Eksposisi Injil Yohanes
oleh: Pdt. Budi
Asali MDiv.
YOHANES 7:53-8:11
EXPOSISI
1) 7:53-8:1 mengatakan bahwa tiap
orang pulang ke rumahnya, tetapi Yesus pergi ke Bukit Zaitun, yang
terletak sekitar 1 mil di sebelah Timur Yerusalem. Seorang penafsir
membandingkan ini dengan Luk 9:58 dimana Yesus berkata bahwa serigala
mempunyai liang dan burung mempunyai sarang tetapi Anak Manusia tidak mempunyai
tempat untuk meletakkan kepalaNya.
2) Para tokoh agama Yahudi tidak
berhasil menangkap Yesus sehingga harus pulang dengan tangan hampa
(7:45-46,53), tetapi mereka tidak putus asa. Sekarang mereka berusaha menyerang
/ mencobai Yesus melalui perempuan yang berzinah ini (8:3-6a). Hal yang harus
ditiru dari anak-anak setan ini, adalah bahwa mereka tidak mudah putus asa
tetapi terus berusaha. Tetapi kita harus meniru itu dalam hal-hal yang baik
seperti berdoa, melayani Tuhan, berjuang melawan dosa / godaan setan, dsb.
3) 8:3-5.
a) Para tokoh agama itu mempersoalkan
perempuan yang berzinah, padahal mereka sendiri ingin membunuh Yesus (5:18 7:19). Mereka mempersoalkan dosa orang
lain yang lebih kecil tetapi mendiamkan dan bahkan memelihara dosa mereka
sendiri yang jauh lebih besar (bdk. Mat 7:1-5).
b) ‘Perempuan ini tertangkap basah
ketika ia sedang berbuat zinah’.
NASB: this woman has been caught in adultery, in the very act (= perempuan
ini telah ditangkap dalam perzinahan, dalam tindakan perzinahan itu sendiri).
R. Samuel mengatakan bahwa pada jaman
itu supaya seseorang dianggap sah berzinah maka ada peraturan sebagai berikut:
“In the case of adulterers, they (the witnesses) must
have seen them in the posture of adulterers” [= dalam kasus orang yang berzinah, mereka
(para saksi) harus telah melihat mereka di dalam sikap / gaya orang yang
berzinah).
Maksudnya, kalau saksi hanya melihat bahwa
kedua orang itu pergi bersama-sama, atau keluar dari kamar hotel berduaan, atau
sedang berpelukan / berciuman biasa tetapi tidak betul-betul melihat mereka
sedang melakukan perzinahan / hubungan sex, maka itu merupakan kesaksian yang
tidak memadai.
Anehnya, kalau memang mereka menangkap
basah perempuan ini sedang berbuat zinah, mengapa laki-lakinya tidak ditangkap?
Ini menyebabkan ada penafsir yang berpendapat bahwa perempuan ini sengaja
dijerat hanya dengan tujuan untuk bisa dijadikan alat untuk menyerang Yesus.
c) Hukuman orang yang berzinah (8:5).
·
Hukuman
mati untuk orang yang berzinah tidak harus dirajam
*
Ul 22:22
hanya mengatakan hukuman mati.
*
yang
punya tunangan - dirajam (Ul 22:23-24).
*
anak imam
- dibakar (Im 21:9).
·
‘memerintahkan
kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian’.
Padahal kalau dilihat dalam Im 20:10 dan
Ul 22:22-24 maka baik laki-lakinya maupun perempuannya harus dirajam /
dihukum mati.
·
Adam
Clarke mengatakan bahwa pada jaman itu perzinahan begitu lazim sehingga mereka
tidak menjalankan hukuman mati terhadap pezinah. Di sini mereka membawa
perempuan itu kepada Yesus hanya untuk mencobai Yesus.
4) 8:5b-6.
a) Mereka minta pendapat Yesus dalam
hal ini dengan maksud mencobai Yesus untuk bisa mempersalahkan Dia.
8:6 (NIV): to have a basis for accusing him (= supaya mempunyai dasar untuk
menuduh / menyalahkan Dia).
b) Bagaimana bisa menyalahkan Dia?
Kalau Ia tidak menghukum mati perempuan
ini, maka Ia menentang hukum Taurat. Sebaliknya kalau ia menghukum mati
perempuan ini, maka reputasiNya sebagai sahabat orang berdosa
(Mat 9:9-13 Luk 15:1-7)
akan hancur. Disamping itu, kalau Yesus menjatuhkan hukuman mati, Ia menentang
pemerintah Romawi, yang melarang orang Yahudi menjatuhkan hukuman mati (Yoh
18:31).
Pencobaan yang diberikan di sini
mempunyai persamaan dengan pencobaan yang diberikan dalam Mark 12:13-17
dimana Ia ditanyai bolehkah membayar pajak kepada kaisar atau tidak.
5) 8:6b-9.
a) Yesus
menulis di tanah (ay 6,8).
·
Agustinus
mengatakan bahwa ini menunjukkan perbedaan Hukum Taurat dan Injil, karena
Kristus tidak menulis di atas loh batu (bdk. Kel 31:18), tetapi pada manusia
yang adalah debu tanah. Saya berpendapat bahwa ini adalah penafsiran yang
terlalu dibuat-buat.
·
Calvin
mengatakan bahwa ini artinya adalah: Ia meremehkan mereka dan menganggap mereka
tidak layak didengar.
·
Ada yang
menganggap Yesus menuliskan:
*
Kel 23:1b
- jangan menjadi saksi palsu.
*
Nama-nama
para tokoh agama itu dengan dosa-dosa mereka.
*
10 hukum
Tuhan.
*
peringatan
yang ditujukan kepada para tokoh agama itu.
b) Ay
7:
·
Ay 7a:
Mereka terus menerus bertanya.
Mereka mengira Yesus tidak bisa menjawab, sehingga mereka
terus mendesak.
·
Ay 7b:
jawaban Yesus.
*
Jawaban
Yesus ini berhubungan dengan Ul 17:7 yang mengharuskan para saksi melempar
lebih dulu. Tetapi Yesus menambahkan persyaratan ‘tidak berdosa’.
*
‘tidak
berdosa’.
Ada macam-macam penafsiran tentang hal
ini.
Þ
dosa itu
= zinah.
Þ
dosa itu
= seadanya dosa.
Þ
dosa itu
bukan semua dosa, tetapi juga bukan hanya perzinahan dalam arti yang ketat,
tetapi semua dosa perzinahan termasuk yang ada dalam pikiran (bdk. Mat 5:28).
Saya condong pada pandangan kedua.
*
Ini tidak
boleh diartikan secara umum bahwa hanya orang yang suci yang boleh
menjatuhkan hukuman (mati). Ini diucapkan oleh Yesus karena Ia tahu kemunafikan
dari para tokoh agama itu.
*
Dengan
jawaban ini, maka Yesus tidak bertentangan dengan hukum Taurat, karena
sebetulnya Ia mengijinkan hukuman mati itu. Tetapi Ia juga tidak bertentangan
dengan pemerintahan Roma dan tidak kehilangan reputasiNya sebagai sahabat orang
berdosa, karena tidak seorangpun berani melaksanakan hukuman mati itu, karena
semua sadar diri mereka berdosa.
c) Ay
9:
·
Para
tokoh itu pergi satu per satu mulai dari yang tertua. Mungkin karena yang
paling tua paling menyadari akan banyaknya dosa mereka. Memang makin kita tua
makin banyak dan menumpuk dosa kita. Karena itu kalau saudara adalah orang yang
sudah tua, pikirkan: apa yang mau saudara perbuat dengan tumpukan dosa saudara
yang begitu banyak? Datanglah kepada Kristus dan terimalah Dia sebagai
Juruselamat / Penebus dosa saudara, atau saudara sendiri yang harus menanggung
hukuman karena semua dosa saudara itu, dengan masuk neraka selama-lamanya!
·
Ay 9b:
‘dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya’. Ini salah terjemahan.
Lit: in the midst (= di tengah tengah).
Ini menunjukkan bahwa yang pergi
hanyalah para tokoh agama / para penuduh, sedangkan orang banyak yang mendengar
pengajaran Yesus tetap ada di sana.
6) 8:10-11.
a) Yesus mengatakan ini bukan karena
Ia meniadakan hukuman mati atau karena Ia menganggap enteng perzinahan, tetapi
karena:
·
Ia bukan
hakim duniawi (Clarke). Bdk. Luk 12:14.
·
KedatanganNya
yang pertama bukan dengan tujuan menghakimi tetapi untuk menyelamatkan (Yoh 3:17).
b) Orang
yang diampuni harus berhenti berbuat dosa.
Larangan ini menunjukkan bahwa
sekalipun Yesus mau mengampuni, tetapi Ia sama sekali tidak meremehkan
perzinahan atau dosa apapun juga.
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com