupakan ayat yang perlu
diperhatikan oleh banyak orang kristen yang dengan terlalu mudah berkata
‘Jangan menghakimi’ kepada:
·
orang
kristen yang injili, yang berkata bahwa orang yang tidak percaya kepada Yesus
pasti akan masuk ke neraka.
·
orang
kristen yang mengecam ajaran-ajaran / praktek-praktek tertentu yang memang
sesat / tidak Alkitabiah / salah, seperti Saksi Yehovah, Mormon, Liberalisme,
Toronto Blessing, Roma Katolik, dsb.
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com