Eksposisi Injil Yohanes
oleh: Pdt. Budi
Asali MDiv.
YOHANES 9:34-41
Ay 34:
1) Melihat bahwa orang yang tadinya
buta itu berani ‘menggurui’ mereka, orang-orang Farisi itu menjadi marah.
Mereka tidak mau diajar oleh ‘orang rendahan’. Mereka tidak peduli / tidak
mendengar / menggubris kata-kata / argumentasi dari orang buta itu; mereka
hanya melihat tingginya posisi mereka dan rendahnya posisi orang buta itu.
Calvin: “There
is not a more dangerous plague than when pride stops our ears, so that we do
not deign to hear those who warn us for our profit; and it frequently happens
that God purposely selects vile and worthless persons to instruct and warn us,
in order to subdue our pride” (= Tidak ada wabah / penyakit yang lebih
berbahaya dari pada pada waktu kesombongan menutup telinga kita, sehingga kita
tidak berkenan mendengar mereka yang memperingatkan kita demi kebaikan /
keuntungan kita, dan sering terjadi bahwa Allah secara sengaja memilih
orang-orang yang hina dan tak berharga untuk mengajar dan memperingatkan kita,
dengan tujuan untuk menundukkan kesombongan kita).
Penerapan:
Pada waktu diajar, jangan sampai
menutup telinga. Dengar dahulu, dan kalau ternyata ajaran itu salah, baru boleh
menolaknya!
2) Makian ‘lahir sama sekali dalam
dosa’ mungkin menunjuk pada fakta bahwa orang itu lahir dalam keadaan buta.
Tetapi dengan kata-kata ini secara tidak langsung mereka mengakui mujijat yang
tadinya tidak mau mereka akui (ay 18).
3) ‘Pengusiran’ di sini sama dengan
‘pengucilan’ dalam ay 22.
Ay 35-38:
1) Orang buta itu diusir / dikucilkan,
tetapi Yesus justru datang mendekati dia (ay 35). Ini saya tinjau dari 2 sudut:
a) Sikap kita pada waktu kita
dikucilkan.
Kalau kita dikucilkan oleh gereja yang
benar, dengan alasan pengucilan yang benar, maka kita harus takut dan bertobat,
karena dengan pengucilan itu kita diserahkan kepada setan (1Kor 5:5 1Tim 1:20).
Tetapi kalau kita dikucilkan secara
tidak benar oleh ‘gereja’ yang breng-sek, kita tidak perlu takut. Orang buta
itu justru mendapat keuntungan pada waktu ia dikucilkan oleh ‘gereja’ yang
brengsek.
Calvin: “If
he had been allowed to remain in the synagogue, he would have been in danger of
becoming gradually alienated from Christ, and plunged in the same destruction
with the wicked men. Christ now meets him, when he is no longer in the temple,
but wandering hither and hither; receives and embraces him, when he is cast out
by the priests” (= Jika ia terus diijinkan ada dalam sinagog, ia akan
ada dalam bahaya untuk menjadi makin lama makin jauh dari Kristus, dan tercebur
dalam kehancuran bersama-sama dengan orang-orang yang jahat. Sekarang Kristus
menemuinya, pada saat ia tidak lagi ada dalam Bait Allah, tetapi berjalan kesana
kemari, menerima dan memeluknya, ketika ia dilemparkan keluar oleh para imam).
Calvin: “But
so far are we from having any reason to dread that tyrannical judgment by which
wicked men insult the servants of Christ, that, even though no man should drive
us out, we ought of our own accord to flee from that place in which Christ does
not preside by his word and Spirit” (= Tetapi begitu jauhnya kita dari adanya
alasan untuk takut terhadap penghakiman yang bersifat lalim / sewenang-wenang
dengan mana orang-orang jahat menghina pelayan-pelayan Kristus, sehingga,
sekalipun tidak ada orang yang mengusir kita, dengan kehendak sendiri kita
harus lari dari tempat dimana Kristus tidak memimpin dengan firman dan RohNya).
Calvin: “So
there is nothing better for us than to be at a very great distance from the
enemies of the Gospel, that Christ may approach nearer to us” (= Tidak ada
yang lebih baik bagi kita dari pada berada dalam jarak yang sangat jauh dari
musuh-musuh Injil, supaya Kristus bisa mendekati kita).
Catatan:
Kata-kata Calvin untuk memisahkan diri
dari ‘gereja’ yang brengsek ini punya dukungan Kitab Suci, yaitu dalam 2Kor
6:14-17. Karena itu:
·
kalau
saudara selama ini ada di gereja brengsek yang tidak memberikan pemberitaan
Injil dan Firman Tuhan yang baik, saudara harus keluar dari gereja itu dan
mencari gereja yang baik. Jangan terus bertahan di gereja yang brengsek, hanya
karena saudara punyta banyak teman di sana!
·
kalau
saudara yang sudah ada di gereja yang benar, tetapi lalu justru pergi ke
‘gereja’ yang brengsek, maka saudara betul-betul tolol!
Chrysostom: “The
Jews cast him out of the Temple; the Lord of the Temple found him” (= Orang-orang
Yahudi mengusirnya keluar dari Bait Suci; Tuhan Bait Suci menemukannya).
William Barclay: “If any man’s Christian witness separates
him from his fellow-men, it brings him nearer to Jesus Christ” (= Jika
kesaksian kristen dari seseorang memisahkannya dari sesamanya, itu membawanya
lebih dekat kepada Yesus Kristus).
b) Sikap kita terhadap orang yang
dikucilkan.
Tuhan melarang kita bergaul dengan
orang kristen yang bejad / sesat pandangan / ajarannya (1Kor 5:9-13 2Tes 3:6,14-15 Tit 3:10 2Yoh 1:10-11). Karena itu, kalau ada seseorang dikucilkan
oleh gereja yang benar karena alasan yang bisa dipertanggungjawabkan, maka kita
harus mendukung pengucilan itu dengan tidak bergaul dengan orang itu. Kita
harus mengasihi / mengasihani dia dengan cara mendoakan dan menegur /
menginjili dia, tetapi kita tidak boleh mengasihani dia dengan cara terus
bergaul dengan dia secara diam-diam, karena kalau demikian, pengucilan gereja
itu tidak akan effektif.
Tetapi kalau ada orang kristen yang
dikucilkan oleh ‘gereja’ yang brengsek dengan alasan yang tidak bisa
dipertanggungjawabkan, kita harus meniru teladan Yesus di sini dengan justru
mendatangi dan bersekutu dengan orang itu! Jangan ikut-ikutan mengucilkan orang
kristen yang tidak layak dikucilkan, hanya karena saudara takut kepada
‘sindikat’ yang ada dalam majelis / sinode!
2) ‘Anak Manusia’ (ay 35).
·
KJV: the Son of God (= Anak Allah).
Ini diambil dari manuscript yang tidak terlalu bisa dipercaya.
·
Kata-kata
‘Anak Manusia’ menunjuk kepada Mesias (Yoh 12:34).
3) Dari pertanyaan orang buta itu
dalam ay 36, terlihat bahwa:
a) Ia tidak mempunyai pengetahuan
tetapi ia mau diajar. Ia mau diajar oleh Yesus karena ia percaya bahwa Yesus
adalah seorang nabi (ay 17b).
Penerapan:
Jadikan ini motto saudara: ‘Lebih baik
menjadi orang bodoh yang mau belajar dari pada menjadi orang pinter yang tidak
mau belajar!’
b) Ia siap untuk memberikan tanggapan
yang baik terhadap ajaran Yesus. Karena itulah Yesus mau memberikan kebenaran
kepadanya (ay 37).
Memang Yesus juga sering mengajar
kepada orang yang Ia tahu akan memberikan tanggapan yang tidak baik, tetapi
kalau Ia melakukan hal ini:
·
ajaranNya
itu akan menenggelamkan orang itu makin dalam di neraka (Luk 12:47-48).
·
tidak
berarti bahwa Ia akan terus menerus melakukan hal itu. Satu saat Ia pasti
menghentikan ajaranNya!
Tetapi kalau kita mengharapkan
kebenaran dari Dia dan kita punya sikap hati yang mau menurutiNya, maka Ia akan
terus memberikan kebenaran kepada kita!
4) Ay 38:
a) Baik kata ‘Tuhan’ dalam ay 36
maupun kata ‘Tuhan’ dalam ay 38, dalam bahasa Yunaninya adalah KURIOS. Tetapi
dalam ay 36 NIV menterjemahkan ‘Sir’
(= tuan), sedangkan dalam ay 38 NIV menterjemahkan ‘Lord’ (= Tuhan). Mengapa? Karena dalam ay 36 ia belum mengetahui
siapa Yesus sehingga tidak mungkin ia menyebut Yesus sebagai Tuhan. Sedangkan
dalam ay 38 ia sudah mengetahui hal itu sehingga menyebut Yesus sebagai ‘Tuhan’
dan bahkan menyembahNya.
b) Orang buta ini sama seperti orang
Majus; ia tidak mengerti banyak tetapi menanggapi dengan baik apa yang
dimengerti! Bagaimana dengan saudara?
c) Orang itu menyembah Yesus dan menyebutNya
Tuhan, dan Yesus menerima hal itu (bdk. Mat 14:33 28:17 Yoh
20:28).
Ingat bahwa Yesus sendiri mengajar
bahwa orang hanya boleh menyembah / berbakti kepada Allah (Mat 4:10). Karena
itulah ‘yang bukan Allah tetapi nggenah’ pasti menolak sembah.
·
Petrus
menolaknya dalam Kis 10:25-26.
·
Paulus
dan Barnabas menolaknya dalam Kis 14:18.
·
malaikat
menolaknya dalam Wah 19:10 22:8-9.
Jadi, pada waktu Yesus
menerima sembah, hanya ada 2 kemungkinan:
¨
Yesus
adalah orang brengsek seperti Herodes (Kis 12:21-23).
¨
Yesus
memang adalah Allah.
Yang mana yang saudara pilih?
5) Ay 35-38 ini menunjukkan bahwa
Yesus tidak hanya memperhatikan fisik orang buta itu saja (dengan menyembuhkannya),
tetapi Ia juga memperhatikan rohani orang buta itu.
Di sini Yesus menyembuhkan fisiknya
lebih dahulu dengan tujuan supaya Ia bisa menyebuhkannya secara rohani. Jadi
sekalipun fisiknya didahulukan, jelas bahwa rohanilah yang diutamakan.
Ay 39-41:
1) Ay 39:
a) ‘Supaya
barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat’ (ay 39b).
Ini menunjuk pada orang buta itu, yang
karena sadar akan ketidak-tahuannya dan dengan rendah hati mau belajar,
akhirnya bisa melihat Yesus sebagai Mesias / Allah.
b) ‘Dan
supaya barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta’ (ay 39c).
Ini menunjuk pada orang-orang Farisi
yang sombong, yang merasa dirinya paling pinter sehingga tidak mau diajar oleh
Kristus. Mereka dikatakan ‘menjadi buta’ artinya:
·
butanya
menjadi kelihatan (karena mereka menolak Kristus).
·
mereka
masuk ke dalam kegelapan yang lebih dalam, karena kehilangan sedikit terang
yang ada pada mereka (bdk. Yoh 12:35). Memang makin seseorang menolak
Kristus / ajaranNya, makin ia dikeraskan!
Saya lebih condong pada arti yang ke 2
ini.
c) ‘Aku
datang ke dalam dunia ini untuk menghakimi’ (ay 39a).
Apakah ini bertentangan dengan
Yoh 3:17 dan Yoh 12:47 dimana Yesus berkata bahwa Ia datang bukan
untuk menghakimi?
Jawabnya: dalam ay 39 ini kata
‘menghakimi’ artinya berbeda dengan biasanya. Ini terlihat dari ay 39 ini
dimana kata itu dihubungkan dengan iluminasi / pencerahan. Dengan demikian
ay 39 ini tidak bertentangan dengan Yoh 3:17 dan Yoh 12:47.
2) Ay 40: ‘Apakah itu berarti bahwa
kami juga buta?’.
Kata ‘juga’ ini menunjukkan bahwa
mereka menganggap bahwa semua orang lain adalah buta, tetapi mereka menanyakan
apakah mereka juga buta. Pertanyaan mereka di sini adalah pertanyaan yang
mengharapkan jawaban ‘tidak’.
NICNT: “It never occurs
to them that they can possibly be blind” (= tak pernah terpikir oleh mereka bahwa
mereka bisa buta).
3) Ay 41:
Kata-kata ‘sekiranya kamu buta, kamu
tidak berdosa’ (ay 41a) bisa diartikan 2 macam:
a) Kalau kamu memang tidak tahu
apa-apa (= buta), itu mengurangi dosamu (bdk. Luk 12:47-48). Bdk. juga dengan
Yoh 15:22.
b) Kalau kamu mengakui dirimu buta,
ada harapan kamu akan disembuhkan sehingga dosamu diampuni.
Saya lebih setuju dengan
arti ke 2 karena ini didukung oleh kontex (ay 41b).
Jadi arti ay 41 adalah: kalau kamu
mengakui kebutaanmu, maka kebutaan itu bisa disembuhkan. Tetapi karena kamu
menganggap dirimu sempurna, kamu terus ada dalam keadaan buta!
-AMIN-
email us at : gkri_exodus@lycos.com