Eksposisi Injil Yohanes
oleh: Pdt. Budi
Asali MDiv.
YOHANES 9:24-33
Ay 24:
‘Katakanlah kebenaran di hadapan Allah’. Ini salah terjemahan!
NIV/NASB/Lit: ‘Give glory
to God’ (= berikan kemuliaan kepada Allah).
Ada 2 penafsiran tentang ay 24 ini.
1) Ini adalah suatu teguran: ‘Kamu
memuliakan orang itu (Kristus), yang adalah orang berdosa / brengsek;
seharusnya kamu memuliakan Allah’.
2) Ini adalah suatu sumpah (bdk Yos
7:19).
Yos 7:19 (NIV): ‘give glory to the LORD, the God of Israel, and give him the praise’
(= berikan kemuliaan kepada TUHAN, Allah Israel, dan berikan pujian kepadaNya).
Saya setuju dengan pandangan ke 2 ini.
Ada 3 hal yang perlu
diperhatikan:
a) ‘Bersumpah untuk mengatakan
kebenaran’ dihubungkan dengan ‘memberikan kemuliaan bagi Allah’.
Calvin: “Truth
may not be less highly valued by us than the glory of God” (= kebenaran
tidak boleh kita nilai lebih rendah dari kemuliaan Allah).
Penerapan:
Apakah saudara menilai kebenaran sama
seperti saudara menilai kemuliaan Allah? Kalau ya, ingatlah bahwa tujuan
tertinggi dari hidup kita seharusnya adalah untuk kemuliaan Allah
(1Kor 10:31). Dengan demikian mencari, membela dan menyebarkan kebenaran
juga harus menjadi tujuan tertinggi dalam hidup kita. Apa yang saudara lakukan
untuk mencari, membela dan menyebarkan kebenaran?
b) Mereka mendesak orang itu untuk
berbicara di bawah sumpah, tetapi dalam ay 24b mereka ‘mengusulkan’ supaya
orang itu mengakui bahwa Yesus adalah orang berdosa / brengsek.
Desakan untuk berbicara di bawah sumpah
ini, ditambah dengan ‘usul’ mereka dalam ay 24b, secara implicit merupakan
suatu tuduhan bahwa tadi orang buta itu tidak berbicara dengan jujur, bahkan
merupakan suatu desakan untuk mengakui dustanya / ketidak-jujurannya.
c) Lucunya, pada waktu orang buta itu
mengatakan kebenaran di bawah sumpah, ia justru diusir / dikucilkan (ay 34).
Ay 25:
Ada 2 kemungkinan:
1) Orang itu tidak mau
memperdebatkan apakah Kristus itu brengsek atau tidak.
Mungkin karena ia tahu bahwa dalam
perdebatan theologis ia pasti kalah dari orang-orang Farisi. Tetapi ia tetap
berbicara tentang apa yang ia ketahui / alami, yaitu bahwa Yesus telah
menyembuhkan kebutaannya.
Catatan:
Ini berbeda dengan orang Pentakosta /
Kharismatik yang bersandar pada pengalamannya padahal tidak ada dasar Kitab
Suci. Perbedaannya adalah: dalam kasus orang buta ini, pengalamannya memang
merupakan suatu fakta; dalam kasus kebanyakan orang Kharismatik, pengalamannya
sebetulnya bukan fakta (misalnya: Toronto
Blessing dikatakan sebagai sesuatu dari Tuhan; apa yang menjamin bahwa ini
adalah fakta?).
2) Orang itu tidak bisa
menjelaskan bahwa Kristus bukanlah orang brengsek, tetapi ia tetap menyaksikan
apa yang Kristus sudah lakukan baginya.
William Barclay: “It
is the simple fact of Christian experience that many a man may not be able to
put into theologically correct language what he believes Jesus to be, but in
spite of that he can witness to what Jesus has done for his soul” (= Merupakan
suatu fakta dari pengalaman Kristen dimana banyak orang tidak bisa menguraikan
/ menjelaskan dalam bahasa theologia yang benar apa yang ia percayai tentang
Yesus, tetapi sekalipun demikian ia bisa menyaksikan apa yang Yesus lakukan
untuk jiwanya).
Barclay lalu mengatakan lagi:
“It is better to love Jesus than to love theories about
him” (= Lebih baik mengasihi Yesus dari pada mengasihi
teori-teori tentang Dia).
Yang manapun yang benar dari 2 pandangan di atas, tetap
menunjukkan bahwa sekalipun orang itu tahu sangat sedikit tentang Yesus, ia
tetap mau menyaksikan apa yang Yesus lakukan terhadap dia!
Penerapan:
·
sekalipun
saudara tahu hanya sedikit, tetapi kalau saudara adalah orang yang betul-betul
sudah diselamatkan karena iman dalam Kristus, saudara tetap harus bersaksi!
·
kalau
saudara tahu banyak tentang Yesus tetapi tidak mau bersaksi, saudara harus malu
terhadap orang buta itu!
Ay 26:
1) Orang-orang Farisi mendesak orang
buta itu dengan pertanyaan-pertanyaan yang sama (ay 15,26). Tujuannya
adalah:
a) Supaya orang buta itu akhirnya
‘mengalah’, dan mau menjawab sesuai dengan keinginan mereka.
b) Supaya orang buta itu memberikan
pernyataan yang tidak konsisten atau pernyataan yang bertentangan dengan
pernyataannya sebelumnya. Tetapi karena orang buta itu memang terus mengatakan
kebenaran, maka tidak mungkin ia lalu memberikan pernyataan yang tidak
konsisten.
Karena itu selalulah mengatakan
kebenaran baik dalam perdebatan, menjawab pertanyaan dsb.
2) Orang-orang Farisi itu begitu gigih
dalam menekan orang buta itu.
Calvin: “When
we see wicked men so delighted in performing their own base actions, we ought
to be ashamed of our slothfulness, in acting with such coolness about the
affairs of Christ” (= Pada waktu kita melihat orang-orang jahat begitu
senang / gembira dalam melakukan tindakan-tindakan mereka yang jelek / hina,
kita seharusnya malu pada kemalasan / kelambanan kita yang bertindak dengan
sikap begitu dingin terhadap urusan-urusan Kristus).
Penerapan:
Orang-orang beragama lain bersemangat,
aliran sesat seperti Saksi Yehovah juga, dan demikian pula golongan Theologia
Kemakmuran dan golongan Kharismatik yang extrim. Tetapi bagaimana dengan saudara?
Kalau saudara ada di satu gereja, maka
pikirkan: Apakah yang selama ini saudara dapatkan dari pelayanan di gereja itu
benar atau tidak, penting atau tidak? Kalau memang tidak, jangan dukung
pelayanan gereja itu. Kalau memang penting, saudara harus mendukung!
Kalaupun ada kesalahan / kekurangan dalam gereja ini, baik dalam diri
pendetanya, pelayanan pendetanya, majelisnya, jemaatnya, aktivitasnya dsb,
selama itu bukan suatu kesalahan yang fatal / dasari, itu bukan alasan untuk
tidak mendukung. Ingat 3 hal di bawah ini:
·
tidak ada
hamba Tuhan / gereja yang sempurna!
·
setan selalu
bisa memberikan kepada saudara alasan yang kuat untuk tidak mendukung pelayanan
yang benar!
·
kalau
saudara tidak mendukung pelayanan yang benar, maka yang salahlah yang akan
berkembang! bdk. Mat 12:30!
Seorang yang bernama Daniel Webster
berkata sebagai berikut:
“If religious books are not widely circulated among the
masses in this country, I do not know what is going to become of us as a
nation. If truth be not diffused, error will be; if God and His Word are not
known and received, the devil and his works will gain the ascendancy; if the evangelical
volume does not reach every hamlet, the pages of a corrupt and licentious
literature will; if the power of the Gospel is not felt throughout the length
and breadth of the land, anarchy and misrule, degradation and misery,
corruption and darkness, will reign without mitigation or end” (= kalau
buku-buku agama / rohani tidak beredar secara luas di antara rakyat dalam
negara ini, saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada kita sebagai bangsa.
Kalau kebenaran tidak disebarkan, maka kesalahanlah yang akan tersebar; kalau
Allah dan FirmanNya tidak diketahui / dikenal dan diterima, setan dan
pekerjaannya akan mendapatkan kekuasaan / pengaruh; kalau buku-buku injili
tidak mencapai setiap desa, halaman-halaman yang jahat dan literatur yang tidak
bermoral akan mencapainya; kalau kuasa Injil tidak dirasakan diseluruh lebar
dan panjang negara ini, maka anarkhi dan pemerintahan yang salah, keburukan dan
kesengsaraan, korupsi / kejahatan / kecurangan dan kegelapan, akan memerintah
tanpa pengurangan atau akhir).
Seorang yang bernama Edmund Burke
berkata:
“All that is necessary for the triumph of evil is that
good men do nothing” (= semua yang dibutuhkan supaya kejahatan menang adalah
bahwa orang-orang yang baik tidak melakukan apa-apa) - ‘Streams
in the Desert’, vol 2, June 13.
3) Sebetulnya apa yang dilakukan oleh
orang-orang Farisi ini adalah suatu kebodohan dalam debat. Dalam suatu
perdebatan, kalau saudara mem-berikan suatu pertanyaan, dan lawan debat saudara
menjawabnya dengan berputar-putar tetapi sebetulnya tidak menjawab pertanyaan
saudara, maka saudara harus mendesaknya dengan pertanyaan yang sama. Tetapi
kalau ia sudah menjawab pertanyaan saudara dan saudara mendesaknya dengan
pertanyaan yang sama, itu merupakan ketololan, dan menunjukkan kekalahan saudara!
Ay 27:
1) Orang buta itu merasa jengkel
karena pertanyaan-pertanyaan yang sama itu, sehingga ia lalu memberikan jawaban
dan sekaligus pertanyaan yang mengejek.
2) Ada 2 penafsiran tentang kata
‘juga’ dalam ay 27b ini.
a) Yesus sudah punya murid-murid,
sehingga orang buta itu bertanya: ‘Apakah kamu mau menjadi muridNya juga?’.
b) Orang buta itu sudah memutuskan
bahwa ia mau menjadi murid Yesus, dan ia bertanya apakah orang-orang Farisi itu
mau mengikuti jejaknya dan menjadi murid Yesus juga?
Melihat jawaban orang-orang Farisi
dalam ay 28 (‘Engkau murid orang itu’) mungkin sekali pandangan ke 2 ini
yang benar.
Ay 28-29:
1) ‘Tentang Dia itu kami tidak tahu
dari mana Ia datang’ (ay 29b). Ada penafsir yang beranggapan bahwa kata-kata
ini bertentangan dengan kata-kata mereka dalam Yoh 7:27. Tetapi saya
berpendapat tidak demikian, karena kata-kata mereka dalam Yoh 7:27
berhubungan dengan asal usul Yesus secara jasmani (orang tuanya, tempat
tinggalnya dsb), sedangkan kata-kata ‘dari mana Ia datang’ dalam ay 29b ini
mempersoalkan misi / pelayanan Yesus atau jabatan nabi dari Yesus. Jadi seluruh
ay 29 artinya: mereka tahu bahwa Musa mendapatkan misinya dari Tuhan, tetapi
mereka tidak tahu Yesus mendapatkan misinya dari mana.
2) Mereka mengaku sebagai murid Musa
(ay 28), tetapi mereka bisa berkata bahwa mereka tidak tahu apa-apa tentang
Yesus. Padahal dalam Yoh 5:46 Yesus berkata bahwa Musa berbicara tentang diriNya.
Ay 30-33:
1) Orang buta itu terus berpegang pada
fakta yang sudah dia alami, yaitu bahwa Yesus telah memelekkan matanya (ay 30).
2) Orang buta itu lalu menyambungnya
dengan suatu argumentasi: ‘Allah tidak mendengarkan orang-orang berdosa,
melainkan orang-orang yang saleh, dan yang melakukan kehendakNya’ (ay 31).
·
yang
dimaksud dengan ‘orang berdosa’ adalah ‘orang brengsek / jahat / bejad’.
·
‘orang
saleh’.
NIV: godly man (= orang saleh).
NASB: god-fearing (= orang yang takut kepada Allah).
KJV/RSV: a worshipper of God (= penyembah Allah).
Kata-kata orang buta dalam ay 31 ini
didukung oleh banyak ayat Kitab Suci:
¨
doa orang
jahat tidak didengar oleh Allah: Ayub 27:9 Ayub 35:12
Maz 18:42 Maz 66:18 Amsal 1:28 Amsal 28:9 Yes 1:15 Yes 59:1-2
Yer 11:11
Yer 14:12
Yeh 8:18 (doa yang nyaring sekalipun!) Mikha 3:4
Zakh 7:13.
Dalam Perjanjian Baru ada 1Pet 3:7.
¨
doa orang
benar didengar oleh Allah: Maz 34:16
Maz 145:18-19.
Dalam Perjanjian Baru ada Yak 5:16b.
Sekalipun yang berdoa adalah orang
benar, tentu tidak berarti bahwa semua doanya dikabulkan oleh Allah. Syaratnya
adalah: doanya sesuai kehendak Tuhan (1Yoh 5:14) dan permintaannya baik (Mat
7:11).
¨
Amsal
15:8,29 membicarakan kedua hal ini berbarengan.
3) Orang buta itu lalu melanjutkan
dengan ay 32-33. Ini mirip dengan kata-kata Nikodemus dalam Yoh 3:2.
4) Dari kata-kata orang buta itu dalam
ay 30-33, terlihat dengan jelas bahwa pada waktu imannya kepada Yesus / tentang
Yesus diserang, orang buta itu bukannya menjadi goyah, tetapi justru melalui
proses berpikir yang ia dapatkan dari perdebatan itu imannya justru dikuatkan!
Perhatikan kemajuan
pandangannya tentang Yesus:
·
ay 11:
‘orang yang disebut Yesus’
·
ay 17
akhir: ‘Ia adalah seorang nabi’.
·
ay 33:
‘datang dari Allah’.
·
ay 35-38:
Yesus dipercayai sebagai Mesias / Allah, yang lalu ia sembah.
Oposisi yang sering menghancurkan /
menggoncangkan orang kristen KTP, justru menguatkan orang kristen yang sejati!
Pulpit Commentary: “The
fire that burns the dross purifies the gold” (= api yang membakar sampah memurnikan
emas).
Penerapan:
Bagaimana sikap saudara pada waktu
menghadapi oposisi menunjukkan apakah saudara itu emas atau sampah!
5) Melihat orang-orang Farisi itu
terus menyerang Kristus, orang buta itu lalu membela dan memberitakan tentang
Kristus!
a) Kita tidak boleh takut / diam saja
pada waktu Injil / Firman Tuhan / Yesus diserang.
Misalnya:
·
Mengusir
orang Saksi Yehovah yang datang ke rumah saudara, karena merasa takut berdebat
dengan mereka.
·
Pada
waktu diserang lalu berkata: ‘Sudahlah, jangan geger, orang kristen harus
damai!’
Bdk. 1Pet 3:15! Tetapi ini hanya bisa
terlaksana kalau kita mau belajar / berpikir!
b) Tetapi tidak cukup kita hanya
membela ajaran yang benar (bersikap defensif). Kita juga harus memberitakan
ajaran / Injil yang benar!
6) Terhadap tokoh agama yang brengsek,
orang buta itu tidak takut dan bahkan berani ‘menguliahi’ mereka!
Penerapan:
Kalau saudara berhadapan dengan orang
yang punya pandangan / ajaran yang brengsek, jangan groggy biarpun orang itu
adalah seorang pendeta!
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com